episode 6 Jahil

Cinta adalah sebuah kata yang memiliki banyak rasa. Rasa yang tak bisa dijelaskan melalui lisan, tapi melalui hati.

“Kayra, lo mau nggak jadi pacar gue, gue sayang sama lo.”

“Iyah, aku mau.”

Pernyataan Vero pada malam pensi itu membuat dua sejoli itu kini menjadi pasangan remaja pada malam itu juga.

Ungkapan Vero malam itu tak akan pernah Kayra lupakan, karena untuk pertama kalinya ada seseorang yang berani mengungkapkan cinta pada wanita pemilik jepitan kupu-kupu itu.

“Selamat pagi pacar aku!” Vero sudah memarkirkan motornya di depan rumah Kayra sejak lima belas menit yang lalu.

“Pagi juga!” Kayra memberikan senyuman pagi.

“Masya Allah senyum kamu itu bikin aku semangat aja,” kata Vero.

Dengan teliti, Vero memasangkan helm itu di kepala Kayra, tangannya juga merapikan beberapa helai rambut gadis itu yang berantakan.

“Udah siap?” Vero memastikan Kayra sudah benar-benar nyaman di posisi duduknya.

“Iya udah.”

Lalu Vero menarik kedua tangan Kayra untuk memeluk perutnya. Kayra hanya tersenyum mengiyakan.

Keromantisan mereka berdua ternyata diperhatikan oleh Mama Nisa di jendela sendari tadi. Kayra sudah memberitahu kedua orang tuanya bahwa ia sudah berpacaran, namun mereka tidak tahu siapa lelaki yang di pacari anaknya itu.

“Kok pacarnya Kayra, kayak nggak asing gitu ya kaya pernah liat, tapi dimana?” Mama Nisa berusaha mengingat.

Padahal memang benar, mereka sudah pernah bertemu Vero pada saat pernikahan Naya dan Naufal, namun saja wajah Vero tidak terlalu di notif hanya saja sekilas melihat.

**

Sejak sedari tadi, Naya hanya termenung di kamar, aktivitasnya sendiri tadi hanya makan, nonton, tidur, dan bermain handphone di kamar. Setiap dirinya ingin membantu Bibi di dapur, Oma selalu melarangnya untuk membantu, dia harus berdiam diri seperti ratu dan jika ingin meminta sesuatu hanya bisa memanggil tanpa bergerak.

“Gue kaya kambing ngurung aja di kamar. Gabut banget sumpah, ngapain ya.” Naya memandar-mandir sembari tangannya memainkan gagang permen yang tengah di emutnya.

Tiba-tiba sebuah ide terlihat di otaknya. Naya mengambil kotak kado yang ia simpan di lemari, lalu membukanya. Foto-foto para aktor dan artis kpop itu mengisi kotak kado itu, bukan hanya foto-foto para aktor dan penyanyi korea, Naya juga menyimpan poster idolanya dan berniat memasangnya.

Kini Naya tengah menempelkan foto-foto mereka di dinding kamar. Buka hanya satu atau dua namun banyak sekali foto itu Naya pasang. Bahkan foto Naufal yang terpasang di depan cermin pun ia ganti dengan foto Taehyung.

“Ini jelek, nah kalau ini kan ganteng.”

Naya melihat kamar dia bersama Naufal, nampak seperti kamarnya waktu di rumah dulu. Setiap sudut dinding ia pasang foto idol K-Pop. Tak peduli bagaimana reaksi Naufal saat pulang melihat kamar dengan suasana berbeda.

“Gini kan berasa di kamar sendiri.” Naya merebahkan tubuhnya di kasur sembari memeluk bantal dengan foto Jungkook.

**

Pukul 21.00 wib

Naufal baru saja pulang dari rumah sakit. Saat dirinya membuka pintu kamar, wajah lelahnya tadi seketika berubah menjadi wajah terkejut juga kesal.

Naufal melihat dari sudut kanan dan kiri dinding kamarnya terpasang foto-foto idol K-Pop. Kekesalan semakin memuncak ketika melihat foto dirinya di ganti dengan foto idol K-Pop.

