Li Xuan
Chang'an, Ibukota Kekaisaran Yan
Sebagai kota yang berada di bawah kaki kaisar, Chang'an tidak hanya megah tapi juga menampilkan keagungan Kaisar Yan
Tembok raksasa yang mengelilingi seluruh kota, pasukan penjaga kota yang berpatroli dengan rapih dan selalu waspada, serta kemakmuran yang dapat dilihat oleh mata telanjang menunjukkan kebesaran kota Chang'an sebagai tempat tinggal Kaisar Yan
Memiliki jumlah penduduk hingga 20 juta lebih membuat kota ini menjadi kota yang sangat sibuk
Kesibukan memenuhi seluruh kota, terutama pada pagi hari, yang paling jelas terjadi pada pasar-pasar besar atau kecil yang tersebar di seluruh kota
Pasar Daun Hijau salah satunya
Sebagai pasar terbesar di seluruh kota Chang'an, Pasar Daun Hijau sangat amat sibuk
Statusnya sebagai pasar terbesar bukan tanpa alasan, selain merupakan pasar yang memiliki barang paling lengkap terlepas dari namanya
Pasar Daun Hijau berlokasi tidak jauh dari kediaman Keluarga Li, salah satu keluarga bangsawan teratas di Kekaisaran Yan
Seperti yang diketahui oleh seluruh penduduk kota Chang'an dan para pengusaha yang sering singgah di kota super tersebut
Meskipun Chang'an berada tepat di bawah kaki kaisar, namun kota tersebut terlalu besar
Terlepas dari pasukan penjaga yang berpatroli setiap hari, ada kekuatan lain yang beroperasi di kota tersebut
Kekuatan itu disebut Gang, sebuah kekuatan yang dibentuk oleh orang-orang gelisah yang tidak mau mengikuti aturan masyarakat normal
Pada awal kemunculannya, kekuatan yang disebut Gang tersebut langsung membangkitkan kewaspadaan pasukan penjaga kota
Bahkan untuk beberapa waktu, pasukan penjaga kota sempat melakukan aksi pemberantasan terhadap Gang-gang tersebut setelah diketahui bahwa mereka suka menindas rakyat kecil, memeras hasil keringat mereka, dan bahkan melakukan aksi kejahatan berat seperti pembunuhan
Namun untuk beberapa alasan, aksi tersebut tiba-tiba berhenti dan alih-alih menghilang, kekuatan yang disebut Gang yang pernah meresahkan penduduk kota Chang'an tersebut justru tumbuh semakin subur layaknya jamur setelah hujan
Mereka kemudian tersebar di seluruh penjuru kota dari yang besar hingga yang kecil
Gang-gang tersebut juga bercokol di tempat-tempat ramai seperti pasar atau pusat perbelanjaan lainnya
Meskipun melalui pengamatan penduduk kota selama beberapa waktu, diketahui bahwa Gang-gang tersebut tidak lagi bertindak sesuka hati seperti sebelumnya dan hanya melakukan pemerasan dengan jumlah yang terukur
Namun para penduduk kota dan para pengusaha masih memiliki kekhawatiran terhadap Gang-gang tersebut
Karena alasan itu, Pasar Daun Hijau yang letaknya tidak jauh dari lokasi kediaman Keluarga Li menjadi tempat favorit bagi pengusaha dan penduduk kota untuk melakukan aksi jual beli
Karena meskipun Gang-gang yang tersebar di seluruh penjuru kota dikenal sangat mendominasi, mereka tidak pernah berani dan cukup bodoh untuk menyinggung Keluarga bangsawan ataupun berbuat onar tepat di bawah hidung mereka
Mengenai fakta tersebut, seorang pemuda yang berdiri di luar pasar selama beberapa waktu tidak bisa tidak menghela nafas sebelum menggelengkan kepalanya dan melangkah menuju pasar
***
"Xuan Kecil, akhirnya kau di sini..." Seorang pria paruh baya penuh daging berseru saat melihat pemuda yang sebelumnya berdiri diam di luar pasar berjalan ke arahnya
Nama pria paruh baya tersebut adalah Wang Bo, seorang pedagang daging yang cukup terkenal di Pasar Daun Hijau
Sementara pemuda yang dipanggul Xuan Kecil bernama Li Xuan, namun untuk beberapa alasan, orang-orang di pasar hanya mengenalnya sebagai Xuan Kecil
Li Xuan juga cukup terkenal di Pasar Daun Hijau, setidaknya oleh para pedagang di sekitar tukang daging Wang Bo
Selain karena dia rajin dan pandai menyembelih hewan, di ketahui pemuda tersebut juga memiliki seorang ibu yang sakit parah dan membutuhkan biaya pengobatan yang sangat besar sehingga memaksa pemuda yang belum cukup umur tersebut untuk bekerja
Setelah mengetahui kondisi tersebut, para pedagang di sekitar tukang daging Wang Bo merasa iba dan kasihan kepada pemuda tersebut
Beberapa kali mereka berusaha membantu Li Xuan, namun berakhir selalu ditolak oleh pemuda tersebut
Li Xuan tidak menyadari seseorang memanggilnya dan terus berjalan sambil menatap ke bawah dengan linglung
Tepat ketika pemuda tersebut larut dalam pikirannya, sebuah tangan berdaging memegang pundaknya dengan lembut dan membuat pemuda itu terbangun
"Paman Wang ? kau mengejutkanku" Li Xuan mendongak dan menepuk dadanya sambil menghela nafas
Disisi lain, Wang Bo mengerutkan keningnya dan bertanya "Kau berjalan sambil melamun, apa yang sedang kau pikirkan nak ?"
