Miss Truth

Miss Truth

1. TRAUMA

"Tidak, Om. Tolong, jangan pukul Ziva. Ziva mohon, Ziva mohon jangan pukul Ziva," seorang gadis kecil berpipi tembam yang bertubuh gendut dan cebol, sedang terduduk takut di atas tanah berlumpur.

"Baik. Om gak akan pukul. Tapi sebagai gantinya, kamu harus memuaskan om," dengus laki-laki itu dengan nafas gilanya. Tatapannya semakin liar menatap gadis kecil itu.

Lelaki itu meraba paha gadis itu. Gadis kecil itu sangat ketakutan. Ia juga sangat membenci jika dirinya disentuh oleh laki-laki. Gadis kecil itu menggigit telinga lelaki itu. Lelaki itu bangkit dari tindihannya dan berteriak kesakitan. Gadis kecil itu sempat lepas dari jangkauan lelaki itu.

Namun, secepat kilat lelaki itu kembali bangkit dan memukul pipi gadis itu hingga terjatuh. Lelaki gila itu menggendong si gadis kecil dengan kasar.

Sang gadis sangat ketakutan. Karena lelaki itu memperlakukannya secara kasar. Lelaki itu memukul wajah dan memukul hidungnya hingga mengeluarkan darah. Si gadis kecil hampir saja kehilangan kesadarannya. Tetapi, ia sangat tidak ingin dirinya harus bersama lelaki gila yang sedang mengendongnya hingga ia sangat sesak nafas.

Si gadis kecil hanya bisa menangis. Menangis sekencang mungkin dalam keadaan mulut yang dibekap. Sebisa mungkin ia berusaha untuk memberontak, namun lelaki gila itu terlalu nafsu sampai-sampai ia tidak bisa melepaskan gadis kecil yang baru berumur 8 tahun.

"Sabar ya, Ziva. Kamu sudah tidah sabar untuk memuaskan om ya? Sebentar lagi kita akan melakukannya. Sssht, jangat takut. Ziva gak mau om pukul kan? Karena itu, Ziva harus memuaskan om!" tawa lelaki itu dengan tatapan lapar. Air liurnya bahkan terkena dahi gadis kecil itu.

Gadis kecil itu berusaha untuk memberontak sekuat tenaganya. Gadis itu tidak ingin pasrah, namun dirinya sudah sangat lemah karena ia di peluk seerat mungkin oleh lelaki gila itu. Ia berdoa sesering mungkin. Ia sudah tidak memiliki cara lain lagi selain berdoa. Dan akhirnya kesadarannya mulai menipis. Dalam keadaan menangis, ia kehilangan kesadaran.

"Hei! Mau kau bawa kemana anakku?" teriak seseorang dari kejauhan.

Gadis kecil itu juga mendengar teriakan yang membuatnya kembali tersadar.

"A-abi! T-tolong, Z-Ziva!" gadis kecil itu berusaha untuk memanggil ayahnya, dengan tersenggat-senggat.

"Sialan!" maki lelaki itu.

Lelaki itu meletakkan sang gadis di atas tanah dan lari terbirit-birit. Gadis kecil itu pun menangis dengan ketakutan sambil memeluk bahunya. Ia sudah sangat lemah. Dan akhirnya ia kehilangan kesadaran dalam pelukan ayahnya.

...***...

Triiiiiiiiing.....

Terdengar bunyi alarm yang sudah berbunyi tepat pada waktunya. Di sebuah kamar ber-cat putih dan ranjang untuk dua orang.

Tampak seorang gadis remaja tengah mengucek matanya. Gadis itu berperawakan tenang. Lehernya terlihat berlemak sehingga membuat wajahnya terlihat berbentuk bulat. Gadis remaja itu mematikan alarm handphonenya. Di gulungnya rambutnya secara asal. Dan mulai bangkit ke kamar mandi.

Gadis remaja itu melaksanakan solat subuh. Kemudian memakai baju sekolah putih abu-abunya.

"Ziva! Sarapan dulu, Nak. Harus banyak makan biar gak lemas," terdengar suara seorang perempuan dari luar kamar.

"Ya, Mi. Ziva lagi pakai baju," jawab gadis itu. Ternyata namanya adalah Ziva.

Ibunya menatap wajah anak gadisnya.

Ia menatap ibunya yang memanggilnya tadi dengan senyum yang menghilangkan kekhawatiran yang terlukis di benak ibu dan ayahnya. Ibunya itu juga memandangnya.

Dan ternyata ada ayahnya yang telah siap siaga memakai pakaian rapi untuk mengantar anaknya di hari pertamanya masuk MAN. Sekolah islam dengan tingkat SMA.

