Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong

Sejak kejadian malam itu, Ji An duduk sendirian di mejanya,menatap kosong kearah gulungan kertas dan tinta didepannya, Pikirannya dipenuhi strategi. Ia harus mendekati Raja Xiang Rong dengan hati-hati, tanpa menimbulkan kecurigaan lebih lanjut. Tapi bagaimana caranya?

Apa ia terus menyelesaikan misinya atau ia mencari cara lain untuk bisa membuat Raja Xiang Rong jatuh hati padanya.

Tiba-tiba dada Ji An kembali lagi sakit benar-benar seperti menggerogoti bagian dalam tubuhnya.

Kenapa tubuh ini menjadi semakin lemah?

Entah mengapa suara misterius itu kembali berbisik lembut, seolah datang dari dalam dirinya sendiri, "Hati Raja... adalah kuncinya"

Ji An tertegun. Kata-kata itu semakin membebani pikirannya. Apa maksudnya hati Raja? Apakah itu berarti ia harus cepat mendapatkan jantung teratai itu?

Ia meremas tangannya yang dingin, Ji An seperti kehabisan nafas.

Namun perlahan sakitnya mulai redah.

Jian mencoba memikirkan langkah berikutnya. Meskipun Raja Xiang Rong membencinya, ia tahu pria itu adalah seseorang yang tidak bisa didekati dengan cara biasa.

"Aku harus memulai dari sesuatu yang sederhana, ia benar benar harus mendapatkan jantung teratai itu " gumam Ji An pada dirinya sendiri.

Ia kemudian memanggil Lin Li.

"Lin Li bantu aku untuk mencari tahu apa kesukaannya dan apa keseharian Raja Xiang Rong di istana,aku akan memulai dengan hal kecil ini "

"Baik Nona hamba akan melakukan tugas ini " Lin Li menatap wajah Ji An,terlihat pucat dan lesu "Nona apakah Nona baik baik saja? Nona terlihat pucat?"

"Tidak...tidak.. Lin Li ,cepatlah kau pergi kita harus segera menyelesaikan semua ini "

Dengan gerakan anggukkan Lin Li segera bergegas melakukan tugasnya.

Lin Li pergi dengan cepat, meninggalkan Ji An sendirian di kamarnya. Ji An memegang dadanya yang masih terasa sesak. Ia tahu tubuhnya semakin lemah, dan waktu yang dimilikinya untuk menemukan jantung teratai itu semakin sedikit. Namun, ia tidak bisa menyerah begitu saja. Ada terlalu banyak yang dipertaruhkan, termasuk nyawanya sendiri.

***

Keesokan harinya, Lin Li kembali dengan membawa informasi yang cukup berharga.

"Yang Mulia Raja Xiang Rong sangat menyukai latihan pedang di taman bambu setiap pagi, Nona. Selain itu, ia juga sering menghabiskan waktu di ruang kerjanya untuk membaca dokumen kerajaan. Tapi yang paling menarik adalah... katanya beliau sangat menyukai masakan sederhana seperti bubur kacang hijau yang dibuat oleh ibunya dulu."

Ji An mengangkat alis. "Bubur kacang hijau? Sesederhana itu?"

Lin Li mengangguk. "Benar, Nona. Tapi beliau hampir tidak pernah memakan makanan itu lagi setelah ibunya wafat. Hamba pikir, mungkin ini bisa menjadi awal untuk mendekatinya."

Ji An berpikir sejenak. Membuat bubur kacang hijau tidak sulit, tapi yang menjadi tantangan adalah bagaimana ia menyampaikan niatnya kepada Raja Xiang Rong tanpa membuat pria itu curiga.

 

***

Pagi itu, Ji An memutuskan untuk pergi ke dapur istana dan membuat bubur kacang hijau sendiri. Ia memastikan semua bahan segar, menyiapkan takaran dengan teliti, dan memasaknya dengan penuh perhatian.

