penolong kuu!!

Tak berselang lama setelah mendengar cerita Alya tentang perjalanannya dari Kalimantan Selatan ke Surabaya demi menemui Gus Afnan, Wilona langsung menawarkan diri untuk membantu.

"Tenang aja, Alya. Aku bakal bantu kamu sampai ketemu si Gus Afnan itu," ucap Wilona dengan nada penuh semangat, membuat Alya sedikit tersenyum walaupun tetap merasa canggung.

Meski baru kenal, Wilona yang berkepribadian extrovert begitu mudah menjalin keakraban dengan Alya, yang lebih introvert dan pendiam.

Alya merasa agak kikuk dengan sikap Wilona yang begitu percaya diri, tetapi ia mulai merasa nyaman karena kehangatan Wilona seperti memecah kebekuan dalam dirinya.

"Tapi, Kak... Kok Kakak mau bantu aku sih? Padahal kan kita baru kenal," tanya Alya pelan, suaranya terdengar ragu.

Wilona tersenyum lebar, memperlihatkan giginya yang rapi. "Alya, kadang Allah mempertemukan kita dengan orang asing untuk tujuan baik. Kamu nggak usah khawatir. Aku tuh paling suka bantu orang, apalagi kalau orang itu lucu kayak kamu!"

Alya hanya bisa tersenyum tipis, mencoba menenangkan diri. Meskipun awalnya merasa tak percaya diri di hadapan Wilona yang begitu cantik dan berkarisma, perlahan ia mulai merasa bahwa Wilona adalah orang yang bisa diandalkan.

"Oke, rencananya gini... Aku tahu kamu pasti lelah banget. Gimana kalau sekarang kamu istirahat dulu di apartemenku?" tawar Wilona dengan penuh perhatian.

"Eh, nggak papa nih, Kak? Aku nggak mau ngerepotin..." ucap Alya pelan, masih ragu.

"Nggak usah mikir gitu. Aku senang kok kamu mau mampir. Lagipula, aku punya ide seru buat kamu nanti. Ayo, kita berangkat!"

Dengan kehangatan Wilona yang tak terduga, Alya akhirnya setuju. Mereka berdua meninggalkan bandara bersama, menuju apartemen Wilona untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan Alya mencari Gus Afnan.

Di perjalanan, Alya merasa hatinya mulai tenang, seperti mendapat suntikan semangat baru dari teman yang tak disangka-sangka.

 

Di Apartemen

Wilona, yang ternyata seorang ahli teknologi, membuka laptopnya setelah Alya selesai membersihkan diri.

Tangannya lincah mengetik, memasukkan berbagai data dan melakukan pencarian mendalam untuk melacak keberadaan Gus Afnan. Keahlian Wilona sebagai hacker membuat proses ini tampak mudah baginya. Alya, yang duduk di sofa, hanya bisa memperhatikan dengan penuh rasa penasaran.

"Yess! Berhasil!" seru Wilona dengan penuh semangat setelah beberapa menit bekerja di depan layar.

Alya terperangah. "Beneran berhasil, Kak? Udah ketemu?" tanyanya, tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Iya, beneran! Nih, lihat," kata Wilona sambil menunjukkan layar laptopnya. Ia bahkan tanpa sadar menggoyang-goyangkan tubuh Alya dengan penuh kegembiraan.

Alya tersenyum penuh haru, matanya berkaca-kaca. "Maa syaa Allah... Makasih banget, Kak Wilona. Kamu benar-benar membantu aku. Aku nggak tahu harus gimana kalau nggak ada kamu."

Wilona tersenyum puas, tapi kemudian wajahnya berubah jahil. "Jangan berterima kasih dulu! Sebelum ketemu Afnan, kita ke salon dulu, oke?"

Alya melongo, bingung dengan usulan itu. "Hah? Ke salon?" tanyanya, memastikan apakah ia tidak salah dengar.

Wilona mengangguk dengan semangat. "Iya, ke salon. Kamu harus kelihatan fresh dan cantik waktu ketemu dia nanti. Ayo, nggak usah banyak mikir!"

