BAB 15 : Kenapa kau lagi

Xinxin melewati hari yang melelahkan kemarin, jadi dia tertidur begitu cepat. Dia bangun sangat pagi di hari berikutnya, dan berlari mengelilingi halaman seperti biasa.

Tapi ada yang aneh, mengapa orang-orang melihat nya dengan pandangan memuja. Setelah berkeliling sebanyak 5 putaran, dia memanggil seorang pelayan yang lewat, "Tong Yan, kemarilah.."

Pelayan itu kemudian berlari menghampiri Xinxin, "ya nona.."

"Tong Yan, apakah ada sesuatu yang aneh di wajahku." Xinxin bertanya pada Tong Yan.

Tong Yan memandang Xinxin dan menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang aneh nona." jawab Tong Yan.

"Tidak ada, benarkah." tanya Xinxin dengan tidak percaya. "Jika tidak ada, mengapa mereka semua memandang ku dengan begitu aneh."

Tong Yan memandang sekeliling nya, dan berkata, "Itu karena nona sangat luar biasa."

"Luar biasa, maksudmu aku?

"Apakah aku melakukan sesuatu yang hebat." tanya Xinxin.

"Ya, nona." Tong Yan memandang Xinxin dengan mata berbinar.

Xinxin melambaikan tangan, "Berhenti menatap ku seperti itu. Jadi, katakan.. apa yang membuat mereka begitu aneh." tanya Xinxin.

"Itu bunga nona."

Tiba-tiba Xinxin teringat bunga "Jelek" yang dikatakan Wang Xuemin semalam. Semalam dia sangat marah, sehingga dia langsung pergi ke kamarnya dan tertidur.

Dia hampir lupa, jadi dia buru-buru pergi menemui Yan Yihua untuk meminta nya melepaskan rangakaian bunga "Jelek" itu. Tapi Yan Yihua menolaknya, ini adalah karya pertama putrinya, dia sangat menghargai nya. Adapun suaminya yang mengatakan bunga itu jelek, lupakan saja!.

Merasa permintaan nya tidak akan pernah dikabulkan, Xinxin pergi dengan cemberut.

****

"Jadi maksudmu, gadis itu adalah putri Jenderal Wang." tanya Fu Sichen.

"Benar yang mulia, kemarin saat gadis itu pergi dari Toko keluarga Tang, hamba menyuruh salah satu prajurit bayangan mengikuti nya. Dan mereka melihat gadis beserta pelayanan nya masuk ke mansion Wang." jawab Ling Jiwei.

"Tapi bagaimana bisa, jika gadis itu memang benar putri Wang Xuemin, tidak mungkin kita tidak tahu mereka memiliki senjata seperti itu." Balas Fu Sichen.

"Itu juga yang menjadikan nya aneh. Yang Mulia, apakah anda pernah mendengar rumor tentang Jenderal Wang." tanya Ling Jiwei.

"Aku pernah mendengar beberapa, tapi kukira itu hanya karena beberapa orang tidak menyukainya, dia telah tidak menonjolkan diri selama bertahun-tahun. Jadi cukup banyak orang yang ingin menginjaknya." jawab Fu Sichen.

"Yang Mulia, ini juga salah satu rumor terkait Jenderal Wang, dikatakan Jenderal Wang tidak menonjolkan dirinya selama bertahun-tahun karena kematian putrinya. Selain itu, istrinya menderita depresi berat. Lalu ada juga yang menyebutnya bahwa Wang Xuemin memiliki putri lain diluar, yang bahkan seumuran dengan umur putranya." ucap Ling Jiwei.

Fu Sichen berfikir sejenak, menurut nya dengan karakter Wang Xuemin, sangat sulit mengatakan bahwa dia akan selingkuh, apalagi memiliki anak haram.

Tapi jika dia mengatakan bahwa gadis itu bukanlah putrinya, itu juga tidak mungkin. Untuk alasan apa Wang Xuemin melakukan sesuatu yang merepotkan.

"Jiwei, ayo pergi ketempat jenderal Wang."