“Naya!” teriak Naufal.

Naya keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat tak terjadi apa-apa, seperti tak ada kesalahan yang ia buat.

“Kenapa sih teriak-teriak?” tanya Naya sibuk mengeringkan rambut dengan hair dryer.

“Lo apa-apa sih, liat kenapa foto gue di ganti sama foto cowok Korea?” protes Naufal menunjukan letak foto-fotonya yang di ganti dengan foto mereka.

“Ya biarin aja sih, kan mereka ganteng,” jawab Naya enteng.

“Tadi tuh gue liat-liat kayaknya muka lo itu nggak cocok di pasang di dinding, jadi gue ganti sama foto pacar-pacar gue,” jelas Naya duduk di kursi rias sembari mengenakan masker wajah.

Terlihat helaan nafas panjang dari lelaki itu, ia hanya bisa mengelus dadanya. Naya tersenyum melihat ekspresi Naufal yang terlihat begitu kesal, rencananya berhasil membuat Naufal kesal.

“Awas aja ya lo!”

Naya tertawa meledek dan melanjutkan bermasker. Kemudian Naufal beranjak ke kamar mandi, membersihkan diri.

Selang beberapa menit, Naufal keluar dengan handuk melingkar di pinggangnya, ia telanjang dada. Lalu dirinya mendekati Naya yang sedang asyik bermain games di.

Naya baru menyadari keberadaan Naufal di depannya, terkejut hingga handphone nya terjatuh di lantai. Buka terkejut karena Naufal di hadapannya, namun terkejut Naufal bertelanjang dada, tatapan tajam itu membuat Naya mematung seakan tak bisa apa-apa. Langkah kaki Naufal semakin mendekat, Naya terkejut apa yang di lakukan Naufal sudah di luar dugaannya.

Saat Naufal ingin mendekati wajahnya, Naya mendorong tubuh Naufal dan menjauh darinya. Dorongan Naya itu tak akan mampu membuat Naufal terjatuh, Naufal kembali mendekati Naya dengan tatapan yang masih tertuju pada gadis itu. Langkahnya mundur perlahan saat Naufal semakin mendekatinya, hingga langkahnya sudah mentok di dinding. Kini jarak mereka semakin dekat.

Naufal mengunci pergerakan dengan kedua tangannya ia letakan di dinding.

“Mau ngapain lo?” tanya Naya, dirinya benar-benar takut, jantungnya berdebar tak karuan.

“Mau menerkam lo.” sikap Naufal layaknya seperti serigala yang sudah siap menerkam mangsanya.

“Awas ya, kalau lo macem-macem, gue laporin lo ke polisi!" ancam Naya.

Naufal mengangguk-angguk tak kuasa menahan tawa, ucapan itu begitu konyol. Mana mungkin seorang istri melaporkan suaminya karena ingin menyentuh istrinya.

“Emang ada ya, seorang suami di laporin ke polisi atas dugaan ingin menyentuh istrinya,” ledek Naufal.

Naya tak bisa menjawab, dirinya masih saja lupa kalau mereka sudah menikah.

Dengan wajah yang begitu pasrah dan Naufal mulai mendekat, Naya memejamkan matanya berharap Naufal tidak melakukan apa-apa.

“Hahahahaha ...!”

Naya mengerutkan keningnya, Naufal tiba-tiba tertawa tak jelas.

“Hahaha … lo kalau lagi panik lucu juga ya,” ledek Naufal tertawa puas.

“Ihh, nyebelin banget sih!” Naya mencubit lengan tangan Naufal.

Naya membuang nafas lega untungnya itu semua tidak terjadi, Naufal hanya ingin mengerjainya.

“Kenapa, lo mau gue cium beneran?” goda Naufal.

“Jangan harap,” sahut Naya.

**

Pacarnya Kayra (Alvero)

Kamu udah makan belum?

Pacarnya Vero (Kayra)

Belum, mama sama papa lagi pergi.

Pacarnya Kayra.

Aku pesen makanan ya buat kamu, aku nggak mau liat kamu telat makan nanti maag kamu kambuh.

Pacarnya Vero.

