bab 2

"Apa Bagas tau, kamu pulang hari ini ra?" seru Fatma saat baru saja turun.

Aisyah menoleh sekilas, lalu menatap kearah rumah megah tersebut, "Nggak Fat, berhubung Bagas gak nerima panggilanku ya...sekalian aja deh buat surprise buat dia," balasnya tersenyum.

Dari dalam, seorang pria tua yang bertugas sebagai sopir rumah tampak mengernyit saat mendengar suara dua orang wanita luar. Pak Santo beranjak keluar dengan langkah tergesa sembari menggeser pintu gerbang tersebut.

Dan betapa terkejutnya dia, saat mendapati seorang wanita cantik berbalut jilbab coklat muda, terlihat tengah menatapnya dengan raut wajah antusias.

"Mba..mbak..Aisyah. ini benar mbak Aisyah?" ujar pak Santo, setelah berhasil meyakinkan dirinya bahwa yang dia lihat adalah nona mudanya, yang sudah 3 tahun lamanya tidak terlihat oleh mata tua itu.

"Pak Santo apa kabar?" jawabnya, "Oh ya pak, apa mas Bagas jam segini sudah pulang ya?" Ara melihat arloji yang melingkar dipergelangan tanganya.

Dibalik wajah bahagianya, pria tua itu tampak menunduk sendu, seolah apa yang baru saja dia rasakan berharap hanya mimpi semata.

"Pak Santo sehat?" lirihnya.

"Ah iya iya non, sehat..pak Bagas baru saja tiba 10menit yang lalu. Ya sudah, non masuk saja kedalam!" jawabnya, "ini kopernya biar bapak yang bawa saja!"

"Terimakasih pak," balas Fatma saat koper sahabatnya diambil alih oleh pria tua tersebut.

Langkah demi langkah Ara pijak dengan menyungging senyum cerah, rasa didadanya sudah tidak sabar ingin berkumpul kembali dengan keluarga kecil tercinta, dan menghabiskannya dengan cerita-cerita indah yang sudah menumpuk dijiwa dosen cantik itu.

Jarak antara gerbang dan rumah memang agak berjarak, sehingga orang yang sedang asik bercengkrama diruang tengah tidak dapat mendengar deru langkah kebahagiaan wanita cantik tersebut.

"Hai sayang, ini mamah buatkan puding kesukaanmu..!" seru Melati saat berjalan mendekat, sembari membawa dua mangkuk puding.

Rendra menoleh begitupun Bagas sang ayah, "Yee...asik, makasih mah!" balasnya dengan wajah antusias saat menerima mangkuk tersebut.

Melati beralih menatap suaminya, "Mas..ini makan ya, aku tadi buat banyak!" perintahnya.

Bagas hanya mengangguk, "Makasih sayang!" jawabnya dengan tersenyum.

Melihat bagaimana sibuknya Melati setiap hari yang mengurus putranya, rupanya mampu menumbuhkan benih-benih cinta yang sempat terhalang 1 tahun lamanya.

Mendengar suara bel bersahutan diluar, membuat Melati berinisiatif untuk mebukanya. Karena kunci rumah tersebut terkunci dari dalam, jadi Aisyah tidak dapat langsung masuk begitu saja.

Pintu terbuka dari dalam, dan betapa terkejutnya saat Aisyah melihat wanita yang tidak asing lagi baginya tengah keluar dari rumah suaminya dengan wajah yang tampak pucat pasi.

Deghh...

Dunia Melati seakan berhenti berputar melihat dosen cantik itu tegang berdiri didepanya secara langsung, dengan beberapa pertanyaan yang terbalut dari kedua netranya.

"Melati..kau ada didalam? Sedang apa?" kata Aisyah dengan wajah tampak shock tidak habis pikir.

Sementara Fatma, dia hanya menatap bingung dengan pemandangan yang barusan dia lihat saat ini.

'Apa yang terjadi?' batin Fatma dengan sesekali menoleh kearah sahabatnya.

Semantara Bagas, dia yang tengah mendengar suara dari luar, kemudian beranjak sembari menuntun putranya keluar.

"Sayang...siapa yang datang?" suara Bagas menggema, sehingga membuat ketiga wanita yang berada diluar tampak tertegun, tak kira dengan istri pertamanya Aisyah.

