episode 11 Hati Yang Mulai Peka

Selesai membeli pembalut, Naufal kembali masuk ke mobil. Ia memberikan plastik kresek besar itu kepada Naya. Naya sedikit terkejut, begitu banyak pembalut yang Naufal beli, bukan hanya itu dia juga membelikan beberapa snack dan obat pereda nyeri.

“Makasih, tapi ini kebanyakan Naufal.”

“Buat stok berbulan-bulan.” Ia kembali menancapkan gas.

Sesampainya di rumah. Rasa nyeri itu datang, rasa sakit yang muncul bersamaan dengan kaki pegal-pegal. Nya memang sudah biasa, setiap datang bulan pertama, bukan hanya perutnya yang sakit kakinya pun juga ikut merasakan.

Naufal yang peka akan hal itu, tanpa aba-aba ia langsung menggendong Naya ala bridal style, masuk kedalam. Naya tak berkomentar, perlakukan Naufal kali ini tak membuatnya berkutik.

Pemandangan itu dilihat oleh Oma dan Pa Abikara yang tengah menonton tv.

“Ya ampun kalian romantis banget sih, sampe di gendong gitu,” ledek Oma.

“Naya lagi sakit perut Oma, jadi Naufal gendong,” jawab Naufal melangkah ke kamarnya.

Naufal menurunkan Naya dengan sangat hati-hati, ia merebahkan tubuh wanita itu di kasur. Naya masih memegangi perutnya, kali ini sakit begitu hebat hingga Naya tak bisa menahan air matanya.

Segera Naufal memberikan obat nyeri itu untuk Naya, setelahnya Naya diminta untuk memiringkan badannya ke kiri, hal ini sangat berpengaruh dalam meredakan nyerinya. Naufal melepas kedua heels Naya, ia duduk di tepi ranjang dan mulai memijak kedua kaki Naya.

“Masih sakit?” tanya Naufal lembut.

“Masih tapi mendingan.”

Rasa sakit yang Naya rasakan itu mampu membuatnya tertidur, entah karena obat atau karena memang ia tak mampu menahan sakit itu. Naufal menarik selimut hingga menutupi tubuh wanita itu.

**

Embun di pagi hari membuat jalanan belum begitu macet, bagaskara mulai menampaki sinarnya, hingga masuk di sela-sela jendela kamar, sinarnya membuat Naya silaunya terbangun.

“Huaaaaaa!!” Nguapnya.

Naya meluruskan kedua kakinya. Rasa sakit dan pegal-pegalnya itu kini hilang, mungkin akibat meminum pereda nyeri tadi malam. Pandangannya, tertuju pada Naufal yang masih tertidur pulas di sofa, melihat dari wajah lelaki itu begitu lelah, mungkin karena semalam memijatnya.

“Apa semalam dia nggak tidur karena jagain gue?” monolognya.

Perlahan Naya mendekati Naufal, perempuan itu membungkuk mengamati wajah lelaki blasteran inggris dari sang mama.

“Ini semua gara-gara lo.Coba aja kalau lo nggak mukul gue, mungkin kita nggak akan di hukum kaya gini,” protes Naufal

“Ya salah lo, karena lo gue jadi telat.”

Perkenalan itu membuat dirinya harus di hukum, berdiri di lapangan dan hormat pada bendera merah putih.

Lagi-lagi memori itu muncul di benak Naya. Dulu dia sangat membenci lelaki itu, dia begitu menyebalkan. Namun hingga berjalannya waktu, lelaki itu kini membuat Naya seperti di ratuka, sikapnya yang act of service cukup kagum.

“Makasih ya, lo udah baik sama gue, lo nunjukin kalau lo itu suami gue. Perubahan lo 100 %, kaya bukan Naufal tikus itu,” ungkap Naya.

“Lebih ganteng kan?” tanya lelaki itu, dia membuka mata dengan senyuman terukir di bibirnya.

Naya dibuat grogi, pasti dia malu sekali tertangkap sedang memandangi lelaki itu.

