episode 5 Di Usir

Malam ini. Sekolah begitu ramai, tepat pukul 20.00 wib acara dimulai, semua murid baris menghadap pasangan mereka masing-masing.

Dalam hitungan detik, semua lampu dimatikan hanya lampu kerlap-kerlip yang menyala sebagai suasana romantis dan alunan musik yang menambah keromantisan.

Semua orang mulai berdansa dengan pasangan mereka. Namun Kayra dan Vero hanya berdiam diri, tanpa melakukan pergerakan apapun. Keduanya tidak ada pengalaman berdansa.

“Malam ini lo cantik Kayra,” monolog Vero dalam hati. Ia begitu terpesona melihat penampilan Kayra yang begitu menawan dan terlihat anggun.

“Aduh.” Seseorang menyenggol Kayra dari belakang, membuat Kayra tersungkur, Vero dengan sigap menahan tubuh Kayra agar tidak jatuh.

“Lo nggak papa?”

“Nggak papa.”

**

Jalan Abu-abu No. 344

Mobil mereka berhenti tepat di nomor rumah 344, alamat keluarga Raka. Suasana rumah yang terasa sepi namun halaman begitu bersih dan terawat, mereka menyimpulkan bahwa ini berpenghuni.

Keduanya turun dari mobil, memperhatikan dari kejauhan rumah minimalis berdinding krim yang senada dengan pintunya.

Naufal melihat arlojinya, jam menunjukan pukul 22.30 wib. Ia kembali menatap Naya yang tengah sibuk mengamati rumah itu.

“Masuk?” tanya Naufal dan balas anggukan oleh Naya.

Tok! Tok! Tok!

“Assalamualaikum.”

Naufal mengetuk rumah itu berkali-kali, tak ada sahutan dari pemilik rumah.

“Ada nggak sih orangnya,” gerutu Naya sudah mulai lelah.

Tok!tok! Ketukan terakhir Naufal itu, kini dibalas bukaan pintu dari pemilik rumah.

“Waalaikumussalam.”

Wanita paruh baya dengan daster motif bunga-bunga itu terkejut melihat keberadaan Naya di depan matanya.

Sama pula dengan Naya yang terkejut serta campur bahagia, wanita paruh baya yang ia cari kini di depan matanya, Ibu dari Raka kekasihnya yang hilang.

“Ibu.” Naya langsung memberi peluk rindu kepada wanita itu.

“Aku kangen banget sama Ibu, aku nyariin Ibu tau.”

Wanita paruh baya itu masih terdiam mematung, kemudian ia mendong Naya kasar hingga Naya nyaris terjatuh, untungnya dengan sigap Naufal menahannya.

“Naya, ngapain kamu disini?” tanya wanita itu dengan wajah tak suka.

Naya terheran dengan sikap Ibu Cika, Mamanya Raka begitu sinis dengannya sampai mendorong Naya.

“Bu, Ibu kenapa?” tanya Naya.

“Naya sana kamu pergi, sebaiknya kamu jangan mencari Raka lagi, dia sudah pergi jauh,” ujar Ibu Cika.

Naya menggeleng tak percaya dengan ucapan Mamanya Raka. Sikapnya berubah tidak seperti dulu yang begitu lembut dan halus.

“Aku nggak percaya Raka uda nggak ada, Ibu tolong percaya sama aku Raka ibu masih hidup, kita bisa cari bareng-bareng,” kata Naya dengan air mata yang mungkin sudah ia tahan.

Naufal hanya bisa diam, dia tau dengan posisinya sekarang itu bukan urusannya, dia hanya membantu Naya tetapi bukan mencampuri urusannya.

Naya berusaha mencoba berbicara baik dengan Bu Cika, Bu Cika tak mempedulikan ucapan Naya, ia bersikeras mengusir Naya.

“Pergi kamu Naya, pergi!” teriak Bu Cika.

“Kini pergi aja Naya, ini bukan waktu yang tepat. Kasian tetangga terganggu.” Naufal mencoba membujuk Naya untuk pergi dari sini.

Naufal memapah Naya menuju mobil. Kemudian mereka beranjak pergi dari sana.

Naya tak berhenti menangis, rasanya campur aduk, ia hanya bisa menangis. Sedangkan Naufal fokus menyetir sembari tangan kirinya menodongkan tisu untuk Naya. Naufal tak ada meminta Naya berhenti menangis, karena dia tau menangis adalah cara yang tepat untuk meluapkan rasa kekesalan.

**

03.00 wib pagi

Mereka baru saja sampai rumah. Perjalanan yang lumayan lama itu membuat energi Naufal cukup terkuras, dirinya tidak tidur semalam karena sibuk menyetir. Naufal melihat Naya begitu pulas tidur selepas menangis selama satu jam di mobil.

Naufal menggendong Naya ala bridal style, menuju kamar. Naufal menatap serius wajah Naya yang terlihat lelah. Perlahan tangan kekarnya mengelus pucuk kepala wanita itu, tanpa sadar sebuah senyuman kecil terukir di bibir lelaki itu.

