episode 19 Jalan jalan

Sore itu juga Naufal mengajak Naya jalan-jalan. Mereka pergi kulineran, mengelilingi kota Jakarta.

“Naya kalau makan itu hati-hati.” Tangan Naufal menadan di bawah mulut Naya agar makanannya tidak tumpah.

Mulut wanita itu begitu terisi banyak makanan. Makan di pinggir jalan bukan hal harus dikomentari, selagi itu enak dan bersih tempatnya.

“Aku udah lama banget mau makan pecel ayam, akhirnya kesampaian juga. Makasih ya, Naufal.” Wanita itu begitu bahagia.

“Iya, sama-sama.” Naufal merapikan sehelai rambut Naya yang menutupi wajahnya.

“Habis ini aku mau beli seblak ya sama ice cream,” ujar Naya.

“Iya, tapi di habisin dulu makannya baru habis itu kita beli lagi makanan,” ucap Naufal.

“Siap bos.”

**

Naufal tengah memilih-milih kacamata untuk kerja, karena setiap Naufal menatap layar laptop lama kelamaan matanya menjadi lelah dan penglihatannya menjadi buram, jadi dia memutuskan untuk membeli kacamata. Sedangkan Naya asyik dengan es krimnya, menunggu Naufal dengan duduk di ruang tunggu.

“Ada yang ukuran lebih bagus nggak Bang?”

“Ada Mas, ini itu tuh bagus banget dan enteng juga.”

Tak berselang lama, Naufal kembali menghampiri Naya dia sudah selesai dengan belanjaannya. Sedangkan es krim yang Naya makan, kini ganti menjadi snek. Naufal melihat barang belanjaan Naya banyak sekali makanan dan cemilan, sedangkan barang yang dibeli hanya dompet.

“Ada yang mau di beli lagi nggak?” tanya Naufal memastikan.

“Kayaknya nggak ada deh, pulang aja yuk, udah mau gelap juga!” ajak Naya, kedua tangannya penuh dengan belanjaan.

Naufal mengambil alih barang belanjaan Naya, lalu keduanya berjalan sejajar dengan Naufal membawa barang belanjaan dan Naya sibuk memakan snacknya. Keduanya begitu serasi, seperti botol yakult dan tiang listrik.

Naufal menaruh semua belanjaan di bagasi mobil, ada lima barang belanjaan mereka beli. Kemudian Naufal masuk mobil, sudah ada Naya yang sudah siap di kursinya.

“Makanannya udah habis, sayang?” tanya Naufal. Mulut wanitanya masih mengunyah makanan.

“Bentar lagi sih, kenapa emang?” tanya balik.

“Aku nungguin kamu makan, sebelum kita pergi aku mau kamu habisin makanannya dulu, takutnya nanti di jalan tumpah-tumpah pas ada polisi tidur,” terang Naufal.

“Aku nungguin kamu ngabisin makanannya dulu.” Sembari menunggu Naya, Naufal memanasi mobilnya terlebih dahulu.

“Oke.”

Selang beberapa saat, makanannya sudah habis. Naufal meraih tangan Naya, membersihkan jari-jari Naya dengan tisu basa.

“Sampahnya dibuang dimana ini?” tanya Naya.

“Aku yang buah, bentar ya.” Naufal mengambil plastik kresek yang berisi sampah snack, kemudian dia keluar untuk membuangnya.

Naya tersenyum, Naufal begitu memperlakukan dia seperti ratu, dia begitu sangat perhatian dan Sangata sabar.

Jika seseorang sudah berada tetap di hati kita, maka kita tidak akan membiarkan orang itu melakukan apapun yang membuatnya susah.

“Makasih my Tikus love,” sahut Naya dengan senyuman manisnya.

Naufal tersenyum, panggilan itu tidak akan pernah punah dan itu termasuk panggilan sayang.

“Sama-sama Marmut love kita pergi ya.”

“Oke.”

**

Naufal menaruh semua barang belanjaannya di meja, ia menyuruh satu persatu hingga rapi. Sedangkan Naya tengah membuatkan teh di dapur untuk Naufal. Ketika dia sedang mengaduk teh, Naya bertemu dengan Vero yang tengah mengambil minuman di kulkas.

“Belum tidur, Ver?” tanya Naya basa-basi.

“Balum Kak, aku haus jadi ke dapur deh,” jawabnya.

Ketika Varo ingin kembali ke kamar, Naya memegang pergelangan tangan Vero, langkah lelaki itu berhenti.

“Kenapa, Kak?” tanya Vero.

Naya melepas tangannya dari pergelangan tangan Vero.” Kakak mau tanya boleh?” tanya Naya.

“Boleh, tanya apa?” Wajah penasaran itu tampak sangat jelas.

