EKSEKUSI II

Hampir di sekujur tubuh Daisy terdapat tanda bercak merah, bekas percintaan nya dengan beberapa pria stiap hari nya.

"J-jangan mendekat," ucap Daisy beringsut mundur ketakutan.

"A-aku tidak kenal sama kamu, dan aku tidak punya masalah apapun sama kamu," ucap Daisy semakin memundurkan tubuhnya.

Erika hanya tersenyum menyeringai saat mendengar perkataan Daisy.

"Kamu memang tidak mempunyai masalah dengan saya gadis manis," ucap Erika menjambak rambut Daisy.

"Aaakkkkkkkhhhhhh!"

"L-lepas," ucap Daisy.

Erika semakin menarik rambut Daisy, sampai membuat kepala Daisy mendongak ke atas.

Erika menatap tajam wajah ketakutan Daisy, putri kedua Tuan Cutis ini masih berusia enam belas tahun, umur nya masih sangat muda, tapi urusan ranjang Daisy adalah jago nya, bahkan Daisy seringkali bermain bersama ayah sendiri, saling memuaskan dan menyalurkan nafsu mereka.

Ayah dan anak sama-sama gila, sangat tidak layak untuk di biarkan hidup, karena akan mencemari dunia🤧

Dengan sekali sentakan Erika melempar tubuh Daisy.

BRAKKKKK

"AAAKKKKKKKHHHHHH!"

Tubuh telanjang Daisy sampai membentur tembok.

"PEREMPUAN SIALAN BERHATI!!!!!"

Teriak Tuan Cutis terlihat frustasi.

"Sabar, setelah ini giliran mu," ucap Erika terus miring.

Erika berjalan mendekat ke arah Daisy yang sedang tergeletak dengan darah yang terus keluar dari kepala nya.

"Kamu siap gadis manis," ucap Erika memutar-mutar belatinya.

Daisy hanya diam, kepalanya berdengung dan terasa ingin pecah, kepala Daisy bocor menghantam tembok tadi.

"Kita mulai iya cantik," ucap Erika tersenyum miring.

SRETTTTT

"AAAKKKKKKKHHHHHH!!"

Daisy menjerit keras saat belati milik Erika menggores leher cukup dalam.

Darah segar mulai keluar dari leher Daisy, membuat Erika tersenyum puas.

JLEP

JLEP

"AAAAAKKKHHHHHHHHHHH!!!"

Lagi!

Daisy kembali menjerit saat Erika dengan santi nya menusuk ke dua Boba telanjang nya.

"Perempuan hina seperti kamu tidak pantas menghirup udara di dunia ini," ucap Erika geram.

TAK

TAK

TAK

TAK

"AAAAAAAKKKKKHHHHHHHHH!!!!!"

Erika kembali menggila, motong kedua kaki dan kedua tangan Daisy.

BRUK

"Hey wanita tua itu, milik putri kedua mu, ambillah," ucap Erika melempar potongan kaki Daisy.

"TIDAKKKKKKK!!!!!!!!!!!"

"AAAAAKKKHHHHHHHHHHHH!!!!!"

Nyonya Cutis kembali histeris melihat keadaan Daisy yang sudah buntung.

Badan Nyonya Cutis semaki bergetar, melihat potong-potong kaki dan tangan milik Daisy.

"DASAR IBLIS!!!!!"

"PEMBUNUH!!!!!"

"KEMBALI KAN PUTRI KU!!!!!!"

"AAAAAKKKHHHHHHHHHHHH!!!!!"

"KEMBALI KAN PUTRI KU!!!!!!!"

"HIKS... HIKS...HIKS...HIKS...."

DUK

DUK

"PUTRI KU, HUHUHUUUUUUU"

"AAAAKKKKKK!!!"

Erika hanya tersenyum miring melihat Nyonya Cutis yang seperti nya jiwa nya sudah mulia terguncang.

DUK

DUK

"DAISYYYYYY!!!!"

"CLAUDIA!!!!!"

"HAHAHAHAHAHAHAAAA"

"HIKS...HIKS...HIKS...."

"HAHAHAHAHAHAHAAAA"

DUK

DUK

Nyonya membentur-benturkan kepala nya sendiri, berteriak histeris dan menangis meraung-raung.

SRETTTTT

SRETTTTT

Erika membelah perut Daisy dan membuka nya lebar-lebar.

Erika kembali mengobrak-abrik isi perut Daisy dan mengeluarkan semua Organ dalam nya, sampai perut Daisy kosong.

"BERHENTI!!!!!!"

"AKU BILANG BERHENTI SIALAN!!!!"

Teriak Tuan Cutis untuk kesekian kalinya.

Tuan Cutis rasa nya sudah tidak sanggup menyaksikan ke-dua putri nya tewas dan di siksa dengan keji di depan mata nya"AKU

"KU BILANG BERHENTI WANITA SIALAN!!!!"

BRUK

"Berisik." ucap Erika dingin.