“Gue bakal ada buat lo.”

**

Brug!

Vero menjatuhkan tubuhnya di sofa, dengan mata yang terpejam dirinya berbicara tak karuan. Naufal melihat adiknya sudah terbaring di sofa dengan posisi tak biasa itu sudah menebak ada sesuatu.

“Mabuk ya lo!” sentak Naufal.

Naufal yang memang tadi tengah mengambil minuman di dapur mendengar suara motor Vero, segera melihat dan sudah menebak Vero masuk saat melihat Vero berjalan sempoyongan, lalu tersungkur di sofa.

“Emmm enak banget sih malam ini, gue bahagia banget,” kicaunya masih dengan mata yang terpejam.

**

Suara deringan alarm itu mampu membuat Naya terbangun, dengan mata yang masih terpejam Naya mematikan alarm itu.

“Berisik banget sih.” Naya kembali ingin melanjutkan tidur, namun tiba-tiba ia mulai tersadar.

Naya melihat di sekeliling, lagi-lagi tak ada Naufal. Pandangan teralihkan kepada jam yang menunjukan pukul 09.00 pagi.

“What!” Naya sontak mengambil handuk dan menunjuk ke kamar mandi.

Naufal melihat Naya sudah tak ada lagi di ranjang, bunyi kran air itu Naufal jadi tahu kalau Naya tengah mandi. Naufal memilih duduk di sofa sembari bermain handphone menunggu Naya.

Tak berselang lama, Naya keluar dengan handuk yang ia pakai menutupi tubuhnya.

“Aaaaa!” Naya terkejut melihat keberadaan Naufal di kamar, serentak Naya langsung menutupi tubuhnya dengan kedua tangan, walaupun itu tak cukup.

Naufal mengangkat alisnya satu. Merasa aneh dengan sikap Naya yang tiba-tiba berteriak tak jelas.

“Ngapain lo disini?” tanya Naya.

“Ini kan kamar gue.”

“Iya gue tau, tapi kemunculan lo itu nggak tepat, sana lo keluar!” usir Naya.

Bukannya beranjak pergi Naufal malah merebahkan tubuhnya di sofa, ia sengaja mengerjai Naya.

“Kok dia malah tiduran sih, bukannya pergi, gue kan jadi canggung mau ngambil baju apa lagi tuh lemari di depannya lagi,” monolog Naya dalam hati. Posisinya Masih berdiri di ambang pintu kamar mandi.

“Naufal!”

“Hmmm.”

“Tolong ambilin baju gue di lemari tapi harus merem.”

“Kenapa harus merem?” tanya Naufal menggoda.

“Ya merem lah, gue nggak mau lo liat gue.”

“Loh bukannya itu juga hak gue ya?”

“Ya-pokoknya lo harus merem.”

“Cepet!”

Dengan mata yang terpejam, Naufal memberikan bajunya Naya, Naya langsung bergegas kembali masuk ke kamar. Naufal tersenyum games melihat tingkah Naya. Sebenarnya sudah menjadi hak nya untuk melihat itu semua, namun jika Naya tidak mengizinkan ia tak akan menyentuhnya.

**

Setelah menangani pasien kecelakaan, Naufal ingin kembali ke ruangannya namun di jalan ia berpapasan dengan dokter Diva yaitu dokter spesialis bedah yang baru saja pulang dari tugas di luar negeri.

“Dokter Diva!”

“Apa kabar dokter Naufal?” tanya Dokter Diva tersenyum ramah.

“Baik, gimana kemarin tugasnya, lancar?” tanya Naufal membuka percakapan.

“Semuanya lancar, sumpah aku capek banget banyak banget pasien tapi aku seneng banget sih,” ungkap Diva antusias bercerita.

Naufal mengangguk paham. Dia paham menjadi dokter spesialis bedah itu bukanlah hal yang mudah, apalagi bertugas di luar kota. Naufal cukup kagum dengan sosok Diva, wanita berpenampilan sederhana itu pernah mengisi hati Naufal beberapa bulan lalu hingga dirinya tau wanita itu sudah memiliki tunangan.

“Maaf Naufal, aku udah punya tunangan. Aku nggak bisa terima kamu.”

Bayangan itu membuatnya cukup sadar diri, mencintai itu tidak harus memiliki, melihat orang yang kita cinta bahagian dengan orang lain saja sudah cukup membuat bahagia walau terasa sesak.

“Yaudah, kalau gitu saya pergi dulu.” Diva melangkah pergi.

