5. Memendam perasaan.

Bang Bayu masih bergelut dengan perasaannya. Sesekali ia membuang nafas yang membuat dadanya begitu sesak.

"Apakah saya sungguh harus merelakan mu?? Kenapa harus sahabatku sendiri??? Kenapa harus Rilo??? Bisakah aku menebus dosa itu??" Gumamnya lirih.

Beban pikiran membuat Bang Bayu stress. Ia membenahi arah posisi duduknya yang tidak pernah bisa jenak.

"Harus bagaimana??? Apa yang harus aku lakukan???"

//

Bang Rilo menengadah menatap langit-langit ruang kerjanya. Pendingin ruangan menyala, kipas angin juga berputar di atas kepala. Wajah Lira berkelebat dalam pikirnya.

'Kenapa bayangmu tidak pernah hilang dari pikiran saya, dek??'

Teringat peristiwa beberapa tahun yang lalu. Saat dirinya pulang dari penugasan pertamanya.

Flashback Bang Rilo On..

Bang Rilo melihat bendera kuning di depan halaman rumah Rasya, gadis cantik pujaan hatinya.

Degub jantung Bang Rilo seakan tidak menentu. Langkahnya berat pasalnya ia akan segera menikahi kekasihnya itu. Sadar akan sesuatu yang janggal, ia pun berlari masuk ke dalam rumah Rasya.

Apa yang di takutkannya ternyata benar, gadis itu terbujur kaku. Tangis Bang Rilo pecah meraung-raung. Para tetangga sekitar berusaha menenangkan pria yang saat itu masih menyandang pangkat Letnan Dua.

Kedua mata Rasya tertutup perban hingga di saat terakhirnya, ia hanya bisa menatap jasadnya yang tidak utuh.

...

Seerat mungkin Bang Bayu memeluk Bang Rilo. Di tenangkan sahabatnya itu hingga tangisnya perlahan berhenti.

"Siapa yang mau kejadian seperti ini. Ikhlaskan ya Ril..!!" Tak hentinya Bang Bayu membujuk Bang Rilo. Ia kemudian menyerahkan banyak berkas di hadapan sahabatnya.

Bang Rilo begitu terpukul mengetahui bahwa selama ini Rasya mengidap penyakit mematikan. Jika saja Rasya mengatakannya sejak awal, ia akan mengusahakan apapun demi kebaikan kekasihnya itu.

"Siapa yang menerima donor kornea matanya??"

Flashback Bang Rilo off..

Sejenak kemudian Bang Rilo tersentak ia mengingat garis mata Lira sangat mirip dengan Rasya.

Ia pun beranjak dari duduknya kemudian menyambar kopel dan memakainya sekenanya, rokok, ponsel serta HT.

:

"Iya, memang saat itu adiknya Danyon operasi mata karena kecelakaan, untung saat itu juga ada donor kornea matanya." Kata Bang Yusril.

"Astaghfirullah.. Ya Allah..!!" Kaki Bang Rilo terasa lemas. Ia terduduk di kursi samping kantin dengan nafas berantakan.

"Ada apa, Ril??? Tumben kamu penasaran."

Tak ada suara dari Bang Rilo. Hatinya hanya terasa penuh sesak, pandangannya pun kosong.

Sebenarnya ada rasa penasaran dari Bang Yusril tapi dirinya juga paham untuk tidak menekan sahabat.

...

Usai kegiatan dinas dari atas rooftop gedung mess nya, tak sengaja Bang Rilo melihat Lira turun dari mobil kemudian membuka bagasi. Lira pun mengeluarkan beberapa barang dari bagasi. Gadis itu kemudian begitu santun menyapa para anggota yang berjaga di rumah dinas. Senyum gadis itu mengingatkan Bang Rilo pada sang 'kekasih'.

Sebenarnya saat itu sudah ada yang membantu Lira namun tepat saat itu Bang Bayu datang dengan motornya dan membantu Lira.

Entah ada percakapan apa hingga Lira seolah seperti menepis tangan Bang Bayu. Lira pun berjalan masuk ke rumah dinas Danyon.

Begitu ingatan tentang Rasya terus membayang, perasaan Bang Rilo terasa semakin sakit.

'Astagfirullah hal adzim, Ya Allah. Hilangkan bayang wajahnya, Rasya bukan Lira dan Lira tidak akan pernah bisa menjadi seperti Rasya sekalipun mata itu sama'.

Bang Rilo menengadah menahan air mata. Ia menghisap rokok menatap hamparan langit biru gelap tanpa cahaya, bahkan bintang pun tak nampak.

"Apa yang aku harapkan dari Lira??? Ternyata selama ini aku hanya menyukai matanya yang mirip seperti Rasya." Gumamnya begitu lirih.

Namun semakin Bang Rilo menolak, bayang Lira semakin berputar kuat dalam ingatan. Ada rasa tidak biasa dalam hatinya, yang jelas melihat kedekatan Bang Bayu dengan Lira membuat dadanya terasa mendidih. Ada rasa sakit yang sulit untuk di ungkapkan.