Makasih, kamu perhatian banget sih, makin sayang 🥰

Pacarnya Kayra.

Emangnya dulu-dulu nggak sayang?

Pacarnya Vero.

Sayang, tapi sayangnya meningkat jadi 100 %.

Dan benar saja, tak berselang lama makanan itu sampai di rumah Kayra, ayam geprek dan minuman matcha kesukaan Kayra.

**

Pagi hari yang cerah, matahari tersenyum dengan sinarnya. Begitu juga dengan Naya, dengan suasana pagi senyuman manis terukir di bibirnya. Sebab dirinya akan pergi ke butik milik mama Nisa. Setelah lulus kuliah satu bulan lalu, mama Nisa meminta Naya untuk mengelola butiknya karena sebelum Naya lulus, mama Nisa sudah membicarakan ini dengan Naya dan Naya pun menyetujui dengan senang hati.

Naya pergi dengan Naufal menggunakan motor, jarak arah ruang sakit dan butik pun tak jauh, jadi Naufal bisa menghantar Naya lebih dulu.

Sesampainya mereka disana, mereka sudah disambut oleh Mama Nisa di depan butik.

“Assalamualaikum, Ma.”

“Waalaikumussalam.”

Keduanya mencium punggung tangan Mama Nisa.

“Apa kabar, Ma?” tanya Naya.

“Kabar Mama baik, kalian gimana kabarnya?”

“Baik juga.”

Naufal melihat arlojinya, ia hampiri telat 5 menit. Kemudian Naufal berpamitan dengan Naya dan Mama Nisa.

Mama Nisa melihat putrinya itu tak berpamitan dengan suaminya seperti suami istri pada umumnya.

“Naufal, tunggu sebentar!” Naufal yang sudah menyalakan mesin motornya, kembali dimatikan.

“Kenapa, Ma?”

“Naya mau salim sama kamu.”

“Hah!”

Naya melongo, padahal dirinya tidak mengatakan itu. Itu hanya inisiatif Mama Nisa, dirinya haru mengajari Naya menjadi istri yang baik dan hormat pada suami, ia tak mau putrinya itu menjadi istri durhaka.

“Cepet Naya, kamu salim sama Naufal!”

Dengan amat terpaksa, Naya menuruti permintaan Mamanya. Lagipula tangan Naufal seperti sudah menerima ciuman dari sang istri.

Dengan sangat singkat, Naya mencium punggung tangan Naufal, begitu juga Naufal mencium kening Naya tanpa di suruh. Mama Nisa tersenyum bahagia, ia jadi semakin percaya kalau Naufal adalah laki-laki yang tepat untuk putrinya.

“Aku pergi dulu ya, Baby.” pamit Naufal dengan senyuman tipis di bibirnya.

“Hmm.”

Kata ‘Baby’ itu terdengar muak di telinga Naya.

