Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?

Ji An melangkah masuk ke ruang kerja Raja Xiang Rong, membawa nampan berisi semangkuk sup hangat yang ia buat sendiri di dapur. Wajahnya tetap tenang, meskipun hatinya sedikit berdebar. Ia tahu setiap langkah yang diambilnya selalu diwarnai curiga dari sang Raja.

Raja Xiang Rong mendongak dari dokumen di depannya, alisnya berkerut tajam. “Apa lagi yang kau lakukan? Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku? Apa kau tidak punya hal lain untuk dilakukan?”

Ji An tersenyum kecil, mencoba tetap sopan meski merasa hati kecilnya tergores. “Maaf, Yang Mulia. Hamba hanya ingin mengantarkan sup hangat untuk Anda. Hamba dengar Anda melewatkan sarapan pagi ini.”

Dengan hati-hati, Ji An meletakkan mangkuk sup di atas meja kerja Raja. Aromanya yang menggoda langsung memenuhi ruangan, tetapi Raja Xiang Rong tidak menunjukkan tanda-tanda tertarik. Sebaliknya, matanya menyipit, menatap Ji An dengan penuh curiga.

“Apa kau mencampuri sup ini dengan sesuatu?” tanyanya dingin. “Seperti waktu itu, kau juga mencampuri makananku dengan... obat perangsang?”

Ji An terkejut, wajahnya memerah karena malu sekaligus kesal. “Yang Mulia, hamba tidak pernah melakukan hal seperti itu. Hamba tidak berani menodai kepercayaan Anda, apalagi mencoba sesuatu yang memalukan seperti itu!”

Xiang Rong menyandarkan tubuhnya ke kursi, pandangannya tetap tajam. “Lalu, kenapa kau terus datang ke sini? Kau tahu aku tidak suka diganggu, tetapi kau tetap memaksakan dirimu masuk ke dalam ruanganku.”

Ji An menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya. “Yang Mulia, hamba tahu hamba bukan siapa-siapa dibandingkan orang-orang di sekitar Anda. Namun, hamba hanya ingin menunjukkan bahwa ada seseorang yang peduli, meski Anda terus menolaknya.”

Raja Xiang Rong terdiam sejenak, lalu mengalihkan pandangannya. Meski ia tidak menunjukkan apa-apa, dalam hatinya ada sedikit rasa bersalah yang mengusik.

“Kalau begitu, tinggalkan sup ini dan pergi. Aku akan memutuskan sendiri apakah akan memakannya atau tidak,” ucapnya akhirnya, dengan nada lebih lembut.

Ji An membungkuk hormat. “Baik, Yang Mulia. Hamba permisi.”

Keesokannya lagi Ji An kembali memasuki ruang kerja Raja Xiang Rong dengan nampan di tangannya, berisi teh hangat dan beberapa makanan ringan. Senyum tipis menghiasi wajahnya meski di dalam hatinya ia sudah menyiapkan diri untuk tatapan dingin dan kata-kata tajam.

Raja Xiang Rong, yang sedang membaca gulungan dokumen di mejanya, mendongak begitu mendengar langkah Ji An. Matanya langsung menyipit, penuh curiga. Pandangannya begitu tajam hingga Ji An merasa seperti sedang diinterogasi.

“Kau lagi?” ujar Xiang Rong dingin, meletakkan gulungan dokumen di mejanya. “Apa kau tidak lelah mencoba menarik perhatianku dengan cara seperti ini? Apa yang sebenarnya kau rencanakan, Ji An Yi?”

Ji An berhenti di hadapan meja kerja Raja, meletakkan nampan dengan hati-hati. “Yang Mulia, hamba tidak merencanakan apa pun. Hamba hanya berpikir, mungkin Anda perlu teh hangat dan sedikit makanan ringan untuk membantu Anda bekerja lebih baik.”

Xiang Rong menatap teh dan makanan itu seolah-olah benda tersebut adalah jebakan. Ia mendengus pelan, lalu bersandar di kursinya. “Kau selalu punya alasan untuk mendekatiku. Apa kau ingin aku percaya bahwa ini semua hanya karena kau... peduli?”

