Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?

Xiang Wei memperhatikan Ji An ,hatinya benar-benar pilu melihat bagaimana Xiang Rong memperlakukan pujaan hatinya.

"Ji An Yi, bagaimana kalau kau pindah ke kediamanku saja? Ada banyak kamar kosong yang bisa kau tempati. Setidaknya kau tidak perlu bertahan di Paviliun Utara yang dingin dan tidak layak itu.”

Ji An tertegun mendengar tawaran itu. Matanya membesar, menatap Xiang Wei dengan ekspresi campuran antara terkejut dan khawatir. Tawaran ini mungkin terdengar seperti solusi, tetapi Ji An tahu betul bahwa tinggal di kediaman Putra Mahkota akan menjadi awal dari berbagai masalah baru.

“Yang Mulia... itu tidak pantas. Jika hamba pindah ke kediaman Anda, maka banyak orang akan salah paham. Bahkan sekarang pun hamba sudah menghadapi banyak spekulasi hanya karena Anda sering membantu hamba,” kata Ji An, suaranya pelan namun tegas.

Xiang Wei mendekat, sedikit menunduk untuk menatap Ji An lebih dekat. “Kau terlalu peduli pada apa yang orang lain pikirkan. Aku hanya ingin kau tinggal di tempat yang lebih baik, Ji An Yi. Ini bukan tentang mereka. Ini tentang kenyamananmu.”

Ji An menghela napas panjang, mencoba mencari kata-kata yang tepat. Di dalam hatinya, ada kegelisahan yang tidak bisa ia ungkapkan. “Yang Mulia, hamba sangat menghargai perhatian Anda, tapi hamba tidak bisa meninggalkan tugas hamba. Hamba hanya ingin menyelesaikan apa yang telah hamba mulai... dan kembali ke tempat asal hamba.”

Xiang Wei terdiam sejenak, ekspresi lembutnya berubah menjadi serius. “Tempat asalmu? Kau selalu berbicara seperti itu, seolah-olah kau tidak benar-benar berada di sini. Apa yang sebenarnya kau maksud, Ji An Yi?”

Kata-kata itu menusuk Ji An, membuatnya merasa waspada. Ia terlalu terbawa suasana hingga hampir mengungkapkan sesuatu yang tidak seharusnya. “Hamba hanya berbicara tentang tempat di mana hamba bisa merasa damai, Yang Mulia. Mohon jangan salah paham.”

Xiang Wei menatapnya dalam diam, mencoba memahami maksud di balik kata-katanya. Namun, ia tidak memaksa lebih jauh. “Baiklah. Tapi jika kau butuh bantuan, kau tahu di mana mencariku. Aku akan selalu ada untukmu, Ji An Yi, bahkan jika orang lain tidak menghargaimu.”

Ji An tersenyum tipis, menunduk sedikit untuk memberikan hormat. “Hamba berterima kasih atas perhatian Anda, Yang Mulia. Tapi untuk sekarang, biarkan hamba bertahan di tempat hamba berada.”

Saat Xiang Wei akhirnya pergi, Ji An merasa lega, meskipun hatinya tetap dipenuhi kegelisahan.

 

Di Ruang Kerja Raja Xiang Rong

Xiang Rong sedang membaca gulungan dokumen saat salah satu pelayannya masuk dengan tergesa-gesa. “Yang Mulia, Putra Mahkota baru saja kembali dari taman setelah berbicara dengan Selir Ji An Yi.”

Xiang Rong menghentikan aktivitasnya, tangannya berhenti di atas dokumen. “Apa yang mereka bicarakan?” tanyanya dengan nada datar, tetapi ada nada dingin yang tersembunyi.

Pelayan itu menunduk, tidak berani menatap langsung ke arah Raja. “Putra Mahkota tampaknya menawarkan Selir Ji An Yi untuk pindah ke kediamannya. Tapi Selir Ji An Yi menolak tawaran itu.”