"Lin Li, kau tahu tugasmu," katanya setelah selesai memasak.

Lin Li mengangguk, membawa nampan berisi bubur ke taman bambu tempat Raja Xiang Rong berlatih.

Di taman, Raja Xiang Rong sedang berlatih pedang. Gerakannya cepat dan presisi, setiap tebasan mencerminkan kedisiplinan dan kekuatan yang luar biasa. Ketika ia selesai, seorang pelayan mendekatinya dengan nampan makanan.

"Apa ini?" tanyanya dingin.

Lin Li membungkuk dalam-dalam. "Yang Mulia, ini adalah bubur kacang hijau. Nona Ji An yang membuatnya sendiri untuk Yang Mulia."

Raja Xiang Rong menatap mangkuk bubur itu dengan ekspresi tidak terbaca. "Dia membuat ini untukku?"

"Benar, Yang Mulia. Nona berharap Yang Mulia dapat menikmati hidangan ini."

Raja Xiang Rong duduk di salah satu bangku taman, mengambil sendok, dan mencicipi bubur itu perlahan. Rasa bubur yang lembut dan manis membangkitkan kenangan masa kecilnya, saat ibunya sendiri membuatkan bubur serupa untuknya.

Namun, ia menahan diri untuk tidak menunjukkan emosinya. Wajahnya tetap dingin. "Katakan pada Ji An, aku menghargai usahanya. Tapi ini tidak akan mengubah apa pun."

Lin Li membungkuk sekali lagi. "Baik, Yang Mulia."

Ketika Lin Li kembali dan menyampaikan pesan Raja, Ji An merasa sedikit kecewa. Namun, ia tahu ini adalah awal yang kecil dan penting.

"Aku tidak berharap dia langsung menerimaku, Lin Li. Yang penting aku menunjukkan bahwa aku tulus," katanya, meski dadanya kembali terasa nyeri.

Lin Li mengkhawatirkan kondisi Ji An. "Nona, hamba yakin Yang Mulia akan mulai melihat niat baik Nona. Tapi tolong, jangan terlalu memaksakan diri. Hamba takut kondisi Nona semakin memburuk."

Ji An tersenyum lemah. "Aku tidak punya pilihan, Lin Li. Jika aku gagal, segalanya akan berakhir, untukku."

***

Malam harinya, Ji An sedang duduk di taman kecil di dekat kamarnya, menikmati ketenangan sambil mencoba mengatur napasnya yang terasa berat. Tiba-tiba, ia mendengar langkah kaki yang mendekat.

Ketika ia mendongak, Raja Xiang Rong berdiri di sana, memandangnya dengan tatapan tajam.

"Jadi, kau berpikir bubur kacang hijau bisa membujuk ku ? Kau gagal dalam misi yang aku berikan,bagaimana aku bisa percaya padamu lagi"

Ji An berdiri perlahan, membungkuk hormat. "Hamba tidak bermaksud demikian, Yang Mulia. Hamba hanya ingin menunjukkan bahwa hamba tulus dalam usaha untuk menebus kesalahan."

Raja Xiang Rong mendekat, membuat jarak di antara mereka semakin kecil. "Tulus, katamu? Kau pikir aku bisa percaya pada seorang wanita yang pernah menghancurkan kepercayaanku?"

Ji An menggigit bibirnya, menahan diri untuk tidak terintimidasi. "Yang Mulia, hamba tidak meminta maaf demi kepercayaan. Hamba hanya ingin membuktikan bahwa hamba tidak seperti yang Yang Mulia pikirkan."

Untuk sesaat, Raja Xiang Rong hanya memandangnya, seolah-olah mencoba membaca isi hatinya. Namun, tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik dan pergi, meninggalkan Ji An dengan perasaan campur aduk.

"Langkah kecil," gumam Ji An pada dirinya sendiri, mencoba menguatkan hati. Ia tahu jalan ini tidak akan mudah, tetapi ia tidak akan menyerah

Terpopuler

Comments

Shion Fujino

Shion Fujino

Terus berinovasi ya author, semoga sukses dengan ceritanya!