*****

~Di depan mansion keluarga Wang~

"Tuan muda.. itu nona Xinxin." dia melihat Xinxin dan Pei Shi kuat dari gerbang mansion keluarga Wang.

Fu Sichen terlihat bersemangat, dia berteriak memanggil nama Xinxin, "Xinxin.." sambil melambaikan tangannya dari seberang jalan.

Xinxin menoleh, "Kenapa dia lagi." apakah dunia ini begitu sempit, sehingga akan bertemu orang ini setiap waktu.

Melihat sapaannya diabaikan, Fu Sichen tidak sedih, dia bahkan berjalan sambil tersenyum. Yah, inilah yang membuatnya menarik. Gadis ini, awalnya dia hanya mencarinya untuk menjadi sekutu nya, tapi ternyata dia adalah putri Jenderal Wang.

Jenderal Wang telah mengasingkan diri dari pengadilan selama bertahun-tahun, dia juga selalu menjadi pihak netral, jadi sangat bagus jika dia bisa memiliki koneksi dengannya.

Fi Sichen dengan cepat menyusul Xinxin, dengan tangan dibelakang punggung, dia mengapa, "Xinxin.."

Xinxin mengabaikan nya, dia tidak menyerah dan terus memanggilnya, "Xinxin.. Xinxin.. Xinxin.." membuat mata Ling Jiwei hampir jatuh ketanah. Mengapa putra mahkota ini makin tidak tahu malu.

"Kenapa kau tidak menerima sapaan ku." tanya Fu Sichen dengan sedih.

Xinxin memelototi nya, berpikir dalam hati, "Bukankah berita diluar mengatakan putra mahkota itu orang yang pendiam, dingin, dan kejam. Tapi lihat bagaimana orang yang ada disampingnya ini, sangat cerewet dan menyebalkan. Sungguh, berita sekarang tidak bisa dipercaya."

"Apa yang kau lakukan, mengapa kau terus muncul di hadapan ku." tanya Xinxin dengan cemberut.

"Bukankah itu karena kau yang meminta agar kita menjadi pasangan." ucap Fu Sichen dengan wajah polos.

"Kapan aku mengatakan itu." ucap Xinxin, dia masih muda dan belum pikun, oke! Sejak kapan dia mau menjadi pasangan dengan orang ini.

Sebenarnya Xinxin ingin bertanya, "Bagaimana bisa kau tahu rumahku, apa kau mengikutiku secara diam-diam." Tapi sepertinya tidak perlu, karena dia baru bertemu orang ini kemarin, jadi dia mungkin menyuruh seseorang untuk mengikutinya, yah.. tidak perlu melelahkan mulutmu untuk bertanya ulang padanya."

"Xinxin sangat galak, aku datang jauh-jauh kesini hanya untuk memberitahu mu apa yang akan terjadi di festival musim semi." ucap Fu Sichen pura-pura kecewa.

Telinga Xinxin bergerak-gerak mendengar apa yang Fu Sichen katakan. "Jadi, apa yang akan terjadi. Kenapa kau tidak melanjutkan kata-katamu." ucap Xinxin salah hati.

Melihat Xinxin tertarik, Fu Sichen pura-pura kecewa dan berkata, "Karena Xinxin tidak mau tahu, aku hanya bisa pergi ke restoran Taiyuan untuk minum." dia lalu berbalik seolah akan pergi.

"Baiklah.. baiklah.. restoran Taiyuan kan."

"Nona, apa kau akan pergi." tanya Pei Shi.

"Pergi.. kenapa aku tidak pergi.. ayo kita lihat seberapa penting hal yang akan dia katakan." ucap Xinxin.

*****

~Restoran Taiyuan~

"Xinxin, apakah kau sudah cukup umur untuk minum." Fu Sichen bertanya sambil menggodanya

"Ohh ayolah, dia sudah lebih dari 20, oke!. Jadi dia sudah cukup umur untuk minum alkohol. Dia bahkan mencuri botol kecil anggur bunga milik Wang Xuemin kemarin." ucap Xinxin dalam hati.

