Cupu!

...٩꒰。•‿•。꒱۶...

...𝙏𝙐𝘼𝙉 𝙆𝙐𝘿𝘼 𝙇𝘼𝙐𝙏 & 𝙉𝙊𝙉𝘼 𝙄𝙆𝘼𝙉 𝙂𝙐𝙋𝙋𝙔...

...© Yellowchipsz...

...—Bandit berkedok Bintang kelas lebih menjerat pesona Langit; daripada si Teladan yang disanjung Bumi sekolah, tapi melucuti belas kasih.—...

...♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱...

"Aku maunya di sini!" jawab Saila ketus menghindari Arjuna.

"Balik! Kelas ini nggak cocok buat kamu!" bentak Arjuna kasar dan menyeret lengan Saila sampai memerah. Berikutnya, tarikan Arjuna yang tertahan membuatnya terpaksa menoleh ke belakang lagi.

Ternyata, lengan Saila satu lagi sudah di genggaman Dikta.

Tanpa mengurangi rasa takzim, Dikta menegaskan, "Saila Guppy sudah menjadi bagian dari keluarga Dua Belas IPA Dua!"

Getaran ego yang tinggi mempertuan akalnya, memicu Arjuna untuk makin kuat merampas Saila agar Dikta tidak menghambat obsesinya.

"Cuma IPA Satu yang pantas untuk Saila!" geram Arjuna yang tidak rela kalau Saila benar-benar pindah kelas.

Sendu kian merasuk jika terus menarik paksa lengan Saila yang memendam pedih, maka Dikta melepas pelan genggamannya. Namun, ini bukanlah kekandasan.

Arjuna memepet, lalu meninggikan diri tepat di hadapan wajah Dikta. "Berani lo nyentuh Saila gue?!" berang Arjuna sembari menyeret kasar Saila ke belakangnya.

Dikta memamerkan gerak tawa ekspresif tanpa suara, berusaha menyamarkan kekehannya. "Saila milik lo?"

"Ya, terus milik siapa?" tantang Arjuna membengis, "Milik lo? Ngaca! Lo itu bandit berkedok bintang kelas!"

"Hah! Bandit?" gelak Dikta menganggap Arjuna sedang melawak. "Lo merasa kecurian, Jun? Mungkin lebih tepatnya lo memaksakan sesuatu buat menjadi milik lo. Padahal, garis hidup lo menolak."

Saila mengulum senyum meski bulir beningnya sudah di ujung kelopak, itu karena Dikta menebarkan tatapan hangat padanya. Seperti tidak ada alasan bagi Saila tuk lara kian dalam, menyerap energi senyuman Dikta adalah mendapatkan harsa yang lembut.

"BERANI LO!!!" bentak Arjuna, berdesing semua telinga karenanya, apalagi Dikta yang menjadi pelampiasan utama.

Saila membangkang terhadap keinginan Arjuna dan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman paksaan itu.

"Jangan marahin Dikta!" kesal Saila yang terus menjotos lengan Arjuna.

"Nggak usah nakal, Saila!" sentak Arjuna yang membuat jiwa Saila tertekan lagi.

Puri beraksi menyibak surai pendeknya, lalu mendorong Arjuna agar tidak menentang Dikta. "Eh, Juna! Berani lo sentuh Dikta, gue cakar muka lo!"

"Cakar? Silakan! Lo bakal masuk catatan buku hitam sekolah!" Arjuna menyodorkan mukanya ke hadapan Puri, minta dicakar sukarela. "Ayo, cakar! Meong Puri! Haha!"

"Puri!" panggil Lingga cemas, tidak ingin Puri tersandung persoalan.

Dikta membujuk Puri agar menjauhi Arjuna. "Pur-ikan! Nggak usah ikut-ikut! Lo sama Lingga aja!"

"T-tapi," bantah Puri.

"Percaya sama gue!" tegas Dikta hingga membuat Puri beredar menuju ke bangku Lingga.

Murid-murid 12 IPA 2 lainnya menjadikan kejadian ini sebagai bahan tontonan yang spektakuler, meski ada rasa karut jika terjadi peperangan besar.

Arjuna tersenyum bengkok dan mencibir Dikta, "Kenapa lo ngebet nahan Saila? Lo siapa? Kesenengan Saila duduk di depan lo?!"

"Gue ketua kelas dan Saila wakil gue. Pak Satria juga sudah menambahkan nama Saila secara resmi di kantor sebagai keluarga Dua Belas IPA Dua," terang Dikta ramah, masih berbaik hati.

"Heh, sok Malaikat," decak Arjuna, "padahal Iblis."

Dikta masih menahan untuk tidak meloloskan iblis kemarahan. Dia menegaskan, "Keluar dari kelas gue tanpa ngajak Saila. Sebelum gue puter tangan lo."

Atensi Arjuna pun condong ke arah Lingga yang cedera dan mengenakan gips di lengan kiri. Arjuna tentu mengetahui perkelahian antara Dikta dan Lingga beberapa hari yang lalu. Dia sedapat mungkin menelan saliva yang mendadak seret.

