BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik

Pertengkaran antara Xinxin dan Fu Sichen menarik perhatian banyak orang, beberapa orang bahkan menonton secara terang-terangan.

Kepala Toko Tang bahkan lebih kasihan, para pelanggan di tokonya bertengkar untuk sebuah barang, namun barang yang diperebutkan adalah barang "Gratisan".

Jadi selain dia tidak mendapatkan pemasukan, dia juga harus menyelesaikan perselisihan dua orang ini. Dia tidak bisa membenarkan salah satu pihak, kau tau.. toko keluarga tang adalah salah satu toko ekslusif, harga barang di tokonya tentu tidak murah, jadi orang yang datang kesini jelas bukan orang sembarangan. Jadi dia tidak bisa menyinggung salah satu dari mereka.

"Nona, belati ini memang pasangan, tapi juga bisa menjadi belati tunggal. Karena kau sudah mendapatkan satu, tuan ini bisa mendapatkan satunya." ucap kepala toko tang dengan hati-hati.

"Tapi aku ingin menggunakan keduanya." jawab Xinxin.

"Nona, kau sangat serakah. Kau sudah mendapatkan satu, dan itu gratis. Apakah kau tidak tau arti dari kata "Cukup". Fu Sichen mengejeknya.

"Wah, tuan ini benar-benar hebat. Sangat tidak terpelajar. Bukankan orang tuamu mengajarkan mu, tidak boleh mengambil barang milik orang lain hah.." balas Xinxin.

"Kalau begitu, karena belati ini adalah pasangan, haruskah kita menjadi pasangan juga. Jika kita berpasangan, maka apa yang jadi milikmu, juga milikku.. dan apa yang jadi milikku, kau tidak boleh mengambilnya." ucap Fu Sichen sambil tersenyum.

Xinxin sangat marah, dia mengayunkan belatinya dan menusuk meja disampingnya. Bang... Meja itu terbelah menjadi dua.

Kepala toko Tang didalam hati, "Ohh leluhur ku.. kumohon bantu aku.. ini hari yang sulit."

"Jika saja pria ini bukan putra mahkota.. aku ingin sekali menggaruk wajahnya dengan "Bowie" ini, ucap Xinxin dalam hati.

"Pei Shi..

"Ya, nona..

"Cepat bayar belati ini, dan pulang ke rumah." ucap Xinxin.

Pei Shi lalu berjalan menuju Kepala toko Tang, "Kepala toko, tolong sebutkan harga.." ucap Pei Shi.

"Ohh tidak perlu, ini barang gratis. Kau bisa mengambilnya saja." Dalam hatinya dia mengatakan, "Ayo cepat pergi, jangan sampai kalian menghancurkan toko ku lebih banyak lagi."

"Kepala toko, nona kami sangat menyukai belati ini, jadi tolong ambil ini sebagai pembayaran. Kau tahu, jangan sampai berhutang pada orang lain." ucap Pei Shi sambil melirik ke arah Fu Sichen.

Kepala Toko Tang mengulurkan tangannya, dan mengambil kantong uang dari Pei Shi.

"Nona, sudah beres. Kita bisa pergi sekarang." ucap Pei Shi.

Mendengar ucapan Pei Shi, Xinxin berencana segera pergi, namun saat dia akan melewati Fu Sichen, dia dengan sengaja menendang kakinya, lalu dia berlari secepat kilat, melarikan diri keluar.

Fu Sichen tidak pernah berpikir bahwa suatu hari nanti, seseorang akan dengan sangat berani menendang nya. Dia hanya bisa memegang kakinya yang kesakitan.

"Pfttt...

Ling Jiwei hampir tidak bisa menahannya, dia hampir tertawa terbahak-bahak, Sungguh sial bagi putra mahkota. Yah, ini juga salahnya, mengapa dia harus menggoda gadis itu begitu banyak, dia hanya bisa menyalahkan diri sendiri.

~Didalam kereta~

"Hahahahaha..

Xinxin tertawa begitu keras, walaupun dia sempat merasa kesal, tapi sangat menyenangkan bisa menendang pria itu, setidaknya sebagian kekesalannya bisa sedikit mereda.

