Saat ini, hari telah berganti malam. Suasana di dalam gubuk itu menjadi sangat sunyi dan tenang, dengan cahaya bulan yang masuk melalui jendela kecil dan menerangi ruangan. Melisa memutuskan untuk membersihkan tubuhnya yang benar-benar terasa lengket itu. Belum lagi, sepertinya ia juga harus membersihkan rumah yang terlihat sangat kumuh ini.
Ia mulai membersihkan pakaian yang sangat berantakan, lalu membersihkan dapur yang terlihat juga bagai kandang sapi itu. "Apa yang kuharapkan dari wanita gila ini?" gumam Melisa dengan kembali membersihkan gubuk tersebut.
"Akhirnya, ini sudah tampak seperti rumah," gumamnya dengan senyum yang merekah. Sekarang gubuk tersebut menjadi sangat bersih dan nyaman untuk di tinggali.
"Apa ada yang bisa dimasak?" gumamnya lagi. Lalu, matanya melihat ada beberapa ubi yang tergeletak di sana, dan dengan cepat Melisa langsung membakar ubi-ubi itu. Setelah beberapa saat, ubi-ubi itu telah matang dan siap disantap.
Melisa ingin memakan ubi tersebut, tapi ia sepertinya akan memilih untuk mandi terlebih dahulu, lalu setelahnya menikmati hidangan.
Di sisi lain, Kevin telah bangun saat mencium aroma ubi yang begitu menggugah selera makanannya. Belum lagi, ia juga belum makan selama dua hari. "Ibu?" anak itu mencari sang ibu, tapi tidak menemukannya di sana. "Apa ibu meninggalkanku?" gumamnya. Perasaan takut menyelimuti hati anak kecil itu.
"Kamu sudah bangun, sayang?" terdengar suara lembut yang ia cari, membuat Kevin langsung mengembangkan senyumnya. "Ibu."
"Ya? Kenapa, sayang?" tanya Melisa. Ia pikir bisa saja anaknya ini mengalami mimpi buruk. Saat ini, Melisa benar-benar menyayangi Kevin layaknya anak sendiri, walaupun ia juga belum pernah memiliki anak di kehidupan sebelumnya.
"Tidak ada bu." Kevin menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Hmm, baiklah jika begitu, ayo Kevin mandi dulu, lalu setelah itu makan, bagaimana?" tanya Melisa dengan suara yang lembut dan penuh kasih sayang.
"Baik, bu," jawab Kevin dengan cepat mematuhi apa yang diinginkan oleh sang ibu. Kevin tidak ingin sifat keras kepalanya justru membuatnya dibenci oleh wanita itu.
"Anak pintar, ibu akan menyiapkan baju untuk Kevin, ya..." ujar Melisa, lalu mengelus pelan surai hitam itu.
"Iya, ibu," jawab Kevin dengan semangat, ia pergi untuk membersihkan dirinya, sedangkan Melisa memilih baju yang sekiranya dapat digunakan oleh sang putra.
Melisa benar-benar tidak bisa berkata-kata apapun lagi saat melihat tidak ada satupun baju yang layak digunakan untuk Kevin. Ia merasa bahwa Alexa benar-benar tidak peduli dengan kebutuhan Kevin.
"Aku lagi-lagi dibuat kesal oleh Alexa! Bagaimana bisa tidak ada satupun baju yang layak digunakan untuk Kevin? Sedangkan aku lihat dia banyak sekali memiliki gaun-gaun yang indah. Dasar wanita gila," geramnya.
Akhirnya, setelah sekian lama, Melisa bisa mendapatkan baju yang sekiranya lebih baik dari pada yang lainnya. Setidaknya, putranya itu bisa menggunakan sesuatu yang layak.
"Ibu, Kevin sudah selesai mandi," ujar anak laki-laki itu dengan semangat, dilihat dari senyum lebar di bibirnya.
Akhirnya, Melisa membantu Kevin untuk menggunakan bajunya, lalu menyisir rambut hitam itu. Hingga sejenak Melisa terdiam, ia baru menyadari sesuatu, yakni:
"Dia benar-benar tampan," gumam gadis itu, yang masih bisa didengar oleh Kevin.
"Apa, bu?" tanya Kevin dengan sedikit malu.
"Ibu hanya merasa bahwa putra ibu ini sangat tampan," pujinya membuat Kevin memerah karena malu.
Melisa tersenyum melihat Kevin yang begitu imut dan lucu.
"Ya sudah, ayo kita makan," ajaknya, setelah melihat sang putranya yang telah sempurna di matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Ds Phone
seronok dapat anak ibu baik
2025-01-23
2
awesome moment
anak baik utk ibu yg baik
2025-02-14
0
Kardi Kardi
hmmm. alhamdulillahhh. good boyyyy
2025-03-05
1