"Mamah..." seru Rendra saat lari dari dalam dan langsung memeluk tubuh Melati.

Deghhh..

Bagas spontan menghentikan langkahnya diambang pintu, saat melihat Aisyah sudah berada di depan pandanganya.

Aisyah spontan mundur satu langkah, sembari membekap mulutnya dengan kedua tangan yang bergetar hebat. Ada apa ini, siapa yang dipanggil sayang oleh suaminya barusan. Kenapa putranya sendiri memanggil mamah terhadap perempuan lain.

Apa yang keluar dari pikiran Aisyah bukan pertanyaan semata, melainkan pernyataan yang baru saja anggota tubuhnya terima.

"Sayang..siapa yang kamu panggil sayang mas.. Coba jelaskan?" lirih Aisyah yang dengan suara bergetar menahan tangis.

Tatapanya beralih kepada sang putra yang tengah bersembunyi dibelakang tubuh Melati, "Sayang..Rendra..ini bunda sayang. Bunda kangen banget sama Rendra! Sayang, ayo sini...!" lanjut Aisyah yang air matanya sudah berjatuhan dipipi.

Rendra meringsut ketakutan karena merasa asing terhadap ibunya sendiri. Bagaimana putranya sendiri tidak mengenali dirinya. Pertanyaan itu memenuhi kepala dosen cantik itu, padahal hampir setiap hari dia menelfon sang putra melalaui panggilan video call.

Tidak dapat Ara pungkiri, sudah 2 tahun lalu setiap dia ingin menelfon putranya, selalu ada alasan bagi Bagas untuk menjauhkan dirinya dari sang putra.

Dan semua pertanyaan-pertanyaan itu, ternyata mendapat jawaban yang begitu mengejutkan bagi jiwanya saat ini.

"Stop..lepaskan mbak! Kau bisa menyakiti putraku!" bentak Melati yang merasa tidak terima saat lengan Rendra ditarik oleh Aisyah.

Aisyah mendongak, lalu menatap keduanya secara bergantian, "Jadi..kalian sudah menikah mas? Ini jawaban 2 tahun atas perubahan sikapmu!" Aisyah mendekat kearah Bagas yang sejak tadi hanya terdiam, karena termamat terkejut dengan apa yang dia lihat.

"Kamu tega mas..aku berjuang untuk keluarga kita, dan pada saat itu kamu sendiri yang mendukungku. Tapi.." Aisyah menjeda suaranya karena teramat sakit yang dia rasakan, sehingga tidak sanggup lagi meneruskan kata-katanya.

Melihat itu, Fatma sontak mengusap bahu sang sahabat, karena tubuh Aisyah terngah bergetar hebat.

Aisyah beralih menatap Melati, melanjutkan ucapanya, tidak peduli airmata yang sudah berjatuhan membasahi hijabnya, "Dia anaku..darah dagingku! Kenapa aku tidak berhak menyentuhnya!" ujarnya penuh penekanan.

"Dia benar putramu mbak. Kamu juga yang melahirkannya. Tapi, aku yang sudah merawatnya sejak dia kecil. Aku yang selalu menemani hari-hari Rendra! Jadi stop bersikap seolah mbak yang mempunyai hak penuh atas Narendra!!" balas Melati dengan wajah tidak terimanya.

Ditengah tangisanya, Aisyah mencoba tersenyum kecut meratapi nasib malangnya sendiri, "Aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku Melati. Aku tidak menyangka dengan cara itu, kamu gunakan untuk merebut suami serta putraku!! Kau tidak lebih murah daripada wanita diluaran sana!" tandas nya dengan suara menggema.

Mendengar itu, Melati menunduk sembari mengelus kepala Narendra, "Rendra sayang..kamu masuk dulu ya sayang. Mamah sama papah mau bicara masalah orang dewasa," lirihnya.

Rendra hanya mengangguk, lalu segera melanggang masuk kedalam dengan sedikit berlari.

Tatapan Melari beralih pada Aisyah, seakan tidak rela jika pertahanannya selama ini musnah dalam sekejab, "Sudah stop mbak..! Aku memang menyukai mas Bagas sejak dulu, tapi aku tidak ada berniat menghancurkan rumah tanggamu. Aku hanya kasian pada Rendra yang setiap hari sendirian tanpa sosok ibu yang seharusnya menemani tumbuh kembangnya."

