Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja

Setelah pertemuan itu, Ji An kembali ke kamarnya dengan perasaan lega bercampur ragu. Meskipun Raja Xiang Rong tidak memberikan pujian, ia merasa telah berhasil menunjukkan bahwa dirinya tidak bisa diremehkan. Namun, pikirannya masih dipenuhi oleh tatapan tajam Xiang Rong dan senyuman hangat Xiang Wei.

“Bagaimana, Nona? Apakah Yang Mulia menerima saran Anda?” Lin Li bertanya dengan antusias begitu Ji An melangkah masuk.

Ji An tersenyum tipis. “Dia bilang akan mempertimbangkannya. Itu lebih baik daripada tidak ada tanggapan sama sekali.”

Lin Li terlihat sangat gembira. “Hamba yakin ini langkah besar, Nona! Sebentar lagi, Yang Mulia pasti akan melihat sisi luar biasa Anda.”

Namun, Ji An tidak seoptimis itu. Ia tahu betapa sulitnya menembus dinding es yang mengelilingi hati Xiang Rong. Lebih dari itu, kehadiran Xiang Wei justru membuat situasi menjadi lebih rumit.

 

Setelah pertemuan itu, Ji An kembali ke kamarnya dengan perasaan lega bercampur ragu. Meskipun Raja Xiang Rong tidak memberikan pujian, ia merasa telah berhasil menunjukkan bahwa dirinya tidak bisa diremehkan. Namun, pikirannya masih dipenuhi oleh tatapan tajam Xiang Rong dan senyuman hangat Xiang Wei.

“Bagaimana, Nona? Apakah Yang Mulia menerima saran Anda?” Lin Li bertanya dengan antusias begitu Ji An melangkah masuk.

Ji An tersenyum tipis. “Dia bilang akan mempertimbangkannya. Itu lebih baik daripada tidak ada tanggapan sama sekali.”

Lin Li terlihat sangat gembira. “Hamba yakin ini langkah besar, Nona! Sebentar lagi, Yang Mulia pasti akan melihat sisi luar biasa Anda.”

Namun, Ji An tidak seoptimis itu. Ia tahu betapa sulitnya menembus dinding es yang mengelilingi hati Xiang Rong. Lebih dari itu, kehadiran Xiang Wei justru membuat situasi menjadi lebih rumit.

 

“Rong, menurutku saran Ji An Yi cukup menarik dan masuk akal,” ujar Xiang Wei sambil menatap adiknya yang duduk sendiri dengan wajah serius. Di hadapan Xiang Rong terhampar sebuah peta besar yang menunjukkan wilayah perbatasan utara.

Namun, Xiang Rong tidak merespons. Matanya tetap terpaku pada peta, sementara saran Ji An Yi terus terngiang di kepalanya. Meskipun ia enggan mengakui, analisis Ji An memang sangat masuk akal.

“Ji An Yi... dia benar-benar wanita yang menarik,” kata Xiang Wei sambil tersenyum tipis.

Mendengar itu, Xiang Rong akhirnya mengalihkan tatapannya kepada kakaknya. Wajahnya tetap dingin saat ia berkata, “Hati-hati dengannya. Kau tidak tahu apa yang sebenarnya ada dalam pikirannya.”

Xiang Wei mengangkat alisnya mendengar peringatan Xiang Rong. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan santai, tetapi matanya memancarkan rasa penasaran.

“Rong, kau terlalu curiga. Ji An Yi hanya seorang selir. Apa yang bisa dia rencanakan?” Xiang Wei tersenyum kecil, seolah tidak mengambil serius kata-kata adiknya.

Xiang Rong menghela napas panjang, meletakkan tangannya di atas peta. “Xiang Wei jangan meremehkan wanita seperti dia. Ji An Yi mungkin tampak lembut, tetapi pikirannya tajam. Jika dia menggunakan kecerdasannya untuk hal lain selain membantu istana, itu bisa menjadi ancaman.”

