BAB 19 : Provokasi yang Nyata

Wang Xuemin dan keluarganya tiba di taman istana kekaisaran, ini menjadi berita utama saat ini. Saat ini acara utama belum dimulai. Para pria dan wanita harus berpisah sementara untuk melakukan penghormatan.

Para pria akan menemui Raja untuk penghormatan, dan para wanita akan menemui Permaisuri. Jadi Xinxin tetap berada di taman bersama ibunya, sedangkan Wang Xuemin dan Wang Yuwen harus pergi ke aula istana.

Sebelum pergi, Wang Xuemin menoleh dengan berat pada istrinya. Jadi Xinxin menggodanya dengan mengatakan, "Aiiyyooo... apakah aku hanya hiasan disini, ayah.. ayo cepat pergi, istri tercinta mu tidak akan hilang kemanapun. Aku akan menjaganya." Dia menepuk dadanya, dan mengangkat hidung nya tinggi-tinggi.

Wang Xuemin tersenyum melihat putrinya, dia mengelus rambut putrinya dan mengatakan dia akan kembali secepat mungkin. Xinxin tersipu, ini pertama kalinya Wang Xuemin begitu dekat dengannya.

Wang Yuwen lebih fleksibel, dia berkata pada Xinxin, bahwa jika seseorang mencoba memprovokasi nya, dia bisa membalas sesuka hatinya.

"Tidak perlu takut, aku dan ayah akan selalu mendukungmu." ucap Wang Yuwen.

Ini membuat Xinxin begitu terharu, dia mendorong Wang Yuwen dan berkata, "Cepat pergi, apa kau tidak lihat para gadis disana bisa menjatuhkan mu hanya dengan pandangan mereka."

Melihat kearah mata Xinxin memandang, Wang Yuwen hanya bisa tersenyum tanpa daya, sungguh sulit menjadi populer.

Setelah Wang Xuemin dan Wang Yuwen pergi, Xinxin merasa tatapan mata yang melihat mereka menjadi berbeda.

"Oho.. apakah ini tatapan bermuka dua yang legendaris."

Xinxin memegang lengan ibunya, dan menuntunnya ke arah meja bulat di sebelah kanannya. Dia belum sempat makan apapun saat di perjalanan, sehingga dia merasa sedikit lapar.

"Ibu, apa ibu ingin makan sesuatu. Aku akan mengambilnya untukmu." ucap Xinxin.

Yan Yihua senang dengan perhatian putrinya, dan mengatakan, "Tidak masalah dengan apapun."

Xinxin lalu berjalan menuju meja yang penuh dengan makanan,dia mengambil piring kecil dan mengisinya dengan beberapa kue manis, dan kue bulan. Dia sangat suka kue bulan, dan dia juga mengambil manisan buah.

Saat dia selesai mengisi piring nya, dia menoleh ke arah ibunya, dan melihat seorang wanita sedang berdiri disana. Dia menaikan alisnya, "Begitu cepat.."

Dia sudah memperkirakan seseorang akan mencari masalah saat ayah dan kakaknya tidak ada, tapi dia tidak berpikir itu akan secepat ini. Sepertinya pihak lain benar-benar tidak menganggap nya sama sekali.

"Nyonya Wang, apakah benar yang kau bawa itu putrimu." ucap seorang wanita dengan make up tebal di wajahnya.

"Tentu saja itu putriku." jawab Yan Yihua.

"Ku dengar, putrimu sudah mati bertahun tahun yang lalu." balas wanita itu.

Yan Yihua mengerutkan alisnya, "Siapa yang mengatakan bahwa putriku sudah mati, jelas dia masih hidup." ucap Yan Yihua.

Saat ini seorang wanita gemuk juga menghampiri nya, dia ikut memanaskan suasana. "Nyonya Wang, kudengar suami mu berselingkuh diluar, bahkan memiliki seorang Putri. Apakah kau tahu ini." ucap wanita gemuk itu.

"Suamiku tidak akan mungkin selingkuh, jangan bicara omong kosong." balas Yan Yihua.

"Eeeeyy.. nyonya Wang, bukankah hal biasa bagi pria memiliki beberapa selir diluar, bahkan ada banyak anak haram berkeliaran diluar sana." ucap wanita dengan make tebal.

