# 6

***BASECAMP***

![](contribute/fiction/9676014/markdown/32205590/1734529104403.jpeg)

Kini mereka sudah sampai berada di *Basecamp*, seperti biasa Zaidan dan Febian akan bermain game yang sering kali mereka mainkan. Lain dengan Abyan dan Evan, mereka berdua bisa dibilang kaum tenang atau yang biasa siswi-siswi disekolah menyebut mereka dengan sebutan cool.

Abyan merebahkan tubuhnya diatas sofa dengan memainkan Handphone, entah apa yang sedang ia cari, begitu serius dan tidak bisa di ganggu oleh siapapun, Febian yang memanggilnya sejak tadi pun, tidak ada respon apapun dari Abyan.

Zaidan yang melihatnya itu, ia pun menghampiri Abyan, ia berjalan dengan mengendap-endap di belakang kursi, dengan sedikit mengintip, apa yang sedang Abyan lakukan, sampai tidak mendengar teman-temannya memanggilnya.

“nah kan, bener dugaan gue, lagi kepoin siapa lo yan?” ucap Zaidan, yang membuat Abyan mematikan layer Handphone nya itu.

Evan yang sejak tadi merebahkan tubuhnya di atas kursi bersebrangan dengan Abyan, ia pun bangun dengan posisi duduk, kini memperhatikan Abyan dengan alis yang mengernyit.

“lo lagi *stalking* siapa yan?” tanya Evan dengan terkekeh.

“asikkk, ada yang lagi jatuh cinta nih gue liat-liat.” Ucap Febian sengaja mengusili Abyan.

“gada ya gue stalking-stalking.” Katanya, dengan tersenyum tipis.

“halah… bilang aja gamau kita tau.” Ucap Febian dengan meledek.

Timpal Zaidan. “oh gue tau, takut kita-kita ikutan naksir juga kan?” ledeknya.

“tenang yan, kita gak akan ikutan naksir, paling tikungan tajam.” Timpal lagi Febian dengan terkekeh.

“gila lo.” Tanggapan singkat Abyan dengan tertawa.

“jangan-jangan… cewe yang tadi lo tanyain di kantin?” duga Zaidan.

“nah… asik nih, pembicaraannya menjurus langsung.” Febian terkekeh.

“jadi penasaran gue, siapa tadi namanya?” tanya Zaidan lagi. Yang dijawab langsung oleh Evan. “kalau gak salah denger tadi, namanya Zena.”

“keluarin jiwa intel lo itu Febian.” Ucap Zaidan.

“yoi… laksanakan.”

“sempet kaget tadi gue di kantin, jarang-jarang nih manusia datar minta kontak cewe.”

“gue lebih syik syek syok, selebihnya syok berat.” Tawa Febian begitu nyaring mengisi ruangan itu.

Begitu pun Abyan yang ikut menertawakan dirinya bersama ketiga temannya itu.

“ngomong-ngomong nih ya, lo tertarik beneran atau ada hal lain?, jarang-jarang banget lo begini.” Tanya Zaidan.

Abyan tak menanggapi pertanyaan Zaidan yang diajukan pada dirinya. Ia langsung mengalihkan pertanyaan itu dengan alibi.

“jadi mabar ga nih?, kalau gak jadi gue mau balik, disuruh Bunda temenin Kae.”

Evan, Zaidan dan Febian saling bertatap dalam diam, mereka tahu Abyan tak menanggapi atau mengalihkan pertanyaan yang baru saja Zaidan ajukan.

“pinter juga lo, ngalihin pembicaraan.” Sambung lagi Zaidan. “yaudah ayo mabar.”

“udah masuk dari tadi gue, tinggal nunggu tuh bocah satu.” Febian menunjuk dengan dagunya, yang mengarah pada Abyan.

“malah lagi stalking nih anak.” Kini Evan yang mulai meledeknya.

“iya iya, gue udah masuk room nih, yaudah ayo mabar.” Katanya, dengan terkekeh.

\*\*\*

\***Perpustakaan Sekolah**\*

![](contribute/fiction/9676014/markdown/32205590/1734529104417.jpeg)

Seperti biasa senyap dan tenang, hanya suara-suara buku yang dibuka satu persatu, tanda sudah selesai membaca halaman sebelumnya. Rasa nyaman yang paling disukai oleh sebagian orang. Selain itu, perpustakaan adalah tempat kedua Zena untuk menenangkan diri dari berisiknya isi kepala dan batinnya.