***Ehem.. tolong jangan beritahu Wang Xuemin bahwa Xinxin mencuri botol anggur nya oke, ini rahasia kecil Xinxin***

"Ini.. kau hanya boleh minum teh hangat." Fu Sichen memberikan gelas teh pada Xinxin.

Pei Shi sedang duduk di meja lain bersama Ling Jiwei. Matanya tidak pernah lepas dari Xinxin. "Tuan Pei, tidak perlu terlalu serius. Tuan ku tidak akan menyakiti nona Xin." ucap Ling Jiwei.

Pei Shi hanya meliriknya, tidak menanggapi kata-kata ling Jiwei. Melihatnya diabaikan, Jiwei hanya bisa menyesap tehnya.

"Jadi katakan, apa yang kau tahu tentang festival musim semi." Xinxin langsung bertanya poin nya.

"Kenapa terburu-buru, kita juga bisa membahas hal yang lainnya." ucap Fu Sichen.

"Pei Shi, ayo pergi." Xinxin segera berdiri memanggil Pei Shi untuk pergi. Pei Shi ingin berdiri tetapi di tahan oleh jingwei.

"Festival musim semi, kau harus berhati-hati." ucap Fu Sichen.

Xinxin melihat ekspresi Fu Sichen sangat serius, jadi dia bertanya, "Apa maksudmu."

Dia sedang berdiri di tepi meja, sedangkan Fu Sichen duduk di sisi lainnya. Fu Sichen menatapnya, "Seseorang akan melakukan sesuatu. Aku tidak tahu persis apa yang akan dia lakukan, tapi aku yakin akan satu hal. Entah itu mempermalukan mu atau membuat mu dalam kondisi bahaya. Jadi kau harus berhati-hati." ucap Fu Sichen.

"Padaku? Mengapa." Xinxin bertanya kembali pada Fu Sichen.

"Tentu saja, itu karena kau adalah putri Jenderal Wang. Bukankah ini kali pertama mu ikut festival musim semi. Banyak berencana mendekati mu, semata-mata demi mendapatkan dukungan dari jenderal Wang. Beberapa orang ingin menjilat mu, sementara yang lain menganggap mu merusak pemandangan, dan mungkin menghalangi rencana mereka." jelas Fu Sichen.

"Mengapa kau memberiku informasi ini." tanya Xinxin.

"Nona Xin, aku ingin membuat hubungan baik denganmu." ucap Fu Sichen Dangan tulus.

"Terimakasih untuk pengingat nya, akan kubalas dilain kesempatan. Pei Shi, ayo pergi." Setelah mendengar ini Pei Shi menepis tangan Jiwei yang sedang menahannya, dan berjalan kesisi Xinxin.

Saat mereka hendak berbalik, Fu Sichen mengatakan sesuatu lagi, "Nona Xin, apa kau tau siapa aku." Fu Sichen bertanya hanya untuk memastikan, jika dia tahu bahwa Fu Sichen adalah putra mahkota, tapi masih berani menginjak kakinya, hmm.. bagaimana menjelaskan nya, alih-alih merasa marah, dia malah merasa seperti cakar kecil sedang menggaruk-garuk hatinya.

Xinxin menoleh dan tersenyum, "Tentu saja, Putra Mahkota.. Fu Sichen."

Setelah kepergian Xinxin, Ling Jiwei berkata pada Fu Sichen, "Tuan muda, nona Xin mengenalimu."

"Ya," dia tersenyum sambil memandang ke arah Xinxin pergi.

Dalam hati Ling Jiwei berkata, Nona Xin sangat berani, dia tahu bahwa yang didepannya adalah putra mahkota, tapi dia tidak terlihat takut sama sekali. Terutama putra mahkota, senyum konyol apa itu. Sepertinya musim semi akan benar-benar tiba.