"Nona, apakah tidak apa-apa jika kau menendang nya seperti itu." Pei Shi masih menghawatirkan Xinxin. Dia tahu bahwa orang itu harus menjadi seseorang yang mampu. Jadi dia takut mereka akan mencari masalah dengan Xinxin.

"Pei Shi, tidak perlu khawatir. Aku, nonamu.. akan menjamin keselamatan mu." Xinxin menepuk pundaknya dan berkata dengan bangga.

"Terimakasih nona."

Sambil tersenyum Pei Shi berkata dalam hati, "Ya, itu bukan orang lain, tapi kau yang sering memukuliku setiap hari, aku hampir tidak bisa selamat."

Melihat Pei Shi tidak merespon lebih lanjut, Xinxin menjatuhkan pandangan nya pada belati di tangannya. Belati ini sangat bagus, sayang sekali dia hanya mendapat satu.

*****

~Di Istana Permaisuri Han~

"Apa maksudmu itu putri kecil Yan Yihua." tanya permaisuri pada orang didepannya.

"Ya, beritanya sudah menyebar, dikatakan bahwa putrinya tiba-tiba saja kembali. Mereka bahkan telah beberapa kali pergi berbelanja bersama." jawab wanita itu.

"Jadi, apa yang kau inginkan." Permaisuri melirik orang didepannya.

"Bantu aku untuk membuatnya memasuki istana, entah itu membunuh atau mempermalukan nya, aku akan melakukannya sebaik mungkin." wanita itu berkata dengan marah.

Setelah menerima janji Permaisuri Han, wanita itu akhirnya pergi.

Mama Bai memasuki ruangan, "Mama, apakah persiapan festival sudah di mulai." tanya permasaisuri Han.

"Menjawab yang mulia permasaisuri, persiapannya sudah mulai dilaksanakan, dan daftar nama peserta kompetisi juga sudah dibuat ." jawab mama Bai.

"Kalau begitu, tambahkan satu nama lagi didalam daftar." Permaisuri Han membisikkan sesuatu ke telinga mama Bai, dan menyuruhnya pergi.

"Aku hanya bisa membantumu membuat peluang, apakah kau bisa memanfaatkannya, itu tergantung pada kemampuan mu sendiri." ucap Permaisuri Han.

*****

"Paman Wang, apakah seseorang baru saja datang." Xinxin bertanya pada kepala pelayan Wang yang terlihat sibuk.

Dia baru saja memasuki halaman mansion, tapi semua orang dirumah ini terlihat sangat sibuk, jadi saat dia melihat kepala pelayan Wang, dia langsung bertanya padanya..

Kepala pelayan Wang lalu menjelaskan bahwa yang datang adalah Kasim dari istana, mereka datang membawa berita bahwa Festival Musim semi akan segera datang, dan seluruh keluarga diharuskan hadir di istana.

"Seluruh keluarga, apakah aku termasuk juga." Xinxin sebenarnya sudah tahu jawabannya, dia hanya ingin memastikan hal itu.

"Tentu saja nona, nona muda, kepala keluarga, nyonya, dan tuan muda harus hadir di festival tersebut." jawab paman wang.

"Jadi paman, apa yang mereka lakukan saat festival itu berlangsung." Xinxin bertanya dengan penasaran, dia ingin tahu apakah festival di jaman modern dan kuno memiliki persamaan.

"Sama seperti festival pada umumnya, mereka akan menikmati pemandangan musim semi di taman istana kekaisaran, melakukan acara perburuan di siang hari, dan pelepasan lampion di malam hari. Paman juga mendengar beberapa gosip, bahwa Festival juga seringkali menjadi acara "makcomblang" di kalangan anak muda." paman Wang menjelaskan apa yang dia tahu pada Xinxin.

"Sangat menarik, aku jadi menantikan nya."

Sebelumnya Xinxin hanya memiliki seorang kakek disisinya, dia sangat mencintai kakeknya, tapi terkadang dia juga merasa iri pada teman-teman nya yang berpergian bersama keluarga.

Saat mengingat kakeknya, suasana hati Xinxin sedikit tenggelam, dia dan kakeknya hanya memiliki satu sama lain, sekarang dia berada disini, kakeknya pasti merasa sedih.