"Tidak ada" Li Xuan menggelengkan kepalanya dengan cepat sementara Wang Bo menatapnya dengan tatapan menyelidik
"Benarkah ?"
Li Xuan mengangguk dengan sungguh-sungguh
"Baiklah..." Wang Bo tidak memaksa dan meminta Li Xuan untuk segera ke belakang
Menatap punggung yang kurus namun kokoh yang menghilang di balik pintu, Wang Bo kemudian menghela nafas
Setelah beberapa, ia kemudian kembali memasang wajah tersenyum dan melayani pelanggan yang mulai tidak sabar
Bisnis toko daging Wang Bo terkenal sangat panas, meskipun tidak berada di jalan utama
Hal itu terjadi karena selain memiliki harga yang lebih murah dibandingkan toko-toko besar, sikap Wang Bo yang terkenal ramah dan mempunyai selera humor yang menarik membuat toko daging tersebut sangat sibuk, terutama di pagi hari
Hal itu membuat tangan Li Xuan yang memegang golok besar terlihat bergetar, apalagi sebelumnya pemuda tersebut tidak sempat sarapan yang membuat tubuhnya tidak memiliki banyak tenaga
"Apa yang terjadi padamu Xuan Kecil ? apakah kau sakit ?" Seorang pria terlihat berusia sekitar 25 tahun menghampiri Li Xuan ketika menyadari ada yang salah dengan kondisi pemuda tersebut
Nama pria tersebut adalah Wang Sheng, ia merupakan putra tertua dari Wang Bo si tukang daging
Berbeda dengan Wang Bo yang memiliki tubuh bulat dan berdaging
Wang Sheng adalah seorang pria muda yang kekar, meskipun bukan tipe pria yang memiliki otot meledak-ledak, postur pria tersebut masih sangat mengintimidasi, apalagi dengan golok besar yang bersimbah darah di tangannya membuat penampilan pria tersebut semakin menakutkan
Li Xuan menatap pria tersebut dan menjawab dengan canggung "Aku baik-baik saja saudara Wang, aku hanya melupakan sarapanku hari ini"
"Ugh... Dasar kau bocah, aku tau kau kesiangan sebelumnya, tapi bukan berarti kau bisa melupakan sarapanmu" Wang Sheng menggelengkan kepala dan memerintahkan Li Xuan untuk beristirahat sementara ia mengambilkan makanan
Pada saat Wang Sheng mengambil makanan, Wang Bo muncul dari balik pintu dan buru-buru mengajukan pertanyaan yang sama dengan putranya saat melihat wajah Li Xuan yang terlihat pucat
Li Xuan hanya menggelengkan kepala dan memberikan jawaban yang sama seperti yang dirinya katakan kepada Wang Sheng
Li Xuan juga menambahkan bahwa Wang Sheng sedang mengambil makanan untuknya dan meminta supaya pria paruh baya tersebut tidak khawatir
"Baguslah jika bocah itu memiliki pikiran untuk mengambilkan makanan untukmu, setelah makan, sebaiknya kau pulang dan beristirahat" Wang Bo menatap pemuda tersebut dengan prihatin
Li Xuan mengangkat kepalanya dan menolak "Aku baik-baik saja paman Wang, jangan khawatir"
"Tidak ada gunanya kau disini, karena aku akan segera menutup toko sebentar lagi" Wang Bo membalas dengan enteng
Mendengar hal itu, Li Xuan menaikkan alisnya dan bertanya "Apakah paman sudah mulai bangkrut sekarang ?"