“Apa kamu masih belum memaafkan Kayra? Kakak tau kok pasti kamu kecewa banget sama Kayra, tapi asal kamu tau sebenarnya Kayra beneran cinta sama kamu, setiap malam dia minta tolong sama Kakak agar kamu bisa maafin dia. Sebenarnya Kakak nggak mau ikut campur tentang hubungan kalian, tapi sebagai seorang Kakak, Kakak nggak mau liat adiknya nangis setiap malam karena merasa bersalah,” terang Naya, ia mengingat beberapa waktu yang lalu Kayra telepon nangis karena ingin meminta maaf dengan Vero.

Vero menundukan kepalanya. Dia baru sadar, kebenciannya sudah menguasai diri, hingga membuat perempuan itu menangis merasa bersalah, Vero juga merasa tidak enak hati dengan Naya, apalagi waktu itu dia sudah menghina Kayra di depan Naya.

Hancurnya hati Kakak perempuan ketika adiknya di hina sebagai cewek murahan oleh lelaki, apalagi dia adik iparnya yang mengatakan itu.

“Kakak cuma mau bilang itu doang kok, yaudah Kakak duluan ke kamar ya, jangan begadang besok kan sekolah,” ujar Naya melangkah pergi.

Vero masih terdiam di tempat, kata-kata Naya sudah menusuk di dalam hati kecilnya, apakah dia begitu keterlaluan dengan Kayra?

**

Seorang gadis tengah berdiri di depan cermin, dia merapikan rambut yang berantakan, dengan seragam putih abu, di sampainya dan tas di pundaknya, Kayra sudah siap masuk sekolah. Hampir satu bulan ini dia terpuruk oleh kesedihan, mungkin sudah habis waktunya kesedihannya, dia harus bangkit kembali dan melupakan semuanya.

Kayra tersenyum manis, kali ini dia harus bahagia. Hubungannya dengan Vero sudah ditutup rapat-rapat, gadis itu tidak ingin sedih lagi.

“Pokoknya, aku harus move on dari Vero, Kayra kamu itu udah minta maaf dan jangan ngerasa bersalah kayak gini. Kamu harus buang jauh-jauh Vero dalam pikiran kamu.” Kayra menyemangati dirinya.

Matahari pagi itu sangat cerah dan embun pagi menghangatkan suasana pagi. Para pengendara pun masih belum ada kemacetan, dengan udara yang masih segar, Kayra pergi dengan taxi online.

🥀

“Selamat pagi!” Tangan kekar melingkar sempurna di pinggang perempuan yang tengah membutakan kopi.

“Pagi.”

Naufal memeluk Naya dari belakang, ia tak akan melepas tangannya di pinggang Istrinya, kenyaman di pagi hari adalah melihat sang istri menebarkan senyuman.

Naya melepas tangan Naufal dari pinggangnya, beranjak ke meja makan untuk menyiapkan sarapan. “Papa belum turun juga ya?” tanya Naya, papa mertuanya belum menampakan diri.

“Belum, tadi malem papa lembur di kantor bisa jadi bangunnya siang.. Kalau Vero dia udah berangkat,” terang Naufal.

Naya melihat jam dinding menunjukan pukul enam pagi, mana mungkin anak sekolah berangkat sepagi ini apalagi Vero dikenal dengan anak pemalas.

“Jadi kita sarapannya berdua aja?” tanya Naya.

“Hmmm.” Naufal sudah menyantap nasi goreng di hadapannya.

Suasana rumah mewah bernuansa putih abu-abu itu terasa sepi, peralatan di rumah itu tak bisa menghilangkan rasa kesepiannya.

“Naya!” Naufal menghentikan makannya, sorot matanya tertuju pada wanita di hadapannya.

“Iya, kenapa?”

Seketika raut wajah lelaki itu menjadi sedih, dia mendorong piring di hadapannya menjauh darinya.

“Kenapa?” tanya Naya lagi.

“Boleh nggak kamu duduk di sebelahku?”

Naya mengerutkan keningnya, kali ini sikap Naufal berubah. Naya pun menurutinya, ia pindah duduk menjadi di samping Naufal.

“Aku kesepian Nay.” Kepalanya bersandar di bahu Naya.

Naya memahami hal itu, Naya mengelus pucuk kepala sang suami sekilas memberi kecupan manis di pipinya.

“Ada aku kok.”

Pagi itu Naufal bersikap kekanak-kanakan, sikap manjanya mulai terlihat hingga membuat Naya gemas dengannya.

“Sini aku suapin ya, habis ini berangkat ya.” Naya mulai menyuapi Naufal.