"Xinxin..

Panggilan Wang Yuwen menyadarkan Xinxin dari lamunannya. "Kakak, apa yang sedang kau bawa." Xinxin melihat kakaknya membawa beberapa kain warna warni, dan juga perekat.

"Ini untuk membuat rangkaian bunga, setiap tahun saat festival musim semi, semua orang akan membuat rangkaian bunga dan memasang nya di rumah mereka." jelas Wang Yuwen.

Xinxin memasang ekspresi, "ternyata begitu." lalu dia bertanya, "jadi kemana kakak akan membawanya."

"Siheyuan, ibu sedang merangkai bunga disana." jawab Wang Yuwen.

"Aku juga akan pergi."

Xinxin mengikuti di belakang Wang Yuwen seperti ekor kecil. Di paviliun siheyuan, para pelayan memandang mereka dari jauh dan tertawa. "Nyonya, tuan muda dan nona kecil sangat dekat." ucap salah seorang pelayan.

Yan Yihua tersenyum memandang putra putrinya dari jauh, dia merasa senang melihat mereka sangat dekat, seperti saat mereka masih kecil.

"Ibu....

"Putriku, kau akhirnya tau kata kembali hah." Yan Yihua menatap putrinya, akhir-akhir ini putrinya lebih banyak menghabiskan waktu bersama suami dan putranya, juga berkeliling pusat kota.

"Ibu, aku merindukan mu." ucap Xinxin.

"Berhenti berpura-pura, apa kau mendapatkan barang yang bagus kali ini." Yan Yihua mencubit Wajah putrinya.

"Ya, aku mendapat barang bagus hari ini." jawab Xinxin.

"Ibu, ini barang-barang yang ibu minta." Wang Yuwen menyerahkan kain warna warni dan perekat pada Yan Yihua.

"Aku akan membantumu merangkai bunga." Xinxin mengatakan nya dengan cepat.

"Benarkah, kalau begitu aku akan menyerahkan tugas merangkai bunga pada putriku." ucap Yan Yihua.

~Setengah hari berlalu~

"Aku pikir ini cukup bagus." Xinxin memegang sebuah benda di tangannya, tidak yakin bagaimana bentuknya, tapi dia menyebut nya "bunga".

"Pftt...

Yan Yihua tidak bisa menahan tawanya, lihat apa yang dibuat oleh putrinya, bunga mana yang bentuknya seperti itu, bahkan ukuran nya... Sungguh... Indah...

Melihat ekspresi mengejek ibunya, Xinxin mengalihkan pandangannya pada Wang Yuwen, "kakak, bukankah ini bagus."

"Yahhh.. tentu.. itu.. bagus..

Wang Yuwen sekuat tenaga menahan tawanya, jangan sampai adiknya merasa terhina. Melihat Wang Yuwen yang menahan ekspresi nya, Yan Yihua merasa lebih bahagia. Putra nya sungguh teguh.

Di malam hari, saat Wang Xuemin kembali kerumah setelah melakukan pelatihan, dia terkejut melihat rangkaian bunga dirumahnya. Mengapa ini begitu jelek! siapa yang membiarkan bunga ini dipasang. Sebelum dia sempat bereaksi, Xinxin, Yan Yihua dan Wang Yuwen datang secara bersamaan.

"Yuwen, siapa orang yang meletakkan bunga jelek ini disini." Wang Xuemin berkata dengan tidak senang.

"Ayah, bunga... ini... bagusss..." Wang Yuwen mengatakannya sambil menekankan kata "Bagus".

Namun Wang Xuemin tidak setuju, sebelum Wang Yuwen menjelaskan lebih lanjut, Xinxin tiba-tiba berkata sambil merajuk, "Ini bunga yang aku buat."

"Pftt.. hahahahahaha..

Yan Yihua tertawa begitu keras sambil memegangi perutnya, berpikir bahwa suaminya sangat tidak pengertian.

Wang Yuwen hanya bisa mengangkat bahunya, seolah berkata, "Ayah, aku sudah memberikan kode padamu."