Diamnya Zena dan rasa tenang yang ia perlihatkan setiap hari pada sekelilingnya, tidak ada yang tahu, betapa berisik isi kepalanya. Kebiasaan Zena yang sering kali tidak diketahui oleh siapapun. Ia pandai menyembunyikan hal apapun itu.

Buku yang selalu ia baca berulang kali jika berada di perpustakaan, rasanya belum bosan ia baca, meskipun ia tahu akhir cerita dari isi buku yang ia baca itu. Saling fokus dengan buku masing-masing yang mereka baca, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka, Sabrina dan Freya yang biasanya selalu mengoceh hal random apapun itu, seketika tenang, jika sudah berada di perpustakaan.

*Headset* kabel yang selalu Zena gunakan, jika sedang membaca ataupun ia merasa terganggu konsentrasinya untuk fokus. Ada part dalam buku yang sering kali ia baca itu, terasa begitu nyata dalam kehidupannya. Membuat ia memutar kembali kejadian semalam yang ia alami.

\****Flashback On***

“*aku selalu tutupi ini dari anak-anak, kenapa kamu seenaknya bertingkah diluar sana, merasa kamu punya kuasa, semaumu melakukan apapun dibelakang ku*?”

“*bisa tidak kamu ngertiin posisi aku?, aku sedang sibuk dengan pekerjaan dikantor. Makanya aku selalu pulang malam*.”

“*sibuk apa yang kau maksud*!”

“*masih bertanya? Aku sibuk apa*?”

“*jangan kamu pikir aku tidak tahu apa-apa, hanya karena pekerjaanku hanya di Cafe*.”

“*apa emang yang kamu tahu hah*?!”

“*perlu aku keluarin semua buktinya sekarang?, atau kamu yang akan jelaskan semuanya*?”

*Alana sudah muak dengan kebohongan yang selalu Hadwin Alvino Bratajaya lakukan setiap hari, suami yang selalu ingin dimengerti tetapi sulit untuk mengerti orang sekitarnya. Ia hanya mementingkan dirinya saja, sifat egois yang masih terus Hadwin lakukan. Pernikahan yang didasarkan perjodohan antar kedua orang tua Alana dan Hadwin. Awal pertemuan yang membuat Hadwin menyetujui dan menerima perjodohan yang dilakukan orang tuanya itu, memang Hadwin telah menyukai Alana saat masa putih abu, yang tidak diketahui Alana, ternyata mereka berada di sekolah yang sama, hanya saja berbeda kelas dan jurusan*.

*Seiring berjalannya waktu pernikahan yang sudah bertahun-tahun, sifat dan sikap Hadwin mulai berbeda dari sebelumnya, saat Alana sedang mengandung putri keduanya sebelum Zena, Hadwin sering kali pulang larut malam dan sibuk dengan pekerjaannya. Lambat laun Alana mengetahui dibalik sibuk yang sering kali Hadwin ucapkan itu. Ternyata sibuk yang Hadwin maksud ia bermain wanita dibelakang Alana. Entah mengapa Hadwin menjadi seperti itu, apa mungkin selama ini Alana tidak tahu kebiasaan buruk yang Hadwin lakukan, selama pernikahan yang mereka bangun bertahun-tahun. Alana mulai mencari tahu lebih dalam, hingga ia lupa sedang mengandung anak kedua yang berusia 3 bulan*.

*Alana terlalu fokus mencari tahu mengumpulkan bukti untuk pisah dengan Hadwin, tetapi ia melupakan kandungannya, yang membuatnya keguguran dan kehilangan buah hatinya. Ia kehilangan buah hati saat usia kandungan 4 bulan, sudah terlihat jenis kelamin buah hatinya itu, ia adalah bayi perempuan yang akan menjadi tabungannya kelak di akhirat nanti, ia menyalahkan dirinya sendiri yang telah lalai dalam menjaga buah hatinya itu*.

*Alana marah pada dirinya, seharusnya ia tidak terlalu menyalahkan dirinya, karena dibalik itu semua, Hadwin pun harus merasakan rasa bersalah, karena ulahnya yang membuat Alana kehilangan buah hatinya yang selalu ia nantikan. Bayi perempuan yang Alana dan Hadwin harapkan, tetapi karena ulahnya yang membuatnya kehilangan selamanya*.