Selajur Lingga membalas Arjuna dengan satir, "Eh, Juna. Sebutan Iblis dari lo buat Dikta tuh nggak lengkap. Harusnya, lo bilang kalau dia ... Iblis bertangan beton! Siap-siap badan lo dipatahin sama dia, setelah gue."

Arjuna tergeleng-geleng menanggapinya.

"Hahah!" Dikta malah tertawa menggubris Lingga yang membahas IBLIS BERTANGAN BETON. Itu adalah julukan untuk Dikta di dalam buku Bukan Malaikat Hujan milik abangnya. Dikta tidak marah karena perkataan Lingga, malah berselera dirinya yang ingin membogem Arjuna!

Arjuna mencibir Dikta, Lingga, dan Puri bersamaan, "Kalian bertiga dari dulu memang aneh! Sekarang makin aneh!"

Dikta, Lingga, Puri, dan Arjuna saling bertatapan, bergantian. Itu adalah tatapan kenangan lama. Kenyataannya, mereka berempat sudah lama saling mengenal, saat masih di bangku SMP dulu.

Ada sebuah problematika yang membuat hubungan mereka begitu dingin, terutama antara Arjuna dan Dikta, sampai menyebabkan Arjuna pindah sekolah. Terpisah cukup lama dengan Arjuna, hingga mereka kembali dipertemukan oleh takdir di SMA Permata Laut ini. Buana waktu ini begitu renik sampai membuat Dikta merasa lucu dengan permainan nasib.

"Dih! Lo yang aneh!" cibir Puri balik pada Arjuna.

Saila yang mencubit-cubit lengan Arjuna pun berhasil menarik langkah seribu, menuju ke belakang jasmani Dikta yang hangat.

"SAILA!!!" bentak Arjuna tak dapat mengontrol nafsu amarah.

Semua murid tampak tak percaya dengan sikap Arjuna sebagai murid teladan yang terkenal santun dan lembut pada guru. Ternyata, beginikah aslinya?

Puri berdecak eksentrik, "Woah! Harusnya, guru-guru melihat sikap kasar seorang Arjuna Barz! Apa kalian semua masih bangga dengan Juara Satu Umum ini?"

Dikta mengusap-usap telinganya yang berdengung akibat gema suara Arjuna yang menulikan komentar sekitar. "Tolong, ini kelas gue. Yang berhak ribut cuma gue sama anak-anak IPA Dua. Lo dilarang keras," peringat Dikta.

"Saila nggak akan konsen belajar di kelas lo yang kayak kandang b*bi!" marah Arjuna menekan dada Dikta menggunakan telunjuknya.

"Kandang apa tadi?" pinta Dikta agar Arjuna mengulang kata-kata busuk itu. Dengan sekali tarikan kuat, lengan kanan Dikta menerkam kerah Arjuna sampai kancing yang paling atas copot dan jatuh hina ke lantai.

"Dikta!" cegah Saila panik, "Nanti repot berurusan sama Arjuna!"

Dikta refleks melepas cengkeramannya terhadap Arjuna. Benar apa yang dikatakan Saila. Bukan hanya Arjuna yang berkuasa sebagai juara satu umum di sekolah, tapi orang tua Arjuna adalah donatur nomor satu untuk sekolah ini. Terlebih, Dikta luar biasa hapal siapa sosok ayahnya Arjuna—ialah orang besar yang berpengaruh, juga berbahaya.

Dikta ingin melupakan semua kejadian lampau tentang ayahnya Arjuna, tapi mustahil. Hah—tapi Dikta tidak takut mau sehebat apa peran Arjuna di sekolah ini. Dikta mengalah karena Saila yang meminta.

Arjuna terbatuk usai lepas dari amarah Dikta yang sementara.

Lingga merasa kelas menjadi tidak harmoni karena menyaksikan kericuhan gara-gara kehadiran Arjuna.

"Mentang-mentang juara satu umum, perkataan lo seolah-olah kelas IPA Dua ini rendahan dibandingkan IPA Satu? Kalau ini kandang b*bi, lo berarti jadi b*bi juga karena udah masuk ke sini!" tantang Lingga yang duduk malas di bangkunya sambil memegangi lengan kirinya yang mengenakan gips.

"Lo nggak usah ikut campur! Sembuhin dulu tangan lo yang cacat!" cerca Arjuna melotot pada Lingga.

"Cu-pu!" sindir Lingga sengaja membesarkan api di hati Arjuna.

Arjuna membatin tidak ikhlas disebut cupu. Gue pastikan pulang sekolah nanti lo bersujud di kaki gue, Lingga!

Bersambung ... 👑

Terpopuler

Comments

i'm your_YAYA 🦕

i'm your_YAYA 🦕

waduhhhh kata-katanyaaaa tolong dikondisikan, indah dan dalem banget😍😍😍😍😍😍😭😭😭😭 please harus jadi pembaca yg pinter nih biar gak ngang ngong ngang ngong sama narasi sekece ini!!!