“Kau takut padanya?” Xiang Wei menantang dengan nada bercanda, meskipun matanya memperhatikan adiknya dengan serius.

Xiang Rong mendengus. “Aku tidak takut, tapi aku berhati-hati. Seorang wanita seperti Ji An Yi harus diawasi. Tidak ada yang datang ke istana ini tanpa alasan.”

Xiang Wei menggeleng pelan. “Kau terlalu keras, seperti biasa. Kadang aku berpikir, mungkin jika kau lebih lunak, kau bisa melihat bahwa beberapa orang benar-benar tulus.”

Xiang Rong menatap kakaknya, tetapi tidak menjawab. Ia kembali memusatkan perhatiannya pada peta di depannya. Dalam hati, ia mengakui bahwa Ji An Yi memang mengusik pikirannya, tetapi ia menolak untuk mempercayai siapapun dengan mudah.

 

Setelah mendapatkan sedikit perhatian dari Raja Xiang Rong melalui strategi militernya, Ji An memutuskan untuk terus melangkah. Ia ingin memastikan kehadirannya selalu terasa di sekitar Raja Xiang Rong. Dengan hati-hati, ia mulai mencari cara untuk terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja tanpa terlihat memaksa.

 

Pagi hari, Ji An sengaja datang ke taman bambu saat Raja Xiang Rong tengah berlatih pedang. Dengan membawa handuk dan kendi berisi air, ia berdiri agak jauh, berpura-pura sibuk dengan tugasnya sendiri, namun matanya tak lepas dari gerakan tegas sang Raja.

Setelah menyelesaikan latihannya, Raja Xiang Rong menyeka keringat di dahinya dengan tangannya sendiri. Melihat itu, Ji An melangkah maju dan menyapa dengan lembut. “Yang Mulia, hamba membawakan air untuk Anda.”

Raja Xiang Rong menoleh sejenak, tatapannya dingin dan tanpa ekspresi. “Kau tak perlu membawakanku air. Permaisuriku sendiri sudah menyiapkannya,” tolaknya dengan nada tegas.

Ia kemudian berjalan menuju gazebo terdekat, duduk dengan tenang di bangku, menuangkan air dari kendi yang sudah ada di sana ke dalam gelas kecil, dan meneguknya hingga habis tanpa sedikit pun memperhatikan Ji An.

Ji An hanya berdiri mematung, menatap lesu sikap dingin Raja Xiang Rong. Namun, ia mencoba untuk tidak menyerah. Dengan suara lembut, ia menawarkan, “Yang Mulia, jika berkenan, hamba dapat menyiapkan makanan untuk Anda. Apapun yang Anda inginkan.”

Raja Xiang Rong menatapnya sekilas, ekspresinya tetap dingin. “Tidak perlu,” ujarnya singkat, lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada angin yang berembus di sela bambu.

Ji An berdiri dengan senyum tipis di wajahnya, meskipun dalam hatinya ia merasakan penolakan yang dingin. Setelah Raja Xiang Rong menyelesaikan minumnya, ia meletakkan gelas di atas meja kecil di gazebo, tanpa sekalipun menoleh ke arah Ji An.

“Yang Mulia,” ujar Ji An dengan nada lembut yang hampir memohon. “Hamba mendengar bahwa Anda sering melewatkan sarapan. Jika berkenan, izinkan hamba menyiapkan sesuatu yang sederhana. Hamba hanya ingin memastikan Anda tetap sehat.”

Raja Xiang Rong meliriknya sekilas, alisnya terangkat. “Aku tidak butuh perhatian darimu, Ji An Yi. Tugasmu bukan melayani di sini.”