Melihat amarah putrinya, Wang Xuemin sedikit berdeham, dan mengatakan, "Bunga ini cukup bagus, sangat.. eksentrik.."

"Hahahahaha...

Yan Yihua bahkan tertawa lebih kencang kali ini, bahkan Wang Yuwen tidak bisa lagi menahan tawanya.

"Ibu... Ayah....

Xinxin benar-benar kehabisan kata-kata.

Terpopuler

Comments

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

xinxin di umur berapa Thor di zaman old??apa Mash SM waktu di zaman modern??

2025-01-14

2

Ririn Santi

Ririn Santi

pesannya "jangan kasi pekerjaan wanita pada xinxin/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-02-18

1

Ririn Santi

Ririn Santi

ys ampun xinxin sempat"nya nendang lgsg kabur gak minta maaf hahaha....

2025-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB I : Terdampar disini
2 BAB 2 : MULAI MENERIMA
3 BAB 3 : PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
4 BAB 4 : DITAHAN OLEH PUTRA MAHKOTA
5 BAB 5 : MELARIKAN DIRI
6 BAB 6 : INI XINXIN
7 BAB 7 : BAWA XINXIN PULANG
8 BAB 8 : Berita besar! Putri kecil keluarga Wang kembali...
9 BAB 9 : Putra Mahkota terluka
10 BAB 10 : Selalu ada orang yang bertindak bodoh
11 BAB 11 : Gadis yang aneh
12 BAB 11 : Alat aneh apa ini
13 BAB 13 : Itu kau kan...
14 BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik
15 BAB 15 : Kenapa kau lagi
16 BAB 16 : Sedia payung sebelum hujan
17 BAB 17 : Baju "Couple" keluarga Wang
18 BAB 18 : Jadi ini Istana Kekaisaran
19 BAB 19 : Provokasi yang Nyata
20 BAB 20 : Permaisuri ini terlalu memihak
21 BAB 21 : WANG JULI
22 BAB 21 : Permaisuri merasa di bodohi
23 BAB 23 : Persiapan kompetisi
24 BAB 24 : Dua kecantikan legendaris
25 BAB 25 : Lima Rumbai Xinxin
26 BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
27 BAB 27 : Perburuan Berakhir
28 BAB 28 : Yang disebut Pesona
29 BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
30 BAB 30 : Yang disebut Reputasi
31 BAB 31 : Xuanyi muncul
32 BAB 32 : Senang bertemu teman lama
33 BAB 33 : Bertemu Kakek
34 BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
35 BAB 35 : Info teman lainnya
36 BAB 36 : Percobaan Pembunuhan lainnya
37 BAB 37 : Xinxin sangat badas
38 BAB 38 : Pelelangan kota Wuchang
39 BAB 39 : Pasangan ini melakukan hal buruk
40 BAB 40 : Tiba di Markas Militer
41 BAB 41 : Apa tujuan hidup
42 BAB 42 : Terlihat seperti keluarga
43 BAB 43 : Perjalanan pulang
44 BAB 44 : Tiba di rumah
45 BAB 45 : Memasang Jebakan
46 BAB 46 : Yao Shu Mati
47 BAB 47 : Berita yang menggemparkan
48 BAB 48 : Pemakaman
49 BAB 49 : Perang Baru
50 BAB 50 : Berita baik sebelum Perang
51 BAB 51 : Melepas kepergian
52 BAB 52 : Kipas belati Xinxin
53 BAB 53 : Dekrit Kaisar
54 BAB 54 : Menolak Dekrit Kaisar
55 BAB 55 : Undangan Permaisuri
56 BAB 56 : Chen Bai
57 BAB 57 : Akhir Chen Bai
58 BAB 58 : Kemarahan Chen Juan
59 BAB 59 : Berita hilangnya Jenderal Wang dan Wang Yuwen
60 BAB 60 : Mansion Wang dikepung
61 BAB 61 : Chen Juan kalah telak, Xinxin adalah Putri Mahkota
62 BAB 62 : Surat dari Ayah yang hilang
