episode 8 Ke Pantai

Terjebak dalam cinta yang tak tau arah itu sakit, kamu tidak akan bisa keluar, kamu hanya bisa keluar ketika kamu sudah benar-benar berani rela melepaskan.

Hari ini Naufal memilih untuk menemani Naya, ia ingin membuat pelangi di hidup perempuan itu, badai sudah menemaninya beberapa hari belakangan ini maka Naufal akan membuat pelangi itu.

Naufal mengajak Naya pergi ke mall, dia tau wanita itu suka sekali belanja karena waktu SMA dia sering pergi shopping bersama teman-temannya.

Naufal mempersilakan Naya membeli barang-barang yang dia suka bahkan barang mahal sekalipun.

“Baik juga ya lo, lagi kesambet apaan sih,” ledek Naya.

“Mall ini kan yang punya bokep gue, udah jadi hak gue juga kan,” sahut Naufal.

Ucapan Naufal barusan membuat Naya membulatkan kedua matanya, pasalnya mall sebesar dan seramai ini milik Abikara grup yang tak lain mertuanya sendiri. Pantas saja, setiap pelayan toko yang Naya kunjungi tersenyum ramah kepada mereka berdua.

**

Kini mereka berada di pepasiran putih, dengan pemandangan laut yang begitu indah dan warna jingga melukis keindahannya.

Keduanya sama-sama memeluk kedua kaki mereka, Pandangan mereka menatap ombak yang ombang-ambing itu.

Pantai adalah tempat ternyaman seseorang untuk meluapkan emosi.

“Coba Lo teriak!” Naufal menyuruh Naya untuk berteriak, agar hati nya lebih terbuka dan prasaan sesak itu menjadi lega.

“Luapin emosi lo disini.”

“Aaaaaaaaaa!!!” Naya berteriak sekencang mungkin.

“Lega?” tanya Naufal memastikan.

“Lumayan.”

“Makasih ya, lo udah belai-belai nggak kerja buat hibur gue.”

“Sok tau lo, orang gue nggak kerja karena mau hiling, bukan mau hibur lo,” desis Naufal.

Naya mengguk menahan tawa, padahal dia tau Naufal tidak kerja karena ingin menghiburnya.

“Naufal, gue tanya. Nyokap lo mana sih, gue kok nggak pernah liat nyokap lo?” tanya Naya.

Naufal seketika terdiam, pertanyaan itu cukup membuatnya teringat akan lima tahun lalu.

“Ibu gue udah meninggal lima tahun lalu.”

Deg

Naya tak enak hati, pertanyaan itu tak sengaja melukai hati lelaki itu.

“Sorry gue nggak bermaksud.”

“It’s oke.”

Terlihat helaan nafas panjang dari lelaki itu, sebelum bercerita tentu bukan hal yang mudah untuk menceritakan bidadarinya itu.

“Dulu, hidup gue bahagia banget. Gue sama Vero seperti anak yang tak kekurangan kasih sayang, setiap hari mama memberikan cinta, kami sangat bahagia, namun kebahagiaan itu hanya sementara saat gue tau kalau umur mama gue nggak lama lagi, disitu gue berharap Tuhan memberikan keajaiban buat gue, tapi Tuhan lebih sayang mama dia ngambil mama saat Vero kelas satu SMP. Disitu gue rasa hidup gue gelap, nggak penerangan apapun, tanpa mama gue nggak bisa apa-apa. Tapi oma selalu ada di samping gue, dia selalu menjadi kekuatan gue. Itulah alasannya kepada gue jadi dokter, gue nggak mau orang-orang di luar sana kehilangan orang yang mereka sayang.”

Tanpa sadar air mata yang Naufal tahan itu berhasil meluncur membasahi pipinya.

Naya mengusap punggung Naufal, memberikan kekuatan pada lelaki itu. Naya kira dia yang paling sakit kehilangan kekasih, namun ada Naufal yang lebih sakit kehilangan figur seorang mama.

Naya salah menilai Naufal, lelaki yang dulu menjadi musuh bebuyutannya itu mempunyai menyembunyikan luka dalam sendirian.

Kehilangan adalah kata yang begitu menyakitkan. Jika kata kehilangan itu mampu membuat seseorang terluka, lalu apakah kata pengganti itu mampu membuat seseorang kembali sembuh?

“Udah ah, capek nangis terus,” keluh Naya mengusap kasar air matanya.

“Awas ingusnya juga jangan lupa di lap,” ledek Naufal.

“Apaan sih lo, nyebelin tau.”

**

Malam ini Vero dan Naufal tengah bermain PS di ruangan tv, pandangan mereka tak lepas dari layar tv.

Bermain PS pada malam minggu bukan menjadi pertama bagi mereka, itu sudah menjadi aktivitas mereka setiap malam minggu.