Terpopuler

Comments

Mimi Tiyah

Mimi Tiyah

pengen punya cowok kek Naufal deh

2025-01-10

0

Cia Zaviera

Cia Zaviera

Pengen Naufal /Cry//Cry/

2025-02-15

0

Wadi Wadi

Wadi Wadi

👏👏👏

2025-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Tentang Raka
2 episode 2 Hah Menikah!
3 episode 3 Menikah
4 episode 4 Mau Punya anak Banyak
5 episode 5 Di Usir
6 episode 6 Jahil
7 episode 7 Berhenti Mencari Raka
8 episode 8 Ke Pantai
9 episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10 episode 10 Dinner
11 episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12 episode 12 Raka Kembali
13 episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14 episode 14 Kegalauan Dua
15 episode 15 Berduka
16 episode 16 Jogging
17 episode 17 Arosky
18 episode 18 Cemburu
19 episode 19 Jalan jalan
20 episode 20 Foto Pernikahan
21 Bab 21 Naya Gelisah
22 episode 22
23 Episode 23 Naufal Demam
24 episode 24 Orang Misterius
25 episode 25 Vero Kecelakaan
26 episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27 episode 27 Menerima Maaf
28 episode 28 Manjanya
29 episode 29 Naya Hamil
30 episode 30 Ngidam Pertama
31 episode 31 Ngidam Yang Aneh
32 episode 32 Naya Hilang
33 episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34 episode 34 Di Interogasi
35 episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36 episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37 episode 37 Penjelasan
38 episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39 episode 39 Naya Overthinking
40 episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41 episode 41 Manjanya
42 episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43 episode 43 Jealousnya sih Naya
44 episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45 episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46 episode 46 Vero
47 episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48 episode 48 Menunggu Alvin
49 episode 49 Cinta Itu Banyak
50 episode 50 Kemana Alvin?
51 episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52 episode 52 Ngiriman Ular
53 53 Paket Misterius Lagi
54 Episode 54 Telfon Misterius
55 55 Teror Yang Tak Hentinya
56 episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57 episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58 episode 58 Hilangnya Naya
59 59 Siksaan Hati Naufal
60 episode 60 Abikara Siuman
61 episode 61 Terungkap
62 episode 62 Butuh Ketenangan
63 episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64 episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65 episode 65 Abikara Kesepian
66 episode 66 Aku Kangen Kamu
67 episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68 Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69 episode 69 Sehari Bersamamu
70 Episode 70 Sama-sama Terluka
71 episode 71 Menunggu mu
72 episode 72 Memulai Lagi
73 episode 73 Penjelasan Abikara
74 episode 74 Vero dan Ketampanannya
75 episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76 Episode 76 Mama?
77 Episode 77 Senang atau Marah?
78 Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79 Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80 Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81 Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82 Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83 Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84 Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85 Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Tentang Raka
2
episode 2 Hah Menikah!
3
episode 3 Menikah
4
episode 4 Mau Punya anak Banyak
5
episode 5 Di Usir
6
episode 6 Jahil
7
episode 7 Berhenti Mencari Raka
8
episode 8 Ke Pantai
9
episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10
episode 10 Dinner
11
episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12
episode 12 Raka Kembali
13
episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14
episode 14 Kegalauan Dua
15
episode 15 Berduka
16
episode 16 Jogging
17
episode 17 Arosky
18
episode 18 Cemburu
19
episode 19 Jalan jalan
20
episode 20 Foto Pernikahan
21
Bab 21 Naya Gelisah
22
episode 22
23
Episode 23 Naufal Demam
24
episode 24 Orang Misterius
25
episode 25 Vero Kecelakaan
26
episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27
episode 27 Menerima Maaf
28
episode 28 Manjanya
29
episode 29 Naya Hamil
30
episode 30 Ngidam Pertama
31
episode 31 Ngidam Yang Aneh
32
episode 32 Naya Hilang
33
episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34
episode 34 Di Interogasi
35
episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36
episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37
episode 37 Penjelasan
38
episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39
episode 39 Naya Overthinking
40
episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41
episode 41 Manjanya
42
episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43
episode 43 Jealousnya sih Naya
44
episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45
episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46
episode 46 Vero
47
episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48
episode 48 Menunggu Alvin
49
episode 49 Cinta Itu Banyak
50
episode 50 Kemana Alvin?
51
episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52
episode 52 Ngiriman Ular
53
53 Paket Misterius Lagi
54
Episode 54 Telfon Misterius
55
55 Teror Yang Tak Hentinya
56
episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57
episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58
episode 58 Hilangnya Naya
59
59 Siksaan Hati Naufal
60
episode 60 Abikara Siuman
61
episode 61 Terungkap
62
episode 62 Butuh Ketenangan
63
episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64
episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65
episode 65 Abikara Kesepian
66
episode 66 Aku Kangen Kamu
67
episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68
Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69
episode 69 Sehari Bersamamu
70
Episode 70 Sama-sama Terluka
71
episode 71 Menunggu mu
72
episode 72 Memulai Lagi
73
episode 73 Penjelasan Abikara
74
episode 74 Vero dan Ketampanannya
75
episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76
Episode 76 Mama?
77
Episode 77 Senang atau Marah?
78
Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79
Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80
Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81
Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82
Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83
Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84
Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85
Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!