Ziva lekas memakan sarapannya.

Disalaminya ibu dan ayahnya sebelum berangkat. Dan ia diantar oleh ayahnya ke sekolah dengan menaiki motor.

...***...

Langkah Ziva mulai melambat ketika ia melangkahkan kakinya ke depan gerbang sekolah itu. Sesekali ia kembali menoleh kebelakang menatap ayahnya yang masih standby di tempat parkiran dan memberikan semangat padanya.

Ayahnya menganggukkan kepalanya dan memberikan semangat dan senyuman padanya. Melihat senyum itu, Ziva kembali menyunggingkan senyumannya. Ia mulai melangkah kembali. Dilaluinya lorong demi lorong, tangga demi tangga, hingga ia menemukan sebuah kelas dengan papan penanda yang bertuliskan x ipa-1.

Dengan langkah segan, ia memasuki kelasnya. Tampak di kelas itu masih sedikit sunyi. Hanya ada beberapa orang yang ada di kelas. Ziva mencari tempat duduk di paling belakang. Ia sungguh tidak mau duduk di depan.

Namun, ada seorang gadis remaja yang tampaknya sangat ceria, mengajaknya untuk duduk bersama. Awalnya Ziva menolak karena gadis itu duduk di barisan paling depan. Ia sangat takut. Entah apa yang di takutkannya.

Namun, hati nuraninya tidak sanggup untuk menolak orang lain, akhirnya ia duduk bersama dengan gadis itu.

Dengan senyumannya yang indah, lesung pipi yang tak pernah hilang dari pipinya, ia memperkenalkan dirinya pada Ziva.

"Hai, nama aku, Safana Nur Rizki. Panggil aja Ana. Kalau nama kamu siapa?" tanya Safana dengan sangat ceria.

"Ha-hai, nama aku Ziva. Alzivana Asyatul Hasanah. Boleh panggil apa aja," ucapnya.

"Waw, panjangnya. Alzivana Asyatul Hasanah. Hm, gimana kalau aku panggil Ziva?" ucapnya.

"Bo-boleh," ucapnya gagu.

"Kok gugup sih? Santai aja sama Ana," ucapnya sembari memperlihatkan lesung pipi cantiknya lagi.

Safana menggenggam tangan Ziva hangat. Ia sungguh takut. Tangannya bergetar-getar ketika melangkahkan kakinya ke sekolah ini.

Ziva menderita gangguan mental yang bernama PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder. Akibat percobaan pelecehan seksual yang hendak dilakukan salah satu tetangga di kampungnya dulu ketika ia masih berumur delapan tahun.

Walau sudah berjalan selama 8 tahun, namun traumanya itu masih belum hilang. Ini adalah kali pertamanya untuk belajar di sekolah biasa. Karena semenjak bencana itu terjadi, Ziva menjadi sangat trauma dengan laki-laki.

Namun, semenjak kejadian itu, Ziva menjadi pribadi yang sangat tertutup. Ia sangat susah untuk mengungkapkan perasaannya pada orang lain. Bahkan kepada kedua orang tuanya sendiri.

Tapi, 2 tahun lalu, abinya mengundurkan diri dari tentara, dan memilih untuk menemaninya belajar di rumah. Ayah mengajarinya seni bela diri, agar ia bsa membela diri jika saja takdir mempertemukannya kembali dengan orang jahat.

Namun, pengunduran diri ayah justru malah melemahkan ekonomi mereka. Walau kedua kakak Ziva yang telah menikah juga membantu, tetap tidak mencukupi kebutuhan sekolah Ziva yang sungguh tidak murah. Ia sadar bahwa pengeluaran kedua orangtuanya semakin menambah. Apalagi ketika ia homeschooling membuat biaya semakin tidak terkendali.

Sering kali ia menangkap basah ibunya menangis sendiri di kamarnya. Ia merasa kasian dengan ibunya, ia berusaha untuk memberanikan dirinya. Dan 2 minggu lalu, pada saat dimulainya pembelajaran baru, di usiannya ke 16 tahun, ia meminta pada ibu dan ayahnya untuk sekolah biasa. Ia tahu ibu dan ayahnya tidak akan mampu untuk menyekolahkannya di pesantren, karena itu ia mencoba untuk testing masuk ke sekolah islam. Karena di sekolah islam, pergaulannya tidak terlalu bebas. Ada batasan antara laki-laki dan perempuan.

Dan beruntungnya, Ziva lulus tes beasiswa, ia masuk ke dalam kelas unggulan. Kedua orangtuanya juga tidak rela melepasnya, namun ini merupakan sebuah perkembangan yang bagus. Melihat kondisi keuangan orangtuanya membuatnya berusaha untuk berubah. Ziva juga tidak menyangka bahwa ia berani melakukan hal ini. Karena ia tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya keluar rumah semenjak kejadian itu.

