BAB 9 : Putra Mahkota terluka

Berita tentang putri kecil keluarga Wang dengan cepat tersebar, semua orang menantikan untuk melihat bagaimana rupa putri kecil itu. Namun, disuatu tempat di daerah ibu kota kekaisaran, seseorang tidak bisa menahan amarahnya saat mendengar berita tersebut.

"Apa-apaan ini, apakah orang-orang ini gila! Putri kecil keluarga Wang kembali, benar-benar omong kosong." seorang wanita mengutuk dengan kasar sangat mendengar berita itu. Bukan tanpa alasan dia merasa marah, itu karena hilangnya Putri keluarga Wang ada hubungannya dengan dirinya.

*****

Saat orang-orang sedang larut dalam berita putri kecil keluarga Wang yang kembali, jauh di dalam Mansion Pangeran, Putra Mahkota Fu Sichen sedang mengerang kesakitan. seorang dokter sedang menjahit luka di punggungnya, luka ini sangat mengerikan, sangat panjang, dan bergelombang, diagung nya terkoyak, dan sepertinya sedikit busuk.

Dokter kerajaan, Tong Qin berkata, "Yang mulia, mohon tahan sebentar, hamba akan memotong daging yang busuk, agar tidak menjadi infeksi. Setelah itu, obat baru akan dioleskan agar luka segera mengering." sambil memegang pisau kecil, dia memotong daging-daging di pinggir luka Di Sichen. Fu Sichen menggigit kain di mulutnya, agar teriakannya tidak terdengar oleh orang lain.

Sebenarnya, luka Fu Sichen tidak akan begitu buruk jika langsung di tangani dengan baik, hanya karena dia berada di Medan perang dan tidak ada cukup waktu untuk merawatnya, yang mengakibatkan luka nya menjadi semakin parah. Jika itu terjadi pada tangan atau kakinya, mungkin dia akan kehilangan satu bagian anggota tubuhnya.

Setelah melalu rasa sakit yang dalam, daging busuk di punggungnya telah di potong seluruhnya, dan lukanya sudah di pernah. Saat ini, seseorang masuk kedalam ruangan dan menyapa, "Salam, Yang mulia putra mahkota."

"Bangkitlah.." ucap Fu Sichen.

"Jadi, apakah kau menemukan keberadaan orang itu." Fu Sichen bertanya pada wakil Jenderal, Ling Jiwei.

"Lapor, yang mulia. Hamba sudah mencari keseluruh ibu kota kekaisaran, namun keberadaan nya hilang bak ditelan bumi." jawab Ling Jiwei.

"Bagaimana mungkin dia bisa menghilang begitu cepat." tanya Fu Sichen.

"Maafkan hamba yang mulia, hamba akan mulai mencari keluar dari ibu kota kekaisaran." jawab Ling Jiwei.

"Wakil Jenderal, jangan sampai berita ini bocor keluar. Sangat berbahaya jika orang-orang yang berpikiran sempit itu menemukan nya. Senjata aneh yang dia miliki bahkan bisa membunuh Su Yihan dengan sekali serang. Jelas bukan orang yang bisa diremehkan." ucap Fu Sichen.

"Tenang saja yang mulia, hamba pastikan bahwa yang mengetahui tentang orang itu hanya Yang mulia dan Jenderal Ji." balas Ling Jiwei.

"Bagus kalau begitu." ucap Fu Sichen.

"Yang Mulia, maafkan hamba jika bertindak kurang ajar, tapi apakah Baginda Raja tidak mengatakan apapun." tanya Ling Jiwei.

"Bahkan jika dia tau, jadi apa.. dimatanya, putranya hanya Fu Zihan." ucap Fu Sichen.

"Yang Mulia..." Ling Jiwei kehilangan kata-kata nya, bahkan orang bodoh pun tahu, bahwa Fu Sichen adalah orang yang paling mampu menggantikan posisi Raja, namun orang-orang di belakang layar selalu membuat trik terhadap nya, dan Baginda raja hanya menutup mata. Sama seperti saat dia dikirim ke garis depan hanya untuk mati.

"Pergilah.. segera temukan orang itu, aku harus mengikatnya disisiku." ucap Fu Sichen.

*****

Di Mansion Keluarga Wang

"Ibu, aku.. aku benar-benar tidak bisa makan lagi. Lihatlah, perutku membengkak. Aku hampir mirip babi." keluh Xin Qian.