Mendengar itu, Xiang Rong mengepalkan tangannya di atas meja. Meskipun ia tidak menunjukkan emosinya secara langsung, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

“Keluar, dan jangan biarkan siapa pun menggangguku,” ujarnya dingin.

Setelah pelayan itu pergi, Xiang Rong mendongak, matanya memandang kosong ke arah dokumen yang terbuka. Di dalam hatinya, ia merasa marah—bukan hanya pada Xiang Wei, tetapi juga pada dirinya sendiri. Mengapa ia merasa terusik setiap kali Ji An Yi terlibat dengan kakaknya?

“Selir bodoh itu benar-benar tahu cara membuat kekacauan,” gumamnya pelan, tetapi suaranya dipenuhi emosi yang sulit dijelaskan.

 

Malamnya, di Paviliun Utara

Ji An duduk di meja kecil di kamarnya, memandang cahaya lilin yang menerangi ruangan. Lin Li mendekatinya dengan ekspresi khawatir. “Yang Mulia, Anda terlihat sangat lelah. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Anda?”

Ji An menggeleng pelan. “Aku hanya merasa... semakin lama aku di sini, semakin sulit semuanya. Seolah-olah aku tidak pernah bisa membuat satu langkah maju tanpa ada masalah baru yang muncul.”

Lin Li tersenyum lembut, mencoba menghiburnya. “Tapi Anda selalu mencoba, dan itu yang terpenting. Bahkan jika Raja Xiang Rong tidak melihat usaha Anda sekarang, suatu hari nanti dia pasti akan menyadarinya.”

Ji An hanya tersenyum samar, tetapi dalam hatinya, ia tidak yakin. Bagaimana jika semua usahanya sia-sia? Bagaimana jika ia tidak pernah bisa kembali ke dunia asalnya?

Sementara itu, di kejauhan, bayangan seseorang berdiri mengamati paviliun utara. Xiang Rong memandang dari kejauhan, matanya menyiratkan sesuatu yang tidak pernah ia akui—perasaan yang bertentangan antara rasa cemburu dan penasaran terhadap wanita yang terus-menerus berusaha masuk ke dalam dunianya.

***

Malam itu, di Paviliun Utara

Ji An memutuskan untuk beristirahat setelah seharian merasa tubuhnya lemah. Ia membaringkan dirinya di atas tempat tidur yang dingin, mencoba memejamkan mata, tetapi pikirannya terus dipenuhi dengan perasaan gelisah. Kilasan tentang Xiang Wei yang selalu datang membantu, Xiang Rong yang terus bersikap dingin, dan permaisuri Yang Xi yang penuh kecurigaan—semuanya membuatnya merasa seperti berada di pusaran badai.

Tiba-tiba, suara langkah kaki yang ringan terdengar di luar paviliun. Ji An membuka matanya, mencoba mendengarkan lebih jelas.

"Lin Li?" panggilnya pelan, tetapi tidak ada jawaban.

Pintu kamarnya perlahan terbuka, dan Ji An segera duduk, waspada. Namun, yang muncul bukanlah pelayan atau penjaga istana, melainkan sosok yang tidak ia duga: Raja Xiang Rong.

“Yang Mulia?” Ji An tergagap, berusaha bangkit dari tempat tidur untuk memberi hormat.

Xiang Rong melangkah masuk dengan tenang, menutup pintu di belakangnya. Wajahnya datar seperti biasa, tetapi ada kilatan aneh di matanya yang sulit diterjemahkan oleh Ji An.

“Jangan repot-repot, tetap duduk saja,” katanya dingin, tetapi suaranya tidak sekeras biasanya.

Ji An kembali duduk dengan canggung, menundukkan kepala. “Yang Mulia, apakah ada yang bisa hamba bantu?”

