# 16

“Selamat Pagi. Kepada seluruh siswa/siswi SMA BUMI BAKTI, kami beritahukan bahwa upacara penaikan bendera di hari senin pagi ini ditiadakan, dikarenakan cuaca yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan upacara. Terimakasih atas perhatiannya, selamat belajar.”

Sorak kami sekelas dengan keras, dan juga sorakan bahagia dari kelas-kelas lain yang terdengar begitu nyaring. Kebanyakan setiap murid yang bersekolah enggan untuk mengikuti upacara, karena tidak tahan untuk berdiri lama ditambah lagi sorotan matahari di pagi hari, selain itu juga biasanya amanat yang di sampaikan oleh Pembina upacara yang tidak sebentar.

Tiba-tiba suara pintu diketuk, kami semua seketika senyap, Ketua kelas menuju pintu kelas lalu membukanya.

“Pagi Pak.” Sapa ketua kelas kami dengan ramah sambil melebarkan pintu kelas, dari balik pintu itu mulai menampakan diri, yang ternyata ialah Pak Irwan Guru Seni Budaya. Ketua kelas kami mempersilahkan Pak Irwan masuk lebih dulu.

“Pagi anak-anak.” Sapa Pak irwan pada kami, semua murid kembali duduk pada kursinya masing-masing, setelah bersorak ria mendengar pengumuman tadi.

“Pagi Pakkk…” kami menjawab serentak dengan senang.

Mendengar itu Pak Irwan mengangguk pelan, lalu tersenyum. “kelihatannya hari ini kalian semua bahagia banget ya?”

“iya dong Pak.” Celetuk Deo dengan lantang dari arah belakang, sontak kami semua tertawa mendengarnya.

“Bapak rasa kalian semangat banget hari ini, gimana kalau kita latihan soal?”

“jangan dong Pakkk…” semuanya protes, tiba-tiba saja Pak Irwan mengadakan latihan soal.

“loh… kok, jangan?”

“gimana kalau kita nyanyi dulu aja Pak?, biar semakin semangat.” Usul Freya, di susul dengan persetujuan semua anak-anak di kelas.

“boleh. Tapi kamu yang nyanyi.” Katanya dengan terkekeh.

“yaa.. bareng-bareng lah Pak jangan saya aja.” Tiba-tiba nyali Freya menciut. Kami semua tertawa mendengarnya.

“ayo loh… lo nyanyi sana ke depan.” Bisik Zenna dengan terkekeh mengoda teman sebangkunya itu.

“isshh.. lo mah.” Ketusnya dan menyenggol tangan Zenna pelan.

“ayo kita nyanyi bareng aja gimana?” celetuk Deo dengan tiba-tiba, membuat kami semua menlihat ke belakang. Tak percaya dengan apa yang di katakannya, apakah ia serius mengajak Freya bernyanyi bersamanya di depan kelas. Yang kami semua ketahui, mereka berdua seperti Tom&Jerry yang tak pernah akur.

“asikkk.. benci jadi cinta nih.” Ucap Sabrina dengan lantang. Jelas kami semua tertawa dan menggoda dua orang yang sangat akur itu.

“ohh… jadi Deo sekarang lagi pdkt sama Freya ya?” tanya Pak Irwan penasaran.

“ihh.. apa sih Pak, gak ada yang lagi pdkt kok.” Bantahnya serius, wajahnya terasa panas dan mulai memerah seperti tomat.

“waduh, muka lo kok, merah gitu sih Re.” tunjuk Naura pada wajah Freya dengan sengaja. Kami semua kembali tertawa melihat dua insan yang terkenal akur itu.

“udah-udah, kita mulai pelajarannya ya.” Relai Pak Irwan kepada kami semua. Di mulainya pelajaran dengan melukis seni karya yang tengah di tugaskan oleh Pak Irwan. Suasana mulai kondusif dan fokus pada karyanya masing-masing.

***

Suara gaduh dan tidak kondusif terdengar dari kelas XII IPA 3 sudah pasti tidak adanya Guru yang masuk ke dalam kelas tersebut untuk mengajar, entah memang berhalangan hadir untuk mengajar, atau memang sudah hal biasa dengan kericuhan dan kegaduhan pada kelas tersebut, sehingga terdengar ke ruang kelas lain. Membuat salah satu Guru yang tengah mengajar dekat dengan kelas tersebut, mendatangi dan menegurnya.

“hei!” tegurnya dengan nada tinggi. Tengah berdiri di ambang pintu kelas XII IPA 3.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***