"Dari mana matamu melihat nya, kau jelas-jelas sangat kurus seperti ranting kering, bahkan jika angin bertiup bisa membuat mu melayang." jawab Yan Yihua.

Sungguh.. aku tidak bisa berkata-kata, pikir Xin Qian dalam hati. Sejak dia tinggal di mansion keluarga Wang, Wang Xuemin dan Wang Yuwen menyerahkan tugas menjaga Yan Yihua padanya. Ini sangat sulit, jika itu hanya menjaga akan lebih mudah, tapi, lihatlah ini.. alih-alih berdua diri dirumah, dia malah melakukan hal-hal yang sulit, makan begitu banyak makanan, memakai pakaian yang entah ada berapa lapis di tubuhnya, serta hiasan-hiasan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki., Membuat nya kesulitan bergerak.

Dia seperti boneka percobaan yang di dandani sesuai dengan kehendak pemilik nya. Tapi apa boleh buat, dia butuh tempat untuk hidup, jadi dia akan menahannya. Selain itu, tidak buruk memiliki seorang ibu, dan juga ayah dan kakak. Karena dia belum pernah memiliki nya.

"Baiklah ibu, apakah ibu tidak bosen hanya berdiam diri dirumah, apakah ibu ingin jalan-jalan bersamaku." tanya Xin Qian.

"Tapi ayah dan kakakmu tidak ada dirumah, mereka akan khawatir jika tahu kita pergi keluar." jawab Yan Yihua.

*Jangan khawatir ibu, aku akan menjagamu." ucap Xin Qian sambil membusungkan dadanya, sedikit sombong.

Yan Yihua tertawa melihatnya, dalam hatinya berfikir, "Putrinya sungguh tidak mengetahui isi dunia".

"Baiklah, ayo kita pergi keluar. Paman Wang, tolong siapkan kereta kuda, aku dan putriku akan pergi jalan-jalan diluar." ucap Yan Yihua sambil tersenyum.

"Baiklah nyonya, tapi akan lebih baik jika membawa beberapa pengawal bersama, anggap saja sebagai pembawa barang belanjaan untuk nona kecil." ucap kepala pelayan. Sebenarnya, dia takut kejadian waktu itu terulang kembali, jadi lebih baik untuk pergi bersama pengawal. Namun karena nyonya sedikit sensitif dengan pengawalan, dia hanya bisa menjual nama nona kecil.

"Tidak buruk, ibu.. ayo kita bawa beberapa pengawal. Mereka bisa menjaga kita dari jauh, dan jika aku memiliki belanja yang besar, mereka bisa membantuku membawa nya." ucap Xin Qian.

Dia tahu maksud kata-kata kepala pelayan, jadi dia membantu meyakinkan ibunya. Lagipula, dia belum terbiasa hidup di dunia ini, sangat buruk jika terjadi hal-hal yang tidak bisa dia tangani.

"Oke.. oke.. ayo kita bawa beberapa pengawal." ucap Yan Yihua. Melihat mata putrinya, dia tidak bisa mengatakan tidak.

"Nyonya, kereta kuda sudah siap." ucap seorang pelayan wanita diluar.

Saat mereka berjalan menuju kereta, Xinxin tiba-tiba berhenti. Melihatnya berhenti berjalan, Yan Yihua tampak bingung dan bertanya, "Putriku, apa kau melupakan sesuatu."

"Ibu, aku tidak punya uang." dengan wajah sedih dia menatap Yan Yihua. Yah, dia benar benar miskin. Dia memang memiliki beberapa koin di sakunya, itu adalah uang yang dia curi.. ehem.. maksudnya itu adalah uang yang dia pinjam dari prajurit tempo hari. Uang ini, ibarat makanan, banyak cukup untuk mengisi celah giginya, bagaiman dia bisa membayar barang belanjaan Yan Yihua.

Melihat ekspresi putrinya, Yan Yihua tertawa terbahak-bahak. Putrinya sangat lucu, sangat menggemaskan. Melihat wajah putrinya yang semakin memerah, dia berhenti tertawa dan berkata, "Putriku yang cantik, ayahmu kaya. Habiskan sebanyak yang kamu mau."