Kecuali ketika mereka pergi kembali ke kota dan meninggalkan kampung yang penuh orang jahat itu.

Tak lama kemudian, beberapa perempuan yang seumuran dengannya memasuki kelas. Sungguh anggun salah satu gadis diantara gadis-gadis lain itu. Wajahnya yang menatap semua orang dengan dingin membuat dirinya terlihat arogan namun anggun.

Gadis itu menatap pada Ziva dan Safana. Tatapannya pada mereka berdua sungguh berbeda. Tidak sama seperti tatapannya pada beberapa orang perempuan yang masuk secara bersamaan dengannya.

"Boleh aku duduk di belakang kalian?" tanya gadis anggun itu.

"Oh, boleh banget. Silahkan duduk," ucap Safana sembari menyunggingkan senyum.

Mata gadis anggun ini kini bermain pada wajah Ziva yang gagu. "Si-silahkan," ucapnya.

"Terima kasih," ucap gadis anggun itu.

Safana dan Ziva masih memperhatikan gadis anggun itu sambil menghadap ke belakang.

Nama aku Lissa. "Nama kalian siapa?" tanya gadis anggun itu. Ternyata namanya pun seanggun tinggahnya.

"Ana, Safana Nur Rizki. Panggil aja Ana," ucap Safana.

"Halo, nama aku, Ziva." Ucap Ziva Kembali gagu menatap tatapan tanpa emosi dari Lissa.

Tiba-tiba mereka mendengar suara bel untuk segera turun menuju bawah. Mungkin sesi mos akan segera dimulai. Mereka bertiga lekas bergerak untuk turun. Namun, saat di depan pintu keluar, siku Ziva tidak sengaja menyikut seorang lelaki. Tangannya kembali bergetar. Lissa menatap perubahannya yang terjadi tiba-tiba.

"Woyy! Jalan pake mata dong!" teriak lelaki itu pada Ziva. Membuat Ziva sangat ketakutan. Ia bahkan hampir menangis saat itu.

"Hey! Minta maaf sekarang juga!" suruh Lissa pada lelaki itu.

Langkah lelaki itu tiba-tiba terhenti. Lissa masih menatapi lelaki itu yang menatapinya dengan tajam, "Kalau aku gak mau? Apa yang terjadi?”

"Kamu mau tahu apa yang terjadi?" tanya Lissa dengan memberikan tatapan yang sangat mengancam.

"Cih! Maaf. Puas kalian?" ucap lelaki itu kemudian membanting tasnya ke atas meja yang masih kosong dan pergi keluar kelas.

Sepertinya mereka berdua itu memiliki dendam kesumat yang dibawa mati.

...***...

