Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.

Di Paviliun Utara

Malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Setelah Xiang Wei pergi, Ji An duduk di kamarnya dengan kotak obat herbal yang diberikan oleh sang putra mahkota. Ia tahu kebaikan Xiang Wei tulus, tetapi setiap kali pria itu menunjukkan perhatian, situasinya di istana semakin rumit.

“Lin Li, menurutmu apa yang harus aku lakukan?” tanya Ji An sambil memandangi ramuan itu.

“Selir Ji An Yi, Anda harus berhati-hati. Jika Permaisuri tahu Putra Mahkota sering membantu Anda, ia mungkin akan bertindak lebih keras,” jawab Lin Li sambil menyiapkan air panas untuk ramuan itu.

Ji An mengangguk pelan. “Aku tahu. Tapi aku tidak ingin melibatkan Xiang Wei dalam masalahku. Dia hanya berusaha baik.”

Lin Li menatap Ji An penuh simpati. “Namun, di istana ini, kebaikan bisa menjadi senjata untuk menjatuhkan orang lain.”

 

Suatu hari,Ji An merasa tubuhnya terlalu lemah untuk terus beraktivitas. Sakit di dadanya semakin menjadi, membuatnya hampir tak mampu berdiri.

Namun Ji An tidak peduli dengan hal itu ,ia berusaha untuk mencari cara aga bisa menarik perhatian Raja Xiang Rong .

Saat Ji An berusaha untuk melangkahkan kakinya Ji An terjatuh begitu saja dilantai ,rasa sakit didadanya benar benar menyiksa.

Lin Li, yang khawatir, memaksanya untuk tetap di kamar sepanjang hari.

"Tidak, aku harus menemui Yang Mulia," protes Ji An dengan suara lemah.

"Tidak, Nona," kata Lin Li tegas. "Jika Nona terus memaksakan diri, tubuh Nona bisa hancur. Hamba tidak akan membiarkan itu terjadi."

Akhirnya, Ji An menyerah. Ia beristirahat di kamarnya, berharap Raja tidak menyadari ketidakhadirannya.

***

Namun, Raja Xiang Rong segera merasakan perubahan. Pagi itu, saat berlatih pedang, ia mendapati taman bambu kosong dari kehadiran Ji An yang biasanya berdiri menunggunya selesai dengan handuk serta seteko air minum.

Di ruang kerjanya, dokumen-dokumen tidak tersusun rapi seperti biasanya.

Kadang Ji An datang membawa sarapan untuknya ,aroma masakan sederhana yang khas menusuk indra penciuman membuatnya ingin segera mencicipi masakan itu .

Kini, yang ada hanyalah kesunyian dan makanan dingin yang ditinggalkan pelayan Permaisuri Yang Xi.

Bahkan saat sore hari, tidak ada yang menyajikan teh favoritnya lagi.

Xiang Rong mendesah, berusaha mengabaikan perasaan aneh itu. Namun, pikirannya terus beralih ke Ji An. “Kenapa aku memikirkan dia?” gumamnya sambil meraih dokumen di meja.

Saat itu, pintu ruang kerja terbuka, dan Permaisuri Yang Xi masuk dengan anggun, membawa sebuah baki kecil berisi makanan ringan.

“Suamiku, aku melihat kau belum menyentuh sarapanmu. Aku membawakan camilan untukmu,” katanya dengan senyum lembut, berusaha menarik perhatian Xiang Rong.

Xiang Rong hanya mengangguk tanpa ekspresi, lalu kembali fokus pada pekerjaannya. Namun, Yang Xi tahu ada sesuatu yang mengganggu pikiran suaminya.

“Apakah ada sesuatu yang mengganggumu, Suamiku?” tanya Yang Xi, mencoba terdengar peduli.

Xiang Rong mendongak sejenak, menatap istrinya. “Tidak ada. Aku hanya sibuk,” jawabnya singkat.

Namun, Yang Xi tidak menyerah. “Jika ada sesuatu yang perlu aku bantu, kau hanya perlu bilang, Suamiku. Aku ingin memastikan kau nyaman.”

