Bab 3

Pagi sudah menyapa, jam dinding mulai berbunyi menunjukkan pukul 4 subuh, suara adzan terdengar di telinga begitu merdu, mengingatkan hati yang selama ini di penuhi dengan belenggu dosa, sejenak perempuan hamil itu mulai beranjak dari kasurnya, langkah kakinya tergerak untuk pergi ke kamar mandi dan tangannya mulai mengambil air wudhu untu menjalankan ibadah wajib dua raka'at tersebut.

  Takbir sudah berkumandang shalat pun sudah terlaksana dengan penuh khusu' hati yang awalnya berat untuk menjalani hari-hari kini mulai terasa sedikit plong, beban pikiran yang menghinggap di otaknya seakan ringan karena hati mulai berserah diri kepada sang ilahi.

  "Ya Allah Ya Rabbi, hamba tahu dan sangat menyadari atas dosa besar yang selama ini hamba lakukan, hamba mohon kepadamu untuk mempermudah jalan hamba, tolong buka hatinya untuk menikahi hamba, karena anak hamba juga butuh identitas dari ayahnya," pinta Namira di dalam doa.

  Meskipun doanya terdengar egois, Namira tidak peduli yang saat ini dia khawatirkan adalah sosok anak yang ada di dalam kandungannya, dia tidak peduli, kalau pria yang sudah menghamilinya merupakan pria beristri, yang terpenting saat ini anak yang ada di kandungannya itu mendapatkan status yang sah dari ayah kandungnya.

 "Nanti aku akan menemui mu Mas, dan meminta pertanggung jawaban darimu." Tekad Namira sudah bulat.

  *****

  Siang harinya, Namira tiba-tiba saja mengajak ketemuan Sam di tempat biasa, sedangkan Sam saat ini masih ada meeting mendadak, sejenak hati pria itu sudah merasa tertekan karena memang akhir-akhir ini Namira sekali saja berbuat semaunya sendiri, tidak seperti dulu yang selalu nurut dengan perintahnya.

  Dengan langkah yang berat akhirnya Sam mulai memenuhi keinginan perempuan yang saat ini tengah mengandung benihnya itu, bahkan dia reka tidak menghadiri meeting hari ini, itu semua gara-gara Namira yang memaksa untuk bertemu.

  "Mas, kau sudah datang apa belum," isi chat dari Namira, yang membuat Sam begitu tersulut.

  "Iya ini sudah di perjalanan," balasan dari Sam.

  Namira sudah harap-harap cemas ingin mengutarakan isi hatinya, karena memang ada dua kemungkinan. Iya atau tidak dua kemungkinan itu yang sekarang membuat hatinya takut.

  "Ayo Mir, kau harus tetap optimis tidak boleh menyerah," ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

  Lima belas menit kemudian akhirnya Sam mulai datang di kamar hotel tempat biasa dia bertemu dengan Namira, sejenak Sam memperhatikan penampilan gadis itu yang berbeda dari biasanya, saat ini Namira terlihat kurus karena memang kehamilan ini begitu menyiksa dirinya.

  "Kau kenapa? Apa kau sakit," ucap Sam yang merasa khawatir.

  Namira tidak menjawab dia langsung memeluk tubuh kekasihnya itu. "Mas, dari kemarin aku tidak nafsu makan bahkan makanan yang masuk ke dalam perutku, muntah begitu saja, sampai-sampai aku harus mengeluarkan semua isi perutku," keluh Namira.

  "Kau sudah periksa," ucap Sam dengan lembut.

  "Sudah Mas tadi malam diajak Kak Loly, ke bidan," sahut Namira.

  "Uangmu sudah habis Mir?" tanya Sam, Namira seakan merasa sakit hati di pikirannya dia meminta Sam kesini untuk meminta uangnya.

  "Masih Mas, uangku Masih, kedatanganku kesini hanya ingin meminta pertanggung jawaban dari Mas," tuntut Namira.

  "Iya, Mir. Kau harus sabar, bukannya kau tahu sendiri aku pria beristri, butuh waktu yang tepat untuk kita menikah," sahut Sam.

  "Terus, mau sampai kapan, apa kau tega melihat anak ini tumbuh sendiri tanpa ada indentitas, mendengarnya saja aku sudah tidak kuat Mas, jika nantinya kau benar-benar membiarkan darah dagingmu sendiri harus menderita," ucap Namira sambil di iringi dengan air mata.

  "Aku pasti bertanggung jawab, mana mungkin aku membiarkan darah dagingku sendiri hidup di luar genggaman ku, kau hanya butuh sabar dan jaga dia dengan baik," pinta Sam.

  "Aku pegang janjimu, dan aku hanya memberimu waktu satu bulan, karena kata bidan tadi malam kandunganku sudah memasuki Minggu ke 16, lama-lama perutku ini akan menyembul dengan sendirinya, apa kau mau aku jadi omongan para tetangga karena mengandung di luar pernikahan," tekan Namira di kalimat terakhirnya.

  "Iya Mir, aku pasti akan tanggung jawab, dan untuk saat ini aku meminta mu untuk sabar, dalam menghadapi situasi ini, aku juga butuh waktu untuk meyakinkan hati istriku," ucap Sam sambil membingkai wajah manis kekasih kecilnya itu.

   Saat ini pikiran Sam, gelisah tak menentu, andai saja dulu istrinya tidak mengalami trauma berat seperti itu, mungkin saat ini rumah tangganya masih utuh seperti sedia kalah, karena kejadian itu. Pondasi rumah tangga yang sudah di bangun selama 6 tahun goyah begitu saja.

