Tiba di kota Vena

Dua minggu sebelum konser hari pertama.

Malam sebelumnya semua personil dari Seven Wonder tiba di kota Vena, mereka tengah mempersiapkan acara mini konser dan juga Meet & Great di kota tersebut. Sebuah kota yang selama ini menjadi incaran mereka dalam berlibur sekaligus mengadakan konser peringatan 5 tahun kebersamaan mereka.

“akhirnya kita benar-benar mengadakan konser dsini” ucap Giyo.

“ya dan ternyata benar-benar indah, bolehkah kita berada disini selama sebulan.? aku benar-benar ingin berlibur disini” kata Jimi

“tunggu. apakah sebelumnya kau pernah kemari.?” ucap Soni menyelidik menatap Jimi.

“tidak mungkin aku pernah kemari sebelumnya, aku hanya melihatnya dari Internet karna merasa penasaran, kenapa gadis itu sangat ingin kemari” jawab Jimi.

"semalam aku berjalan-jalan di sekitar sini, dan ternyata benar-benar Indah." lanjutnya sambil memejamkan mata, membayangkan semalam.

"kau berjalan sendiri.? Tidak mungkin, kau adalah manusia yang tidak mungkin berjalan jalan sendiri saat tengah malam." ucap Hyungga.

"siapa bilang aq jalan jalan sendiri, aku bersama kak Yuan." jawab Jimi.

“heiy bagaimana kau bisa keluar dengan Yuan, bukannya dia baru datang tengah malam, pesawatnya delaiy karna cuaca di Satur yang buruk.” tanya Giyo.

“tidak, kak Yuan tiba dihotel jam 9 malam. Aku tidak bisa tidur saat itu, akhirnya aku memutuskan berjalan-jalan di taman, dan melihatnya duduk bersantai di taman sendiri." ucap Jimi menjelaskan.

"Kalian beneran tidak ada yang tau kak Yuan datang.?” tanya Jimi beringsut kembali kepada ke 6 saudaranya itu.

“tidak.” jawab mereka bersamaan dan hanya Gelengan kepala dari Giyo dan Hyungga.

“kalian benar-benar keterlaluan, semarah itukah kalian dengan Yuan, sampai kalian mengacuhkan dia.? dan kau kak, apakah perhatianmu memang sudah tidak ada padanya.?” tanya Jimi pada Jeano.

“siapa bilang aku sudah tidak perduli padanya, aku hanya sedikit tidak terlalu banyak bicara dengannya. Memangnya aku salah jika aku sebentar saja tidak berbicara padanya.?” jawab Jeano.

“ini sudah seminggu kau tidak bicara dengannya.?” timpal Soni.

"siapa bilang. aku masih berkomunikasi dengannya" jawab Jeano, "hanya lewat pesan teks sih." lanjutnya pelan, tapi masih terdengar oleh yang lain.

“sudahlah jangan berdebat soal wanita itu lagi, terserah dia mau bagaimana, kita sudah berulang kali bicara padanya perihal masalah yang sama. tapi sepertinya dia tidak pernah memikirkan kebaikan kita.” ucap Hyungga dengan nada sinis.

“Hyungga,, kau tidakk boleh berkata seperti itu tentang Yuan, dia memiliki pemikiran sendiri tentang hal itu. Setidaknya biarkan dia memikirkan dulu. Ini bukan hal sepele yang bisa di putuskan dalam waktu singkat.” ucap Jonath.

Sebagai leader dari grup ini, Jonath memiliki pemikiran yang realistis, dan terkadang hal itu yang membuat adik-adiknya selalu mengeluh. Ian yang sedari tadi hanya memperhatikan kakaknya berdebat kini mulai buka mulut.

“kak Yuan pernah bilang padaku, bersama kita saja dia memiliki beban tersendiri, apalagi jika dia sampai melakukan hal itu dengan bantuan kita, mungkin akan lebih banyak lagi orang yang menghujatnya."

"Menyembunyikan kebersamaannya dengan kita saja kadang dia kalang kabut dan sudah hampir membuatnya stress." lanjut Ian.

“kalau memang stress, kenapa dia tidak pergi saja d…” belum sempat Hyungga melanjutkan kalimatnya Jeano & Jonath menggenggam pundak Hyungga, menghentikannya secara bersamaan.