“Gimana sekolah baru lo?”

“Biasa-biasa aja.”

“Lo nggak buat onar lagi, kan?”

“Nggak nggak lah Bang, gue sekarang makin rajin.”

Itulah alasan kepada Vero pindah sekolah karena ulahnya yang membuat kepala sekolah harus turun tangan, bahkan dia pernah diskor di sekolah selama 2 minggu.

“Bagus deh.”

“Kalau cewek, gimana?”

“Gue udah punya cewek lah Bang, cowok seganteng gue mana mungkin nggak punya cewek.”

“Ya kenalin ya, jangan enak pacarannya aja.”

“Bawel lo Bang, nanti lo juga tau sendiri.”

**

Sedangkan ditempat lain, Naya tengah melakukan sambungan video call dengan Kayra, sembari ada kacang yang menemaninya.

“Kak, kamu tau nggak, sekarang aku udah pacar tau.”

“Oh ya, siapa namanya?”

“Rahasia, nanti Kakak gue tau.”

“Nggak asik, sekarang kamu udah mulai rahasia-rahasiaan sama Kakak.”

“Ya gimana ya, soalnya dia itu spesial banget.”

“Iyah deh sing paling spesial.”

“Btw, Kakak gimana betah nggak disitu?”

“Betah sih, tapi kangen juga sama rumah.”

“Oh ya Kak, aku aku tanya. Kak Naufal itu punya adik cowok.” Kayra sengaja menanyakan itu, ia ingin mengetahui informasi mengenai Vero.

“Iya, dia seumuran sama kamu, sekolahnya juga bareng kamu kan, Dek?”

“Hmmm, nggak tau sih.” Kayra berbohong.

“Ohh, gitu ya.”

**

Di sebuah lorong rumah sakit, para suster bersamaan mendorong kereta pasien, pasien itu tak sadarkan diri dengan berlumuran darah. Naufal berlari mengikuti pasien itu hingga sampai di ruang UGD. Naufal segera menangani pasien kecelakaan itu, semua alat ia keluarkan.

Silang beberapa jam, Naufal menemui keluar pasien itu untuk memberitahu keadaan sang pasien.

“Gimana Dok keadaan anak saya?” Wanita paruh baya itu tak berhentinya menangis.

“Alhamdulillah anak Ibu suda kamu tangani, luka di bagian kepalanya cukup mengeluarkan darah, untungnya di rumah sakit kami ada stok darah jadi anak Ibu bisa melewati masa kritisnya,” terang Naufal.

“Alhamdulillah.”

Setelah itu Naufal kembali ke ruangannya, ia tengah meracik obat untuk pasien tersebut.

Tok!tok!

“Masuk,” sahut Naufal.

Terlihat seorang lelaki masuk keruangan Naufal, kemudian lelaki itu mulai duduk. Naufal menoleh menatap lelaki itu, sontak membuatnya terkejut.

“Juna!”

“Naufal.”

Naufal langsung merangkul lelaki berkumis tipis itu, tak lain teman SMA nya.

“Lo apa kabar?” tanya Naufal.

“Baik, Fal.”

“Jadi lo dokter yang nanganin istri gue tadi?” tanya Juna.

“Oh jadi dia istri lo Jun, wah kebetulan banget ya.”

“Iya, dia kecelakaan tadi, untungnya ada orang yang bawa dia ke sakit.”

Naufal pun menjelaskan tentang keadaan Fitri istri temannya waktu SMA.

Juna ini salah satu anggota Arosky, saat reuni satu tahun lalu bersama anggota Arosky, Juna tak hadir, katanya dia pindah ke Sulawesi tetapi untuk pertama kalinya Naufal bertemu lagi dengan salah satu anggotanya.

Sedangkan di butik tempat Naya bekerja, ia juga tengah sibuk dengan pelanggannya. Naya berusaha sibuk dengan pekerjaannya agar ia perlahan-lahan bisa melupakan Raka.

“Jadi ini tuh baju yang paling bagus di butik kami Tante.”

“Bagus banget ya, ada motif batiknya juga.” Pelanggan itu memilih baju-baju yang ingin dibeli dan Naya menemaninya berkeliling.