"Benar nyonya Wang, kau harus nya bersyukur. Kau memiliki putri lain yang seusia putramu. Bukankah berkah jika memiliki dua putri yang cantik di satu rumah." wanita gemuk itu mengatakan nya dengan sudut bibir terangkat, seolah mencibir.

"Apa yang kalian bicarakan hanya omong kosong." Yan Yihua menggertakkan giginya sangat marah.

*****

~Di Aula Istana~

Kaisar duduk di kursinya, di sebelah kanannya, putra mahkota Fu Sichen duduk dengan tegak. Dia menggunakan pakaian formal hari ini, terlihat sangat gagah dan tampan.

Disebelah kiri kaisar, dengan posisi kursi satu tingkat dibawah Fu Sichen, seorang pemuda tampan duduk dengan anggun.

Dia juga menggunakan pakaian formal hari ini, dia tidak terlihat segagah Fu Sichen, tapi terlihat sangat terpelajar. Dia adalah pangeran Fu Zihan, putra dari permaisuri.

Para menteri dan pejabat kekaisaran memasuki aula Istana. Sesuai dengan jabatan, masing-masing orang menunggu giliran mereka untuk memberi penghormatan pada kaisar.

"Hormat kami pada yang mulia kaisar, sang matahari kekaisaran Fu." ucap seorang pejabat istana.

Kaisar mengulurkan tangannya, "hmm.. terima kasih untuk salamnya..

Saat ini giliran Wang Xuemin dan Wang Yuwen yang maju untuk memberikan penghormatan.

"Hormat untuk matahari kekaisaran, semoga kaisar senantiasa panjang umur.." Wang Xuemin dan Wang Yuwen hanya membungkukkan badan mereka sedikit, karena status mereka yang hanya berada 2 tingkat dibawah Baginda kaisar, sehingga mereka tidak perlu berlutut atau bersujud.

Melihat itu adalah Wang Xuemin dan putranya, Fu Fengxian memberikan sedikit senyuman. "Jenderal Wang, sudah lama sekali rasanya kita tidak bertemu." ucap Fu Fengxian.

"Mohon maafkan hamba Baginda, karena satu dan lain hal, hamba jadi tidak bisa hadir di perjamuan Istana." balas Wang Xuemin.

"Jenderal Wang, ku dengar putrimu juga ada disini." ucap Fu Fengxian.

Mata Fu Sichen sedikit melembut mendengar Xinxin ada disini, dia hanya berharap bahwa penghormatan ini segera selesai dan dia bisa mencari Xinxin.

"Ya, yang mulia. Putri dan istri hamba sedang berada di taman istana." jawab Wang Xuemin.

"Berapa usia putrimu saat ini." tanya Fu Fengxian.

Mendengar ini, Wang Yuwen dan Wang Xuemin mengerutkan kening mereka, mengapa kaisar menanyakan umur Xinxin.

"Putri hamba hanya berusia 20, yang mulia." jawab Wang Xuemin.

"Ohh, cukup muda." Fu Fengxian sedikit menyipitkan matanya.

Jantung Fu Sichen berdetak kencang, dia mengatakan dalam hatinya, "jangan pernah mengucapkan kata-kata menjijikkan atau dia akan benar-benar menghajarnya, bahkan jika dia adalah ayahnya."

Wang Xuemin sangat tidak senang saat mendengar ini, tetapi dia tidak menunjukkan nya. Dia hanya berkata perlahan, " Putri hamba berada dalam kondisi tidak sehat sejak kecil. Baru akhir-akhir ini dia sedikit lebih baik."

Mata Wang Yuwen sudah memerah, dia menahan emosi didalam hatinya. Kaisar ini, dia sudah memiliki begitu banyak selir di haremnya. Apakah dia masih akan menginginkan adiknya yang masih sangat muda. Wang Yuwen hanya mengepal kan tangannya.

*****

"Nyonya Wang, apakah putrimu sudah terikat pertunangan. Jika dia belum, aku ingin mengenalkan nya pada putra sepupu ku." ucap seorang wanita dengan gaun "orange" di tengah taman.

Taman ini begitu indah, begitu menyejukkan mata. Tapi orang ini malah mengenakan pakaian yang begitu mencolok, ditengah terik matahari, warna bajunya akan menyakiti mata.

"Siapa putra sepupumu." tanya Yan Yihua.

Dia berpikir Yan Yihua tertarik, jadi dia mendekatkan tubuhnya pada Yan Yihua, "uhh.. bau parfumnya sangat tajam." Yan Yihua menutup hidungnya dengan sapu tangan, terlihat tidak nyaman.