Terpopuler

Comments

Cill

Cill

Yang satu bucin yang satunya mulai membuka hati nich

2025-01-14

0

Mimi Tiyah

Mimi Tiyah

Kapal yang berlayar kakak adek jadi satu copel

2025-01-10

0

Muhammad Ilham

Muhammad Ilham

good luck

2025-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Tentang Raka
2 episode 2 Hah Menikah!
3 episode 3 Menikah
4 episode 4 Mau Punya anak Banyak
5 episode 5 Di Usir
6 episode 6 Jahil
7 episode 7 Berhenti Mencari Raka
8 episode 8 Ke Pantai
9 episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10 episode 10 Dinner
11 episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12 episode 12 Raka Kembali
13 episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14 episode 14 Kegalauan Dua
15 episode 15 Berduka
16 episode 16 Jogging
17 episode 17 Arosky
18 episode 18 Cemburu
19 episode 19 Jalan jalan
20 episode 20 Foto Pernikahan
21 Bab 21 Naya Gelisah
22 episode 22
23 Episode 23 Naufal Demam
24 episode 24 Orang Misterius
25 episode 25 Vero Kecelakaan
26 episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27 episode 27 Menerima Maaf
28 episode 28 Manjanya
29 episode 29 Naya Hamil
30 episode 30 Ngidam Pertama
31 episode 31 Ngidam Yang Aneh
32 episode 32 Naya Hilang
33 episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34 episode 34 Di Interogasi
35 episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36 episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37 episode 37 Penjelasan
38 episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39 episode 39 Naya Overthinking
40 episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41 episode 41 Manjanya
42 episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43 episode 43 Jealousnya sih Naya
44 episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45 episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46 episode 46 Vero
47 episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48 episode 48 Menunggu Alvin
49 episode 49 Cinta Itu Banyak
50 episode 50 Kemana Alvin?
51 episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52 episode 52 Ngiriman Ular
53 53 Paket Misterius Lagi
54 Episode 54 Telfon Misterius
55 55 Teror Yang Tak Hentinya
56 episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57 episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58 episode 58 Hilangnya Naya
59 59 Siksaan Hati Naufal
60 episode 60 Abikara Siuman
61 episode 61 Terungkap
62 episode 62 Butuh Ketenangan
63 episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64 episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65 episode 65 Abikara Kesepian
66 episode 66 Aku Kangen Kamu
67 episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68 Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69 episode 69 Sehari Bersamamu
70 Episode 70 Sama-sama Terluka
71 episode 71 Menunggu mu
72 episode 72 Memulai Lagi
73 episode 73 Penjelasan Abikara
74 episode 74 Vero dan Ketampanannya
75 episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76 Episode 76 Mama?
77 Episode 77 Senang atau Marah?
78 Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79 Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80 Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81 Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82 Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83 Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84 Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85 Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Tentang Raka
2
episode 2 Hah Menikah!
3
episode 3 Menikah
4
episode 4 Mau Punya anak Banyak
5
episode 5 Di Usir
6
episode 6 Jahil
7
episode 7 Berhenti Mencari Raka
8
episode 8 Ke Pantai
9
episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10
episode 10 Dinner
11
episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12
episode 12 Raka Kembali
13
episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14
episode 14 Kegalauan Dua
15
episode 15 Berduka
16
episode 16 Jogging
17
episode 17 Arosky
18
episode 18 Cemburu
19
episode 19 Jalan jalan
20
episode 20 Foto Pernikahan
21
Bab 21 Naya Gelisah
22
episode 22
23
Episode 23 Naufal Demam
24
episode 24 Orang Misterius
25
episode 25 Vero Kecelakaan
26
episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27
episode 27 Menerima Maaf
28
episode 28 Manjanya
29
episode 29 Naya Hamil
30
episode 30 Ngidam Pertama
31
episode 31 Ngidam Yang Aneh
32
episode 32 Naya Hilang
33
episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34
episode 34 Di Interogasi
35
episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36
episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37
episode 37 Penjelasan
38
episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39
episode 39 Naya Overthinking
40
episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41
episode 41 Manjanya
42
episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43
episode 43 Jealousnya sih Naya
44
episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45
episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46
episode 46 Vero
47
episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48
episode 48 Menunggu Alvin
49
episode 49 Cinta Itu Banyak
50
episode 50 Kemana Alvin?
51
episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52
episode 52 Ngiriman Ular
53
53 Paket Misterius Lagi
54
Episode 54 Telfon Misterius
55
55 Teror Yang Tak Hentinya
56
episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57
episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58
episode 58 Hilangnya Naya
59
59 Siksaan Hati Naufal
60
episode 60 Abikara Siuman
61
episode 61 Terungkap
62
episode 62 Butuh Ketenangan
63
episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64
episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65
episode 65 Abikara Kesepian
66
episode 66 Aku Kangen Kamu
67
episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68
Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69
episode 69 Sehari Bersamamu
70
Episode 70 Sama-sama Terluka
71
episode 71 Menunggu mu
72
episode 72 Memulai Lagi
73
episode 73 Penjelasan Abikara
74
episode 74 Vero dan Ketampanannya
75
episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76
Episode 76 Mama?
77
Episode 77 Senang atau Marah?
78
Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79
Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80
Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81
Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82
Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83
Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84
Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85
Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!