2024-12-18

1

dibavara ☔💧🌧️

dibavara ☔💧🌧️

kenapa harus menyeret kasar saila sih, gimana saila betah sama kamu Jun kalau kayak gini😭😭 lihat tuh Dikta, meskipun dia jago kelahi tp dia ga kasar sama cewek

2024-12-18

1

i'm your_YAYA 🦕

i'm your_YAYA 🦕

OH YA????? TERUS KENAPA SAILA GA BETAH🙂🙂🙂🙂🙂🙂🙂MELARIKAN DIRI DARIMU

2024-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 PERKENALAN TOKOH
2 Membalas Surat Cinta
3 Seni dan Hujan
4 Perkelahian Dua Sahabat
5 Susu Cokelat Kesayangan Nenek
6 Abangku Paling Jujur Sedunia
7 Masuk Celana!
8 Siswi Populer Pindah Kelas
9 Rambut Kunti Pak Satria
10 Pemilihan Perangkat Kelas
11 Makan Bekal bersama Saila
12 Kehadiran Arjuna sang Arogan
13 Cupu!
14 Siapa yang Mukul?!
15 Sayang Tata!
16 Dijebak!
17 Siksaan
18 Tak Terkalahkan!
19 Denyut Nadi Lingga Berhenti
20 Keajaiban
21 Mama!
22 Puri Ngambek!
23 Berdua’an Mencari Camilan
24 Pedang Hantu Bang Dirham
25 Kejar-kejaran!
26 Permen Kentang
27 Mengakulah, Nona Ikan Guppy!
28 Mereka Nikah Muda?
29 Hantu Pemakan Pangsit
30 Bertengkar dengan Mama
31 Silakan Mencintainya Sampai Bosan
32 Izin Mencintai Dikta
33 Pucuk Dicinta, Guppy pun Tiba
34 Teleponan
35 Kuda Laut Terbang!
36 Tata VS Lilac
37 Bersembunyi di dalam Tas
38 Bertengkar Lagi?
39 Dikta Pidato?!
40 Surprise!
41 Make a Wish
42 Selingkuhan?!
43 Tiga Dunia!
44 Pesan Penting
45 Sudah Ketahuan!
46 Geng Humas
47 Mengambil Keberuntungan
48 Bonceng
49 Leluhur
50 Tertawan
51 Dirayakan
52 Keluarga Guppy
53 Ingin Nenek Bahagia
54 Misi Berhasil!
55 Barbeque
56 Piknik, Nih!
57 Pulang
58 Lebih Disayang
59 Bukan Malaikat Hujan
60 Pintu Ungu Terbuka!
61 Malam Cemas
62 Cemburu & Nafsu
63 Kami Mendukungmu!
64 Tata & Pypy
65 Extra Part 1: Narelle
66 Extra Part 2: Bertemu Dengannya
Episodes

Updated 66 Episodes

1
PERKENALAN TOKOH
2
Membalas Surat Cinta
3
Seni dan Hujan
4
Perkelahian Dua Sahabat
5
Susu Cokelat Kesayangan Nenek
6
Abangku Paling Jujur Sedunia
7
Masuk Celana!
8
Siswi Populer Pindah Kelas
9
Rambut Kunti Pak Satria
10
Pemilihan Perangkat Kelas
11
Makan Bekal bersama Saila
12
Kehadiran Arjuna sang Arogan
13
Cupu!
14
Siapa yang Mukul?!
15
Sayang Tata!
16
Dijebak!
17
Siksaan
18
Tak Terkalahkan!
19
Denyut Nadi Lingga Berhenti
20
Keajaiban
21
Mama!
22
Puri Ngambek!
23
Berdua’an Mencari Camilan
24
Pedang Hantu Bang Dirham
25
Kejar-kejaran!
26
Permen Kentang
27
Mengakulah, Nona Ikan Guppy!
28
Mereka Nikah Muda?
29
Hantu Pemakan Pangsit
30
Bertengkar dengan Mama
31
Silakan Mencintainya Sampai Bosan
32
Izin Mencintai Dikta
33
Pucuk Dicinta, Guppy pun Tiba
34
Teleponan
35
Kuda Laut Terbang!
36
Tata VS Lilac
37
Bersembunyi di dalam Tas
38
Bertengkar Lagi?
39
Dikta Pidato?!
40
Surprise!
41
Make a Wish
42
Selingkuhan?!
43
Tiga Dunia!
44
Pesan Penting
45
Sudah Ketahuan!
46
Geng Humas
47
Mengambil Keberuntungan
48
Bonceng
49
Leluhur
50
Tertawan
51
Dirayakan
52
Keluarga Guppy
53
Ingin Nenek Bahagia
54
Misi Berhasil!
55
Barbeque
56
Piknik, Nih!
57
Pulang
58
Lebih Disayang
59
Bukan Malaikat Hujan
60
Pintu Ungu Terbuka!
61
Malam Cemas
62
Cemburu & Nafsu
63
Kami Mendukungmu!
64
Tata & Pypy
65
Extra Part 1: Narelle
66
Extra Part 2: Bertemu Dengannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!