Wow.. ibunya sangat keren bukan, habiskan sebanyak yang kamu mau? ayahnya kaya? dia juga generasi kedua yang kaya raya di dunia asal nya, tapi disini... meh.. dia sangat miskin..

Sambil memegang tangan Yan Yihua, Xinxin bertingkah genit, "Ibu, aku sangat mencintaimu.."

"Tapi ini uang Ayah mu." ucap Yan Yihua.

"Uang Ayah, uang ibu, uang ibu tetap milik ibu" ayah pasti tahu itu." balas Xin Qian.

Yan Yihua kembali tertawa terbahak-bahak, bayangkan bagaimana ekspresi suaminya jika mendengar kata-kata putrinya barusan.

Wang Xuemin yang sedang berada di lapangan latihan tiba-tiba bersin, "hatciiiiihh".

Wang Yuwen, "Ayah apakah kau sedang flu".

"Tidak ku pikir seseorang sedang mengutukku." jawab Wang Xuemin.

Wang Yuwen : ???

Terpopuler

Comments

Ayu Septiani

Ayu Septiani

Xin Qian benar tuh uang ayah uang ibu, uang ibu tetap uang ibu 😄😄😄😄😄😄

2025-01-02

1

Lafaigh Ufaufi

Lafaigh Ufaufi

xin Qian..habiskan uang ayah,ayo shoping

2025-01-20

1

Ji_to

Ji_to

hehehe xinxin sangat lucu

2024-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 BAB I : Terdampar disini
2 BAB 2 : MULAI MENERIMA
3 BAB 3 : PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
4 BAB 4 : DITAHAN OLEH PUTRA MAHKOTA
5 BAB 5 : MELARIKAN DIRI
6 BAB 6 : INI XINXIN
7 BAB 7 : BAWA XINXIN PULANG
8 BAB 8 : Berita besar! Putri kecil keluarga Wang kembali...
9 BAB 9 : Putra Mahkota terluka
10 BAB 10 : Selalu ada orang yang bertindak bodoh
11 BAB 11 : Gadis yang aneh
12 BAB 11 : Alat aneh apa ini
13 BAB 13 : Itu kau kan...
14 BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik
15 BAB 15 : Kenapa kau lagi
16 BAB 16 : Sedia payung sebelum hujan
17 BAB 17 : Baju "Couple" keluarga Wang
18 BAB 18 : Jadi ini Istana Kekaisaran
19 BAB 19 : Provokasi yang Nyata
20 BAB 20 : Permaisuri ini terlalu memihak
21 BAB 21 : WANG JULI
22 BAB 21 : Permaisuri merasa di bodohi
23 BAB 23 : Persiapan kompetisi
24 BAB 24 : Dua kecantikan legendaris
25 BAB 25 : Lima Rumbai Xinxin
26 BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
27 BAB 27 : Perburuan Berakhir
28 BAB 28 : Yang disebut Pesona
29 BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
30 BAB 30 : Yang disebut Reputasi
31 BAB 31 : Xuanyi muncul
32 BAB 32 : Senang bertemu teman lama
33 BAB 33 : Bertemu Kakek
34 BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
35 BAB 35 : Info teman lainnya
36 BAB 36 : Percobaan Pembunuhan lainnya
37 BAB 37 : Xinxin sangat badas
38 BAB 38 : Pelelangan kota Wuchang
39 BAB 39 : Pasangan ini melakukan hal buruk
40 BAB 40 : Tiba di Markas Militer
41 BAB 41 : Apa tujuan hidup
42 BAB 42 : Terlihat seperti keluarga
43 BAB 43 : Perjalanan pulang
44 BAB 44 : Tiba di rumah
45 BAB 45 : Memasang Jebakan
46 BAB 46 : Yao Shu Mati
47 BAB 47 : Berita yang menggemparkan
48 BAB 48 : Pemakaman
49 BAB 49 : Perang Baru
50 BAB 50 : Berita baik sebelum Perang
51 BAB 51 : Melepas kepergian
52 BAB 52 : Kipas belati Xinxin
53 BAB 53 : Dekrit Kaisar
54 BAB 54 : Menolak Dekrit Kaisar
55 BAB 55 : Undangan Permaisuri
56 BAB 56 : Chen Bai
57 BAB 57 : Akhir Chen Bai
58 BAB 58 : Kemarahan Chen Juan
59 BAB 59 : Berita hilangnya Jenderal Wang dan Wang Yuwen