63 BAB 62 : Ketegangan di Aula Istana
64 BAB 64 : Fu Sichen yang makan tahu
65 BAB 65 : Ambisi yang Tersembunyi
66 BAB 66 : Kunjungan Tak Terduga Xinxin
67 Bab 67 : Bisikan di Balik Tirai, Fu Zihan yang Tergoda
68 Bab 68 : Fu Sichen "Putra Berbakti", dan Peringatan dari Xinxin
69 BAB 69 : Kedatangan Chen Ling, "Jebakan di Balik Senyuman"
70 Bab 70 : Melawan Trik dengan Trik, Wang Xuemin muncul
71 BAB 71 : Pertemuan Chen Ling dan Permaisuri, Pagi yang manis untuk Fu Sichen.
72 BAb 72 : Pertarungan Pengadilan Pagi, Ketertarikan yang Berubah
73 BAB 73 : Berita kepulangan Jenderal Wang
74 Bab : Bayang-Bayang Penghianatan
75 Bab 75 : Janji Pedang dan Air Mata
76 Bab 76 : Kegelapan dibalik Rumor
77 Bab 77 : "Jejak Kejatuhan, Pertaruhan Tak Terucap"
78 Bab 78 : Tawa dibalik Ancaman
79 Bab 79 : Pertarungan Harga Diri
80 Bab 80 : Konfrontasi di Tengah Puing
81 Bab 81 : Janji di Antara Langit Gelap dan Muslihat
82 Bab 82 : "Jejak Pertaruhan Tak Terungkap"
83 Bab 83 : Kilau Lampion di Jalan Menuju Takhta
84 Bab 84 : "Bayangan Takhta yang Terancam"
85 Bab 85 : Kematian Kaisar
86 Bab 86 : Lonceng Duka dan Bisikan Kudeta
87 Bab 87 : Bayangan di Balik Takhta
88 Bab 88 : Perang yang Telah Ditetapkan
89 Bab 89 : Pengkhianatan di Bawah Langit Kelabu
90 Bab 90 : "Rahasia yang Terkubur, Keadilan yang Dibangkitkan"
91 Bab 91 : Jejak Kenangan dan Takdir yang Tertulis
92 Bab 92 : Rahasia yang Terbakar
93 Bab 93 : Di Bawah Langit, Di Atas Pedang, dan Kau di Hatiku
94 Bab 94 : Kertas Harapan, Takdir yang Mengikat
95 Bab 95 : Perangkap dalam Cinta dan Politik
96 Bab 96 : Politik yang Memikat
97 Bab 97 : Api yang Berkobar di Balik Senyum
98 Bab 98 : Kegelapan yang Menghantui
99 Bab 99 : Catur di Meja Kekuasaan
100 Bab 100 : Permainan Kekuasaan dan Dendam yang Menyala
101 Bab 101 ; Pengadilan Pagi, Tantangan Ji Wanqing
102 Bab 102 : Duel Kehancuran: Ji Wanqing vs. Xinxin
103 Bab 103 : Persiapan Penyergapan
104 Bab 104 : Penangkapan Fu Zihan, dan Xinxin terluka
105 Bab 105 : Kemurkaan Kaisar Fu Sichen
106 Bab 106 : Gerakan Rahasia Kekaisaran Su
107 Bab 107 : Pundak yang Selalu Berdiri di Depanku
108 Bab 108 - Di Antara Takhta dan Hati?
109 Bab 109 : Hukuman bagi Pengkhianat
110 Bab 110 : Bara dalam Sekam
111 Bab 111 : Rencana Penyusupan ke Kekaisaran Su
112 Bab 112 : Perpisahan Sementara, Awal dari Pertarungan Terakhir
113 Bab 113 : Identitas Penyusupan yang Tak Terduga
114 Bab 114 : Tarian di Ujung Pedang
115 Bab 115 - Rombongan Penghibur yang Mencurigakan
116 Bab 116 : Tatapan di Balik Cadar
117 Bab 117 : Tawaran yang Mengikat
118 Bab 118 : Malam Pelarian di Istana Su
119 Bab 119 : Misi di Kediaman Jenderal Su
120 Bab 120 - Gudang Senjata – Pertarungan Mematikan
121 Bab 121 : Kejaran di Hutan, Duel di Pegunungan
122 Bab 122 : Bara yang Tak Padam
123 Bab 123 : "Janji Kaisar & Deklarasi Perang"
124 Bab 124 : Janji yang Tertunda
125 Bab 125 : Bayangan di Balik Perang
126 Bab 126 : Hantu yang Menari dalam Kegelapan
127 Bab 127 : Kehilangan yang Tak Berani Diungkapkan
Episodes

