Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil

Setelah pertemuannya dengan Raja Xiang Rong di taman, Ji An merasa semakin tertekan. Ia tahu sikap Raja masih dingin, tetapi setidaknya ia berhasil menunjukkan niat baiknya. Namun, suara misterius tiba-tiba terdengar lagi

"Jantung... hanya perlu Jantung teratai itu"

Ji An panik suara itu benar benar membuatnya sesak.

Ji An menggigit bibirnya, mencoba menahan gejolak rasa sakit yang tiba-tiba menyerang tubuhnya. Suara misterius itu terus bergema dalam pikirannya, semakin menekan dirinya.

“Jantung... hanya perlu Jantung Teratai itu,” suara itu mengulang lagi, lebih tajam, lebih menusuk.

Ia meremas dadanya yang terasa panas, seperti ada bara api yang menggerogoti tubuhnya dari dalam. Napasnya memburu, dan tangannya bergetar hebat. Ji An terhuyung ke kursi taman, merasa tubuhnya kehilangan tenaga.

Lin Li yang berada di dekatnya segera berlari menghampiri. “Nona! Apa yang terjadi? Nona terlihat pucat!”

“Aku... tidak apa-apa,” Ji An mencoba menjawab, meskipun jelas suaranya lemah.

Lin Li tampak panik, mencoba menopang tubuh Ji An. “Nona, tolong jangan memaksakan diri. Haruskah hamba memanggil tabib istana?”

“Tidak!” Ji An buru-buru menghentikan Lin Li. Ia tidak bisa membiarkan siapa pun tahu tentang kondisinya, apalagi Raja Xiang Rong. Ini bukan sekadar penyakit biasa—ia tahu ini ada hubungannya dengan kutukan yang membawanya ke dunia ini.

“Bantu aku kembali ke kamar,” Ji An memohon, suaranya hampir tak terdengar.

***

Di dalam kamar, Ji An duduk bersandar di tempat tidurnya, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Suara itu masih terdengar samar, tetapi kini lebih halus, seperti berbisik langsung ke dalam jiwanya.

“Jantung Teratai adalah kunci untuk bebas. Kau tahu itu.”

Ji An menutup matanya, mencoba mengusir suara itu. Tapi semakin ia melawan, semakin kuat suara itu menggema di kepalanya.

“Kenapa kau terus mengingatkanku?” Ji An berbisik pada dirinya sendiri. “Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?”

Namun, suara itu tidak menjawab. Sebaliknya, rasa sakit di dadanya kembali muncul, memaksanya untuk membungkuk, hampir jatuh ke lantai.

Lin Li yang berada di luar pintu mendengar erangan Ji An. Ia buru-buru masuk, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. “Nona! Apa yang terjadi? Hamba benar-benar harus memanggil tabib!”

Ji An menggeleng lemah. “Tidak... jangan. Aku hanya butuh istirahat.”

 

Keesokan harinya, Lin Li datang dengan kabar yang tak terduga.

"Nona, hamba mendengar kabar bahwa Yang Mulia Raja akan mengadakan pertemuan pribadi dengan para pejabat untuk membahas masalah pemberontakan di perbatasan. Ini adalah kesempatan langka. Mungkin Nona bisa mencoba menawarkan bantuan atau mencari cara untuk menunjukkan kemampuan Nona."

"Bukankah Nona putri dari anak Adipati,pasti Nona sangat familiar dengan masalah pemberontakan bukan ?" Lin Li menatap Ji An dengan penuh percaya diri

Namun Ji An dengan susah payah menelan air liurnya karna gugup,ia bukan Ji An anak dari adipati Dong Yi,dia hanya gadis biasa yang tersesat di dunia kolosal bagaimana ia bisa mengetahui masalah itu.

Ji An termenung. “Raja tidak akan mengizinkanku ikut campur dalam urusan negara, Lin Li. Aku hanya selir biasa disini aku tidak memiliki hak walaupun Ayah ku seorang pejabat di istana tapi posisi ku tidak setinggi itu "

"Ayolah Nona bukankah anda ingin menarik hati Raja Xiang Rong, Nona harus percaya pada kemampuan Nona Sendiri ,Hamba tahu dulu dikediaman ,Nona sering belajar tentang masalah politik dan strategi perang ,Nona benar-benar sangat ahli melakukannya " Bujuk Lin Li ia percaya bahwa Tuannya adalah wanita yang luar biasa

Ji An menghela napas panjang, mencoba menyembunyikan kegugupannya. Ia tahu Lin Li hanya ingin membantu, tetapi kenyataannya jauh lebih rumit. Ji An bukan putri Adipati Dong Yi yang ahli dalam urusan negara. Ia hanya gadis dari dunia lain yang terjebak dalam tubuh seorang selir istana.

Namun, kata-kata Lin Li menyentuh sisi keberaniannya. Jika ia ingin mendapatkan Jantung Teratai dan kembali ke dunianya, ia harus mengambil risiko. Mendekati Raja Xiang Rong dan menunjukkan nilainya adalah satu-satunya cara.

“Baiklah, Lin Li,” Ji An akhirnya berkata, meskipun suaranya terdengar ragu. “Aku akan mencoba. Tapi, aku butuh lebih banyak informasi tentang pemberontakan itu. Kau bisa mencarikan sesuatu untukku?”