  Sam begitu bingung harus melakukan apa lagi, tidak mungkin dia bisa berterus terang kepada istrinya, apalagi baru setahun ini istrinya sembuh dari trauma beratnya, jalan satu-satunya dia harus menyuruh perempuan yang sekarang mengandung benihnya itu untuk bersabar, hanya itu yang sekarang bisa dia ucapkan terhadap Namira.

  "Mas, kenapa melamun?" tanya Namira.

  "Enggak ada, aku hanya sedikit lelah saja," sahut Sam, sambil mendekap tubuh Namira.

  "Aku rindu," bisik Namira dengan manja di telinga Sam.

  Pria mana yang menolak pesona perempuan cantik seperti Namira, bahkan di saat hatinya gundah seperti ini Sam tidak bisa menolak keinginan kekasih kecilnya itu.

  Mereka pun melepas hasrat yang sudah lama membelenggu, Namira perempuan itu terlalu hanyut ke dalam cinta yang terlarang sehingga dirinya tidak bisa menahan diri untuk tidak bersentuhan dengan pria tampan di hadapannya itu.

   "Mas, I love you," bisik Namira setelah melakukan hubungan terlarang.

  "I love you to, Sayang," sahut Sam dengan nada seraknya.

  Sang badan sudah mulai lelah dan mata pun terpejam dengan sendirinya, tanpa di sadari dengkuran halus keluar dari mulut mereka masing-masing.

   *****

Di dalam bangunan rumah yang begitu mewah, seorang istri tengah menyiapkan kejutan istimewa untuk suaminya karena memang besok hari ulang tahun suaminya yang ke 38 tahun, Novia sudah mempersiapkan semua kejutan untuk nanti malam.

  "Wah semoga saja nanti Mas Sam, suka dengan kue buatanku," ucap Novia dengan senang.

  Sengaja wanita cantik itu membuat kue tart dengan tangannya sendiri, di karenakan suaminya itu begitu menyukai makanan yang dia buat, karena memang Novia tipikal wanita rumahan yang gemar memasak, bahkan ibu mertuanya sampai sekarang selalu memuji masakan menantunya itu.

  *****

  Sedangkan di dalam bangunan akomodasi sepasang kekasih itu masih nyenyak dalam tidurnya, hingga malam pun tiba mereka masih damai di dalam tidurnya, hingga suatu panggilan telepon mengagetkan tidur mereka.

  "Mas, sepertinya handphone mu bunyi angkatlah," titah Namira.

   "Iya Mir," sahut Sam, sambil mengambil handphone nya lalu mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari istri tercintanya.

  "Iya Sayang kenapa," ucap Sam.

  "Mas, ini sudah jam 11 malam loh, aku sudah siapkan semua untukmu," sahut istrinya itu.

  "Iya Sayang, maaf ya! Mas sibuk sampai lupa dengan acara kita," bohong Sam.

  "Baiklah kalau begitu cepetan aku tunggu," ucap istrinya.

  Panggilan pun sudah di akhiri, kini Sam pun mulai masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, untuk menghilangkan jejak parfum wanita lain di tubuhnya, sejauh ini Sam begitu pandai dalam menjaga hubungan terlarangnya ini bersama seorang gadis yang usianya terpaut jauh dengannya.

   "Mas ini kemeja barunya," ucap Namira yang memang sudah menyiapkan baju baru untuk kekasihnya itu.

  "Terima kasih Sayang, maaf ya, mas, harus cepat-cepat karena istri mas sudah menyiapkan kejutan untuk mas," pamit pria itu sambil memakai kemejanya.

  "Iya, tidak apa-apa, maaf ya aku tidak bisa memberimu kejutan, hanya bisa mendoakan semoga dimanapun keberadaanmu selalu diberi kebahagiaan," ucap Namira dengan tulus.

  "Terima kasih Sayang, kamu tidak usah memberiku kejutan, karena kamu sudah memberiku kado istimewa," ucap Sam, sambil mencium perut rata kekasihnya.

  *****

 Sam pun mulai tiba di rumahnya, dan seperti dugaannya istrinya tengah menyambung kedatangan dirinya dengan begitu meriah, semua ruangan terasa gelap gulita ketika dia membuka pintu, dan saat itu pula kejutan mulai hadir.

"Happy birthday," ucap sang istri bersamaan lampu yang sudah nyala.

"Wah, terima kasih banyak Sayang," sahut Sam dengan begitu haru, kali ini pria tampan itu bisa merasakan bagaimana tulusnya cinta istrinya.

"Happy birthday Papa, semoga bertambahnya usia ini kamu semakin sukses semakin menyayangi aku dan Brian, dan juga tetap setia," doa tulus sang istri untuk dirinya.

Deg!

Dunia Sam terasa runtuh mendengar kalimat yang di ucapkan oleh sang istri, bagaimana mungkin dia bisa setia sedang saat ini saja dirinya menyembunyikan sesuatu yang amat besar dan kalaupun itu terbongkar maka akan menjadi bumerang untuk rumah tangganya.

'Sayang, maafkan aku yang sudah melukai hatimu,' ucap Sam di dalam hati.

Terpopuler

Comments

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

kesetiaan dlm satu perhubungan tdk bisa dipercayai utk berpegang pd perjanjian...😅😅

2024-12-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 11
13 Bab 13
14 Bab14
15 Bab 15
16 Draft
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59.
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80.
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Draft
112 bab 112
113 Bab 113
114 Draft
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Draft
119 Draft
120 Bab 120
121 Bab 21
122 Bab 122
123 Bab 124
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Draft
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab130
131 Bab 131 Tamat
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 11
13
Bab 13
14
Bab14
15
Bab 15
16
Draft
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59.
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80.
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Draft
112
bab 112
113
Bab 113
114
Draft
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Draft
119
Draft
120
Bab 120
121
Bab 21
122
Bab 122
123
Bab 124
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Draft
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab130
131
Bab 131 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!