Terpopuler

Comments

Ida Dasiah

Ida Dasiah

jodohnya putra 👑

2025-02-22

1

Lafaigh Ufaufi

Lafaigh Ufaufi

lanjut

2025-01-20

1

Serendipity_

Serendipity_

Lanjut kak

2024-12-14

2

lihat semua
Episodes
1 BAB I : Terdampar disini
2 BAB 2 : MULAI MENERIMA
3 BAB 3 : PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
4 BAB 4 : DITAHAN OLEH PUTRA MAHKOTA
5 BAB 5 : MELARIKAN DIRI
6 BAB 6 : INI XINXIN
7 BAB 7 : BAWA XINXIN PULANG
8 BAB 8 : Berita besar! Putri kecil keluarga Wang kembali...
9 BAB 9 : Putra Mahkota terluka
10 BAB 10 : Selalu ada orang yang bertindak bodoh
11 BAB 11 : Gadis yang aneh
12 BAB 11 : Alat aneh apa ini
13 BAB 13 : Itu kau kan...
14 BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik
15 BAB 15 : Kenapa kau lagi
16 BAB 16 : Sedia payung sebelum hujan
17 BAB 17 : Baju "Couple" keluarga Wang
18 BAB 18 : Jadi ini Istana Kekaisaran
19 BAB 19 : Provokasi yang Nyata
20 BAB 20 : Permaisuri ini terlalu memihak
21 BAB 21 : WANG JULI
22 BAB 21 : Permaisuri merasa di bodohi
23 BAB 23 : Persiapan kompetisi
24 BAB 24 : Dua kecantikan legendaris
25 BAB 25 : Lima Rumbai Xinxin
26 BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
27 BAB 27 : Perburuan Berakhir
28 BAB 28 : Yang disebut Pesona
29 BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
30 BAB 30 : Yang disebut Reputasi
31 BAB 31 : Xuanyi muncul
32 BAB 32 : Senang bertemu teman lama
33 BAB 33 : Bertemu Kakek
34 BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
35 BAB 35 : Info teman lainnya
36 BAB 36 : Percobaan Pembunuhan lainnya
37 BAB 37 : Xinxin sangat badas
38 BAB 38 : Pelelangan kota Wuchang
39 BAB 39 : Pasangan ini melakukan hal buruk
40 BAB 40 : Tiba di Markas Militer
41 BAB 41 : Apa tujuan hidup
42 BAB 42 : Terlihat seperti keluarga
43 BAB 43 : Perjalanan pulang
44 BAB 44 : Tiba di rumah
45 BAB 45 : Memasang Jebakan
46 BAB 46 : Yao Shu Mati
47 BAB 47 : Berita yang menggemparkan
48 BAB 48 : Pemakaman
49 BAB 49 : Perang Baru
50 BAB 50 : Berita baik sebelum Perang
51 BAB 51 : Melepas kepergian
52 BAB 52 : Kipas belati Xinxin
53 BAB 53 : Dekrit Kaisar
54 BAB 54 : Menolak Dekrit Kaisar
55 BAB 55 : Undangan Permaisuri
56 BAB 56 : Chen Bai
57 BAB 57 : Akhir Chen Bai
58 BAB 58 : Kemarahan Chen Juan
59 BAB 59 : Berita hilangnya Jenderal Wang dan Wang Yuwen
60 BAB 60 : Mansion Wang dikepung
61 BAB 61 : Chen Juan kalah telak, Xinxin adalah Putri Mahkota
62 BAB 62 : Surat dari Ayah yang hilang
63 BAB 62 : Ketegangan di Aula Istana
64 BAB 64 : Fu Sichen yang makan tahu
65 BAB 65 : Ambisi yang Tersembunyi
66 BAB 66 : Kunjungan Tak Terduga Xinxin
67 Bab 67 : Bisikan di Balik Tirai, Fu Zihan yang Tergoda
68 Bab 68 : Fu Sichen "Putra Berbakti", dan Peringatan dari Xinxin