"Dia putra sepupu dari sepupuku. Dia adalah putra satu-satunya, sepupuku sangat mencintai nya, jadi putrimu tidak akan menderita jika menikah dengannya." ucap wanita itu.

Seorang wanita lain dengan cepat menyangkalnya, "Putra dari sepupu mu, apakah itu Xiao cai dari desa Yang."

"Hmm.. bagaimana kau tahu." jawab wanita itu.

"Karena dalam keluarga kalian, hanya dia yang memiliki putra." ucap seorang wanita cantik dengan hiasan mata cinabar di matanya

Lalu dia melanjutkan, "Tapi bukankah pria itu gila. Dia bahkan memukuli ayah dan ibunya, dia juga sering memukuli para pelayan sampai mati. Apakah kau yakin ini akan baik-baik saja untuk putri Jenderal Wang." jelas wanita dengan hiasan mata cinabar itu.

Yan Yihua langsung terbakar amarah saat ini, apa maksud orang ini ingin menikahkan putrinya dengan orang gila seperti itu.

Saat ini Xinxin sudah sampai ditengah kerumunan, awalnya dia sengaja membiarkan ibunya untuk belajar menghadapi orang-orang ini. Karena ibunya terlalu lama dilindungi, sehingga dia juga harus belajar melindungi dirinya sendiri.

Ini sudah cukup, dia bisa belajar perlahan. Ini juga sudah termasuk kemajuan, bahwa dia masih tidak menangis sampai saat ini. Xinxin sungguh bangga padanya

"Permisi.. apa kalian sedang membicarakan ku." ucap Xinxin.

"Ya nona Xin, putra sepupu dari sepupuku adalah pria baik. Jangan percaya omong kosong wanita ini." Wanita itu menunjuk pada wanita dengan hiasan cinabar di matanya.

"Hmm.. siapa namamu."

Xinxin bertanya pada wanita didepannya, wanita itu tersentak malu, dia sudah berbicara banyak, tapi orang ini bahkan tidak tahu namanya.

Baru saat ini Yan Yihua juga tersadar, orang ini dari tadi membual begitu banyak, dia bahkan tidak tau siapa orang ini. Dia lalu menoleh kearah Xinxin, dia sedang duduk di kursi taman sekarang, dan Xinxin masih berdiri di sampingnya.

Melihat semua mata tertuju padanya, wanita yang ditanyai Xinxin menggertakan giginya dan berkata.. "Namaku, Jie Linyang."

"Hmm.. jie lieyang, jika aku tidak salah, apakah itu Tuan Jie yang seorang anggota tingkat I." tanya Xinxin.

"Ya.. itu benar.." jawab perempuan itu.

Xinxin menyipitkan matanya, dia meletakkan piring kue yang dia pegang di depan Yan Yihua. Lalu dia berbalik ke arah wanita itu, mendekati nya perlahan. Wanita itu melihat mata dingin Xinxin, dan merasa lemah di sekujur tubuhnya.

Awalnya dia hanya mencoba peruntungan nya, tapi dia sedikit kelepasan. Tidak bisakah mereka melepaskan nya.

"Jadi.. kau.. yang hanya memiliki pangkat tingkat I, ingin menikahkan putra sepupu dari sepupu mu dengan ku. Apakah begitu." tanya Xinxin.

"A.. aku.. aku hanya bertanya saja, jika nyonya Wang tidak setuju, aku juga tidak akan memaksanya." wanita itu beralasan.

"Jadi, apakah karena kau mengatakan itu hanya sekedar bertanya, dan kau bisa lepas dari Masalah. Kau hanya berpura-pura bodoh Nyonya Jie,"

Xinxin tiba-tiba menunduk dan membisikkan sesuatu ke telinganya Jie Linyang.

Jie linyang langsung mundur ketakutan, bibirnya bergetar, dan dia tiba-tiba berteriak-teriak. Xinxin tersenyum saat ini, tapi senyuman nya tidak mencapai matanya, dia memberi isyarat pada jie linyang, "satu jam."

Jie linyang berlari sekuat tenaga menghindari kerumunan, didalam hatinya dia berkata, "Gadis ini iblis."

Semua orang terkejut melihat jie linyang melarikan diri. Dan menatap Xinxin, apa yang dia bisikan pada wanita itu, mengapa dia berlari ketakutan seperti melihat iblis.