Sebelum Alya sempat menolak, Wilona sudah menarik tangannya, membawanya ke lift. Mereka menuju sebuah salon kecantikan ternama di Surabaya.

...----------------...

Di Salon

Alya memandangi interior salon yang mewah dengan tatapan bingung.

Tempat ini begitu berbeda dari yang pernah ia lihat sebelumnya, seperti setting dalam film-film.

Lampu-lampu kristal berkilauan, aroma wangi memenuhi udara, dan staf salon yang ramah menyambut mereka dengan senyuman profesional.

"Are you okay, Alya?" tanya Wilona, memecah lamunan Alya.

Alya, yang masih bingung, mencoba menjawab dengan bahasa Inggris seadanya. "Y-Yes, yes... I'm okay, Kak," katanya sambil tergagap.

Mendengar jawaban itu, Wilona langsung tertawa terbahak-bahak. Tawa itu mengundang perhatian beberapa orang di sekitar mereka. "Hahaha! Alya, kamu tuh lucu banget! Raut muka kamu itu priceless banget!"

Alya tersenyum malu-malu, menunduk sambil meremas tangannya sendiri. "Hehe... Iya, Kak. Maaf, aku grogi..." jawabnya pelan.

Wilona mengacak kerudung Alya dengan gemas. "Santai aja, Alya. Kamu nggak perlu takut. Di sini aku yang bayar, aku yang atur semuanya. Kamu tinggal duduk manis, oke?"

Alya mengangguk patuh, masih sedikit ragu. Dalam hati, ia bersyukur dipertemukan dengan Wilona, seseorang yang begitu baik meski baru dikenalnya.

Tapi ia juga bertanya-tanya, mengapa takdir seolah membawanya ke jalur yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Setelah sesi spa selesai, para staf melanjutkan ke tahap make-up.

Namun, ketika salah satu staf mendekat dengan palet warna, Alya langsung bereaksi. "Aa... Jangan! Jangan, jangan, aku nggak mau pakai make-up, hehehe," ucapnya sambil mengangkat tangan, mencoba menghentikan staf tersebut.

Wilona yang melihat tingkah Alya hanya bisa tertawa kecil. "Trus kamu maunya gimana, Al?" tanyanya dengan nada bingung. Wilona tahu Alya sudah melalui tahap perawatan sebelumnya tanpa protes, jadi ini cukup mengejutkan baginya.

"Aku mau yang natural aja, Kak. Apa adanya," jawab Alya sambil tersenyum tipis. Ada ketegasan dalam suara lembutnya, membuat Wilona langsung paham apa yang dimaksud.

"Oke deh, kita buat natural. Tapi tetap harus cantik ya," balas Wilona sambil memutar mata, kemudian menginstruksikan staf untuk menggunakan bedak tipis dan sedikit celak di mata Alya.

Setelah beberapa saat, Alya berdiri di depan cermin, mengenakan abaya khas Timur Tengah yang mereka beli sebelumnya di sebuah butik mewah Surabaya.

Wajahnya terlihat segar dengan sentuhan sederhana, membuat kecantikannya memancar alami. Wilona tersenyum puas melihat transformasi Alya. "Masya Allah, Alya... Kamu tuh cantik banget! Pantes aja banyak yang nanya tentang kamu."

Alya hanya tertawa kecil, berusaha menyembunyikan rasa malunya. "Makasih, Kak Wilona. Tapi ini semua karena Kakak yang bantu."

Setelahnya, mereka menuju taman tempat Gus Afnan dikabarkan berada.

Wilona mengemudikan mobilnya dengan penuh semangat, sementara Alya duduk di sebelahnya, menggenggam erat tali tasnya. Jantungnya berdetak kencang, rasa gugup memenuhi pikirannya.

Sesampainya di taman, Alya turun dari mobil dengan langkah ragu-ragu. Wajahnya sedikit pucat, tetapi dia mencoba memberanikan diri. Wilona menepuk bahunya pelan. "Tenang aja, Alya. Aku yakin semua akan baik-baik saja."

