FLASHBACK ON
Alexa berdiri di tengah-tengah istana yang megah, namun kini telah menjadi tempat penahanannya sendiri. Ia terkurung oleh dinding-dinding yang tinggi dan dingin, tanpa harapan untuk melarikan diri. Suasana di sekitarnya menjadi semakin tegang saat ia melihat Andrea yang berjalan ke arahnya dengan langkah yang pelan dan pasti.
Mata Andrea terlihat dingin dan tajam, membuat Alexa merasa seperti terjebak dalam sebuah perangkap yang tidak bisa dihindari. Suara langkah kaki Andrea terdengar seperti dentum-dentum yang menghantui Alexa.
"Bajingan ini," umpat Alexa sambil melihat wajah Andrea dengan penuh kebencian. Andrea tidak mengatakan apapun, tapi langkah kakinya berhenti tepat di hadapan wanita itu, membuat Alexa merasa begitu terancam.
Sontak, kedua prajurit itu menundukkan kepala dengan hormat, lalu dengan satu aba-aba darinya, prajurit-prajurit tersebut mundur beberapa langkah ke belakang. Alexa menatap Andrea dengan tatapan sombongnya, tapi jauh di dalam hatinya, ia merasa takut pada pria tersebut.
"Kau pikir hanya kau saja yang membenciku, aku juga sangat membencimu. Terutama mengingat kejadian itu membuatku ingin membunuhmu!" ujar Alexa dengan nada yang dingin dan penuh kebencian.
"Kau!" Andrea memotong pembicaraan Alexa dengan suara yang tegas dan dingin tapi dengan nada yang rendah sehingga hanya Alexa saja yang dapat mendengarnya. "Kau bukanlah nona muda lagi mulai hari ini, maka usahakanlah agar kau tidak bertemu denganku lagi. Jika kita masih bertemu, aku pasti akan membunuhmu," ujarnya dengan sedikit berbisik, tapi mampu membuat tubuh Alexa bergetar karena takut. Wanita itu tahu dengan jelas bahwa setiap kata yang diucapkan oleh Andrea bukanlah omong kosong belaka.
Setelah mengatakan hal itu, Andrea berjalan pergi meninggalkan Alexa yang semakin membenci dirinya dan merasa takut akan nasibnya sendiri.
Wanita itu merasa seperti sedang berjalan di atas kawat yang tipis, dengan jurang yang dalam dan gelap di bawahnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi ia tahu bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi.
FLASHBACK END
Melisa berjalan dengan waspada di jalan yang sempit dan berliku itu, karena kali ini ia membawa uang di tangannya. Membuatnya harus terus waspada. Bukan tidak mungkin dirinya dirampok oleh orang jahat.
Akhirnya setelah berjalan cukup lama, Melisa mulai melihat rumah tabib Li di depannya. Rumah itu terletak di ujung jalan, dengan atap yang terbuat dari jerami dan dinding yang terbuat dari kayu.
"Bagaimana tabib keadaannya?" tanya Melisa saat ia memasuki rumah tabib Li bersama dengan Kevin.
"Dia baik, nyonya . Hanya membutuhkan waktu saja untuk sadar," jawab pria tua itu dengan ramah. Suaranya yang lembut dan penuh perhatian membuat Melisa merasa sedikit lega.
"Syukurlah," ujar Melisa.
"Oh ya, tabib, berapa biayanya?" tanya Melisa.
"50 perak, nyonya ," ujar pria tersebut.
Melisa menganggukkan kepalanya dan memberikan 10 koin emas kepada pria tua itu. "Ini berlebihan, nyonya," ujar pria tua tersebut
"Tidak apa-apa, aku juga ingin minta tolong padamu," ujar Melisa. "Tolong rawat dia hingga sembuh, karena aku tidak mungkin bisa merawatnya. Anggap saja itu biaya buatmu mengurusnya nanti, jika ada uang yang tersisa kau juga bisa memberikannya pada pria ini." lanjutnya dengan melihat ke arah pria yang masih menutup matanya.
Pria tua itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Baik, nyonya . Terimakasih untuk segalanya. Saya akan merawatnya hingga sembuh total," Mendengar hal itu membuat Melisa tersenyum senang.
Melisa berpikir bahwa ia telah melakukan hal yang tepat. Ia berjalan menuju pintu dan hendak berpamitan dengan pria tua itu. Hingga sebuah keranjang rotan mengalihkan pandangannya. "Oh ya, apakah aku boleh meminjam keranjang tertutup itu tabib? Aku akan mengembalikannya setelah kembali ke sini."
Pria tua itu tersenyum dan memberikan keranjang tertutup kepada Melisa. Melisa menerima keranjang itu dengan senang hati, tapi matanya menyipit saat melihat beberapa tanaman obat di dalam sana.
"Ini..." Melisa terkejut.
"Itu tanaman obat, anda telah memberikan saya banyak sekali uang, jadi mohon terimalah tanaman itu, walau masih jauh dari kata sebanding, tapi itu mungkin akan berguna untuk anda. Oh ya, di dalamnya juga ada buku yang saya buat sendiri, agar anda tidak bingung cara penggunaannya," jelas tabib Li dengan ramah.
"Ini benar-benar sangat sebanding, tabib Li. Bahkan ini lebih berarti dari yang saya berikan," ujar Melisa.
"Hahaha, anda terlalu melebihkan, nyonya . Oh ya, siapa nama anda dan juga anak tampan ini?" tanyanya.
"Aku Melisa, dan dia putraku Kevin," ujar Melisa. Ia lebih nyaman menggunakan nama aslinya daripada nama wanita jahat ini.
"Baik, nyonya Melisa, dan juga tuan Kevin," ujar pria itu.
"Hahaha, anda cukup memanggil saya dengan nama Melisa saja, dan begitu pula dengan anak saya. Lagipula, anda lebih tua daripada saya, seharusnya saya yang lebih menghormati anda, bukan sebaliknya," jelas Melisa.
"Anda benar-benar baik, nyonya ... ah... maksud saya Melisa," ujar pria itu.
"Anda juga orang baik, tabib Li," ujar Melisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Kardi Kardi
segala perbuatan akan berbalik kepada diri sendiri. amin ya ALLAH💞🙏💖
2025-03-05
2
awesome moment
berbuat baik biar ilang jahatnya
2025-02-14
1
Frando Wijaya
idiot 🙄💢....bela diri aja gk bs...apa lg senjata Dan jg kemampuan.....luar biasa idiot 🙄💢
2025-02-02
2