Terpopuler

Comments

Sigeh Lestariningsih

Sigeh Lestariningsih

cerita awal bagus.. semoga ke sananya makin bagus.. semangat.. 💪💪💪

2021-01-15

2

Poetry Blue

Poetry Blue

bab 1 udah oke. semoga bab berikutnya tambah menarik

2021-01-08

3

Dedeck AZza

Dedeck AZza

mulai baca

2020-10-06

2

lihat semua
Episodes
1 1. TRAUMA
2 2. TAKTIK RANGTUO ( PART1 )
3 3. TAKTIK RANGTUO ( PART2 )
4 4. PELAJARAN HIDUP ( PART1 )
5 5. PELAJARAN HIDUP ( PART2 )
6 6. PELAJARAN HIDUP ( PART3 )
7 7. TEGAR
8 8. KETIKA AKSARA TAK MENGUNGKAP
9 9. SECOND MEET
10 10. HENTINYA BADAI ES ( PART1 )
11 11. HENTINYA BADAI ES ( PART2 )
12 12. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR (PART1 )
13 13. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR ( PART2 )
14 14. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR ( PART3 )
15 15. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR ( PART4 )
16 16. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR ( PART5 )
17 17. CEMBURU
18 18. PULANG ( PART1 )
19 19. PULANG ( PART2 )
20 20. PULANG ( PART3 )
21 21. ANDA BUKAN SEORANG DOKTER!
22 22. HILANG
23 23. TENTANG DIA YANG TAK TERLACAK
24 24. JANGAN DATANG CINTA! ( PART1 )
25 25. JANGAN DATANG CINTA! ( PART2 )
26 26. SECRET, I`M COMING!
27 27. RAHASIA PILAR LOBAK ( PART1 )
28 28. RAHASIA PILAR LOBAK ( PART2 )
29 29. PERTEMUAN DENGAN AGIANGLE ( PART1 )
30 30. PERTEMUAN DENGAN AGIANGLE ( PART2 )
31 31. APAKAH ZIVA AKAN TETAP BERSAMAKU?
32 32. LARI
33 33. BENARKAH?
34 34. TOPENG? ( PART1 )
35 35. TOPENG ( PART2 )
36 36. JANGAN PERGI! ( PART1 )
37 37. JANGAN PERGI ( PART2 )
38 38. HARI PINDAH SEKOLAH
39 39. SULTHAN! ( PART1 )
40 40. SULTHAN! ( PART2 )
41 pengumuman!
42 41. APA ARTI PERASAAN INI?
43 42. MEREKA SALING SUKA?
44 43. IYA, INI ZIVA
45 44. TERNYATA HANYA SALAH PAHAM
46 45. BENARKAH SUDAH SELESAI?
47 46. BIANGLALA MANIS
48 47. APA AKU JATUH CINTA?
49 48. MALU! ( PART1 )
50 49. MALU! ( PART2 )
51 50. POHON?
52 51. CARA LAIN.
53 52. SEMUA SELESAI
54 53. BUKU DIARY SULTHAN
55 54. PULANG
56 55. BERHASIL
57 56. SAYANG
58 57. REZA
59 58. BAHAGIA ITU SEDERHANA
60 59. TAK APA GAGAL SEKALI
61 60. AKU JAHAT!
62 61. KISAH HIDUPNYA YANG MENYEDIHKAN
63 62. PERNIKAHAN NAJWA, AKANKAH JADI PETAKA?
Episodes

Updated 63 Episodes

1
1. TRAUMA
2
2. TAKTIK RANGTUO ( PART1 )
3
3. TAKTIK RANGTUO ( PART2 )
4
4. PELAJARAN HIDUP ( PART1 )
5
5. PELAJARAN HIDUP ( PART2 )
6
6. PELAJARAN HIDUP ( PART3 )
7
7. TEGAR
8
8. KETIKA AKSARA TAK MENGUNGKAP
9
9. SECOND MEET
10
10. HENTINYA BADAI ES ( PART1 )
11
11. HENTINYA BADAI ES ( PART2 )
12
12. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR (PART1 )
13
13. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR ( PART2 )
14
14. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR ( PART3 )
15
15. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR ( PART4 )
16
16. KETIKA BADAI MELANDA, TAK SEDIKIT HATI YANG GUSAR ( PART5 )
17
17. CEMBURU
18
18. PULANG ( PART1 )
19
19. PULANG ( PART2 )
20
20. PULANG ( PART3 )
21
21. ANDA BUKAN SEORANG DOKTER!
22
22. HILANG
23
23. TENTANG DIA YANG TAK TERLACAK
24
24. JANGAN DATANG CINTA! ( PART1 )
25
25. JANGAN DATANG CINTA! ( PART2 )
26
26. SECRET, I`M COMING!
27
27. RAHASIA PILAR LOBAK ( PART1 )
28
28. RAHASIA PILAR LOBAK ( PART2 )
29
29. PERTEMUAN DENGAN AGIANGLE ( PART1 )
30
30. PERTEMUAN DENGAN AGIANGLE ( PART2 )
31
31. APAKAH ZIVA AKAN TETAP BERSAMAKU?
32
32. LARI
33
33. BENARKAH?
34
34. TOPENG? ( PART1 )
35
35. TOPENG ( PART2 )
36
36. JANGAN PERGI! ( PART1 )
37
37. JANGAN PERGI ( PART2 )
38
38. HARI PINDAH SEKOLAH
39
39. SULTHAN! ( PART1 )
40
40. SULTHAN! ( PART2 )
41
pengumuman!
42
41. APA ARTI PERASAAN INI?
43
42. MEREKA SALING SUKA?
44
43. IYA, INI ZIVA
45
44. TERNYATA HANYA SALAH PAHAM
46
45. BENARKAH SUDAH SELESAI?
47
46. BIANGLALA MANIS
48
47. APA AKU JATUH CINTA?
49
48. MALU! ( PART1 )
50
49. MALU! ( PART2 )
51
50. POHON?
52
51. CARA LAIN.
53
52. SEMUA SELESAI
54
53. BUKU DIARY SULTHAN
55
54. PULANG
56
55. BERHASIL
57
56. SAYANG
58
57. REZA
59
58. BAHAGIA ITU SEDERHANA
60
59. TAK APA GAGAL SEKALI
61
60. AKU JAHAT!
62
61. KISAH HIDUPNYA YANG MENYEDIHKAN
63
62. PERNIKAHAN NAJWA, AKANKAH JADI PETAKA?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!