60 BAB 60 : Mansion Wang dikepung
61 BAB 61 : Chen Juan kalah telak, Xinxin adalah Putri Mahkota
62 BAB 62 : Surat dari Ayah yang hilang
63 BAB 62 : Ketegangan di Aula Istana
64 BAB 64 : Fu Sichen yang makan tahu
65 BAB 65 : Ambisi yang Tersembunyi
66 BAB 66 : Kunjungan Tak Terduga Xinxin
67 Bab 67 : Bisikan di Balik Tirai, Fu Zihan yang Tergoda
68 Bab 68 : Fu Sichen "Putra Berbakti", dan Peringatan dari Xinxin
69 BAB 69 : Kedatangan Chen Ling, "Jebakan di Balik Senyuman"
70 Bab 70 : Melawan Trik dengan Trik, Wang Xuemin muncul
71 BAB 71 : Pertemuan Chen Ling dan Permaisuri, Pagi yang manis untuk Fu Sichen.
72 BAb 72 : Pertarungan Pengadilan Pagi, Ketertarikan yang Berubah
73 BAB 73 : Berita kepulangan Jenderal Wang
74 Bab : Bayang-Bayang Penghianatan
75 Bab 75 : Janji Pedang dan Air Mata
76 Bab 76 : Kegelapan dibalik Rumor
77 Bab 77 : "Jejak Kejatuhan, Pertaruhan Tak Terucap"
78 Bab 78 : Tawa dibalik Ancaman
79 Bab 79 : Pertarungan Harga Diri
80 Bab 80 : Konfrontasi di Tengah Puing
81 Bab 81 : Janji di Antara Langit Gelap dan Muslihat
82 Bab 82 : "Jejak Pertaruhan Tak Terungkap"
83 Bab 83 : Kilau Lampion di Jalan Menuju Takhta
84 Bab 84 : "Bayangan Takhta yang Terancam"
85 Bab 85 : Kematian Kaisar
86 Bab 86 : Lonceng Duka dan Bisikan Kudeta
87 Bab 87 : Bayangan di Balik Takhta
88 Bab 88 : Perang yang Telah Ditetapkan
89 Bab 89 : Pengkhianatan di Bawah Langit Kelabu
90 Bab 90 : "Rahasia yang Terkubur, Keadilan yang Dibangkitkan"
91 Bab 91 : Jejak Kenangan dan Takdir yang Tertulis
92 Bab 92 : Rahasia yang Terbakar
93 Bab 93 : Di Bawah Langit, Di Atas Pedang, dan Kau di Hatiku
94 Bab 94 : Kertas Harapan, Takdir yang Mengikat
95 Bab 95 : Perangkap dalam Cinta dan Politik
96 Bab 96 : Politik yang Memikat
97 Bab 97 : Api yang Berkobar di Balik Senyum
98 Bab 98 : Kegelapan yang Menghantui
99 Bab 99 : Catur di Meja Kekuasaan
100 Bab 100 : Permainan Kekuasaan dan Dendam yang Menyala
101 Bab 101 ; Pengadilan Pagi, Tantangan Ji Wanqing
102 Bab 102 : Duel Kehancuran: Ji Wanqing vs. Xinxin
103 Bab 103 : Persiapan Penyergapan
104 Bab 104 : Penangkapan Fu Zihan, dan Xinxin terluka
105 Bab 105 : Kemurkaan Kaisar Fu Sichen
106 Bab 106 : Gerakan Rahasia Kekaisaran Su
107 Bab 107 : Pundak yang Selalu Berdiri di Depanku
108 Bab 108 - Di Antara Takhta dan Hati?
109 Bab 109 : Hukuman bagi Pengkhianat
110 Bab 110 : Bara dalam Sekam
111 Bab 111 : Rencana Penyusupan ke Kekaisaran Su
112 Bab 112 : Perpisahan Sementara, Awal dari Pertarungan Terakhir
113 Bab 113 : Identitas Penyusupan yang Tak Terduga
114 Bab 114 : Tarian di Ujung Pedang
115 Bab 115 - Rombongan Penghibur yang Mencurigakan
116 Bab 116 : Tatapan di Balik Cadar
117 Bab 117 : Tawaran yang Mengikat
118 Bab 118 : Malam Pelarian di Istana Su
119 Bab 119 : Misi di Kediaman Jenderal Su
120 Bab 120 - Gudang Senjata – Pertarungan Mematikan
121 Bab 121 : Kejaran di Hutan, Duel di Pegunungan
122 Bab 122 : Bara yang Tak Padam
123 Bab 123 : "Janji Kaisar & Deklarasi Perang"
124 Bab 124 : Janji yang Tertunda
125 Bab 125 : Bayangan di Balik Perang
126 Bab 126 : Hantu yang Menari dalam Kegelapan
127 Bab 127 : Kehilangan yang Tak Berani Diungkapkan
Episodes

