Makanan telah tersusun rapi diatas meja akan tetapi tidak ada satupun dari dua orang itu yang menikmati makanan tersebut. Melisa hanya menundukkan kepalanya sedangkan Kevin hanya menatap bingung pada wanita itu. Hingga akhirnya kini Melisa menatap Kevin sejenak lalu berdiri dari kursinya. Ia melangkahkan kaki semakin mendekati tempat di mana Kevin duduk.
"Kevin akan hidup dengan baik dan memiliki banyak teman nantinya," gumam Melisa yang telah berdiri di samping Kevin. Ia mengelus pelan surai hitam tersebut sama halnya dengan yang selalu ia lakukan.
"Dan juga ada ayah dan ibu yang selalu bersama Kevin," sambung Kevin, dengan menatap Melisa.
Sedangkan Melisa hanya bisa tersenyum dengan sedikit terpaksa. 'Ayah? Maafkan ibu, Kevin, tapi kita tidak mungkin bisa bersama dengan orang itu. Tapi ibu janji ibu akan menjadi ibu dan ayah sekaligus hingga kamu tidak akan pernah merasa kekurangan kasih sayang,' pikirnya, dengan rasa sedih dan penyesalan yang bercampur menjadi satu.
"Ayo, habiskan makanannya," ujar Melisa mengalihkan perhatian pada piring Kevin yang tampak masih banyak makanan. Wanita itu bahkan melupakan jika makanan yang ada di piringnya bahkan belum ia sentuh sama sekali.
"Baik, ibu, tapi ibu juga harus makan," pintanya pada Melisa.
"Hah...ibu lupa bahwa piring ibu juga masih penuh hahaha," tawanya lalu berjalan kembali menuju kursinya.
Akhirnya mereka menikmati makanan dengan nyaman dengan obrolan-obrolan kecil yang menyenangkan. Saat ini Melisa benar-benar bersyukur karena bertransmigrasi ke dalam tubuh Alexa dan bisa menjadi ibu Kevin. Tidak perduli kesulitan apa yang mungkin ia hadapi untuk kedepannya, tapi gadis itu tahu bahwa setidaknya di kehidupan kali ini ia benar-benar memiliki seseorang yang ada di sisinya. Seseorang yang akan menemaninya.
Melisa, yang hidup di dunia modern, hanyalah seorang anak yatim piatu. Saat ini, ia bahkan telah lupa bagaimana sosok ayah dan juga ibunya yang meninggal saat dirinya masih kecil. Di kota yang begitu keras, ia harus berjuang sendiri tanpa seorang pun di pihaknya. Hingga akhirnya, Melisa mendedikasikan dirinya untuk mencari uang. Tapi ternyata sangat sulit untuk mengumpulkan benda itu bagi orang sepertinya yang sebatang kara. Bahkan, gadis itu tidak pernah memiliki pasangan dalam hidupnya. Padahal, terselip mimpi kecil di hatinya jika dirinya ingin memiliki keluarga kecil, tempat yang nyaman untuk pulang, dan orang-orang yang menyayanginya.
'Semangat! Melisa, kali ini kamu punya Kevin,' pikir Melisa, ia merasa seperti sedang memiliki sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang membuatnya merasa tidak sendirian lagi.
*
*
*
Saat ini, ibu dan anak itu telah berbaring di atas kasur yang empuk dan nyaman. Ruangan yang sederhana itu terasa hangat dan nyaman, dengan cahaya bulan yang masuk melalui jendela dan suara jangkrik di luar rumah. Siapa sangka, malam ternyata begitu cepat tiba.
"Kenapa Kevin tidak tidur?" tanya Melisa.
"Kevin belum mengantuk, Bu," jawab Kevin dengan mata yang masih begitu cerah.
"Hmm, mau ibu bacakan sebuah cerita?" tawarnya yang saat ini sedang tidur menyamping mengarah pada Kevin.
"Mau, Bu," jawab Kevin dengan cepat dengan mata bulat menatap Melisa. Ini adalah pertama kali dirinya akan dibacakan dongeng tentu saja Kevin tidak akan melepaskan kesempatan ini.
"Baiklah, ini adalah kisah kancil dan juga buaya...." Kevin mendengarkan Melisa dengan sangat serius, tapi tak lama kemudian, perlahan tapi pasti, matanya mulai menutup.
"Akhirnya, kancil tiba di seberang sungai..." ujar Melisa di ujung ceritanya, ia bisa mendengar nafas Kevin yang terdengar begitu tenang dan beraturan yang menandakan bahwa anak itu telah ada pada dunia mimpi. Melisa menarik selimut menutupi tubuh kecil itu, lalu mengecup singkat dahi Kevin. "Cup! Mimpi indah, sayang," gumamnya, lalu perlahan meninggalkan Kevin.
Sesampainya di luar kamar, Melisa berjalan menuju dapur lalu membuat secangkir coklat panas untuk dirinya. Wanita itu hanya berniat untuk menikmati waktu karena matanya yang belum mengantuk. Setelah selesai ia memilih untuk menikmati coklat tersebut di sebuah kursi di ruangan tamu. Rasanya benar-benar sangat sunyi dan hening. Bahkan Melisa hanya bisa mendengar suara nafasnya dan juga jangkrik.
"Ini sangat berbeda dengan kota yang begitu berisik," gumamnya, lalu menyeruput minuman itu. Ia kemudian terdiam sejenak saat menyadari satu hal penting ketika merasa kedua tangannya terasa hangat ketika menyentuh gelas tersebut. "Kenapa aku pindah ke dunia ini, tapi tidak diberikan kekuatan apapun? Banyak novel yang kubaca, jika pemeran utama akan mendapatkan keuntungan seperti ruang penyimpanan atau jangan-jangan aku juga punya," gumamnya, lalu meletakkan coklat panas itu di atas meja.
"Ruang rahasia terbuka!" gumam Melisa dengan memejamkan matanya, tapi ia masih berada dalam rumahnya. "Atau mungkin dia ada di benda keramat? Ada beberapa novel yang kubaca, jika itu bisa dari kalung, gelang, ataupun cincin," dengan cepat, Melisa memeriksa seluruh tubuhnya, tapi ia tidak mendapati apapun.
"Oh ya, benda apa yang ku lihat terakhir kali sebelum mati?" ujarnya lagi, lalu kembali mengingat kejadian pada saat ia meninggal. "Benda terakhir yang kulihat adalah...?" pikirnya.
"Map coklat yang berisi surat lamaran pekerjaan," gumamnya dengan muka masam.
"Sialan!" umpatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Kardi Kardi
BROWN MAPPPP. clingggg/Sneer/
2025-03-05
2
Iren lopis
Bukannya namanya si cewek itu seharusnya di ganti Alexa bukan Melisa..dia kan menempati tubuh Alexa bukan tubuhnya di dunia yang dulu. Otomatis namanya jadi Alexa bukan Melisa lagi?
2025-02-17
1
Fani Indriyani
Kayanya nanti kalo andrea ketemu melisa bakalan jatuh cinta deh karna sifat alexa dan melisa kan berbeda
2025-02-13
0