Sebenarnya Naufal sudah bangun sendari tadi, hanya saja dia berpura-pura ingin tau apa yang dilakukan istrinya itu.

“Jadi lo udah bangun?” tanya Naya.

“Gue udah dari tadi.”

“Iihh nyebelin banget sih.” Naya memukul lelaki itu dengan bantal.

“Jadi lo itu bangga punya suami kaya gue?” tanya Naufal.

“Nggak. Biasa aja” jawab Naya, matanya mengarah ke pandangan lain.

Naufal mendekatkan wajahnya ke Naya, Naya mengerutkan keningnya. Jantungnya tak bisa terkendali lagi, matanya dan mata Naufal tak ada jarak sangat dekat.

Naufal terus mengamati wajah perempuan itu dengan serius.” Lo belum cuci muka ya, ada beleknya.”

Naya mencubit perut lelaki itu, sontak dirinya langsung mengambil handphone untuk mengaca.

Naufal tak berhentinya tertawa, ia melihat pipi Naya begitu merah seperti kepiting rebus.

“Nyebelin banget sih lo,” gumam Naya.

“Hahahahahaha … pipi lo kok kaya keping rebut sih, grogi ya,” ledek Naufal.

Naya reflek langsung memegang kedua pipinya, wajahnya yang grogi dan campur salah tingkah itu terlihat jelas.

**

Hari ini Naufal berniat untuk mengajak Naya berjalan-jalan, ia juga meminta Naya seharian untuk tidak pergi ke Butik. Naufal sengaja pergi menggunakan motor agar Naya leluasa melihat pemandangan setiap jalan yang mereka lewati.

Tempat pertama yang mereka datangi adalah kebun binatang. Salah satu tempat yang Naya suka. Sebelum masuk, mereka harus membayar karcis dahulu.

Baru saja masuk, mereka sudah diperlihatkan burung merak yang memperlihatkan sayapnya yang indah. Naya tak ingin meninggalkan momen, ia memotret banyak hewan-hewan yang ia temukan, bahkan dirinya juga berfoto dengan gajah disana.

“Nay, jangan tegang gitu dong, harus rileks!” tita Naufal yang memfotonya.

Mereka juga tak memberikan makan hewan-hewan disana. Naya memberikan sebuah pisang untung anak monyet itu, anak monyet menerima pisang itu.

“Naufal, kasian no temen lo, temenin kali,” ucap Naya menunjuk monyet yang tengah duduk terdiam di atas pohon.

“Temen lo kali, Nay,” balas Naufal.

“Temen lo, orang mirip juga,” ejek Naya.

“Nah, kalau itu baru kembaran lo.” Naufal menunjuk orang utan.

“Enak aja. Fal, lo mau gak sepuh nya para lelaki?” tanya Naya.

“Apa?”

“Buaya.” Naya menunjuk para buaya yang tengah berenang.

Keduanya sama-sama tertawa. Naufal merasakan ada cinta di hatinya, entah sejak kapan rasa itu muncul, mungkin saat dirinya dan Naya menjadi sepasang suami istri.

“Gue sama lo, Nay,” ucap Naufal.

Naya terdiam, entah apa yang dikatakan Naufal itu benar atau hanya ucapan semata. Naufal memegang kedua pundak Naya, menatap leka perempuan itu.

“Gue nggak bercanda, apa yang gue katakan tadi tulus dari hati. Gue nggak tau sejak kapan gue cinta sama lo, tapi gue selalu nyaman setiap deket sama lo,” ungkap nya, matanya penuh cinta.

Setelah keduanya lelah mengelilingi kebun binatang, mereka memutuskan untuk pulang. Bersamaan dengan tenggelamnya matahari dan keindahan warna senja itu muncul.

Namun pada saat perjalanan pulang, Naufal ditelepon pihak rumah sakit karena ada panggilan darurat, akhirnya Naufal menuju ke rumah sakit dengan Naya yang ikut dengannya.