69 BAB 69 : Kedatangan Chen Ling, "Jebakan di Balik Senyuman"
70 Bab 70 : Melawan Trik dengan Trik, Wang Xuemin muncul
71 BAB 71 : Pertemuan Chen Ling dan Permaisuri, Pagi yang manis untuk Fu Sichen.
72 BAb 72 : Pertarungan Pengadilan Pagi, Ketertarikan yang Berubah
73 BAB 73 : Berita kepulangan Jenderal Wang
74 Bab : Bayang-Bayang Penghianatan
75 Bab 75 : Janji Pedang dan Air Mata
76 Bab 76 : Kegelapan dibalik Rumor
77 Bab 77 : "Jejak Kejatuhan, Pertaruhan Tak Terucap"
78 Bab 78 : Tawa dibalik Ancaman
79 Bab 79 : Pertarungan Harga Diri
80 Bab 80 : Konfrontasi di Tengah Puing
81 Bab 81 : Janji di Antara Langit Gelap dan Muslihat
82 Bab 82 : "Jejak Pertaruhan Tak Terungkap"
83 Bab 83 : Kilau Lampion di Jalan Menuju Takhta
84 Bab 84 : "Bayangan Takhta yang Terancam"
85 Bab 85 : Kematian Kaisar
86 Bab 86 : Lonceng Duka dan Bisikan Kudeta
87 Bab 87 : Bayangan di Balik Takhta
88 Bab 88 : Perang yang Telah Ditetapkan
89 Bab 89 : Pengkhianatan di Bawah Langit Kelabu
90 Bab 90 : "Rahasia yang Terkubur, Keadilan yang Dibangkitkan"
91 Bab 91 : Jejak Kenangan dan Takdir yang Tertulis
92 Bab 92 : Rahasia yang Terbakar
93 Bab 93 : Di Bawah Langit, Di Atas Pedang, dan Kau di Hatiku
94 Bab 94 : Kertas Harapan, Takdir yang Mengikat
95 Bab 95 : Perangkap dalam Cinta dan Politik
96 Bab 96 : Politik yang Memikat
97 Bab 97 : Api yang Berkobar di Balik Senyum
98 Bab 98 : Kegelapan yang Menghantui
99 Bab 99 : Catur di Meja Kekuasaan
100 Bab 100 : Permainan Kekuasaan dan Dendam yang Menyala
101 Bab 101 ; Pengadilan Pagi, Tantangan Ji Wanqing
102 Bab 102 : Duel Kehancuran: Ji Wanqing vs. Xinxin
103 Bab 103 : Persiapan Penyergapan
104 Bab 104 : Penangkapan Fu Zihan, dan Xinxin terluka
105 Bab 105 : Kemurkaan Kaisar Fu Sichen
106 Bab 106 : Gerakan Rahasia Kekaisaran Su
107 Bab 107 : Pundak yang Selalu Berdiri di Depanku
108 Bab 108 - Di Antara Takhta dan Hati?
109 Bab 109 : Hukuman bagi Pengkhianat
110 Bab 110 : Bara dalam Sekam
111 Bab 111 : Rencana Penyusupan ke Kekaisaran Su
112 Bab 112 : Perpisahan Sementara, Awal dari Pertarungan Terakhir
113 Bab 113 : Identitas Penyusupan yang Tak Terduga
114 Bab 114 : Tarian di Ujung Pedang
115 Bab 115 - Rombongan Penghibur yang Mencurigakan
116 Bab 116 : Tatapan di Balik Cadar
117 Bab 117 : Tawaran yang Mengikat
118 Bab 118 : Malam Pelarian di Istana Su
119 Bab 119 : Misi di Kediaman Jenderal Su
120 Bab 120 - Gudang Senjata – Pertarungan Mematikan
121 Bab 121 : Kejaran di Hutan, Duel di Pegunungan
122 Bab 122 : Bara yang Tak Padam
123 Bab 123 : "Janji Kaisar & Deklarasi Perang"
124 Bab 124 : Janji yang Tertunda
125 Bab 125 : Bayangan di Balik Perang
126 Bab 126 : Hantu yang Menari dalam Kegelapan
127 Bab 127 : Kehilangan yang Tak Berani Diungkapkan
Episodes