Jawabannya adalah, Xinxin hanya menakut-nakuti nya, dia berkata dia telah memberikan racun tidak terlihat pada jie linyang, saat dia sedang tidak sadar. Dan Jie linyang akan mati dalam waktu satu jam, jika dia tidak bisa menemukan penawar nya.

Gejala awal adalah badan lemas dan bergetar, kemudian dia akan merasakan sakit pada perutnya, dan gejala parahnya adalah, seluruh organ dalam tubuhnya membusuk perlahan dari dalam.

Jie linyang ketakutan, jadi dia melarikan diri. Padahal sebenarnya, hal yang dilakukan Xinxin hanya menusuknya dengan jarum kecil yang telah diberi racun kelumpuhan sementara, jadi dia hanya akan merasa tubuhnya lemas, bergetar hebat, dan akan sedikit sakit perut sebelum akhirnya pingsan dan tidak bisa melakukan apapun selama empat hari.

Apa kau pikir dia akan memiliki kemampuan untuk racun yang sangat hebat, jawaban nya tidak... Xin Qian terbiasa melakukan perkelahian, dia tidak terbiasa dengan intrik wanita. Jadi dia tidak akan melelahkan dirinya untuk beragumen dengan para wanita itu.

Terpopuler

Comments

Lafaigh Ufaufi

Lafaigh Ufaufi

bisa aja xin xin...lari kan orang yg mau ngebuli ibu mu/Facepalm/

2025-01-20

1

Ayu Septiani

Ayu Septiani

🤣🤣🤣🤣🤣 xinxin bisa saja membuat orang ketakutan

2025-01-02

1

Kartika Lina

Kartika Lina

good job xinxin,,ga perlu banyak cing cong,, capeee

2024-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 BAB I : Terdampar disini
2 BAB 2 : MULAI MENERIMA
3 BAB 3 : PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
4 BAB 4 : DITAHAN OLEH PUTRA MAHKOTA
5 BAB 5 : MELARIKAN DIRI
6 BAB 6 : INI XINXIN
7 BAB 7 : BAWA XINXIN PULANG
8 BAB 8 : Berita besar! Putri kecil keluarga Wang kembali...
9 BAB 9 : Putra Mahkota terluka
10 BAB 10 : Selalu ada orang yang bertindak bodoh
11 BAB 11 : Gadis yang aneh
12 BAB 11 : Alat aneh apa ini
13 BAB 13 : Itu kau kan...
14 BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik
15 BAB 15 : Kenapa kau lagi
16 BAB 16 : Sedia payung sebelum hujan
17 BAB 17 : Baju "Couple" keluarga Wang
18 BAB 18 : Jadi ini Istana Kekaisaran
19 BAB 19 : Provokasi yang Nyata
20 BAB 20 : Permaisuri ini terlalu memihak
21 BAB 21 : WANG JULI
22 BAB 21 : Permaisuri merasa di bodohi
23 BAB 23 : Persiapan kompetisi
24 BAB 24 : Dua kecantikan legendaris
25 BAB 25 : Lima Rumbai Xinxin
26 BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
27 BAB 27 : Perburuan Berakhir
28 BAB 28 : Yang disebut Pesona
29 BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
30 BAB 30 : Yang disebut Reputasi
31 BAB 31 : Xuanyi muncul
32 BAB 32 : Senang bertemu teman lama
33 BAB 33 : Bertemu Kakek
34 BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
35 BAB 35 : Info teman lainnya
36 BAB 36 : Percobaan Pembunuhan lainnya
37 BAB 37 : Xinxin sangat badas
38 BAB 38 : Pelelangan kota Wuchang
39 BAB 39 : Pasangan ini melakukan hal buruk
40 BAB 40 : Tiba di Markas Militer
41 BAB 41 : Apa tujuan hidup
42 BAB 42 : Terlihat seperti keluarga
43 BAB 43 : Perjalanan pulang
44 BAB 44 : Tiba di rumah
45 BAB 45 : Memasang Jebakan
46 BAB 46 : Yao Shu Mati
47 BAB 47 : Berita yang menggemparkan
48 BAB 48 : Pemakaman
49 BAB 49 : Perang Baru
50 BAB 50 : Berita baik sebelum Perang
51 BAB 51 : Melepas kepergian
52 BAB 52 : Kipas belati Xinxin
53 BAB 53 : Dekrit Kaisar
54 BAB 54 : Menolak Dekrit Kaisar