Xiang Rong mendekati meja kecil di tengah ruangan, menyentuh lilin yang hampir padam, lalu menatap Ji An. “Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Kau masih berusaha keras untuk mendapatkan perhatianku, meskipun aku sudah berkali-kali menunjukkan bahwa aku tidak tertarik. Kenapa?”

Pertanyaan itu langsung menusuk hati Ji An. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba merangkai jawaban yang tepat. “Yang Mulia, hamba hanya ingin menjalankan tugas hamba dengan sebaik mungkin. Jika hamba telah mengganggu Anda, hamba mohon maaf.”

Xiang Rong menyipitkan matanya. “Tidak cukup. Jawaban itu terlalu dangkal. Apa alasan sebenarnya? Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir? Atau... kau punya rencana lain?”

Kata-kata itu membuat Ji An terdiam. Ia tahu Xiang Rong selalu penuh kecurigaan, tetapi kali ini, tatapannya seolah ingin menembus ke dalam pikirannya.

“Hamba tidak punya rencana apa-apa, Yang Mulia. Hamba hanya ingin memenuhi kewajiban hamba, itu saja,” jawab Ji An akhirnya, suaranya gemetar.

Xiang Rong mendekat, berdiri tepat di depannya. “Setiap kali aku melihatmu, kau mengingatkan aku pada sesuatu... sesuatu yang tidak pernah bisa kuabaikan. Itu membuatku kesal. Kau terus mencoba masuk ke dalam kehidupanku, tetapi aku tidak tahu kenapa aku membiarkanmu tetap di sini.”

Ji An mengangkat wajahnya perlahan, terkejut mendengar kata-kata itu. Dalam hati, ia bertanya-tanya: apakah Xiang Rong mulai merasakan sesuatu padanya?

“Kau tidak perlu menjawab, Ji An Yi,” kata Xiang Rong tiba-tiba, mengalihkan pandangannya. “Aku akan memutuskan apa yang kulakukan denganmu nanti. Untuk sekarang, istirahatlah. Aku tidak ingin kau pingsan lagi di tengah istana. Itu hanya akan menjadi masalah untukku.”

Tanpa menunggu tanggapan, Xiang Rong berbalik dan pergi, meninggalkan Ji An dengan perasaan campur aduk.

Episodes
1 Chapter 1 Selir
2 Chapter 2 Suara Misterius
3 Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4 Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5 Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6 Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7 Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8 Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9 Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10 Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11 Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12 Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13 Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14 Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15 Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16 Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17 Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18 Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19 Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20 Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21 Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22 Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23 Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24 Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25 Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26 Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27 Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28 Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29 Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30 Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31 Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32 Chapter 32 Jebakan
33 Chapter 33 Aku harus kembali
34 Chapter 34 Aku...harus bertahan
35 Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36 Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37 Chapter 37 Cemburu
38 Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39 Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40 Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41 Chapter 41 Ancaman
42 Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43 Chapter 43 Perjalanan
44 Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45 Chapter 45 Kuil Tua
46 Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47 Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48 Chapter 48 Perseteruannya
49 Chapter 49 Waktunya tiba
50 Chapter 50 Tamat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 Selir
2
Chapter 2 Suara Misterius
3
Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4
Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5
Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6
Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7
Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8
Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9
Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10
Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11
Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12
Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13
Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14
Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15
Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16
Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17
Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18
Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19
Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20
Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21
Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22
Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23
Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24
Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25
Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26
Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27
Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28
Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29
Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30
Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31
Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32
Chapter 32 Jebakan
33
Chapter 33 Aku harus kembali
34
Chapter 34 Aku...harus bertahan
35
Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36
Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37
Chapter 37 Cemburu
38
Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39
Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40
Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41
Chapter 41 Ancaman
42
Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43
Chapter 43 Perjalanan
44
Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45
Chapter 45 Kuil Tua
46
Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47
Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48
Chapter 48 Perseteruannya
49
Chapter 49 Waktunya tiba
50
Chapter 50 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!