Aisyah mendekat kembali kearah Bagas.

"Kau jahat mas..jahat sekali.." lirih Aisyah di sela isakan tangisanya sembari menjambak kemeja Bagas yang hanya terdiam dengan tatapan sendu.

"Aku berjuang lamanya disana, berharap saat aku datang, kau menyambutku dengan putra kita. Tapi apa, nyatanya kau malah menyiram air garam pada lukaku yang menganga," teriak Aisyah yang merasa frustasi dengan hidupnya.

Melihat itu, Fatma langsung menarik tubuh sahabatnya kebelakang. "Sudah..kita pulang saja. Kau terlalu berharga untuk dua manusia yang berhati iblis seperti mereka!" ujar Fatma sembari mantap satu persatu dua orang didepanya.

Aisyah yang sudah merasa sakit, hanya mengangguk mengikuti ajakan sang sahabat untuk pergi dari rumah mewah itu.

'Aisyah...tunggu...!! Tolong maafkan aku!' suara Bagas hanya mampu menggema ditenggorokan saja seolah berucap dia tidak sanggup.

Melihat wajah kecewa suaminya, Melati langsung melenggang masuk kedalam dengan perasaan yang sudah bercampur aduk.

Aisyah berjalan dengan bantuan sang sahabat, sembari satu tanganya menarik koper. Dunianya benar-benar hancur dalam sekejab.

"Menangislah..keluarkan semua air matamu. Setelah itu bangkit! Putramu lebih penting, daripada kesedihanmu," ujar Fatma sembari merengkuh tubuh sahabatnya saat sudah masuk kedalam mobil.

Suasana di dalam mobil yang semula ceria berubah menajadi hening, yang hanya terdengar suara tangisan pilu dari mulut dosen cantik tersebut.

"Salah apa aku Fat! Suamiku dengan terang-terangan menciptakan surga kedua untuku. Bahkan putraku sendiri tidak mengenaliku!" gumam Aisyah di sela isakan tangisnya.

Drett..drett...

(Mamah)

Fatma menoleh, saat mendengar ponsel Aisyah bergetar dengan panggilan masuk yang tertera nomor mamahnya.

"Hallo tante.. Ini Fatma. Ah iya, ini Aisyah barusan aku jemput tadi dari bandara." Fatma menoleh sekilas pada Aisyah yang masih terdiam dengan isakan tangisnya, "Ah iya baik tante.. Nanti Fatma langsung antar kerumah saja. Ada yang ingin Fatma bicarakan! Baik tante..."

Sambungan terputus, Fatma mengembalikan lagi ponsel Aisyah didalam genggamannya. Dia melajukan kembali mobilnya menuju rumah orangtua Aisyah.

** **

Bu Dewi yang baru saja keluar dari dalam kamar, tampak mengernyit saat melihat putranya terduduk lemas disofa ruang tengah sembari menunduk.

Parubaya itu mendekat, dengan mengambil posisi susuk menyerong kearah putranya.

"Ada apa Bagas? Apa perusahaan ada masalah? Kenapa pulang-pulang kau lemas begini?" ucap sang ibu dengan wajah antusias.

Bagas meraup wajahnya secara kasar, lalu bangkit, "Aisyah sudah pulang bu. Apa yang harus aku lakukan sekarang?" jawabnya tanpa menatap kearah bu Dewi.

Sementara bu Dewi, dia yang mendengar kabar kepulangan menantunya secara tiba-tiba, sontak bangkit dengan wajah terkejut. Detik kemudian dia menghadang langkah putranya, "Kenapa kamu bingung..biarkan saja, toh kamu sudah menikah dengan Melati."

Terpopuler

Comments

Inooy

Inooy

diiih ni ibu2 tak tak diri anak udh punya istri d suruh nikah lg,,skarang giliran sang menantu pulang k tanah air dengan tanpa dosa nya ngatain klo Bagas udh punya istri lg..enteng bgt tuh mulut bicara buuu? pengen tak bejek2 😤

2025-02-18

1

oh bisu dia ini, makanya gak bisa ngomong.. oh dasar buaya darat

2025-01-05

0

Medeia

Medeia

ini nih, mertuanya sama kek mertua gue /Sob/

2025-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!