"Dan perintah kan pasukan B untuk mencari keberadaan Duches, bawa dia dalam keadaan hidup ataupun sudah tidak bernyawa!" titah Duke Oliver penuh perintah.
"Berani nya dia kabur dari kastil ku, kalau memang dia sudah bosan hidup, maka dengan senang hati aku akan mengabulkan keinginan nya," ucap Duke Oliver mengepal kan tangan nya.
Hey Om hati-hati kalau ngomong, nanti kemakan omongan nya sendiri, Author gak tanggung jawab loh😜
Lengah dikit Anda yang akan terbunuh oleh pesona bos mafia yang saat ini menempati raga Felisha Agatha.😎
"Di mengerti Duke," jawab Nathan tegas dan sopan.
Sebagai Duke, tentu saja sang jendral perang merasa harga dirinya di injak-injak, karena Felisha berani kabur, dengan masih menyandang status sebagai Duches Maximus.
"Maaf Duke, untuk apa anda mencari keberadaan Duches Felisha? Bukan kah hubungan Anda dan Duches ti-"
BRAK
Duke Oliver menggebrak meja kerja nya dengan keras, membuat Nathan dan Zion terlonjak kaget.
Aura ruang kerja Duke Oliver tiba-tiba menjadi dingin dan mencekam.
"Tutup mulut mu Zion, sebelum aku merobek nya!" ucap Duke Oliver dingin.
"Tapi-"
Nathan menginjak kaki Zion, melotot kan mata nya, menyuruh Zion untuk tidak membuka suara dan semakin menyulut emosi sang jendral.
"Diam bodoh," bisik Nathan geram.
"Apa salah ku," batin Zion.
"Maaf Duke," ucap Zion menunduk kan kepala nya.
"Lagian apa salah nya aku menanyakan hal seperti itu?" gumam Zion tidak merasa dirinya tidak salah.
"Lagian untuk apa juga Duke Oliver memerintahkan pasukan B untuk mencari keberadaan Duches Felisha, kalau ujung-ujungnya akan di abaikan dan di perlakukan buruk oleh orang-orang yang ada di duchy, biarkan saja Duches Felisha mencari kebagian nya di luar," gumam Zion merasa kasihan.
Dan sial nya gumaman Zion terdengar jelas di telinga Duke Oliver dan juga Nathan, terlebih di indra pendengaran Duke Oliver yang begitu tajam.
Seperti nya tangan kanan Duke Oliver itu benar-benar mancari mati.
"Dasar bodoh! Apa diri nya sudah bosan hidup," batin Nathan mengumpat.
Nathan sangat kesal dengan kebodohan teman seperjuangan nya itu, tidak jarang Nathan mendapatkan getah nya dari kebodohan Zion.
Wajah Duke Oliver sudah tidak enak di lihat, sang jendral mengepalkan tangan nya dengan rahang mengeras, aura membunuh menguar di dalam ruangan kerja sang jendral, membuat Zion dan Nathan tersedak.
Uhuk
SRING
"ZION!!!"
Teriak Duke Oliver dengan urat-urat leher yang menonjol, manarik pedang di pinggang nya.
Glek
"M-maaf Duke, jangan bunuh saya Duke!" teriak Zion melarikan diri.
Zion secepat kilat berlari ngacir keluar dari ruang kerja Duke Oliver, meninggalkan Nathan sendirian.
Zion tidak mau terkena amukan sang jendral, karena Zion masih ingin hidup, dirinya masih ingin menikahi kekasihnya yang entah kapan datang nya.
Oh jomblo toh😭
"D-duke, saya permisi keluar dulu," ucap Nathan berkeringat dingin.
Nathan sudah tidak kuat berada di satu ruangan dengan sang Jendral, yang saat ini sedang mengeluarkan aura membunuh nya, belum lagi pedang legendaris yang sudah membunuh ratusan ribu nyawa itu saat ini ada di tangan Duke Oliver.
Nathan tidak mau menjadi salah satu orang yang bersilaturahmi dengan pedang kematian milik sang jendral.
Dalam hati, Nathan mengumpati Zion yang sudah berani memancing kemarahan Duke Oliver, dan dengan kurang ajar nya Zion malah melarikan diri.
Ingatkan Nathan untuk menjual Kenzo dan menukar nya dengan anak ayam.
"Pergi!" Ucap Duke Oliver dingin.