55 BAB 55 : Undangan Permaisuri
56 BAB 56 : Chen Bai
57 BAB 57 : Akhir Chen Bai
58 BAB 58 : Kemarahan Chen Juan
59 BAB 59 : Berita hilangnya Jenderal Wang dan Wang Yuwen
60 BAB 60 : Mansion Wang dikepung
61 BAB 61 : Chen Juan kalah telak, Xinxin adalah Putri Mahkota
62 BAB 62 : Surat dari Ayah yang hilang
63 BAB 62 : Ketegangan di Aula Istana
64 BAB 64 : Fu Sichen yang makan tahu
65 BAB 65 : Ambisi yang Tersembunyi
66 BAB 66 : Kunjungan Tak Terduga Xinxin
67 Bab 67 : Bisikan di Balik Tirai, Fu Zihan yang Tergoda
68 Bab 68 : Fu Sichen "Putra Berbakti", dan Peringatan dari Xinxin
69 BAB 69 : Kedatangan Chen Ling, "Jebakan di Balik Senyuman"
70 Bab 70 : Melawan Trik dengan Trik, Wang Xuemin muncul
71 BAB 71 : Pertemuan Chen Ling dan Permaisuri, Pagi yang manis untuk Fu Sichen.
72 BAb 72 : Pertarungan Pengadilan Pagi, Ketertarikan yang Berubah
73 BAB 73 : Berita kepulangan Jenderal Wang
74 Bab : Bayang-Bayang Penghianatan
75 Bab 75 : Janji Pedang dan Air Mata
76 Bab 76 : Kegelapan dibalik Rumor
77 Bab 77 : "Jejak Kejatuhan, Pertaruhan Tak Terucap"
78 Bab 78 : Tawa dibalik Ancaman
79 Bab 79 : Pertarungan Harga Diri
80 Bab 80 : Konfrontasi di Tengah Puing
81 Bab 81 : Janji di Antara Langit Gelap dan Muslihat
82 Bab 82 : "Jejak Pertaruhan Tak Terungkap"
83 Bab 83 : Kilau Lampion di Jalan Menuju Takhta
84 Bab 84 : "Bayangan Takhta yang Terancam"
85 Bab 85 : Kematian Kaisar
86 Bab 86 : Lonceng Duka dan Bisikan Kudeta
87 Bab 87 : Bayangan di Balik Takhta
88 Bab 88 : Perang yang Telah Ditetapkan
89 Bab 89 : Pengkhianatan di Bawah Langit Kelabu
90 Bab 90 : "Rahasia yang Terkubur, Keadilan yang Dibangkitkan"
91 Bab 91 : Jejak Kenangan dan Takdir yang Tertulis
92 Bab 92 : Rahasia yang Terbakar
93 Bab 93 : Di Bawah Langit, Di Atas Pedang, dan Kau di Hatiku
94 Bab 94 : Kertas Harapan, Takdir yang Mengikat
95 Bab 95 : Perangkap dalam Cinta dan Politik
96 Bab 96 : Politik yang Memikat
97 Bab 97 : Api yang Berkobar di Balik Senyum
98 Bab 98 : Kegelapan yang Menghantui
99 Bab 99 : Catur di Meja Kekuasaan
100 Bab 100 : Permainan Kekuasaan dan Dendam yang Menyala
101 Bab 101 ; Pengadilan Pagi, Tantangan Ji Wanqing
102 Bab 102 : Duel Kehancuran: Ji Wanqing vs. Xinxin
103 Bab 103 : Persiapan Penyergapan
104 Bab 104 : Penangkapan Fu Zihan, dan Xinxin terluka
105 Bab 105 : Kemurkaan Kaisar Fu Sichen
106 Bab 106 : Gerakan Rahasia Kekaisaran Su
107 Bab 107 : Pundak yang Selalu Berdiri di Depanku
108 Bab 108 - Di Antara Takhta dan Hati?
109 Bab 109 : Hukuman bagi Pengkhianat
110 Bab 110 : Bara dalam Sekam
111 Bab 111 : Rencana Penyusupan ke Kekaisaran Su
112 Bab 112 : Perpisahan Sementara, Awal dari Pertarungan Terakhir
113 Bab 113 : Identitas Penyusupan yang Tak Terduga
114 Bab 114 : Tarian di Ujung Pedang
115 Bab 115 - Rombongan Penghibur yang Mencurigakan
116 Bab 116 : Tatapan di Balik Cadar
117 Bab 117 : Tawaran yang Mengikat
118 Bab 118 : Malam Pelarian di Istana Su
119 Bab 119 : Misi di Kediaman Jenderal Su
120 Bab 120 - Gudang Senjata – Pertarungan Mematikan
121 Bab 121 : Kejaran di Hutan, Duel di Pegunungan
122 Bab 122 : Bara yang Tak Padam
123 Bab 123 : "Janji Kaisar & Deklarasi Perang"
124 Bab 124 : Janji yang Tertunda
125 Bab 125 : Bayangan di Balik Perang
126 Bab 126 : Hantu yang Menari dalam Kegelapan
127 Bab 127 : Kehilangan yang Tak Berani Diungkapkan
Episodes

