Valen mendekati aku, aku sedang sibuk mengerjakan tugas , aku mulai merasa tidak enak, karna dia tersenyum nakal, dia juga membawa spidol .
" Jangan diem mulu dong, maen yuk!" Valen mendekati ku sambil membuka tutup spidol hitam itu.
" Nggak, makasih" jawab aku dengan perasaan tidak enak, hatiku mulai merasa tidak enak, dia mencoret - coret baju seragam ku sambil tertawa puas . aku berusaha menghentikan aksinya dengan pembelaan ku.
" Hahaha ...... gua suka elu kayak badut" Valen dengan logat khas Jakarta nya, mencoret pipi ku juga , aku bangkit dan menghempaskan tangan itu lalu melangkah keluar menuju kamar mandi.
Dengan terisak aku masuk menutupi wajahku dengan tisu yg ada di kantong celana yg aku peroleh dari mamah waktu itu.
Aku membasuh semua wajah ku dengan gosok pelan pakai tisu itu, baju seragam ku kotor semua karna spidol itu.
Tiba - tiba pundak ku di rengkuh tangan itu besar aku menoleh ke belakang.
" Kamu nggak papa?" Benny menatap wajahku dengan rasa kasian , padahal dia juga suka mengejekku.
" Nggak" aku melangkah keluar dengan pakaian basah karna aku mencoba membersihkan nya dengan air. Aku melangkah menuju ruang guru untuk melaporkan semua nya , dengan sisa air mata dan ingus yg masih ada aku masuk dan mencari mereka.
tapi tiada satu pun orang di sana, hanya ada kursi dan meja berisi berkas.
Aku terduduk lemas sembari mengusap pipi , aku terus terisak , sampai mereka menghampiri ku.
" No ayo kembali ke kelas!" Dissa mendekati ku dengan mengulurkan tangan nya.
" Nggak mau, aku mau sendiri" aku dengan suara serak. Air mata ku dan ingus masih keluar. Sehina itu kah aku di depan mereka? Sepantas itukah aku untuk selalu di bully? Aku terkadang berpikir untuk apa aku lahir bila ingin di permainkan layak nya seseorang yg terhina? Tanya ku dalam hati, sakit sekali rasanya di perlakukan tidak adil seperti ini. Jujur aku ingin mengakhiri semua nya hari ini juga , tapi aku lihat lagi kenangan manis di rumah.
Dissa hanya diam , tak berani membuka suara nya lagi setelah dia melihat aku yg seperti orang gila.
Pak guru olah raga pun datang , beliau turun dari motor nya.
" No kenapa?" Tanya Pak Wira dengan kaget nya , lantaran aku seperti orang gila ,baju seragam ku kotor , rambutku basah , wajahku penuh air mata.
" Dia di bully lagi, ama Valen Pa" Dissa menjawab sambil menunduk , karna merasa bersalah tidak membantuku.
" Kamu tega nggak ngebantuin, kasian tau, sekarang bapak mau ketemu ama Valen itu!" Pak Wira membantuku untuk bangun, dan merangkul aku yg masih terisak.
" Valen sekarang kamu minta maa!!!" Suara keras pak Wira menunjuk Valen yg sedang makan kue dengan tumpang kaki.
Dengan wajah malas dia mendekati aku, dan mengulurkan tangan nya.
"Gua minta maaf!" Valen dengan malas menanti jawaban ku. Aku tidak menjawab dan menerima uluran tangan nya. Aku hanya mengemasi semua buku dan yg lain nya.
Aku hanya mengangguk saja , lalu aku mencium tangan pak Wira, semua teman ku hanya diam melihat , termasuk Dissa.
" Pak, aku izin pulang" aku mencium nya lalu melangkah menunduk berjalan meninggalkan kelas.
Pak Wira hanya tersenyum , tanda mengizinkan , beliau juga merasa kasian pada ku yg selalu di bully.
Dengan cepat beliau membawa Valen dan semua teman ku termasuk Hamid dan Dissa ke ruang BK.
Sepanjang jalan aku menangis sambil menggendong tas ku, aku jalan kaki menelusuri jalanan .
Aku pun sampai di rumah, ku ketuk pintu dengan pelan .
" Tok....Tok....Tok...."ku ketuk dengan lemas, mataku merah. Pipiku basah.
" Kenapa?" Mamah membuka nya dengan panik karna melihat ku yg seperti itu. Tanpa banyak bicara lagi mamah mengambil tas ku.
" Aku tadi di bully lagi ama Valen ,dia menumpahkan semua isi spidol ke baju ku lalu ke wajah ku juga." aku menjawab sambil terisak memeluk tubuh mamah.
" Keterlaluan, udah sekarang kamu mandi ya, mamah mau merendam seragam ini dulu biar ilang spidol nya walau bekas nya masih ada . Tapi siapa tau bisa berkurang" mamah tersenyum.sambil berkaca - kaca.
" Iya" aku menunduk memakai kaos dalam saja menuju kamar mandi.
Aku mandi sambil menangis, air mata ku tak kunjung berhenti bayangan kejadian tadi terus melintas .
5 menit aku mandi, aku pun keluar dengan memakai handuk, lalu masuk ke kamar, aku ambil kaos dan celana sport beserta dalaman nya.
Setelah aku salin aku menghampiri mamah. Aku masih sesenggukan .
" Sayang , makan dulu ya" Mamah menghampiri membawa makanan dan minum nya untuk ku.
" Makasih mah" aku memakan nya dengan pelan berderai air mata .
Mamah mengelus ku sambil memandangi dengan penuh air mata juga, rasa sedih terlukis jelas melihat ku yg seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Akun Kedua
mamahnya rino baik banget 😊 sebenernya kalo rino punya beladiri bisa gak dibully lagi tuh, tapi yg namanya beladiri itu gak instan sih, mending belajar ajian aja hehehe 😄
2024-12-12
1
SnowDrop❄️
Ada yang tak beres nih
2025-01-03
1
Tutupet
cakar ngga sih si Valen/Panic/
2024-12-13
1