"Saya permisi Duke," ucap Nathan sopan.
Tanpa di perintah dua kali, Nathan langsung berbalik pergi berjalan kearah pintu, untuk keluar dari ruang kerja Duke Oliver yang sangat menyesakkan.
Duke Oliver menghela nafas nya kasar, menyender kan kepalanya di sandaran kursi kerja nya.
Kedua tangan kanan tidak ada yang waras, selalu saja membuat diri nya naik darah, Andai saja kinerja mereka tidak kompeten dan bisa di andalkan, sudah sedari lama Duke Oliver mencincang tubuh Nathan dan Zion.
"Hades!"
Sosok bertubuh besar tiba-tiba muncul di depan Duke Olive, bersujud dengan hormat.
"Saya siap menjalankan semua perintah Anda lord," ucap Hades tegas.
"Apa perempuan itu masih hidup?" tanya Duke Oliver datar.
"Maaf Lord, beberapa hari ini saya sudah tidak merasakan Aura Duches Felisha," jawab Hades menunduk kan kepalanya.
"Jadi maksud kamu perempuan itu sudah meninggal?" tanya Duke Oliver dingin.
"Mohon maafkan hamba Lord," ucap Hades bersujud di depan Duke Oliver.
Sosok tinggi menyeramkan itu tidak berani menjawab pertanyaan Duke Oliver, karena Hades sendiri tidak yakin akan hal itu, tapi satu yang pasti Aura Duches Felisha tidak bisa Hades rasakan beberapa belakang ini.
"Pergi!" ucap Duke Oliver mengibaskan tangannya.
"Kematian! Itulah kehidupan yang nyata," ucap Hades.
Seketika makhluk hitam tinggi dan menyeramkan itu hilang dari hadapan Duke Oliver.
Duke Oliver memejamkan mata nya, mencoba berpikir apa yang di maksud dengan perkataan Hades tadi.
"Kematian! Itulah kehidupan yang nyata!"
Duke Oliver menghembuskan nafas nya kasar, otak pintar nya tiba-tiba tidak bisa berpikir, yang biasa nya selalu bisa memecah kah semua masalah, tapi kali ini otak tidak berguna, Duke Oliver belum bisa memahami apa yang di katakan Hades tadi.
"Sial"
Umpat Duke Olivera.
Hubungan pernikahan dirinya dengan Felisha memang tidak seperti hubungan suami istri pada umumnya.
Bahkan Duke Oliver dan Felisha pisah kamar dan pisah ranjang, dan hanya satu kali berhubungan suami istri, itupun karena Duke Oliver dalam pengaruh obat perangsang yang di berikan oleh salah satu putri bangsawan yang terobsesi ingin memiliki diri nya.
Dan dari kejadian itulah tanpa Duke Oliver sadari, benih nya tumbuh di rahim Duches Felisha.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Di sisi lain Erika masih berada di ruang dimensi nya, menatap takjub semua yang ada di dalam ruang dimensi itu, segala sesuatu yang ada di dunia modern semua nya lengkap ada di ruang dimensi.
Tumpukan emas dan berlian bahkan sampai menggunung, berkilauan.
"Mahkluk kecil apa benar ini milik ku?" tanya Erika masih tidak percaya.
"Benar tuan rumah, Anda adalah pemilik ruang dimensi ini dan semua yang ada di sini adalah milik anda," jawab makhluk kecil penjaga ruang dimensi.
"Apa aku bisa mengambil beberap?" tanya Erika melihat-lihat koleksi senjata api yang tertata rapi.
Si bos mafia itu berdecak kagum melihat deretan senjata api, sisi gelap nya keluar, darah nya mendidih, ingin kembali merasakan seperti waktu Erika menjadi bos mafia.
"Anda bebas mengambil sesuka hati Anda Tuan rumah, bahkan Anda bisa mengambil semua nya, karena nanti barang yang anda Ambil akan kembali ada, tidak akan pernah habis," ucap si makhluk kecil bagai angin segar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
R@3f@d lov3😘
ntar kalo udah buciiin😒 lihat ja gak bakalan dilepas
2024-12-11
4
R@3f@d lov3😘
mantaaap 🤪 andai aq juga punya ruang dimensi 🤣
2024-12-11
0
Srie Ncii Herdiansyah
mau nabung duluu babb susah,ada notiff Langsung klikk,giliran dibaca cepet habiss Haisss....🥴
2024-12-11
2