Updated 127 Episodes

1
BAB I : Terdampar disini
2
BAB 2 : MULAI MENERIMA
3
BAB 3 : PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
4
BAB 4 : DITAHAN OLEH PUTRA MAHKOTA
5
BAB 5 : MELARIKAN DIRI
6
BAB 6 : INI XINXIN
7
BAB 7 : BAWA XINXIN PULANG
8
BAB 8 : Berita besar! Putri kecil keluarga Wang kembali...
9
BAB 9 : Putra Mahkota terluka
10
BAB 10 : Selalu ada orang yang bertindak bodoh
11
BAB 11 : Gadis yang aneh
12
BAB 11 : Alat aneh apa ini
13
BAB 13 : Itu kau kan...
14
BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik
15
BAB 15 : Kenapa kau lagi
16
BAB 16 : Sedia payung sebelum hujan
17
BAB 17 : Baju "Couple" keluarga Wang
18
BAB 18 : Jadi ini Istana Kekaisaran
19
BAB 19 : Provokasi yang Nyata
20
BAB 20 : Permaisuri ini terlalu memihak
21
BAB 21 : WANG JULI
22
BAB 21 : Permaisuri merasa di bodohi
23
BAB 23 : Persiapan kompetisi
24
BAB 24 : Dua kecantikan legendaris
25
BAB 25 : Lima Rumbai Xinxin
26
BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
27
BAB 27 : Perburuan Berakhir
28
BAB 28 : Yang disebut Pesona
29
BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
30
BAB 30 : Yang disebut Reputasi
31
BAB 31 : Xuanyi muncul
32
BAB 32 : Senang bertemu teman lama
33
BAB 33 : Bertemu Kakek
34
BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
35
BAB 35 : Info teman lainnya
36
BAB 36 : Percobaan Pembunuhan lainnya
37
BAB 37 : Xinxin sangat badas
38
BAB 38 : Pelelangan kota Wuchang
39
BAB 39 : Pasangan ini melakukan hal buruk
40
BAB 40 : Tiba di Markas Militer
41
BAB 41 : Apa tujuan hidup
42
BAB 42 : Terlihat seperti keluarga
43
BAB 43 : Perjalanan pulang
44
BAB 44 : Tiba di rumah
45
BAB 45 : Memasang Jebakan
46
BAB 46 : Yao Shu Mati
47
BAB 47 : Berita yang menggemparkan
48
BAB 48 : Pemakaman
49
BAB 49 : Perang Baru
50
BAB 50 : Berita baik sebelum Perang
51
BAB 51 : Melepas kepergian
52
BAB 52 : Kipas belati Xinxin
53
BAB 53 : Dekrit Kaisar
54
BAB 54 : Menolak Dekrit Kaisar
55
BAB 55 : Undangan Permaisuri
56
BAB 56 : Chen Bai
57
BAB 57 : Akhir Chen Bai
58
BAB 58 : Kemarahan Chen Juan
59
BAB 59 : Berita hilangnya Jenderal Wang dan Wang Yuwen
60
BAB 60 : Mansion Wang dikepung
61
BAB 61 : Chen Juan kalah telak, Xinxin adalah Putri Mahkota
62
BAB 62 : Surat dari Ayah yang hilang
63
BAB 62 : Ketegangan di Aula Istana
64
BAB 64 : Fu Sichen yang makan tahu
65
BAB 65 : Ambisi yang Tersembunyi
66
BAB 66 : Kunjungan Tak Terduga Xinxin
67
Bab 67 : Bisikan di Balik Tirai, Fu Zihan yang Tergoda
68
Bab 68 : Fu Sichen "Putra Berbakti", dan Peringatan dari Xinxin
69
BAB 69 : Kedatangan Chen Ling, "Jebakan di Balik Senyuman"
70
Bab 70 : Melawan Trik dengan Trik, Wang Xuemin muncul
71