Ji An menundukkan kepala, mencoba menahan rasa frustrasi yang mulai membuncah. “Yang Mulia, hamba tahu Anda sulit percaya pada orang lain. Hamba tidak meminta Anda untuk langsung percaya, tetapi hamba berharap Anda mau menerima niat baik ini, meski hanya sekali saja.”

Kata-kata itu membuat Xiang Rong terdiam. Ia menatap Ji An lebih lama, mencoba membaca niat di balik wajah tenangnya. Namun, tak ada tanda-tanda kelicikan atau rencana tersembunyi. Yang ia lihat hanyalah kesungguhan.

“Aku tidak butuh orang untuk peduli padaku,” katanya akhirnya, dengan nada lebih lembut. “Tapi kalau kau benar-benar tulus, tinggalkan teh dan makanan itu. Aku akan memutuskan sendiri apakah akan menyentuhnya atau tidak.”

Ji An mengangguk, lalu membungkuk hormat. “Terima kasih, Yang Mulia. Hamba tidak akan mengganggu Anda lebih lama.”

Saat Ji An berbalik dan keluar dari ruangan, Xiang Rong kembali menatap teh di depannya. Aroma harum dari teh itu perlahan-lahan memenuhi ruangan. Untuk pertama kalinya, ia merasa ada sesuatu yang berbeda dari kehadiran Ji An.

Sementara itu, di sisi lain istana

Xiang Wei duduk di taman istana, tersenyum kecil saat mendengar laporan dari salah satu pengawalnya.

“Dia tetap berusaha, meski Xiang Rong terus bersikap dingin?” tanya Xiang Wei, menyesap teh di tangannya.

“Benar, Yang Mulia. Selir Ji An tampaknya tidak akan mundur.”

"Benarkah? Ji An Yi kau benar-benar wanita yang tidak biasa" Xiang Wei tertawa kecil,

Dia sebenarnya juga punya rencana untuk mendekati Ji An,setelah melihat perlakuan dingin adiknya,Xiang Wei seperti diberikan kesempatan lagi.

***

Di sisi lain istana

Ji An duduk di kamarnya, merenungi langkah-langkah yang telah ia ambil sejauh ini. Ia tahu mendekati Raja Xiang Rong bukanlah tugas mudah, tetapi ia tak punya pilihan lain. Namun, ia mulai merasa lelah menghadapi tembok yang terus dibangun Xiang Rong di antara mereka.

"Lin Li besok kau temani aku lagi kedapur untuk membuat sarapan buat Raja Xiang Rong"

Lin Li membalas dengan anggukan..

Episodes
1 Chapter 1 Selir
2 Chapter 2 Suara Misterius
3 Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4 Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5 Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6 Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7 Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8 Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9 Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10 Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11 Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12 Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13 Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14 Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15 Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16 Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17 Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18 Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19 Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20 Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21 Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22 Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23 Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24 Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25 Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26 Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27 Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28 Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29 Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30 Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31 Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32 Chapter 32 Jebakan
33 Chapter 33 Aku harus kembali
34 Chapter 34 Aku...harus bertahan
35 Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36 Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37 Chapter 37 Cemburu
38 Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39 Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40 Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41 Chapter 41 Ancaman
42 Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43 Chapter 43 Perjalanan
44 Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45 Chapter 45 Kuil Tua
46 Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47 Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48 Chapter 48 Perseteruannya
49 Chapter 49 Waktunya tiba
50 Chapter 50 Tamat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 Selir
2
Chapter 2 Suara Misterius
3
Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4
Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5
Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6
Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7
Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8
Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9
Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10
Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11
Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12
Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13
Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14
Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15
Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16
Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17
Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18
Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19
Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20
Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21
Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22
Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23
Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24
Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25
Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26
Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27
Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28
Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29
Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30
Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31
Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32
Chapter 32 Jebakan
33
Chapter 33 Aku harus kembali
34
Chapter 34 Aku...harus bertahan
35
Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36
Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37
Chapter 37 Cemburu
38
Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39
Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40
Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41
Chapter 41 Ancaman
42
Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43
Chapter 43 Perjalanan
44
Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45
Chapter 45 Kuil Tua
46
Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47
Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48
Chapter 48 Perseteruannya
49
Chapter 49 Waktunya tiba
50
Chapter 50 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!