Lin Li tersenyum lega. “Hamba sudah menyiapkan segalanya, Nona. Hamba mendengar bahwa pemberontakan terjadi di perbatasan utara, di wilayah yang sebelumnya pernah dikuasai keluarga Dong Yi sebelum diserahkan ke kerajaan. Mungkin itu ada hubungannya dengan sejarah keluarga Nona?”

Ji An merasa tenggorokannya mengering. Wilayah itu? Ia bahkan tidak tahu bahwa keluarga Dong Yi memiliki hubungan dengan perbatasan. Tetapi, ia tak ingin membuat Lin Li curiga.

“Bagus. Kita akan gunakan itu sebagai pintu masuk,” Ji An berkata dengan suara yang lebih tegas dari sebelumnya. “Bantu aku menyiapkan sesuatu untuk menghadap Raja Xiang Rong. Aku akan mencoba mengajukan saran kecil... dan berharap ia mendengarkan.”

***

 

Beberapa jam kemudian, Ji An berdiri di luar ruang kerja Raja Xiang Rong. Jantungnya berdegup kencang, tetapi ia menarik napas dalam-dalam dan memantapkan diri. Jika ia ingin mendapatkan perhatian Raja, ini adalah saat yang tepat.

Setelah diizinkan masuk, Ji An melangkah ke dalam ruangan. Raja Xiang Rong sedang membaca gulungan laporan, dan wajahnya yang tegas tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan meskipun masalah besar sedang ia hadapi.

“Apa yang kau inginkan kali ini, Ji An Yi?” suaranya dingin, tetapi tidak mengusirnya.

Ji An membungkuk hormat. “Yang Mulia, hamba mendengar tentang pemberontakan di perbatasan utara. Hamba berpikir... mungkin hamba bisa membantu.”

Raja Xiang Rong mendongak, tatapannya berubah tajam. “Membantu? Kau pikir, seorang selir sepertimu tahu sesuatu tentang pemberontakan? Jangan mencoba mencampuri urusan negara.”

Ji An menggigit bibirnya, berusaha menahan rasa gugup. Ia tidak boleh menyerah. “Yang Mulia, meskipun hamba tidak punya pengalaman langsung, keluarga hamba memiliki hubungan sejarah dengan wilayah itu. Hamba mendengar bahwa banyak masalah pemberontakan berasal dari ketidakpuasan para warga terhadap sistem pajak baru. Jika itu benar, mungkin hamba bisa membantu mencari solusi.”

Raja Xiang Rong memandangnya lama, matanya penuh kecurigaan. “Kau begitu ingin menarik perhatianku, ya? Atau ini hanya cara licikmu untuk mengamankan posisimu di istana?”

Ji An merasakan darahnya mendidih, tetapi ia menundukkan kepala. “Yang Mulia, hamba hanya ingin menebus kesalahan hamba. Jika Yang Mulia tidak mengizinkan hamba, hamba tidak akan memaksa.”

Untuk sesaat, suasana hening. Raja Xiang Rong akhirnya menghela napas panjang. “Baiklah. Jika kau benar-benar ingin membuktikan dirimu, aku akan memberimu satu kesempatan. Buktikan bahwa ucapanmu ada gunanya.”

Ji An terkejut, tetapi ia menyembunyikan keterkejutannya dengan membungkuk lagi. “Hamba tidak akan mengecewakan Yang Mulia.”

Saat Ji An meninggalkan ruangan, jantungnya masih berdetak kencang. Ini adalah langkah besar—dan sangat berisiko. Namun, jika ia berhasil, mungkin ia bisa mendekati Raja Xiang Rong lebih jauh... Dan ia bisa mendapatkan setengah jantung teratai milik Raja Xiang Rong lalu kembali pulang ke dunia nyata.

Episodes
1 Chapter 1 Selir
2 Chapter 2 Suara Misterius
3 Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4 Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5 Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6 Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7 Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8 Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9 Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10 Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11 Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12 Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13 Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14 Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15 Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16 Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17 Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18 Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19 Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20 Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21 Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22 Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23 Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24 Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25 Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26 Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27 Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28 Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29 Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30 Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31 Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32 Chapter 32 Jebakan
33 Chapter 33 Aku harus kembali
34 Chapter 34 Aku...harus bertahan
35 Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36 Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37 Chapter 37 Cemburu
38 Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39 Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40 Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41 Chapter 41 Ancaman
42 Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43 Chapter 43 Perjalanan
44 Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45 Chapter 45 Kuil Tua
46 Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47 Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48 Chapter 48 Perseteruannya
49 Chapter 49 Waktunya tiba
50 Chapter 50 Tamat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 Selir
2
Chapter 2 Suara Misterius
3
Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4
Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5
Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6
Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7
Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8
Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9
Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10
Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11
Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12
Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13
Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14
Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15
Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16
Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17
Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18
Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19
Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20
Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21
Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22
Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23
Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24
Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25
Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26
Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27
Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28
Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29
Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30
Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31
Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32
Chapter 32 Jebakan
33
Chapter 33 Aku harus kembali
34
Chapter 34 Aku...harus bertahan
35
Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36
Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37
Chapter 37 Cemburu
38
Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39
Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40
Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41
Chapter 41 Ancaman
42
Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43
Chapter 43 Perjalanan
44
Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45
Chapter 45 Kuil Tua
46
Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47
Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48
Chapter 48 Perseteruannya
49
Chapter 49 Waktunya tiba
50
Chapter 50 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!