**

Naufal sudah mengganti dengan pakaian dokter, sedangkan Naya diminta untuk menunggu di depan ruangan UGD tempat Naufal menangani pasien, bersamaan dengan keluarga pasien.

Naya melihat wanita paruh baya itu tak berhentinya menangis, Naya bisa merasakan apa yang dirasakan ibu itu. Kemudian, seorang wanita yang umurnya tak jauh dengan Naya menghampiri Naya dan duduk di sampingnya.

“Maaf Mbak, Mbak namanya siapa?” tanyanya.

“Saya Naya.”

“Oh Mbak, Naya. Mbak siapanya adik kami kan?” tanya wanita itu lagi.

“Betul, saya disini lagi nunggu suami saya, dia yang menangani adik Mbak, dokter Naufal,” terang Naya. Untuk pertama kalinya Naya mengakui Naufal adalah suaminya.

“Oh istrinya dokter, wah romantis banget ya nemenin kerja.”

Naya hanya mengangguk, ia tak ingin berlama-lama meladeni wanita itu, mood nya sedang kurang baik mungkin efek hari pertama datang bulan.

15 menit

30 menit

Naya terus aja melihat arlojinya, 30 menit menunggu adalah hal yang membosankan, cukup membuat dirinya sedikit kesal. Entah berapa lama Naufal di dalam sama, dia begitu sibuk menyelamatkan gadis itu.

Untuk mengatasi kebosanannya, Naya memilih untuk berjalan-jalan di rumah sakit, sedikit mengobati rasa bosan. Naya, memilih untuk duduk di taman rumah sakit yang langsung berhadapan dengan air mancur, sembari memakan snack yang ia beli tadi.

“Bagus juga ya tamannya, bersih wangi.”

Saat tengah asyik menikmati snack itu, tak sengaja pandangannya tertuju pada seorang lelaki yang tengah mengobrol dengan seorang wanita, tampak mereka tertawa bersama. Seketika tubuh Naya mematung, snack yang ia makan terjatuh di lantai. Mutiara itu sontak kekurangan membasahi kedua pipinya.

“Raka!”

Itulah kata pertama yang ia ucapkan. Naya langsung berlari menghampiri lelaki yang mirip dengan Raka.

Pandangan Naya tak lepas dari lelaki itu, hingga Naya sampai di hadapan mereka.

“Raka!”

Kedua orang itu menoleh ke arah Naya, matanya keduanya saling bertemu. Ada rasa yang tak bisa Naya ungkapkan. Lelaki itu juga sontak terkejut, mungkin ia juga merasakan apa perasaan yang sama.

“Naya.”

Terpopuler

Comments

Muhammad Ilham

Muhammad Ilham

/Good//Heart/

2025-03-09

0

Maulana Rizki

Maulana Rizki

😎😎

2025-03-09

0

Cill

Cill

:)