Terpopuler

Comments

Muhammad Ilham

Muhammad Ilham

siblings who get along

2025-03-09

0

WTA Podcast

WTA Podcast

seru bngttt

2025-01-25

0

Cill

Cill

kalau gue jdi Naya sakit sih, ada yg aneh GK sih sama mama nya Raka

2025-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Tentang Raka
2 episode 2 Hah Menikah!
3 episode 3 Menikah
4 episode 4 Mau Punya anak Banyak
5 episode 5 Di Usir
6 episode 6 Jahil
7 episode 7 Berhenti Mencari Raka
8 episode 8 Ke Pantai
9 episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10 episode 10 Dinner
11 episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12 episode 12 Raka Kembali
13 episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14 episode 14 Kegalauan Dua
15 episode 15 Berduka
16 episode 16 Jogging
17 episode 17 Arosky
18 episode 18 Cemburu
19 episode 19 Jalan jalan
20 episode 20 Foto Pernikahan
21 Bab 21 Naya Gelisah
22 episode 22
23 Episode 23 Naufal Demam
24 episode 24 Orang Misterius
25 episode 25 Vero Kecelakaan
26 episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27 episode 27 Menerima Maaf
28 episode 28 Manjanya
29 episode 29 Naya Hamil
30 episode 30 Ngidam Pertama
31 episode 31 Ngidam Yang Aneh
32 episode 32 Naya Hilang
33 episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34 episode 34 Di Interogasi
35 episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36 episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37 episode 37 Penjelasan
38 episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39 episode 39 Naya Overthinking
40 episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41 episode 41 Manjanya
42 episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43 episode 43 Jealousnya sih Naya
44 episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45 episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46 episode 46 Vero
47 episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48 episode 48 Menunggu Alvin
49 episode 49 Cinta Itu Banyak
50 episode 50 Kemana Alvin?
51 episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52 episode 52 Ngiriman Ular
53 53 Paket Misterius Lagi
54 Episode 54 Telfon Misterius
55 55 Teror Yang Tak Hentinya
56 episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57 episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58 episode 58 Hilangnya Naya
59 59 Siksaan Hati Naufal
60 episode 60 Abikara Siuman
61 episode 61 Terungkap
62 episode 62 Butuh Ketenangan
63 episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64 episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65 episode 65 Abikara Kesepian
66 episode 66 Aku Kangen Kamu
67 episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68 Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69 episode 69 Sehari Bersamamu
70 Episode 70 Sama-sama Terluka
71 episode 71 Menunggu mu
72 episode 72 Memulai Lagi
73 episode 73 Penjelasan Abikara
74 episode 74 Vero dan Ketampanannya
75 episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76 Episode 76 Mama?
77 Episode 77 Senang atau Marah?
78 Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79 Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80 Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81 Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82 Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83 Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84 Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85 Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Tentang Raka
2
episode 2 Hah Menikah!
3
episode 3 Menikah
4
episode 4 Mau Punya anak Banyak
5
episode 5 Di Usir
6
episode 6 Jahil
7
episode 7 Berhenti Mencari Raka
8
episode 8 Ke Pantai
9
episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10
episode 10 Dinner
11
episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12
episode 12 Raka Kembali
13
episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14
episode 14 Kegalauan Dua
15
episode 15 Berduka
16
episode 16 Jogging
17
episode 17 Arosky
18
episode 18 Cemburu
19
episode 19 Jalan jalan
20
episode 20 Foto Pernikahan
21
Bab 21 Naya Gelisah
22
episode 22
23
Episode 23 Naufal Demam
24
episode 24 Orang Misterius
25
episode 25 Vero Kecelakaan
26
episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27
episode 27 Menerima Maaf
28
episode 28 Manjanya
29
episode 29 Naya Hamil
30
episode 30 Ngidam Pertama
31
episode 31 Ngidam Yang Aneh
32
episode 32 Naya Hilang
33
episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34
episode 34 Di Interogasi
35
episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36
episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37
episode 37 Penjelasan
38
episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39
episode 39 Naya Overthinking
40
episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41
episode 41 Manjanya
42
episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43
episode 43 Jealousnya sih Naya
44
episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45
episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46
episode 46 Vero
47
episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48
episode 48 Menunggu Alvin
49
episode 49 Cinta Itu Banyak
50
episode 50 Kemana Alvin?
51
episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52
episode 52 Ngiriman Ular
53
53 Paket Misterius Lagi
54
Episode 54 Telfon Misterius
55
55 Teror Yang Tak Hentinya
56
episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57
episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58
episode 58 Hilangnya Naya
59
59 Siksaan Hati Naufal
60
episode 60 Abikara Siuman
61
episode 61 Terungkap
62
episode 62 Butuh Ketenangan
63
episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64
episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65
episode 65 Abikara Kesepian
66
episode 66 Aku Kangen Kamu
67
episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68
Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69
episode 69 Sehari Bersamamu
70
Episode 70 Sama-sama Terluka
71
episode 71 Menunggu mu
72
episode 72 Memulai Lagi
73
episode 73 Penjelasan Abikara
74
episode 74 Vero dan Ketampanannya
75
episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76
Episode 76 Mama?
77
Episode 77 Senang atau Marah?
78
Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79
Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80
Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81
Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82
Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83
Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84
Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85
Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!