Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”

Pagi itu, di Dapur Istana

Ji An melangkah masuk ke dapur dengan niat seperti biasa—menyiapkan sarapan untuk Raja Xiang Rong. Namun, ia terhenti seketika saat melihat sosok Permaisuri Yang Xi berdiri di tengah dapur dengan ekspresi dingin.

“Yang Mulia Permaisuri,” ucap Ji An dengan sopan, membungkuk hormat. Ia berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

Permaisuri Yang Xi melipat tangan di depan dadanya, memandang Ji An dari ujung kepala hingga kaki. “Mulai hari ini, kau tidak perlu lagi repot-repot membuat sarapan untuk suamiku. Aku dan pelayanku akan mengurusnya,” ucapnya tegas, nada suaranya meninggi.

Ji An menegakkan tubuhnya perlahan, berusaha tetap tenang. “Yang Mulia, hamba tidak bermaksud merepotkan. Hamba hanya ingin membantu Raja Xiang Rong untuk memulai harinya dengan baik. Jika tindakan hamba menyinggung Anda, hamba mohon maaf.”

“Menyinggungku?” Permaisuri Yang Xi tertawa kecil, tetapi tawanya dingin. “Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau coba lakukan, Ji An Yi? Kau menggunakan dalih perhatian untuk menarik perhatiannya, tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Xiang Rong adalah suamiku, dan kau hanyalah seorang selir. Ingat tempatmu.”

Ji An merasakan dadanya sesak mendengar kata-kata itu, tetapi ia menunduk, berusaha menyembunyikan perasaannya. “Hamba mengerti, Yang Mulia. Jika Anda tidak menginginkan hamba berada di dapur, hamba akan pergi.”

Namun, sebelum Ji An sempat melangkah keluar, Permaisuri Yang Xi menambahkan, “Dan satu hal lagi. Jika aku melihatmu mencoba mendekati Raja Xiang Rong lagi, aku tidak akan segan-segan memintanya untuk mengusirmu dari istana ini. Kau mengerti?”

Ji An berhenti sejenak, lalu mengangguk pelan. “Hamba mengerti, Yang Mulia.”

 

Di Koridor Istana

Setelah meninggalkan dapur, Ji An berjalan perlahan di sepanjang koridor yang sepi. Hatinya penuh dengan campuran rasa malu, marah, dan sedih. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata yang hampir tumpah.

Namun, ia tak sadar seseorang mengamati dari kejauhan. Putra Mahkota Xiang Wei berdiri di sudut lorong, matanya mengikuti langkah Ji An yang lemah. Ia mendekatinya tanpa suara, dan ketika Ji An hampir tersandung, Xiang Wei meraih lengannya.

“Ji An Yi, apa yang terjadi?” tanyanya lembut, wajahnya penuh kekhawatiran.

Ji An mendongak, terkejut melihat Xiang Wei. Ia segera melepaskan tangannya dari genggaman sang putra mahkota, menunduk hormat. “Yang Mulia Putra Mahkota, hamba tidak apa-apa. Hamba hanya sedikit lelah.”

Xiang Wei memiringkan kepalanya, menatapnya dengan pandangan penuh arti. “Tidak apa-apa? Wajahmu pucat, dan langkahmu lemah. Kau tidak bisa membohongiku, Ji An Yi. Katakan padaku, apa yang terjadi?”

Ji An menggelengkan kepala, menahan tangis. “Hamba benar-benar tidak apa-apa. Hamba mohon, jangan khawatirkan hamba.”

Xiang Wei menghela napas, merasa tak berdaya. “Baiklah, jika kau tidak ingin bercerita. Tapi ingat ini, Ji An Yi, kau tidak sendiri di istana ini. Jika kau butuh bantuan, aku selalu ada untukmu.”

Kata-kata itu membuat Ji An semakin bingung. Ia hanya mengangguk pelan, lalu melangkah pergi, meninggalkan Xiang Wei yang masih memandanginya dengan tatapan penuh perhatian.

 

Di Ruang Kerja Raja Xiang Rong

Sementara itu, Raja Xiang Rong sedang membaca dokumen saat salah satu pelayannya masuk dan membungkuk hormat.

“Yang Mulia, Selir Ji An Yi tidak mengantarkan sarapan pagi ini. Sarapan Anda disiapkan oleh Permaisuri Yang Xi.”

Xiang Rong mengangkat alis, meletakkan dokumennya. “Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?” tanyanya, suaranya terdengar datar, tetapi matanya menunjukkan sedikit keterkejutan.

“Benar, Yang Mulia. Permaisuri Yang Xi mengatakan bahwa mulai sekarang, ia sendiri yang akan menyiapkan sarapan untuk Anda.”

Xiang Rong terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil, senyum yang sulit diterjemahkan. “Dia mengambil alih, ya? Menarik. Biarkan saja,” ucapnya, kembali fokus pada dokumennya.

Namun, di dalam hatinya, perasaan aneh mulai muncul. Ji An Yi, yang biasanya selalu berusaha menarik perhatiannya, kini tiba-tiba menghilang dari rutinitasnya. Kenapa?

Ia mendongak, menatap pintu ruangannya. Untuk pertama kalinya, Raja Xiang Rong merasa ada sesuatu yang hilang dalam kesehariannya.

Permaisuri Yang Xi masuk ke ruang kerja Raja Xiang Rong dengan anggun, diikuti oleh para pelayannya yang membawa nampan berisi sarapan. Aroma masakan yang menggugah selera memenuhi ruangan, tetapi suasana terasa dingin.

Raja Xiang Rong melirik sekilas ke arah Permaisuri Yang Xi dan pelayannya. Ada perasaan kecewa yang terbersit di matanya, meskipun ia tidak mengungkapkannya dengan kata-kata.