“hanya karna dia membuka kebenaran tentang Mitha, bukan berarti kamu membencinya sperti itu, bagaimanapun juga dia sudah menyelamatkanmu dari Mitha” ucap Jonath.

“di saat aku sangat mencintai Mitha, kemudian dia bisa bertindak seperti itu.?” geram Hyungga.

"apakah dia iri atau Cemburu.??" lanjutnya.

“KAU,,, apa kau menunggu di sakiti dan di tipu gadis itu, baru kau akan tersadar.. “ ucap Giyo mencengkeram kerah baju Hyungga, kemudian berlalu meninggalkan mereka.

“sudahlah, bagaimana pun juga Yuan sudah menyelamatkanmu dari wanita Gila itu.” ucap Jimi sambil menepuk bahu Hyungga, kemudian berjalan mengikuti Giyo.

“ayo kita sarapan.” kata Jimi kemudian sambil berlalu keluar dari kamar itu.

“sudah ayolah, jangan terlalu lama ngambek seperti anak kecil.” kata Soni sambil mendorong Hyungga keluar kamar, di susul dengan Jeano dan Jonathan.

Di meja makan.

Yuan dan dua orang manager mereka sudah duduk manis menunggu ke Tujuh pemuda ini datang.

“kalian ini seperti gadis saja, lama sekali” ucap manager Bram, Manager utama mereka.

“mereka sedang berdebat …” belum sempat Ian melanjutkan kalimatnya, sikut Hyungga menghantam lengan Ian.

“Berdebat apa kalian pagi-pagi begini.?” kata manager Mino, wakil manager Bram.

“sudahlah, kita makan saja.” kata Jeano menghentikan pertanyaan-pertanyaan lain sebelum semakin panjang.

“Kak,, semalam kau sampai jam berapa.? kenapa tidak menghubungi kami untuk menjemputmu.?” pertanyaan Soni mencairkan suasana di meja makan. Sambil menunggu bi Murni dan pelayan mengambil menu yang belum siap di meja.

“flight berikutnya setelah kalian.” jawab Yuan.

“bukannya flight berikutnya sudah tidak ada kursi VIP kosong,? kita sudah cek berulangkali kan.” ucap Ian, bertanya kepada Jeano.

“manager Mino meminta bantuan temannya yang Pilot untuk mencarikan penerbangan berikutnya ke Vena. Ternyata ada bangku VVIP yang kosong. Penumpangnya melakukan penundaan di hari itu, jadi di berikan kepadaku.” jelas Yuan.

Yang di sebut hanya mengangkat alis, pamer kesombongan.

“dan kalian tau siapa Pilotnya..” tanya Yuan dengan memasang muka misterius, membuat mereka menjadi penasaran.

Tidak ada yang menjawab, hanya melancarkan tatapan penasaran kepada Yuan.

“sudah Yuan, hentikan..” kata manager Mino gelagapan. “jangan bergosip di pagi hari.” lanjutnya dengan muka berubah merah menahan malu.

“sudah-sudah ayo makan, nanti keburu dingin. Siang ini kalian harus cek sound, jangan ada yang terlambat.” kata manager Bram mengalihkan pembicaraan, sekaligus menyelamatkan partnernya dari serangan bullying mereka semua.

“manager Bram, bolehkah siang ini aku minta ijin keluar sebentar.?” kata Yuan.

“kau mau kemana.? Kau juga harus ikut cek sound kan.” kata manager Bram.

“Kai ada di kota ini. Nanti malam dia akan flight kembali ke Beji, jadi aku akan menemuinya sebentar.” jelasnya.

"oiya, kenapa dia tidak memberi tahu kami.?" tanya Soni.

"entahlah, mungkin dia tidak mau kau mengganggunya." jawan Yuan dengan bercanda.

"apakah dia datang bersama Alen.? " taya Jeano.

"tidak, di hanya bersama managetnya. Dia kemari karna ada pemotretan." jawab Yuan.

“baiklah. Kau boleh pergi, tapi segera kembali sebelum malam" kata manager Bram.

"perlukah aku menemanimu.?” kata manager Mino.

“tidak, tidak.! tidak perlu, aku bisa sendiri. Aku memesan taxi saja. Anda bantu menager Bram dan yang lainnya saja.” jawab Yuan.