Alya menarik napas dalam-dalam, menguatkan hatinya. Langkahnya perlahan mendekati titik pertemuan yang telah direncanakan.

Episodes
1 desakan dari mamah
2 hati yang gelisah
3 makasih info nya
4 perjalanan yang melelahkan
5 penolong kuu!!
6 ungkapan yg sangat rumit!!
7 hatiku sedikit lega,meskipun sakit.
8 Kuserahkan semuanya kepadamu yaa robb...
9 antara takdir dan keputusan
10 jejak rindu yang terbawa angin
11 perjuangan dan kesabaran untuk bisa menemukan mu
12 berjuang lagi!!
13 suara hati dan restu
14 jejak yang tertinggal
15 Dendam yang menghancurkan
16 nikah sirri
17 bukan hanya sekedar kebetulan
18 mendekati tanpa mengusik
19 takdir yang aneh
20 perubahan sikap alya dan ketakutan saat berbicara dengan alya
21 dingin mu adalah candu bagiku
22 tangisan di tengah malam
23 denting kehilangan.
24 di bandara!!
25 menyembunyikan rasa demi bisa bersama
26 suruhan seseorang
27 semangat berangkat menuntut ilmu
28 tausiah yg menampar semua jama'ah
29 amarah besar shaka!
30 terungkap?
31 percakapan yg penuh makna
32 berdarah dingin.
33 tuduhan dan keraguan
34 detektif bobrok
35 semburat nafsu
36 bayangan cemburu.
37 malam yg penuh misteri
38 jejak berdarah di balik dendam
39 teror untuk alya!
40 ketenangan dan obses
41 subuh yang hangat penuh makna
42 momen memalukan bagi alya
43 suasana yang mencemaskan
44 masih belum terpecahkan
45 kasus yang semakin rumit
46 tatapan bang shaka serem!
47 langkah yang tak terkendali
48 ternyata pernikahan?
49 pesona alya & gejolak hasud
50 perusak suasana hati
51 kehadiran yg tak terduga
52 pernikahan rahasia yang harus terungkap
Episodes

Updated 52 Episodes

1
desakan dari mamah
2
hati yang gelisah
3
makasih info nya
4
perjalanan yang melelahkan
5
penolong kuu!!
6
ungkapan yg sangat rumit!!
7
hatiku sedikit lega,meskipun sakit.
8
Kuserahkan semuanya kepadamu yaa robb...
9
antara takdir dan keputusan
10
jejak rindu yang terbawa angin
11
perjuangan dan kesabaran untuk bisa menemukan mu
12
berjuang lagi!!
13
suara hati dan restu
14
jejak yang tertinggal
15
Dendam yang menghancurkan
16
nikah sirri
17
bukan hanya sekedar kebetulan
18
mendekati tanpa mengusik
19
takdir yang aneh
20
perubahan sikap alya dan ketakutan saat berbicara dengan alya
21
dingin mu adalah candu bagiku
22
tangisan di tengah malam
23
denting kehilangan.
24
di bandara!!
25
menyembunyikan rasa demi bisa bersama
26
suruhan seseorang
27
semangat berangkat menuntut ilmu
28
tausiah yg menampar semua jama'ah
29
amarah besar shaka!
30
terungkap?
31
percakapan yg penuh makna
32
berdarah dingin.
33
tuduhan dan keraguan
34
detektif bobrok
35
semburat nafsu
36
bayangan cemburu.
37
malam yg penuh misteri
38
jejak berdarah di balik dendam
39
teror untuk alya!
40
ketenangan dan obses
41
subuh yang hangat penuh makna
42
momen memalukan bagi alya
43
suasana yang mencemaskan
44
masih belum terpecahkan
45
kasus yang semakin rumit
46
tatapan bang shaka serem!
47
langkah yang tak terkendali
48
ternyata pernikahan?
49
pesona alya & gejolak hasud
50
perusak suasana hati
51
kehadiran yg tak terduga
52
pernikahan rahasia yang harus terungkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!