2025-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Tentang Raka
2 episode 2 Hah Menikah!
3 episode 3 Menikah
4 episode 4 Mau Punya anak Banyak
5 episode 5 Di Usir
6 episode 6 Jahil
7 episode 7 Berhenti Mencari Raka
8 episode 8 Ke Pantai
9 episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10 episode 10 Dinner
11 episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12 episode 12 Raka Kembali
13 episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14 episode 14 Kegalauan Dua
15 episode 15 Berduka
16 episode 16 Jogging
17 episode 17 Arosky
18 episode 18 Cemburu
19 episode 19 Jalan jalan
20 episode 20 Foto Pernikahan
21 Bab 21 Naya Gelisah
22 episode 22
23 Episode 23 Naufal Demam
24 episode 24 Orang Misterius
25 episode 25 Vero Kecelakaan
26 episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27 episode 27 Menerima Maaf
28 episode 28 Manjanya
29 episode 29 Naya Hamil
30 episode 30 Ngidam Pertama
31 episode 31 Ngidam Yang Aneh
32 episode 32 Naya Hilang
33 episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34 episode 34 Di Interogasi
35 episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36 episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37 episode 37 Penjelasan
38 episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39 episode 39 Naya Overthinking
40 episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41 episode 41 Manjanya
42 episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43 episode 43 Jealousnya sih Naya
44 episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45 episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46 episode 46 Vero
47 episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48 episode 48 Menunggu Alvin
49 episode 49 Cinta Itu Banyak
50 episode 50 Kemana Alvin?
51 episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52 episode 52 Ngiriman Ular
53 53 Paket Misterius Lagi
54 Episode 54 Telfon Misterius
55 55 Teror Yang Tak Hentinya
56 episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57 episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58 episode 58 Hilangnya Naya
59 59 Siksaan Hati Naufal
60 episode 60 Abikara Siuman
61 episode 61 Terungkap
62 episode 62 Butuh Ketenangan
63 episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64 episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65 episode 65 Abikara Kesepian
66 episode 66 Aku Kangen Kamu
67 episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68 Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69 episode 69 Sehari Bersamamu
70 Episode 70 Sama-sama Terluka
71 episode 71 Menunggu mu
72 episode 72 Memulai Lagi
73 episode 73 Penjelasan Abikara
74 episode 74 Vero dan Ketampanannya
75 episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76 Episode 76 Mama?
77 Episode 77 Senang atau Marah?
78 Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79 Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80 Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81 Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82 Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83 Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84 Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85 Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Tentang Raka
2
episode 2 Hah Menikah!
3
episode 3 Menikah
4
episode 4 Mau Punya anak Banyak
5
episode 5 Di Usir
6
episode 6 Jahil
7
episode 7 Berhenti Mencari Raka
8
episode 8 Ke Pantai
9
episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10
episode 10 Dinner
11
episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12
episode 12 Raka Kembali
13
episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14
episode 14 Kegalauan Dua
15
episode 15 Berduka
16
episode 16 Jogging
17
episode 17 Arosky
18
episode 18 Cemburu
19
episode 19 Jalan jalan
20
episode 20 Foto Pernikahan
21
Bab 21 Naya Gelisah
22
episode 22
23
Episode 23 Naufal Demam
24
episode 24 Orang Misterius
25
episode 25 Vero Kecelakaan
26
episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27
episode 27 Menerima Maaf
28
episode 28 Manjanya
29
episode 29 Naya Hamil
30
episode 30 Ngidam Pertama
31
episode 31 Ngidam Yang Aneh
32
episode 32 Naya Hilang
33
episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34
episode 34 Di Interogasi
35
episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36
episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37
episode 37 Penjelasan
38
episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39
episode 39 Naya Overthinking
40
episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41
episode 41 Manjanya
42
episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43
episode 43 Jealousnya sih Naya
44
episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45
episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46
episode 46 Vero
47
episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48
episode 48 Menunggu Alvin
49
episode 49 Cinta Itu Banyak
50
episode 50 Kemana Alvin?
51
episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52
episode 52 Ngiriman Ular
53
53 Paket Misterius Lagi
54
Episode 54 Telfon Misterius
55
55 Teror Yang Tak Hentinya
56
episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57
episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58
episode 58 Hilangnya Naya
59
59 Siksaan Hati Naufal
60
episode 60 Abikara Siuman
61
episode 61 Terungkap
62
episode 62 Butuh Ketenangan
63
episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64
episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65
episode 65 Abikara Kesepian
66
episode 66 Aku Kangen Kamu
67
episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68
Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69
episode 69 Sehari Bersamamu
70
Episode 70 Sama-sama Terluka
71
episode 71 Menunggu mu
72
episode 72 Memulai Lagi
73
episode 73 Penjelasan Abikara
74
episode 74 Vero dan Ketampanannya
75
episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76
Episode 76 Mama?
77
Episode 77 Senang atau Marah?
78
Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79
Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80
Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81
Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82
Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83
Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84
Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85
Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!