“Suamiku, hari ini aku yang akan menyiapkan sarapanmu, juga makan siang dan malam. Aku tidak ingin kau terusik lagi oleh selirmu yang tidak penting itu,” ucap Permaisuri Yang Xi dengan nada tegas, sambil memberikan senyum tipis yang penuh keyakinan.

Mendengar kata-kata itu, Raja Xiang Rong merasa sesuatu di hatinya terusik. Ada sakit yang entah kenapa menyeruak, tetapi ia segera menyembunyikannya di balik senyuman palsunya yang biasa.

“Baiklah, lakukan sesukamu,” balas Raja Xiang Rong singkat, suaranya terdengar dingin namun tidak menantang.

Permaisuri Yang Xi melambaikan tangan kepada salah satu pelayannya. “Letakkan sarapan itu untuk Raja,” perintahnya. Pelayan segera menurunkan nampan ke meja kerja raja dengan hati-hati.

Raja Xiang Rong hanya memandangi makanan itu dengan tatapan datar. Pikirannya melayang—membayangkan bubur hangat buatan Ji An Yi, yang belakangan menjadi bagian dari rutinitas paginya. Meskipun ia selalu bersikap dingin pada Ji An, kini ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Kehilangan.

 

Di Paviliun Utara

Di tempat lain, Ji An duduk di kamar kecilnya, merenung dalam diam. Ia tahu bahwa tindakannya yang menjauhkan diri dari Raja Xiang Rong adalah keputusan yang tepat untuk menghindari konflik lebih lanjut dengan Permaisuri Yang Xi.

“Lin Li, apa menurutmu Raja akan menyadari jika aku tidak lagi mengantarkan sarapan untuknya?” tanya Ji An pelan, memandangi jendela kecil di kamarnya.

Lin Li, yang sedang merapikan pakaian Ji An, berhenti sejenak dan menatap tuannya dengan penuh simpati. “Selir Ji An Yi, saya yakin Raja akan memperhatikan. Anda selalu memberikan perhatian yang tulus, dan itu tidak mudah dilupakan.”

Ji An menghela napas panjang. “Aku hanya ingin menyelesaikan tugasku di dunia ini. Tapi semakin lama, semakin sulit rasanya untuk tidak merasa terikat dengan mereka.”

 

Malam Hari di Istana

Saat malam tiba, Xiang Wei diam-diam mendekati paviliun utara. Ia membawa sebuah kotak kecil berisi ramuan obat untuk Ji An.

“Selir Ji An Yi, apakah kau di dalam?” panggil Xiang Wei pelan, tetapi cukup jelas untuk didengar.

Ji An, yang sedang berbaring di tempat tidur, terkejut mendengar suara itu. Ia segera bangkit dan membuka pintu. “Yang Mulia Putra Mahkota, mengapa Anda ke sini?” tanyanya, suaranya penuh kekhawatiran.

Xiang Wei tersenyum lembut. “Aku mendengar kau terlihat lemah hari ini. Aku membawa obat herbal untuk membantu memulihkan kesehatanmu. Jangan khawatir, tidak ada yang tahu aku ke sini.”

Ji An terdiam, hatinya bercampur aduk. “Yang Mulia, Anda tidak perlu melakukan ini. Kehadiran Anda di sini hanya akan menambah masalah.”

Xiang Wei menggeleng pelan. “Aku tidak peduli apa yang orang lain pikirkan. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja.”

Ji An menerima kotak itu dengan ragu. “Terima kasih, Yang Mulia. Hamba benar-benar menghargai perhatian Anda.”

 

Namun, tanpa sepengetahuan mereka, seseorang mengamati dari kejauhan. Permaisuri Yang Xi berdiri di salah satu tiang pilar gelap matanya memandang penuh kebencian.

“Jadi, dia tidak hanya mencoba menarik perhatian Xiang Rong, tetapi juga Xiang Wei? Ji An Yi, kau benar-benar tidak tahu diri. Aku tidak akan membiarkan ini berlanjut,” gumamnya dengan nada dingin.

Episodes
1 Chapter 1 Selir
2 Chapter 2 Suara Misterius
3 Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4 Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5 Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6 Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7 Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8 Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9 Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10 Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11 Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12 Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13 Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14 Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15 Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16 Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17 Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18 Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19 Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20 Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21 Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22 Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23 Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24 Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25 Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26 Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27 Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28 Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29 Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30 Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31 Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32 Chapter 32 Jebakan
33 Chapter 33 Aku harus kembali
34 Chapter 34 Aku...harus bertahan
35 Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36 Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37 Chapter 37 Cemburu
38 Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39 Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40 Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41 Chapter 41 Ancaman
42 Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43 Chapter 43 Perjalanan
44 Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45 Chapter 45 Kuil Tua
46 Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47 Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48 Chapter 48 Perseteruannya
49 Chapter 49 Waktunya tiba
50 Chapter 50 Tamat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 Selir
2
Chapter 2 Suara Misterius
3
Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4
Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5
Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6
Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7
Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8
Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9
Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10
Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11
Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12
Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13
Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14
Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15
Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16
Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17
Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18
Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19
Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20
Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21
Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22
Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23
Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24
Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25
Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26
Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27
Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28
Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29
Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30
Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31
Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32
Chapter 32 Jebakan
33
Chapter 33 Aku harus kembali
34
Chapter 34 Aku...harus bertahan
35
Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36
Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37
Chapter 37 Cemburu
38
Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39
Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40
Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41
Chapter 41 Ancaman
42
Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43
Chapter 43 Perjalanan
44
Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45
Chapter 45 Kuil Tua
46
Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47
Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48
Chapter 48 Perseteruannya
49
Chapter 49 Waktunya tiba
50
Chapter 50 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!