"Dasar bocah nakal, jadi selama ini kau mengharapkan ku bangkrut ?" Wang Bo bertanya dengan sengit sebelum mendengus dan berkata acuh tak acuh
"Aku hanya sedikit lelah hari ini dan ingin beristirahat lebih awal dari biasanya"
Melihat postur acuh tak acuh pihak lain, Li Xuan tidak bisa tidak merasakan hangat dalam hatinya
***
"Kalo begitu aku pulang dulu paman Wang" Li Xuan berkata setelah membantu menutup toko
"Tunggu sebentar" Wang Bo menghentikan langkah pemuda tersebut dan berlari sambil menyerahkan sebuah kantong kulit kepada Li Xuan
Li Xuan mengerutkan keningnya dan bertanya dengan curiga tanpa mengambil kantong kulit tersebut "Apa ini paman Wang ?"
"Ambillah" Wang Bo mendorong kantong kulit tersebut ke tangan Li Xuan dan berkata dengan tulus
"Aku tahu kau ingin menyimpan semuanya sendirian dan aku tidak akan memaksamu untuk berbagi cerita denganku, tapi aku harap kau menerimanya karena ini berasal dari hatiku"
Mendengar hal itu, Li Xuan terdiam dan menatap kantong kulit di depannya dengan kosong, sebuah gelombang muncul dalam hatinya yang membuat pemuda tersebut kesulitan mengeluarkan suara
"Maafkan aku paman Wang, aku..."
"Aku tahu kau tidak ingin merepotkan siapapun, tapi bagiku ini bukanlah sesuatu yang merepotkan, karena itu terima lah dengan tenang"
Wang Bo memotong ucapan pemuda di depannya dan menarik tangan pemuda tersebut sembari memasukan kantong kulit itu dengan paksa
Li Xuan menatap tangannya sejenak sebelum mengangkat kepalanya, melihat senyum ramah yang tergantung di wajah bulat pria paruh baya dihadapannya, pemuda tersebut tercekat dan tidak bisa mengatakan apapun selain berterima kasih sambil membungkuk hormat
"Angkat kepalamu nak, seorang pria harus memiliki tubuh yang lurus dan lebih keras dari baja" Wang Bo memegang bahu pemuda tersebut dan mengangkatnya sembari memberi perintah
"Pulang dan beristirahatlah, kau terlihat sangat lelah"
Li Xuan menarik nafas dalam dan menganggukkan kepalanya
"Kalo begitu aku akan pamit pulang paman Wang. Sekali lagi, terima kasih banyak atas bantuanmu, aku tidak akan melupakannya sampai kapanpun"
"Baiklah, baiklah, kau sudah mengucapkan terlalu banyak kata terima kasih hari ini, sekarang pulanglah" Wang Bo membalik tubuh pemuda tersebut dan mendorongnya dengan pelan
Pria paruh baya tersebut kemudian melambaikan tangannya dengan penuh semangat, karena tubuhnya yang bulat, gerakan tersebut terlihat sedikit lucu ketika di lakukan oleh Wang Bo sehingga membuat Li Xuan tertawa kecil sambil ikut melambaikan tangan
Baru setelah punggung Li Xuan tidak terlihat lagi, Wang Bo menurunkan tangannya sambil menghela nafas "Anak yang malang"
"Ayah benar, usianya baru 13 tahun, tapi pundaknya memikul beban yang lebih berat dari pada orang dewasa kebanyakan" Wang Sheng yang tiba-tiba muncul di samping ayahnya ikut menghela nafas
Mendengar gerakan tersebut, Wang Bo melirik putranya dengan curiga dan berkata nada penasaran "Dari siapa kau belajar berpura-pura bersikap dalam seperti ini ?"
"Siapa lagi, selain ayah ?" Wang Sheng balik bertanya dengan alis terangkat dan buru-buru melenggang pergi sebelum pria paruh baya tersebut melampiaskan amarahnya
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
angin kelana
cerita awalnya ngalir gak di paksian,coba ntar di bab selanjutnya..
2025-03-06
0
Awal yg cukup menarik
2025-02-24
0
Tigor H Napitupulu
lanjut thor
2024-12-08
0