***

Para anggota berlari pagi di lingkungan asrama tak terkecuali dengan Bang Rilo. Sejak semalam perasaannya terus gelisah memikirkan Lira seorang. Ia tak paham mengapa perasaannya begitu nyeri melihat kedekatan Bang Bayu dan Lira.

'Sejauh apa hubungan mereka???'

Saat melamun tak tentu arah, ia tidak melihat ada mobil melaju kencang berlawanan arah menerjang nya. Tak ayal dirinya lumayan terpental hingga ke halaman depan kediaman Danyon.

"Dantoooooonn..!!!!!!"

Bang Bayu dan Bang Yusril yang mengatur anggotanya pada baris dua dan tiga sampai ikut kocar-kacir.

Bang Ribas pun sampai berlari tergopoh-gopoh melihat keributan di depan rumahnya padahal beliau sedang sarapan sebelum berangkat ke kantor. "Ada apa ini??"

"Ijin, Danyon..!! Danton pingsan tertabrak mobil dinas yang akan menjemput ibu." Lapor salah seorang anggota jaga pada kediaman rumah Danyon.

"Ono-ono wae..!!!! Angkat dan bawa masuk dantonmu..!! Hati-hati..!!" Perintah Bang Ribas. "Panggil Lira..!!"

~

Rambut Lira masih basah, tetesan air usai mandi agaknya memang kurang sopan tapi saat ini adalah keadaan darurat.

Sebisanya Lira berusaha menyadarkan Bang Rilo. Lira juga mengobati luka pada kening Bang Rilo yang sempat terluka.

Tak lama berselang, Bang Rilo tersadar dan melihat ada Lira di hadapannya namun ia melihat Bang Bayu juga berdiri tepat di belakang Lira. Seketika itu juga rasanya gemuruh di dadanya terasa kesal.

"Alhamdulillah. Sudah sadar nih, Bang." Kata Lira pada Bang Ribas.

"Apa perlu di rawat di rumah sakit? Ada patah tulang atau tidak??" Tanya Bang Ribas pada adiknya yang sedang kuliah keperawatan.

Di sisi lain ada rasa panas dalam hati Bang Bayu karena gadisnya itu merawat sahabatnya dengan begitu telaten.

"Nggak ada. Aman, Bang."

"Aawwhh.. dada saya sakit sekali. Tolong di cek..!!" Bang Rilo menarik tangan Lira agar bisa menyentuh dadanya.

Kening Bang Ribas berkerut namun tetap mengawasi juniornya yang tidak sekali atau dua kali membuatnya naik darah.

.

.

.

.

Maaf untuk slow up nya. Kegiatan Nara masih sampai akhir tahun 2024. Sehat dan bahagia selalu untuk kita semua 🙏

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Miko Celsy exs mika saja

Miko Celsy exs mika saja

amiin....sehat selalu semua,,,walah....iki piye ko mlh jd saingan tenanan buat dptin gadis papa Rama,,, ,bang Ribas..ati2 ya jgn sampai darah tinggi mikirin adek perempuan atuatunya yg buat tebutan,gak salah pkoknya dah klrga papa Rama

2024-12-13

1

mommyanis

mommyanis

karna cinta hubungan persahabatan bisa jd putus.bis g sich yg diperebutkan itu gadis di luar markas..( kayak sy gitu ) 😂😂😂😂🤭🤭🤭🤭.takut ada huru hara d markas nich 😁😁😁