Updated 127 Episodes

1
BAB I : Terdampar disini
2
BAB 2 : MULAI MENERIMA
3
BAB 3 : PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
4
BAB 4 : DITAHAN OLEH PUTRA MAHKOTA
5
BAB 5 : MELARIKAN DIRI
6
BAB 6 : INI XINXIN
7
BAB 7 : BAWA XINXIN PULANG
8
BAB 8 : Berita besar! Putri kecil keluarga Wang kembali...
9
BAB 9 : Putra Mahkota terluka
10
BAB 10 : Selalu ada orang yang bertindak bodoh
11
BAB 11 : Gadis yang aneh
12
BAB 11 : Alat aneh apa ini
13
BAB 13 : Itu kau kan...
14
BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik
15
BAB 15 : Kenapa kau lagi
16
BAB 16 : Sedia payung sebelum hujan
17
BAB 17 : Baju "Couple" keluarga Wang
18
BAB 18 : Jadi ini Istana Kekaisaran
19
BAB 19 : Provokasi yang Nyata
20
BAB 20 : Permaisuri ini terlalu memihak
21
BAB 21 : WANG JULI
22
BAB 21 : Permaisuri merasa di bodohi
23
BAB 23 : Persiapan kompetisi
24
BAB 24 : Dua kecantikan legendaris
25
BAB 25 : Lima Rumbai Xinxin
26
BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
27
BAB 27 : Perburuan Berakhir
28
BAB 28 : Yang disebut Pesona
29
BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
30
BAB 30 : Yang disebut Reputasi
31
BAB 31 : Xuanyi muncul
32
BAB 32 : Senang bertemu teman lama
33
BAB 33 : Bertemu Kakek
34
BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
35
BAB 35 : Info teman lainnya
36
BAB 36 : Percobaan Pembunuhan lainnya
37
BAB 37 : Xinxin sangat badas
38
BAB 38 : Pelelangan kota Wuchang
39
BAB 39 : Pasangan ini melakukan hal buruk
40
BAB 40 : Tiba di Markas Militer
41
BAB 41 : Apa tujuan hidup
42
BAB 42 : Terlihat seperti keluarga
43
BAB 43 : Perjalanan pulang
44
BAB 44 : Tiba di rumah
45
BAB 45 : Memasang Jebakan
46
BAB 46 : Yao Shu Mati
47
BAB 47 : Berita yang menggemparkan
48
BAB 48 : Pemakaman
49
BAB 49 : Perang Baru
50
BAB 50 : Berita baik sebelum Perang
51
BAB 51 : Melepas kepergian
52
BAB 52 : Kipas belati Xinxin
53
BAB 53 : Dekrit Kaisar
54
BAB 54 : Menolak Dekrit Kaisar
55
BAB 55 : Undangan Permaisuri
56
BAB 56 : Chen Bai
57
BAB 57 : Akhir Chen Bai
58
BAB 58 : Kemarahan Chen Juan
59
BAB 59 : Berita hilangnya Jenderal Wang dan Wang Yuwen
60
BAB 60 : Mansion Wang dikepung
61
BAB 61 : Chen Juan kalah telak, Xinxin adalah Putri Mahkota
62
BAB 62 : Surat dari Ayah yang hilang
63
BAB 62 : Ketegangan di Aula Istana
64
BAB 64 : Fu Sichen yang makan tahu
65
BAB 65 : Ambisi yang Tersembunyi
66
BAB 66 : Kunjungan Tak Terduga Xinxin
67
Bab 67 : Bisikan di Balik Tirai, Fu Zihan yang Tergoda
68
Bab 68 : Fu Sichen "Putra Berbakti", dan Peringatan dari Xinxin
69
BAB 69 : Kedatangan Chen Ling, "Jebakan di Balik Senyuman"
70
Bab 70 : Melawan Trik dengan Trik, Wang Xuemin muncul
71