Updated 127 Episodes

1
BAB I : Terdampar disini
2
BAB 2 : MULAI MENERIMA
3
BAB 3 : PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
4
BAB 4 : DITAHAN OLEH PUTRA MAHKOTA
5
BAB 5 : MELARIKAN DIRI
6
BAB 6 : INI XINXIN
7
BAB 7 : BAWA XINXIN PULANG
8
BAB 8 : Berita besar! Putri kecil keluarga Wang kembali...
9
BAB 9 : Putra Mahkota terluka
10
BAB 10 : Selalu ada orang yang bertindak bodoh
11
BAB 11 : Gadis yang aneh
12
BAB 11 : Alat aneh apa ini
13
BAB 13 : Itu kau kan...
14
BAB 14 : Rangkaian bunga Xinxin eksentrik
15
BAB 15 : Kenapa kau lagi
16
BAB 16 : Sedia payung sebelum hujan
17
BAB 17 : Baju "Couple" keluarga Wang
18
BAB 18 : Jadi ini Istana Kekaisaran
19
BAB 19 : Provokasi yang Nyata
20
BAB 20 : Permaisuri ini terlalu memihak
21
BAB 21 : WANG JULI
22
BAB 21 : Permaisuri merasa di bodohi
23
BAB 23 : Persiapan kompetisi
24
BAB 24 : Dua kecantikan legendaris
25
BAB 25 : Lima Rumbai Xinxin
26
BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
27
BAB 27 : Perburuan Berakhir
28
BAB 28 : Yang disebut Pesona
29
BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
30
BAB 30 : Yang disebut Reputasi
31
BAB 31 : Xuanyi muncul
32
BAB 32 : Senang bertemu teman lama
33
BAB 33 : Bertemu Kakek
34
BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
35
BAB 35 : Info teman lainnya
36
BAB 36 : Percobaan Pembunuhan lainnya
37
BAB 37 : Xinxin sangat badas
38
BAB 38 : Pelelangan kota Wuchang
39
BAB 39 : Pasangan ini melakukan hal buruk
40
BAB 40 : Tiba di Markas Militer
41
BAB 41 : Apa tujuan hidup
42
BAB 42 : Terlihat seperti keluarga
43
BAB 43 : Perjalanan pulang
44
BAB 44 : Tiba di rumah
45
BAB 45 : Memasang Jebakan
46
BAB 46 : Yao Shu Mati
47
BAB 47 : Berita yang menggemparkan
48
BAB 48 : Pemakaman
49
BAB 49 : Perang Baru
50
BAB 50 : Berita baik sebelum Perang
51
BAB 51 : Melepas kepergian
52
BAB 52 : Kipas belati Xinxin
53
BAB 53 : Dekrit Kaisar
54
BAB 54 : Menolak Dekrit Kaisar
55
BAB 55 : Undangan Permaisuri
56
BAB 56 : Chen Bai
57
BAB 57 : Akhir Chen Bai
58
BAB 58 : Kemarahan Chen Juan
59
BAB 59 : Berita hilangnya Jenderal Wang dan Wang Yuwen
60
BAB 60 : Mansion Wang dikepung
61
BAB 61 : Chen Juan kalah telak, Xinxin adalah Putri Mahkota
62
BAB 62 : Surat dari Ayah yang hilang
63
BAB 62 : Ketegangan di Aula Istana
64
BAB 64 : Fu Sichen yang makan tahu
65
BAB 65 : Ambisi yang Tersembunyi
66
BAB 66 : Kunjungan Tak Terduga Xinxin
67
Bab 67 : Bisikan di Balik Tirai, Fu Zihan yang Tergoda
68
Bab 68 : Fu Sichen "Putra Berbakti", dan Peringatan dari Xinxin
69
BAB 69 : Kedatangan Chen Ling, "Jebakan di Balik Senyuman"
70
Bab 70 : Melawan Trik dengan Trik, Wang Xuemin muncul
71