Xiang Rong menatapnya dengan tatapan datar. “Kalau begitu, biarkan aku bekerja dengan tenang.”

Permaisuri Yang Xi terdiam, tetapi hatinya penuh amarah. Ia tahu suaminya tidak sepenuhnya jujur. Ada sesuatu yang mengganggunya, dan itu mungkin berkaitan dengan Ji An.

Sungguh perubahan sekecil itu membuat Yang Xi merasakan bahwa cinta Xiang Rong semakin berkurang padanya.

Sementara itu, Ji An berjalan di taman istana untuk mencari udara segar. Ia merasa lebih baik setelah meminum ramuan herbal dari Xiang Wei. Namun, pikirannya tetap penuh dengan kekhawatiran.

Saat ia berjalan, tanpa sengaja ia bertemu dengan Xiang Rong yang sedang melintasi taman menuju aula pertemuan. Ji An terkejut, dan tubuhnya refleks membungkuk memberi hormat.

“Yang Mulia,” sapa Ji An pelan, suaranya sedikit gemetar.

Xiang Rong berhenti sejenak, menatap Ji An dengan tatapan yang sulit ditebak. Ia ingin berbicara, tetapi ragu. Akhirnya, ia hanya berkata singkat, “Apa yang kau lakukan di sini?”

“Hamba hanya ingin mencari udara segar, Yang Mulia,” jawab Ji An sambil menunduk.

Xiang Rong mengangguk pelan. Namun, sebelum ia melangkah pergi, ia menoleh lagi. “Jika kau sakit, mengapa tidak meminta izin untuk beristirahat? Jangan memaksakan dirimu.”

Ji An terkejut mendengar nada perhatian dalam ucapan itu. “Hamba baik-baik saja, Yang Mulia. Terima kasih atas perhatian Anda.”

Xiang Rong tidak menjawab. Ia hanya melanjutkan langkahnya, meninggalkan Ji An yang masih berdiri terpaku di tempatnya.

 

Dari kejauhan, Permaisuri Yang Xi melihat interaksi singkat itu. Wajahnya memucat, dan matanya memancarkan kemarahan.

“Jadi Xiang Rong mulai peduli padanya?” gumamnya dengan nada dingin.

Ia memutar otak, mencoba mencari cara untuk menjauhkan Ji An dari suaminya, sekaligus dari Xiang Wei. Ia tahu, Ji An harus disingkirkan sebelum posisinya sebagai Permaisuri terguncang.

“Pelayan!” panggil Yang Xi dengan nada tegas.

Seorang pelayan segera mendekat. “Ya, Yang Mulia?”

Episodes
1 Chapter 1 Selir
2 Chapter 2 Suara Misterius
3 Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4 Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5 Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6 Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7 Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8 Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9 Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10 Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11 Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12 Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13 Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14 Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15 Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16 Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17 Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18 Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19 Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20 Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21 Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22 Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23 Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24 Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25 Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26 Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27 Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28 Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29 Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30 Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31 Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32 Chapter 32 Jebakan
33 Chapter 33 Aku harus kembali
34 Chapter 34 Aku...harus bertahan
35 Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36 Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37 Chapter 37 Cemburu
38 Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39 Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40 Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41 Chapter 41 Ancaman
42 Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43 Chapter 43 Perjalanan
44 Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45 Chapter 45 Kuil Tua
46 Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47 Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48 Chapter 48 Perseteruannya
49 Chapter 49 Waktunya tiba
50 Chapter 50 Tamat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 Selir
2
Chapter 2 Suara Misterius
3
Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4
Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5
Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6
Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7
Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8
Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9
Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10
Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11
Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12
Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13
Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14
Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15
Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16
Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17
Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18
Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19
Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20
Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21
Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22
Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23
Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24
Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25
Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26
Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27
Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28
Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29
Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30
Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31
Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32
Chapter 32 Jebakan
33
Chapter 33 Aku harus kembali
34
Chapter 34 Aku...harus bertahan
35
Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36
Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37
Chapter 37 Cemburu
38
Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39
Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40
Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41
Chapter 41 Ancaman
42
Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43
Chapter 43 Perjalanan
44
Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45
Chapter 45 Kuil Tua
46
Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47
Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48
Chapter 48 Perseteruannya
49
Chapter 49 Waktunya tiba
50
Chapter 50 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!