BAB 71 : Pertemuan Chen Ling dan Permaisuri, Pagi yang manis untuk Fu Sichen.
72
BAb 72 : Pertarungan Pengadilan Pagi, Ketertarikan yang Berubah
73
BAB 73 : Berita kepulangan Jenderal Wang
74
Bab : Bayang-Bayang Penghianatan
75
Bab 75 : Janji Pedang dan Air Mata
76
Bab 76 : Kegelapan dibalik Rumor
77
Bab 77 : "Jejak Kejatuhan, Pertaruhan Tak Terucap"
78
Bab 78 : Tawa dibalik Ancaman
79
Bab 79 : Pertarungan Harga Diri
80
Bab 80 : Konfrontasi di Tengah Puing
81
Bab 81 : Janji di Antara Langit Gelap dan Muslihat
82
Bab 82 : "Jejak Pertaruhan Tak Terungkap"
83
Bab 83 : Kilau Lampion di Jalan Menuju Takhta
84
Bab 84 : "Bayangan Takhta yang Terancam"
85
Bab 85 : Kematian Kaisar
86
Bab 86 : Lonceng Duka dan Bisikan Kudeta
87
Bab 87 : Bayangan di Balik Takhta
88
Bab 88 : Perang yang Telah Ditetapkan
89
Bab 89 : Pengkhianatan di Bawah Langit Kelabu
90
Bab 90 : "Rahasia yang Terkubur, Keadilan yang Dibangkitkan"
91
Bab 91 : Jejak Kenangan dan Takdir yang Tertulis
92
Bab 92 : Rahasia yang Terbakar
93
Bab 93 : Di Bawah Langit, Di Atas Pedang, dan Kau di Hatiku
94
Bab 94 : Kertas Harapan, Takdir yang Mengikat
95
Bab 95 : Perangkap dalam Cinta dan Politik
96
Bab 96 : Politik yang Memikat
97
Bab 97 : Api yang Berkobar di Balik Senyum
98
Bab 98 : Kegelapan yang Menghantui
99
Bab 99 : Catur di Meja Kekuasaan
100
Bab 100 : Permainan Kekuasaan dan Dendam yang Menyala
101
Bab 101 ; Pengadilan Pagi, Tantangan Ji Wanqing
102
Bab 102 : Duel Kehancuran: Ji Wanqing vs. Xinxin
103
Bab 103 : Persiapan Penyergapan
104
Bab 104 : Penangkapan Fu Zihan, dan Xinxin terluka
105
Bab 105 : Kemurkaan Kaisar Fu Sichen
106
Bab 106 : Gerakan Rahasia Kekaisaran Su
107
Bab 107 : Pundak yang Selalu Berdiri di Depanku
108
Bab 108 - Di Antara Takhta dan Hati?
109
Bab 109 : Hukuman bagi Pengkhianat
110
Bab 110 : Bara dalam Sekam
111
Bab 111 : Rencana Penyusupan ke Kekaisaran Su
112
Bab 112 : Perpisahan Sementara, Awal dari Pertarungan Terakhir
113
Bab 113 : Identitas Penyusupan yang Tak Terduga
114
Bab 114 : Tarian di Ujung Pedang
115
Bab 115 - Rombongan Penghibur yang Mencurigakan
116
Bab 116 : Tatapan di Balik Cadar
117
Bab 117 : Tawaran yang Mengikat
118
Bab 118 : Malam Pelarian di Istana Su
119
Bab 119 : Misi di Kediaman Jenderal Su
120
Bab 120 - Gudang Senjata – Pertarungan Mematikan
121
Bab 121 : Kejaran di Hutan, Duel di Pegunungan
122
Bab 122 : Bara yang Tak Padam
123
Bab 123 : "Janji Kaisar & Deklarasi Perang"
124
Bab 124 : Janji yang Tertunda
125
Bab 125 : Bayangan di Balik Perang
126
Bab 126 : Hantu yang Menari dalam Kegelapan
127
Bab 127 : Kehilangan yang Tak Berani Diungkapkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!