2024-12-13

1

kalea rizuky

kalea rizuky

baru aja baca novel papa Rama akirnya keturutan jg papa Rama punya anak cwek

2024-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Jodoh dari langit.
2 2. Taruhan.
3 3. Dalam diam.
4 4. Rasa yang membingungkan.
5 5. Memendam perasaan.
6 6. Panggung.
7 7. Karena memendam rasa.
8 8. Sakitnya jatuh cinta.
9 9. Gonjang-ganjing perasaan.
10 10. Berani mati.
11 11. Beban di hati.
12 12. Kacau.
13 13. Babak baru.
14 14. Ribut lagi.
15 15. Semua demi adek.
16 16. Semua demi adek ( 2 ).
17 17. Aksi Om Danton.
18 18. Belajar jadi suami istri.
19 19. Restu.
20 20. Percaya tidak percaya.
21 21. Karena sayang.
22 22. Penolong baru.
23 23. Penolong baru ( 2 ).
24 24. Terpaksa di jodohkan mendadak.
25 25. Hati-hati hidup di dunia.
26 26. Pelindungmu.
27 27. Tahap penyelesaian.
28 28. Sisa masalah.
29 29. Ada sedikit kedamaian.
30 30. Berjuang untuk damai.
31 31. Kabar.
32 32. Sedikit ketegangan.
33 33. Hati yang mendalam.
34 34. Sesal.
35 35. Istri pencemburu.
36 36. Masalah besar.
37 37. Sekelebat masa lalu.
38 38. Rangkaian yang belum tersambung.
39 39. Rangkaian yang belum tersambung ( 2 ).
40 40. Rangkaian yang belum tersambung ( 4 ).
41 41. Imbas.
42 42. Sebelum......
43 43. Sebelum........ ( 2 ).
44 44. Pembebasan.
45 45. Di balik derita.
46 46. Pahit getir.
47 47. Langkah maju.
48 48. Hati yang goncang.
49 49. Korban perasaan.
50 50. Sakit yang mendalam.
51 51. Rasa tak terungkapkan.
52 52. Masih mati rasa.
53 53. Primitif.
54 54. Dunia berbeda.
55 55. Tebak rasa.
56 56. Hari yang berlalu.
57 57. Kesalahan tanpa arah.
58 58. Dalam tanda tanya.
59 59. Menata perasaan.
60 60. Mencoba berdamai dengan diri.
61 61. Belum bisa jujur.
62 62. Serangan panik.
63 63. Ingin damai.
64 64. Belum juga terasa.
65 65. Sedikit pendekatan.
66 66. Danki.
67 67. Tragedi Danki dan Danton garang.
68 68. Khilaf yang tidak di sengaja.
69 69. Menyadari dalamnya perasaan.
70 70. Jatuh cinta.
71 71. Akankah masalah datang lagi??
72 72. Bingung mengungkapkan sayang.
73 73. Belajar terbuka untuk mendewasakan.
74 74. Untuk si cantik.
75 75. Rasanya hampir sama.
76 76. Ketakutan.
77 77. Hari yang melelahkan.
78 78. Celaka tak di sengaja.
79 79. Seni berumah tangga.
80 80. Belajar bersama ibu guru.
81 81. Sebelum bertarung.
82 82. Baru memulai perjalanan.
83 83. Hidup adalah pilihan.
84 84. Ext part.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1. Jodoh dari langit.
2
2. Taruhan.
3
3. Dalam diam.
4
4. Rasa yang membingungkan.
5
5. Memendam perasaan.
6
6. Panggung.
7
7. Karena memendam rasa.
8
8. Sakitnya jatuh cinta.
9
9. Gonjang-ganjing perasaan.
10
10. Berani mati.
11
11. Beban di hati.
12
12. Kacau.
13
13. Babak baru.
14
14. Ribut lagi.
15
15. Semua demi adek.
16
16. Semua demi adek ( 2 ).
17
17. Aksi Om Danton.
18
18. Belajar jadi suami istri.
19
19. Restu.
20
20. Percaya tidak percaya.
21
21. Karena sayang.
22
22. Penolong baru.
23
23. Penolong baru ( 2 ).
24
24. Terpaksa di jodohkan mendadak.
25
25. Hati-hati hidup di dunia.
26
26. Pelindungmu.
27
27. Tahap penyelesaian.
28
28. Sisa masalah.
29
29. Ada sedikit kedamaian.
30
30. Berjuang untuk damai.
31
31. Kabar.
32
32. Sedikit ketegangan.
33
33. Hati yang mendalam.
34
34. Sesal.
35
35. Istri pencemburu.
36
36. Masalah besar.
37
37. Sekelebat masa lalu.
38
38. Rangkaian yang belum tersambung.
39
39. Rangkaian yang belum tersambung ( 2 ).
40
40. Rangkaian yang belum tersambung ( 4 ).
41
41. Imbas.
42
42. Sebelum......
43
43. Sebelum........ ( 2 ).
44
44. Pembebasan.
45
45. Di balik derita.
46
46. Pahit getir.
47
47. Langkah maju.
48
48. Hati yang goncang.
49
49. Korban perasaan.
50
50. Sakit yang mendalam.
51
51. Rasa tak terungkapkan.
52
52. Masih mati rasa.
53
53. Primitif.
54
54. Dunia berbeda.
55
55. Tebak rasa.
56
56. Hari yang berlalu.
57
57. Kesalahan tanpa arah.
58
58. Dalam tanda tanya.
59
59. Menata perasaan.
60
60. Mencoba berdamai dengan diri.
61
61. Belum bisa jujur.
62
62. Serangan panik.
63
63. Ingin damai.
64
64. Belum juga terasa.
65
65. Sedikit pendekatan.
66
66. Danki.
67
67. Tragedi Danki dan Danton garang.
68
68. Khilaf yang tidak di sengaja.
69
69. Menyadari dalamnya perasaan.
70
70. Jatuh cinta.
71
71. Akankah masalah datang lagi??
72
72. Bingung mengungkapkan sayang.
73
73. Belajar terbuka untuk mendewasakan.
74
74. Untuk si cantik.
75
75. Rasanya hampir sama.
76
76. Ketakutan.
77
77. Hari yang melelahkan.
78
78. Celaka tak di sengaja.
79
79. Seni berumah tangga.
80
80. Belajar bersama ibu guru.
81
81. Sebelum bertarung.
82
82. Baru memulai perjalanan.
83
83. Hidup adalah pilihan.
84
84. Ext part.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!