Erika melempar jantung Daisy pada Tuan Cutis yang sedang berteriak seperti orang gila.

"Itu jantung putri mu, ambillah," ucap Erika tersenyum miring.

Mata Tuan Cutis bergetar, melihat Organ dalam putri nya yang baru saja Erika lempar berada tepat di pangkuan nya.

Sudah Cukup! Tuan Cutis sudah tidak kuat lagi.

JLEP

"AAAAKKKHHHHHHH"

"Setelah ini giliran kamu penghianat," ucap Erika melempar belati nya.

"Sudah jam berapa sekarang?" tanya Erika melirik anak buah nya.

"Jam dua Nyonya," jawab salah satu anak buah Erika.

"Aku harus menyelesaikan ini dengan cepat dan kembali ke kediaman sebelum Lea dan Leo bangun," batin Erika.

"Kamu beruntung gadis manis, karena ini sudah sangat larut, saya akan membuat mu bertemu dengan dewa Yama lebih cepat," ucap Erika dingin.

"Eh, ternyata sudah mati," ucap Erika santai.

Bagiamana cerita nya gak mati kalau jantung nya sudah kau tarik keluar🥱

"Bentar biar adil aku juga akan mengambil mata kamu," ucap Erika mencongkel mata Daisy.

Ke-dua anak buah Erika rasa nya sudah tidak kuat lagi melihat kekejaman Erika.

"Aku bersumpah tidak akan pernah menyinggung Nyonya," batin Mereka meremas tangan nya kuat.

TAK

TAK

TAK

"Nah kan kalau begini adil," ucap Erika memotong-motong tubuh Daisy.

Erika melirik ke arah Nyonya Cutis yang masih menangis memeluk kaki dan tangan Daisy yang tadi Erika lempar.

DUK

"Itu kepala putri mu, aku tidak berminat untuk membelah nya," ucap Erika melempar kepala Daisy.

"Aaakakkkkhhhh"

Kedua anak buah Erika berteriak saat kelapa Daisy menggelinding di bawah kaki mereka.

"Berikan kepala itu pada wanita tua itu," ucap Erika dingin.

Erika memang sengaja melempar kepala Daisy kearah berlawanan dengan tempat Nyonya Cutis berada.

Erika ingin melihat sekuat apa mental kedua anak buah nya itu.

"Berikan sekarang!" ucap Erika penuh penakan.

"B-baik Nyonya," jawab anak buah Erika.

Dengan maa terpejam erat dan kaki gemeteran salah satu dari mereka, menendang kepala Daisy ke arah Nyonya Cutis.

DUK

"AAAAKKKHHHHHHHH"

"DAISYYYYYY!!"

"PUTRI KU DAISYYYYYY!!"

Nyonya Cutis kembali berteriak histeris melihat kelapa Daisy.

Kepala Daisy memang masih utuh, Erika hanya mengambil dua bola mata nya saja.

"HIKS...HIKS...HIKS...."

"AAAAAKKKHHHHHHH!!!"

"HAHAHAHAHAHAHAAAA"

Nyonya Cutis menangi, berteriak dan tertawa sambil menggendong potongan tangan Daisy

"Lumayan," batin Erika melirik Nyonya Cutis.

Erika berjalan ke arah Tuan Cutis yang masih diam dengan tatapan kosongnya, mungkin pria Pengkhianat masih shock dengan apa yang terjadi hari ini.

STETTTT

"AAAKKKKKKKHHHHHH!"

JLEP

JLEP

JLEP

"AAAAAKKKHHHHHHH"

Erika menarik belati yang ada menancap di perut Tuan Cutis dan kembali menusuk nya berkali-kali.

JLEP

"AAAAKKKHHHHHHHH"

"Erika mengeratkan gigi nya saat ingatan tentang Pengkhianat yang di lakukan oleh orang kepercayaan nya dan juga kejahatan yang sudah di perbuat oleh Tuan Cutis pada Felisha dan keluarga nya.

SRETTTT

SRETTTTT

JLEP

Erika Mengoyak perut Tuan Cutis dengan Aura membunuh yang begitu kental.

"B-berhenti aku mohon," ucap Tuan Cutis lemah.

Kondisi perut Tuan Cutis menganga lebar, bahkan semua organ dalam Tuan Cutis terlihat jelas, degupan jantung nya juga bisa Erika dengan mata telanjang nya dan Erika suka melihat indah pemandangan itu.

Cih

Erika berdecih sinis dan kembali mengoyak perut Tuan Cutis.

SRETTTT

KREKK

"Manusia menjijikan seperti Anda tidak pantas menghirup udara di sini," ucap Erika membuka belahan perut Tuan Cutis.

PLAK

PLAK

"Tidak ada yang menyuruh mu untuk menutup mata mu bodoh," ucap Erika menampar pipi Tuan Cutis.

"A-apa salah saya?" tanya Taun Cutis tersendat.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***