2024-12-10

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Selir
2 Chapter 2 Suara Misterius
3 Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4 Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5 Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6 Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7 Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8 Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9 Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10 Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11 Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12 Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13 Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14 Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15 Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16 Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17 Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18 Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19 Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20 Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21 Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22 Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23 Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24 Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25 Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26 Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27 Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28 Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29 Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30 Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31 Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32 Chapter 32 Jebakan
33 Chapter 33 Aku harus kembali
34 Chapter 34 Aku...harus bertahan
35 Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36 Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37 Chapter 37 Cemburu
38 Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39 Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40 Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41 Chapter 41 Ancaman
42 Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43 Chapter 43 Perjalanan
44 Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45 Chapter 45 Kuil Tua
46 Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47 Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48 Chapter 48 Perseteruannya
49 Chapter 49 Waktunya tiba
50 Chapter 50 Tamat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 Selir
2
Chapter 2 Suara Misterius
3
Chapter 3 Pindah Ke Paviliun Utara
4
Chapter 4 Menyelesaikan Kasus
5
Chapter 5 Beberapa Pion Kecil
6
Chapter 6 Strategi Mendekati Raja Xiang Rong
7
Chapter 7 Mengajukan Saran Kecil
8
Chapter 8 Putra Mahkota Xiang Wei
9
Chapter 9 Saya ingin menawarkan bantuan kecil.
10
Chapter 10 Terlibat dalam kegiatan sehari-hari Raja
11
Chapter 11Apa sebenarnya yang kau cari, Ji An Yi? Kekuasaan, pengakuan, atau..
12
Chapter 12 Kenapa kau terus-menerus muncul di hadapanku?
13
Chapter 13 Apa aku bisa mendapatkan makanan enak ini lagi kapan kapan?
14
Chapter 14 Raja Xiang Rong adalah suamiku
15
Chapter 15 Apa kau tidak lelah melakukan ini setiap hari?
16
Chapter 16 Kau terlalu banyak menarik perhatian
17
Chapter 17 Kenapa kau sibuk mengurusi dia? Dia adalah selirku
18
Chapter 18 Apa kau berharap menjadi lebih dari sekadar selir?
19
Chapter 19 Tidak ada sarapan dari Ji An Yi?”
20
Chapter 20 Jangan memaksakan dirimu.
21
Chapter 21 Ada rasa aneh dalam bubur ini. Apa yang kau tambahkan?
22
Chapter 22 Bidak Permaisuri Yang Xi
23
Chapter 23 Kau terus mengatakan bahwa ini adalah jebakan.
24
Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
25
Chapter 25 Aku akan diasingkan ke paviliun terpencil
26
Chapter 26 Paviliun Di ujung Istana tidak layak untuk mu
27
Chapter 27 Seorang pria tak dikenal
28
Chapter 28 Kau pria misterius itu?
29
Chapter 29 Menghirup Udara Segar
30
Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?
31
Chapter 31 Kali ini, aku akan menemukan jalanku sendiri
32
Chapter 32 Jebakan
33
Chapter 33 Aku harus kembali
34
Chapter 34 Aku...harus bertahan
35
Chapter 35 Punggung yang hangat dan kokoh
36
Chapter 36 kekhawatiran dan kecurigaan
37
Chapter 37 Cemburu
38
Chapter 38 Kembalikan Ji An Yi kepadaku
39
Chapter 39 Memberikan Perlindungan
40
Chapter 40 Pesan Ibu Suri
41
Chapter 41 Ancaman
42
Chapter 42 Perjalanan Belum berakhir
43
Chapter 43 Perjalanan
44
Chapter 44 Menjadi Aib Keluarga
45
Chapter 45 Kuil Tua
46
Chapter 46 hutan sunyi dan gelap
47
Chapter 47 Melawan Rasa Sakit
48
Chapter 48 Perseteruannya
49
Chapter 49 Waktunya tiba
50
Chapter 50 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!