“baiklah, hati-hati. Sampaikan salamku pada Kai.” pesan manager Bram.

Yuan hanya mengangguk dan mulai memasukan makanan dalam mulutnya.

Satu Jam kemudian Taxi yang di pesan manager Mino untuk Yuan telah sampai dan menunggu di depan Vila.

Episodes
1 Epilog. Saat Konser Berlangsung.
2 Tiba di kota Vena
3 Mengingat awal Pertemuan.
4 Bertemu Kai
5 Mendengar Rencana Jahat
6 Tragedi Saat Konser hari Pertama.
7 Operasi yang Menegangkan
8 Kesadaran Yuan
9 Kedatangan Alen, Kai dan Meri
10 Perntayaan Dokter
11 Keluar Rumah Sakit
12 Kembali Pulang
13 Protektifnya seorang Jeano
14 Bukti Bukti
15 Kehebohan Meri saat sarapan.
16 Kemarahan Jeano
17 Kesaksian ambigu
18 Pernyataan yang mengejutkan Semua orang.
19 Acara Pesta
20 Berkenalan dengan para Member
21 Perjalanan Menuju Bintang
22 Single Pertama
23 Ide yang ditolak
24 Tuntutan hingga Akhir Tahun
25 Pilihan Naskah
26 Berita di pagi Hari
27 Nasihat Jeano.
28 Hadiah Super Mewah
29 Pengajuan Pengunduran diri
30 Kembali Bekerja di cafe milik kak Rio
31 Saat bersama teman teman yang dulu.
32 Undangan
33 Di kenal Seorang Pemuda
34 Makan Malam berdua
35 Menjadi incaran laki laki Aneh
36 Berdebat dengan Keamanan
37 Mulut usil Meri
38 Kecemasan para Member
39 Larangan untuk Meri & Yuan
40 Berat Badan
41 Perkara Makan
42 Perkenalan Mitha
43 Kekhawatiran akan Rahasia
44 Terpaksa Menerima
45 Menginap di asrama
46 Berdebat dengan Mitha
47 Pertengkaran
48 Tangisan yang Pecah
49 Pengajuan Cuti
50 Draft
51 Menghilang
52 Menyembunyikan Diri
53 Kembali ke Agensi
54 Belanja
55 Bertemu Laki laki itu lagi.
56 Introgasi
57 Bertemu Dia Lagi
58 Ke Kantor kak Rio
59 Mengungkapkan Perasaan
60 Datang ke Cafe
61 Minum Bersama
62 Mencurahkan isi Hati
63 Saling meluapkan Perasaan.
64 Merasa Bersalah
65 Sadar
66 Tindakan Gila
67 Vidio Jebakan
68 Lelaki Menyebalkan
69 Kencan
70 Dessert
71 Curhat
72 Menemani Yuan
73 Terkejut
74 Hoodie
75 Cerita Alen
76 Pacar + Tunangan
77 Pernyataan Mengejutkan.
78 Pernyataan Megejutkan
79 Makanan Tradisional
80 Cerita hari Ini.
81 Pingsan
82 Sadar
83 Hampir Ketahuan
84 Emosi Alen
85 Tawaran mendadak.
86 Audisi
87 Permata yang Tersembunyi
88 Rahasia Alen dan Jeano.
89 terhalang di pintu masuk
90 Rencana Giyo
91 Keributan kecil
92 Jebakan Jeano
93 Rayuan Mitha.
94 Bertanya kepada Hyungga
95 Menyetujui permintaan Mitha
96 'kau juga terlibat'
97 Perasaan yang Kacau
98 Perasaan yang harus Dipendam
99 Kerinduan yang Meledak.
100 Gadis yang Kusuka.
101 Menyatakan Perasaan
102 Penghargaan
103 Kembali ke Siena
104 Obrolan Ringan
105 Pesta Perayaan
106 Aku saja tidak cukup.?
107 Mengunjungi mama Meri
108 Pulang ke Rumah.
109 Dukungan Jimi & Ian
110 Memaksa Dekat
111 Keraguan diantara Keduanya
112 Perbincangan dengan Rio
113 Bercerita kepada Meri
114 Ajakan Kencan
115 Tidak Sengaja Bertemu
116 Draft
117 Hadiah Jeano
118 Tanda Merah
119 Tiga Gaun untuk Yuan
120 Diperkenalkan kepada Keluarga