BAB 71 : Pertemuan Chen Ling dan Permaisuri, Pagi yang manis untuk Fu Sichen.
72
BAb 72 : Pertarungan Pengadilan Pagi, Ketertarikan yang Berubah
73
BAB 73 : Berita kepulangan Jenderal Wang
74
Bab : Bayang-Bayang Penghianatan
75
Bab 75 : Janji Pedang dan Air Mata
76
Bab 76 : Kegelapan dibalik Rumor
77
Bab 77 : "Jejak Kejatuhan, Pertaruhan Tak Terucap"
78
Bab 78 : Tawa dibalik Ancaman
79
Bab 79 : Pertarungan Harga Diri
80
Bab 80 : Konfrontasi di Tengah Puing
81
Bab 81 : Janji di Antara Langit Gelap dan Muslihat
82
Bab 82 : "Jejak Pertaruhan Tak Terungkap"
83
Bab 83 : Kilau Lampion di Jalan Menuju Takhta
84
Bab 84 : "Bayangan Takhta yang Terancam"
85
Bab 85 : Kematian Kaisar
86
Bab 86 : Lonceng Duka dan Bisikan Kudeta
87
Bab 87 : Bayangan di Balik Takhta
88
Bab 88 : Perang yang Telah Ditetapkan
89
Bab 89 : Pengkhianatan di Bawah Langit Kelabu
90
Bab 90 : "Rahasia yang Terkubur, Keadilan yang Dibangkitkan"
91
Bab 91 : Jejak Kenangan dan Takdir yang Tertulis
92
Bab 92 : Rahasia yang Terbakar
93
Bab 93 : Di Bawah Langit, Di Atas Pedang, dan Kau di Hatiku
94
Bab 94 : Kertas Harapan, Takdir yang Mengikat
95
Bab 95 : Perangkap dalam Cinta dan Politik
96
Bab 96 : Politik yang Memikat
97
Bab 97 : Api yang Berkobar di Balik Senyum
98
Bab 98 : Kegelapan yang Menghantui
99
Bab 99 : Catur di Meja Kekuasaan
100
Bab 100 : Permainan Kekuasaan dan Dendam yang Menyala
101
Bab 101 ; Pengadilan Pagi, Tantangan Ji Wanqing
102
Bab 102 : Duel Kehancuran: Ji Wanqing vs. Xinxin
103
Bab 103 : Persiapan Penyergapan
104
Bab 104 : Penangkapan Fu Zihan, dan Xinxin terluka
105
Bab 105 : Kemurkaan Kaisar Fu Sichen
106
Bab 106 : Gerakan Rahasia Kekaisaran Su
107
Bab 107 : Pundak yang Selalu Berdiri di Depanku
108
Bab 108 - Di Antara Takhta dan Hati?
109
Bab 109 : Hukuman bagi Pengkhianat
110
Bab 110 : Bara dalam Sekam
111
Bab 111 : Rencana Penyusupan ke Kekaisaran Su
112
Bab 112 : Perpisahan Sementara, Awal dari Pertarungan Terakhir
113
Bab 113 : Identitas Penyusupan yang Tak Terduga
114
Bab 114 : Tarian di Ujung Pedang
115
Bab 115 - Rombongan Penghibur yang Mencurigakan
116
Bab 116 : Tatapan di Balik Cadar
117
Bab 117 : Tawaran yang Mengikat
118
Bab 118 : Malam Pelarian di Istana Su
119
Bab 119 : Misi di Kediaman Jenderal Su
120
Bab 120 - Gudang Senjata – Pertarungan Mematikan
121
Bab 121 : Kejaran di Hutan, Duel di Pegunungan
122
Bab 122 : Bara yang Tak Padam
123
Bab 123 : "Janji Kaisar & Deklarasi Perang"
124
Bab 124 : Janji yang Tertunda
125
Bab 125 : Bayangan di Balik Perang
126
Bab 126 : Hantu yang Menari dalam Kegelapan
127
Bab 127 : Kehilangan yang Tak Berani Diungkapkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!