Terpopuler

Comments

Maulana Rizki

Maulana Rizki

anjayyy mulai berlayar

2025-03-09

0

WTA Podcast

WTA Podcast

/Drool/

2025-01-25

0

Cill

Cill

Vero dan Naufal Semangat

2025-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Tentang Raka
2 episode 2 Hah Menikah!
3 episode 3 Menikah
4 episode 4 Mau Punya anak Banyak
5 episode 5 Di Usir
6 episode 6 Jahil
7 episode 7 Berhenti Mencari Raka
8 episode 8 Ke Pantai
9 episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10 episode 10 Dinner
11 episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12 episode 12 Raka Kembali
13 episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14 episode 14 Kegalauan Dua
15 episode 15 Berduka
16 episode 16 Jogging
17 episode 17 Arosky
18 episode 18 Cemburu
19 episode 19 Jalan jalan
20 episode 20 Foto Pernikahan
21 Bab 21 Naya Gelisah
22 episode 22
23 Episode 23 Naufal Demam
24 episode 24 Orang Misterius
25 episode 25 Vero Kecelakaan
26 episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27 episode 27 Menerima Maaf
28 episode 28 Manjanya
29 episode 29 Naya Hamil
30 episode 30 Ngidam Pertama
31 episode 31 Ngidam Yang Aneh
32 episode 32 Naya Hilang
33 episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34 episode 34 Di Interogasi
35 episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36 episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37 episode 37 Penjelasan
38 episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39 episode 39 Naya Overthinking
40 episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41 episode 41 Manjanya
42 episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43 episode 43 Jealousnya sih Naya
44 episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45 episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46 episode 46 Vero
47 episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48 episode 48 Menunggu Alvin
49 episode 49 Cinta Itu Banyak
50 episode 50 Kemana Alvin?
51 episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52 episode 52 Ngiriman Ular
53 53 Paket Misterius Lagi
54 Episode 54 Telfon Misterius
55 55 Teror Yang Tak Hentinya
56 episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57 episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58 episode 58 Hilangnya Naya
59 59 Siksaan Hati Naufal
60 episode 60 Abikara Siuman
61 episode 61 Terungkap
62 episode 62 Butuh Ketenangan
63 episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64 episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65 episode 65 Abikara Kesepian
66 episode 66 Aku Kangen Kamu
67 episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68 Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69 episode 69 Sehari Bersamamu
70 Episode 70 Sama-sama Terluka
71 episode 71 Menunggu mu
72 episode 72 Memulai Lagi
73 episode 73 Penjelasan Abikara
74 episode 74 Vero dan Ketampanannya
75 episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76 Episode 76 Mama?
77 Episode 77 Senang atau Marah?
78 Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79 Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80 Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81 Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82 Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83 Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84 Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85 Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Tentang Raka
2
episode 2 Hah Menikah!
3
episode 3 Menikah
4
episode 4 Mau Punya anak Banyak
5
episode 5 Di Usir
6
episode 6 Jahil
7
episode 7 Berhenti Mencari Raka
8
episode 8 Ke Pantai
9
episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10
episode 10 Dinner
11
episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12
episode 12 Raka Kembali
13
episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14
episode 14 Kegalauan Dua
15
episode 15 Berduka
16
episode 16 Jogging
17
episode 17 Arosky
18
episode 18 Cemburu
19
episode 19 Jalan jalan
20
episode 20 Foto Pernikahan
21
Bab 21 Naya Gelisah
22
episode 22
23
Episode 23 Naufal Demam
24
episode 24 Orang Misterius
25
episode 25 Vero Kecelakaan
26
episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27
episode 27 Menerima Maaf
28
episode 28 Manjanya
29
episode 29 Naya Hamil
30
episode 30 Ngidam Pertama
31
episode 31 Ngidam Yang Aneh
32
episode 32 Naya Hilang
33
episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34
episode 34 Di Interogasi
35
episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36
episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37
episode 37 Penjelasan
38
episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39
episode 39 Naya Overthinking
40
episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41
episode 41 Manjanya
42
episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43
episode 43 Jealousnya sih Naya
44
episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45
episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46
episode 46 Vero
47
episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48
episode 48 Menunggu Alvin
49
episode 49 Cinta Itu Banyak
50
episode 50 Kemana Alvin?
51
episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52
episode 52 Ngiriman Ular
53
53 Paket Misterius Lagi
54
Episode 54 Telfon Misterius
55
55 Teror Yang Tak Hentinya
56
episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57
episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58
episode 58 Hilangnya Naya
59
59 Siksaan Hati Naufal
60
episode 60 Abikara Siuman
61
episode 61 Terungkap
62
episode 62 Butuh Ketenangan
63
episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64
episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65
episode 65 Abikara Kesepian
66
episode 66 Aku Kangen Kamu
67
episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68
Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69
episode 69 Sehari Bersamamu
70
Episode 70 Sama-sama Terluka
71
episode 71 Menunggu mu
72
episode 72 Memulai Lagi
73
episode 73 Penjelasan Abikara
74
episode 74 Vero dan Ketampanannya
75
episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76
Episode 76 Mama?
77
Episode 77 Senang atau Marah?
78
Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79
Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80
Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81
Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82
Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83
Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84
Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85
Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!