121 Mengatur perasaan
122 Bercerita kepada Alen.
123 Bicara dengan Jenao
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Epilog. Saat Konser Berlangsung.
2
Tiba di kota Vena
3
Mengingat awal Pertemuan.
4
Bertemu Kai
5
Mendengar Rencana Jahat
6
Tragedi Saat Konser hari Pertama.
7
Operasi yang Menegangkan
8
Kesadaran Yuan
9
Kedatangan Alen, Kai dan Meri
10
Perntayaan Dokter
11
Keluar Rumah Sakit
12
Kembali Pulang
13
Protektifnya seorang Jeano
14
Bukti Bukti
15
Kehebohan Meri saat sarapan.
16
Kemarahan Jeano
17
Kesaksian ambigu
18
Pernyataan yang mengejutkan Semua orang.
19
Acara Pesta
20
Berkenalan dengan para Member
21
Perjalanan Menuju Bintang
22
Single Pertama
23
Ide yang ditolak
24
Tuntutan hingga Akhir Tahun
25
Pilihan Naskah
26
Berita di pagi Hari
27
Nasihat Jeano.
28
Hadiah Super Mewah
29
Pengajuan Pengunduran diri
30
Kembali Bekerja di cafe milik kak Rio
31
Saat bersama teman teman yang dulu.
32
Undangan
33
Di kenal Seorang Pemuda
34
Makan Malam berdua
35
Menjadi incaran laki laki Aneh
36
Berdebat dengan Keamanan
37
Mulut usil Meri
38
Kecemasan para Member
39
Larangan untuk Meri & Yuan
40
Berat Badan
41
Perkara Makan
42
Perkenalan Mitha
43
Kekhawatiran akan Rahasia
44
Terpaksa Menerima
45
Menginap di asrama
46
Berdebat dengan Mitha
47
Pertengkaran
48
Tangisan yang Pecah
49
Pengajuan Cuti
50
Draft
51
Menghilang
52
Menyembunyikan Diri
53
Kembali ke Agensi
54
Belanja
55
Bertemu Laki laki itu lagi.
56
Introgasi
57
Bertemu Dia Lagi
58
Ke Kantor kak Rio
59
Mengungkapkan Perasaan
60
Datang ke Cafe
61
Minum Bersama
62
Mencurahkan isi Hati
63
Saling meluapkan Perasaan.
64
Merasa Bersalah
65
Sadar
66
Tindakan Gila
67
Vidio Jebakan
68
Lelaki Menyebalkan
69
Kencan
70
Dessert
71
Curhat
72
Menemani Yuan
73
Terkejut
74
Hoodie
75
Cerita Alen
76
Pacar + Tunangan
77
Pernyataan Mengejutkan.
78
Pernyataan Megejutkan
79
Makanan Tradisional
80
Cerita hari Ini.
81
Pingsan
82
Sadar
83
Hampir Ketahuan
84
Emosi Alen
85
Tawaran mendadak.
86
Audisi
87
Permata yang Tersembunyi
88
Rahasia Alen dan Jeano.
89
terhalang di pintu masuk
90
Rencana Giyo
91
Keributan kecil
92
Jebakan Jeano
93
Rayuan Mitha.
94
Bertanya kepada Hyungga
95
Menyetujui permintaan Mitha
96
'kau juga terlibat'
97
Perasaan yang Kacau
98
Perasaan yang harus Dipendam
99
Kerinduan yang Meledak.
100
Gadis yang Kusuka.
101
Menyatakan Perasaan
102
Penghargaan
103
Kembali ke Siena
104
Obrolan Ringan
105
Pesta Perayaan
106
Aku saja tidak cukup.?
107
Mengunjungi mama Meri
108
Pulang ke Rumah.
109
Dukungan Jimi & Ian
110
Memaksa Dekat
111
Keraguan diantara Keduanya
112
Perbincangan dengan Rio
113
Bercerita kepada Meri
114
Ajakan Kencan
115
Tidak Sengaja Bertemu
116
Draft
117
Hadiah Jeano
118
Tanda Merah
119
Tiga Gaun untuk Yuan
120
Diperkenalkan kepada Keluarga
121
Mengatur perasaan
122
Bercerita kepada Alen.
123
Bicara dengan Jenao

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!