Updated 127 Episodes

1
BAB I : Terdampar disini
2
BAB 2 : MULAI MENERIMA
3
BAB 3 : PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
4
BAB 4 : DITAHAN OLEH PUTRA MAHKOTA
5
BAB 5 : MELARIKAN DIRI
6
BAB 6 : INI XINXIN
7
BAB 7 : BAWA XINXIN PULANG
8
BAB 8 : Berita besar! Putri kecil keluarga Wang kembali...
9
BAB 9 : Putra Mahkota terluka
10
BAB 10 : Selalu ada orang yang bertindak bodoh
11
BAB 11 : Gadis yang aneh
12
BAB 11 : Alat aneh apa ini
13
BAB 13 : Itu kau kan...
14
BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik
15
BAB 15 : Kenapa kau lagi
16
BAB 16 : Sedia payung sebelum hujan
17
BAB 17 : Baju "Couple" keluarga Wang
18
BAB 18 : Jadi ini Istana Kekaisaran
19
BAB 19 : Provokasi yang Nyata
20
BAB 20 : Permaisuri ini terlalu memihak
21
BAB 21 : WANG JULI
22
BAB 21 : Permaisuri merasa di bodohi
23
BAB 23 : Persiapan kompetisi
24
BAB 24 : Dua kecantikan legendaris
25
BAB 25 : Lima Rumbai Xinxin
26
BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
27
BAB 27 : Perburuan Berakhir
28
BAB 28 : Yang disebut Pesona
29
BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
30
BAB 30 : Yang disebut Reputasi
31
BAB 31 : Xuanyi muncul
32
BAB 32 : Senang bertemu teman lama
33
BAB 33 : Bertemu Kakek
34
BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
35
BAB 35 : Info teman lainnya
36
BAB 36 : Percobaan Pembunuhan lainnya
37
BAB 37 : Xinxin sangat badas
38
BAB 38 : Pelelangan kota Wuchang
39
BAB 39 : Pasangan ini melakukan hal buruk
40
BAB 40 : Tiba di Markas Militer
41
BAB 41 : Apa tujuan hidup
42
BAB 42 : Terlihat seperti keluarga
43
BAB 43 : Perjalanan pulang
44
BAB 44 : Tiba di rumah
45
BAB 45 : Memasang Jebakan
46
BAB 46 : Yao Shu Mati
47
BAB 47 : Berita yang menggemparkan
48
BAB 48 : Pemakaman
49
BAB 49 : Perang Baru
50
BAB 50 : Berita baik sebelum Perang
51
BAB 51 : Melepas kepergian
52
BAB 52 : Kipas belati Xinxin
53
BAB 53 : Dekrit Kaisar
54
BAB 54 : Menolak Dekrit Kaisar
55
BAB 55 : Undangan Permaisuri
56
BAB 56 : Chen Bai
57
BAB 57 : Akhir Chen Bai
58
BAB 58 : Kemarahan Chen Juan
59
BAB 59 : Berita hilangnya Jenderal Wang dan Wang Yuwen
60
BAB 60 : Mansion Wang dikepung
61
BAB 61 : Chen Juan kalah telak, Xinxin adalah Putri Mahkota
62
BAB 62 : Surat dari Ayah yang hilang
63
BAB 62 : Ketegangan di Aula Istana
64
BAB 64 : Fu Sichen yang makan tahu
65
BAB 65 : Ambisi yang Tersembunyi
66
BAB 66 : Kunjungan Tak Terduga Xinxin
67
Bab 67 : Bisikan di Balik Tirai, Fu Zihan yang Tergoda
68
Bab 68 : Fu Sichen "Putra Berbakti", dan Peringatan dari Xinxin
69
BAB 69 : Kedatangan Chen Ling, "Jebakan di Balik Senyuman"
70
Bab 70 : Melawan Trik dengan Trik, Wang Xuemin muncul
71