BAB 71 : Pertemuan Chen Ling dan Permaisuri, Pagi yang manis untuk Fu Sichen.
72
BAb 72 : Pertarungan Pengadilan Pagi, Ketertarikan yang Berubah
73
BAB 73 : Berita kepulangan Jenderal Wang
74
Bab : Bayang-Bayang Penghianatan
75
Bab 75 : Janji Pedang dan Air Mata
76
Bab 76 : Kegelapan dibalik Rumor
77
Bab 77 : "Jejak Kejatuhan, Pertaruhan Tak Terucap"
78
Bab 78 : Tawa dibalik Ancaman
79
Bab 79 : Pertarungan Harga Diri
80
Bab 80 : Konfrontasi di Tengah Puing
81
Bab 81 : Janji di Antara Langit Gelap dan Muslihat
82
Bab 82 : "Jejak Pertaruhan Tak Terungkap"
83
Bab 83 : Kilau Lampion di Jalan Menuju Takhta
84
Bab 84 : "Bayangan Takhta yang Terancam"
85
Bab 85 : Kematian Kaisar
86
Bab 86 : Lonceng Duka dan Bisikan Kudeta
87
Bab 87 : Bayangan di Balik Takhta
88
Bab 88 : Perang yang Telah Ditetapkan
89
Bab 89 : Pengkhianatan di Bawah Langit Kelabu
90
Bab 90 : "Rahasia yang Terkubur, Keadilan yang Dibangkitkan"
91
Bab 91 : Jejak Kenangan dan Takdir yang Tertulis
92
Bab 92 : Rahasia yang Terbakar
93
Bab 93 : Di Bawah Langit, Di Atas Pedang, dan Kau di Hatiku
94
Bab 94 : Kertas Harapan, Takdir yang Mengikat
95
Bab 95 : Perangkap dalam Cinta dan Politik
96
Bab 96 : Politik yang Memikat
97
Bab 97 : Api yang Berkobar di Balik Senyum
98
Bab 98 : Kegelapan yang Menghantui
99
Bab 99 : Catur di Meja Kekuasaan
100
Bab 100 : Permainan Kekuasaan dan Dendam yang Menyala
101
Bab 101 ; Pengadilan Pagi, Tantangan Ji Wanqing
102
Bab 102 : Duel Kehancuran: Ji Wanqing vs. Xinxin
103
Bab 103 : Persiapan Penyergapan
104
Bab 104 : Penangkapan Fu Zihan, dan Xinxin terluka
105
Bab 105 : Kemurkaan Kaisar Fu Sichen
106
Bab 106 : Gerakan Rahasia Kekaisaran Su
107
Bab 107 : Pundak yang Selalu Berdiri di Depanku
108
Bab 108 - Di Antara Takhta dan Hati?
109
Bab 109 : Hukuman bagi Pengkhianat
110
Bab 110 : Bara dalam Sekam
111
Bab 111 : Rencana Penyusupan ke Kekaisaran Su
112
Bab 112 : Perpisahan Sementara, Awal dari Pertarungan Terakhir
113
Bab 113 : Identitas Penyusupan yang Tak Terduga
114
Bab 114 : Tarian di Ujung Pedang
115
Bab 115 - Rombongan Penghibur yang Mencurigakan
116
Bab 116 : Tatapan di Balik Cadar
117
Bab 117 : Tawaran yang Mengikat
118
Bab 118 : Malam Pelarian di Istana Su
119
Bab 119 : Misi di Kediaman Jenderal Su
120
Bab 120 - Gudang Senjata – Pertarungan Mematikan
121
Bab 121 : Kejaran di Hutan, Duel di Pegunungan
122
Bab 122 : Bara yang Tak Padam
123
Bab 123 : "Janji Kaisar & Deklarasi Perang"
124
Bab 124 : Janji yang Tertunda
125
Bab 125 : Bayangan di Balik Perang
126
Bab 126 : Hantu yang Menari dalam Kegelapan
127
Bab 127 : Kehilangan yang Tak Berani Diungkapkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!