Ji An merasakan hatinya mencelos, tetapi ia tidak menunjukkan kekecewaannya. Sebaliknya, ia tetap berdiri tegak dan berkata dengan tenang, “Yang Mulia, hamba hanya ingin menjadi seseorang yang berguna. Jika keberadaan hamba di sini tidak diinginkan, hamba akan pergi.”

Tanpa menunggu balasan, Ji An membungkuk sopan dan berbalik untuk pergi. Namun, sebelum ia melangkah lebih jauh, suara berat Raja Xiang Rong menghentikannya.

“Ji An Yi,” panggilnya.

Ji An berhenti dan menoleh.

“Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?” tanya Xiang Rong dengan nada dingin namun penuh rasa ingin tahu.

Ji An menatapnya langsung, tanpa ragu. “Hamba hanya ingin menunjukkan bahwa hamba lebih dari sekadar selir, Yang Mulia. Hamba ingin menjadi seseorang yang dapat Anda andalkan.”

Raja Xiang Rong tidak segera menjawab. Ia menatap Ji An sejenak, mencoba membaca maksud di balik kata-katanya. Namun, seperti biasa, ia memilih untuk tidak menunjukkan pikirannya.

“Kau terlalu ambisius,” katanya akhirnya. “Dan ambisi bisa menjadi berbahaya.”

“Ambisi bisa menjadi berbahaya jika digunakan dengan salah, Yang Mulia,” balas Ji An, keberanian terpancar di matanya. “Tetapi jika digunakan dengan bijaksana, ambisi dapat membawa perubahan yang baik.”

Kata-katanya membuat Xiang Rong terdiam. Ia tidak mengharapkan jawaban seperti itu dari seorang selir.

“Pergilah,” ujarnya akhirnya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya. “Dan jangan coba-coba melibatkan dirimu terlalu dalam dalam urusanku.”

Ji An membungkuk hormat sekali lagi sebelum pergi, meninggalkan Raja Xiang Rong yang termenung di gazebo.

Dari balik bayang-bayang pohon bambu, Xiang Wei mengamati interaksi itu dengan senyum tipis di wajahnya. Ia tampak menikmati dinamika yang mulai berkembang antara Ji An dan adiknya.

“Ji An Yi, kau benar-benar tidak biasa,” gumamnya pelan sebelum melangkah pergi dengan tenang.

Episodes
1 Chapter 1 Selir
2 Chapter 2 Suara Misterius
3 Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4 Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5 Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6 Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7 Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8 Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9 Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10 Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11 Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12 Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13 Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14 Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15 Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16 Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17 Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18 Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19 Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20 Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21 Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22 Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23 Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24 Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25 Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26 Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27 Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28 Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29 Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30 Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31 Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32 Chapter 32 Jebakan
33 Chapter 33 Aku harus kembali
34 Chapter 34 Aku...harus bertahan
35 Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36 Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37 Chapter 37 Cemburu
38 Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39 Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40 Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41 Chapter 41 Ancaman
42 Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43 Chapter 43 Perjalanan
44 Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45 Chapter 45 Kuil Tua
46 Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47 Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48 Chapter 48 Perseteruannya
49 Chapter 49 Waktunya tiba
50 Chapter 50 Tamat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 Selir
2
Chapter 2 Suara Misterius
3
Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4
Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5
Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6
Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7
Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8
Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9
Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10
Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11
Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12
Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13
Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14
Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15
Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16
Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17
Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18
Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19
Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20
Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21
Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22
Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23
Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24
Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25
Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26
Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27
Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28
Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29
Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30
Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31
Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32
Chapter 32 Jebakan
33
Chapter 33 Aku harus kembali
34
Chapter 34 Aku...harus bertahan
35
Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36
Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37
Chapter 37 Cemburu
38
Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39
Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40
Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41
Chapter 41 Ancaman
42
Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43
Chapter 43 Perjalanan
44
Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45
Chapter 45 Kuil Tua
46
Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47
Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48
Chapter 48 Perseteruannya
49
Chapter 49 Waktunya tiba
50
Chapter 50 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!