BAB 71 : Pertemuan Chen Ling dan Permaisuri, Pagi yang manis untuk Fu Sichen.
72
BAb 72 : Pertarungan Pengadilan Pagi, Ketertarikan yang Berubah
73
BAB 73 : Berita kepulangan Jenderal Wang
74
Bab : Bayang-Bayang Penghianatan
75
Bab 75 : Janji Pedang dan Air Mata
76
Bab 76 : Kegelapan dibalik Rumor
77
Bab 77 : "Jejak Kejatuhan, Pertaruhan Tak Terucap"
78
Bab 78 : Tawa dibalik Ancaman
79
Bab 79 : Pertarungan Harga Diri
80
Bab 80 : Konfrontasi di Tengah Puing
81
Bab 81 : Janji di Antara Langit Gelap dan Muslihat
82
Bab 82 : "Jejak Pertaruhan Tak Terungkap"
83
Bab 83 : Kilau Lampion di Jalan Menuju Takhta
84
Bab 84 : "Bayangan Takhta yang Terancam"
85
Bab 85 : Kematian Kaisar
86
Bab 86 : Lonceng Duka dan Bisikan Kudeta
87
Bab 87 : Bayangan di Balik Takhta
88
Bab 88 : Perang yang Telah Ditetapkan
89
Bab 89 : Pengkhianatan di Bawah Langit Kelabu
90
Bab 90 : "Rahasia yang Terkubur, Keadilan yang Dibangkitkan"
91
Bab 91 : Jejak Kenangan dan Takdir yang Tertulis
92
Bab 92 : Rahasia yang Terbakar
93
Bab 93 : Di Bawah Langit, Di Atas Pedang, dan Kau di Hatiku
94
Bab 94 : Kertas Harapan, Takdir yang Mengikat
95
Bab 95 : Perangkap dalam Cinta dan Politik
96
Bab 96 : Politik yang Memikat
97
Bab 97 : Api yang Berkobar di Balik Senyum
98
Bab 98 : Kegelapan yang Menghantui
99
Bab 99 : Catur di Meja Kekuasaan
100
Bab 100 : Permainan Kekuasaan dan Dendam yang Menyala
101
Bab 101 ; Pengadilan Pagi, Tantangan Ji Wanqing
102
Bab 102 : Duel Kehancuran: Ji Wanqing vs. Xinxin
103
Bab 103 : Persiapan Penyergapan
104
Bab 104 : Penangkapan Fu Zihan, dan Xinxin terluka
105
Bab 105 : Kemurkaan Kaisar Fu Sichen
106
Bab 106 : Gerakan Rahasia Kekaisaran Su
107
Bab 107 : Pundak yang Selalu Berdiri di Depanku
108
Bab 108 - Di Antara Takhta dan Hati?
109
Bab 109 : Hukuman bagi Pengkhianat
110
Bab 110 : Bara dalam Sekam
111
Bab 111 : Rencana Penyusupan ke Kekaisaran Su
112
Bab 112 : Perpisahan Sementara, Awal dari Pertarungan Terakhir
113
Bab 113 : Identitas Penyusupan yang Tak Terduga
114
Bab 114 : Tarian di Ujung Pedang
115
Bab 115 - Rombongan Penghibur yang Mencurigakan
116
Bab 116 : Tatapan di Balik Cadar
117
Bab 117 : Tawaran yang Mengikat
118
Bab 118 : Malam Pelarian di Istana Su
119
Bab 119 : Misi di Kediaman Jenderal Su
120
Bab 120 - Gudang Senjata – Pertarungan Mematikan
121
Bab 121 : Kejaran di Hutan, Duel di Pegunungan
122
Bab 122 : Bara yang Tak Padam
123
Bab 123 : "Janji Kaisar & Deklarasi Perang"
124
Bab 124 : Janji yang Tertunda
125
Bab 125 : Bayangan di Balik Perang
126
Bab 126 : Hantu yang Menari dalam Kegelapan
127
Bab 127 : Kehilangan yang Tak Berani Diungkapkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!