*Setelah kejadian itu, Hadwin mulai berubah menjadi suami yang baik. Tidak mudah bagi Alana untuk melupakan apa yang telah menimpa rumah tangganya itu. Tetapi sabar dan maaf yang Alana miliki itu, membuat semuanya tidak terjadi apa-apa. Ia memaafkan Hadwin untuk membangun kembali rumah tangganya itu*.

*22.35 WIB*

***Kamar Zena***

![](contribute/fiction/9676014/markdown/32205590/1734529104402.jpeg)

*Sudah seperti hal yang biasa bagi Zena, mendengar kedua orang tuanya selalu bertengkar dan tidak mengenal waktu. Alana dan Hadwin tidak menyadari hal itu, bahwa putri bungsunya selalu terganggu dengan ribut yang mereka timbulkan, yang mereka ketahui Zena sudah tidur terlelap dimalam hari. Memang tidak diketahui kebiasaan yang selalu Zena lakukan, ia selalu tidur larut malam, insomnia yang ia miliki tidak diketahui oleh siapapun. Apapun yang Zena rasakan dan alami, ia tidak mau berbagi kepada siapapun hanya dirinya saja yang tahu*.

***BALKON***

![](contribute/fiction/9676014/markdown/32205590/1734529104405.jpeg)

*Membuatnya semakin sulit untuk tidur, yang sering ia lakukan saat terjaga semalaman, ia akan berdiam diri di balkon, dan membiarkan udara malam masuk ke dalam kamarnya. Ia hanya memandangi langit malam, bintang-bintang dan bulan yang menerangi langit malam menjadi terang dan indah. Sedikit menenangkan pikirannya yang berisik, seperti berisiknya dilantai bawah rumahnya itu*.

*Suara Handphone membuat lamunannya teralihkan*.

*Drtt drtt*…

***Shaga***

*Tok tok tok*

*Bia*

*Sabiaa*

*Spam chat yang masuk membuat Zena tersenyum, ada saja kelakuan sahabatnya itu, dan herannya ia selalu tahu jika Zena sedang mengalami hal yang tidak mengenakan. Terkadang Zena merasa beruntung memiliki sahabat kecilnya itu, yang selalu tahu apa yang sedang Zena alami*.

^^^           ***Zena***^^^

^^^*Ga ada org*^^^

^^^*plg lg sana*^^^

*Zena dengan dry text dan singkatnya itu, sudah hal biasa bagi Shaga, ia tidak mempersalahkan hal itu, tapi terkadang tidak semua orang suka dengan kebiasaan Zena itu*.

***Shaga***

*Yahh*..

*di usir nih gue*

^^^     ***Zena***^^^

^^^*Lo knp hobby banget chat gue malem*”?^^^

***Shaga***

*Pengen gangguin lo aja😅*

^^^***Zena***^^^

^^^*Udah gue duga sih*^^^

***Shaga***

*Tidur sabia*

*Besok kesiangan tau rasa lo*

^^^***Zena***^^^

^^^*Kan ada lo*^^^

***Shaga***

*Iya gue selalu ada buat lo tenang aja🫶🏻*

^^^***Zena***^^^

^^^*Gue belum selesai ngetik ya*^^^

^^^*tolong emotnya, bikin gue sakit mata🥱*^^^

***Shaga***

*Justru bagus buat mata lo*

*Gue temenin telpon ya, biar lo tidur*

^^^***Zena***^^^

^^^*Yg ada makin susah tdr gue*^^^

*Shaga tahu kebiasaan Zena di setiap malam hari, ia akan menemaninya hingga Zena tertidur, seperti obat tidur yang membuat Zena terbius. Setiap malam Shaga akan mengirim pesan, jika pesan itu dibalas, tandanya Zena insomnia atau sedang tidak baik-baik saja. Hal itu sudah dilakukan Shaga sejak mereka beranjak Sekolah Menengah Akhir. Dan benar saja, dengan ditemani hanya melalui telephone, Zena merasa tidak sendirian, ia tertidur pulas dan terkadang ia telat bangun di pagi hari*.

\****Flashback Off***

Terpopuler

Comments

Aksara_Dee

Aksara_Dee

perpus adalah tempat paling nyaman ketiga setelah masjid dan rumah #buatku

2025-03-14

2

Kakak Author

Kakak Author

lanjut /Ok/

2025-03-21

1

Tini Timmy

Tini Timmy

kamar zena benar-benar menenangkan

2025-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!