episode 4 Mau Punya anak Banyak

Mereka memutuskan untuk kembali kerumah, menunda pencarian Raka karena Naufal ada panggilan mendesak dari rumah sakit.

Naya memandangi foto dirinya dan Raka pada saat pacaran, di galeri handphonenya.

“Cita-cita kamu mau jadi apa, Naya?”

“Aku mau jadi pengusaha. Kalau kamu?”

“Mau nafkahi kamu.”

Kenangan itu masih lekat di memori otaknya Naya. Dimana dia dan Raka sering pulang bareng menaiki motor, melihat keindahan senja di sore hari, dengan canda tawa.

Naya membiarkan air mata itu membasahi pipinya, menikmati kerinduan yang entah kapan akhirnya.

Kerinduan itu tak akan bisa sembuh jika yang dirindukan belum kunjung datang.

Sore menjelang malam, hujan turun bersamaan dengan angin yang menemaninya. Naya melihat dari jendela kamar mobil Naufal terparkir di garasi rumah, dia sudah pulang dari rumah sakit.

Clek!

Naufal melihat Naya berdiri memandangi hujan dengan kedua tangan melipat di atas dada. Kefokusan Naya memandangi hujan itu sampa tidak menyadari keberadaan Naufal di sampingnya.

“Ehem.” Deheman Naufal membuyarkan lamunan perempuan itu.

“Sejak kapan lo dateng?” tanya Naya.

“Tadi. Kayaknya lo fokus, liatin apa sih?” Naufal memulai percakapan.

Pertanyaan itu tak Naya gubris, ia terus saja memandangi hujan yang kini semakin deras.

Saat Naya ingin menutup kembali gorden kamar, ia mendapati kecoa di tangannya, sontak Naya berteriak histeris.

“Aaaaaa … kecoa!!”

Naufal yang baru saja selesai dari ritual mandingnya, mendapati Naya berlari menghampirinya.

“Kecoa, Naufal!” Naya sontak memeluk Naufal.

“Dimana?” tanya Naufal.

“Di gorden.”

Naufal mengambil sapu untuk membuang kecoa itu, sedangkan Naya naik di atas sofa karena dirinya takut dengan kecoa.

“Kamar lo jorok banget sih, sampe ada kecoa,” omel Naya.

“Biarin, kamar-kamar gue, biar lo nggak betah tidur di kamar gue,” cetus Naufal.

Naufal beranjak menaiki ranjang kasur untuk merebahkan dirinya, namun Naya dengan sigap langsung memukulnya dengan bantal.

“Mau ngapain?”

“Tidurlah.”

“Nggak. Lo tidur di sofa, bukan disini.” Naya memberikan bantal dan selimut.

“Lo jadi istri durhaka sama suami, biarin suami lo tidur di sofa, gue kutuk lo jadi batu kaya Malin Kundang,” gerutu Naufal.

“Woy kocak, Malin Kundang di kutuk jadi batu karena durhaka sama ibunya bukan durhaka sama istrinya, kelihatan nggak pernah baca dongeng ya lo,” ledek Naya.

“Ya itu kan Malin Kundang, kalau gue beda,” bela Naufal.

Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu kamar mereka, mereka sontak beradu pandang. Naya mengisyaratkan Naufal untuk membuka pintu.

Clek!

“Oma!”

Melihat yang mengetuk pintu itu Oma Yuma, Naya ikut menghampiri dan berdiri di samping Naufal.

“Ada apa, Oma?” tanya Naufal.

“Maaf ya Oma mengganggu waktu kalian, Oma tadi lewat di depan pintu kalian kedengarannya berisik banget, kalau lagi romantis-romantisan jangan sampe teriak-teriak ya, nanti kedengaran orang,” jelas Oma.

“Iya Oma. Tadi Naya ngajak bercanda sih,” sahut Naufal.

Naya hanya tersenyum pasrah, diam adalah cara yang baik saat ini.

“Yasudah, Oma ke kamar dulu ya. Jangan lupa bikinin cicit buat Oma, ya minimal lima lah.”

Seketika Naya membulatkan matanya. Mempunyai anak banyak bukanlah impiannya apalagi bersuami Naufal.

“Jangankan lima, sebelas pun Naufal jabanin Oma,” balas Naufal, hanya dibalas tawaan Oma Yumi.

Sepergian Oma dari kamar mereka. Ekspresi keduanya berubah menjadi kesal.

“Plak!” Naya memukul tangan Naufal.

“Kenapa mukul?”

“Lo bilang kenapa, oga banget gue sampe punya anak ama lo,” gumam Naya.

“Asal lo tau ya, kalau sama gue pasti anak-anaknya bule semua ngikutin gue soalnya.” Naufal memperlihatkan ekspresi jumawa nya.

"Tapi ngeselin," bales Naya, beranjak ke tempat tidur.

**

Hari ini sekolahnya Kayra mengadakan acara pensi tiap tahunnya. Semua murid diharuskan untuk mengenakan gaun yang cantik dan membawa gandengan mereka sebagai pasangan dansa nanti malam.

“Kayra, nanti malam lo bawa siapa?” tanya Luna, tangannya sibuk memasuki barang-barang ke kerang kuning di toko oren.

“Nggak tau deh Lun, bingung gue.”

“Jangan bilang lo nggak akan datang lagi, kaya tahun-tahun kemarin,” tebak Luna.

“Kayaknya.”

“Kayra, apa perlu gue cariin lo pacar. Inget ya ini itu pensi terakhir kita di kelas 12, masa Lo nggak dateng lagi sih,” protes Luna.

“Kayra dateng bareng gue.” Sahutan dari seseorang itu, sukses membuat dua perempuan itu melongo tak percaya.

“Vero!”

Ya, Alvero yang mengatakan itu. Bukan tanpa sebab Alvero mengatakan itu, pasti ada tujuan tertentu.

“Nah, mending sama Vero aja.” Luna menyetujui.

“Nggak. Gue nggak kenal sama lo, ngapain gue datang ke acara pensi sama cowok yang baru gue kenal,” tolak Kayra.

“Bukannya kita udah kenal. Atau lo lupa, oke akan gue ulang. Nama gue Alvero Putra Abikara.” Vero menjulurkan tangannya.

Tanpa menunggu lama, Luna menjulurkan tangan Kayra untuk bersalaman dengan Vero.

“Oke udah kenal, berarti nanti malem gue jemput lo. Jangan lupa dandan yang cantik.” Setelah mengatakan itu, Alvero beranjak pergi.

*

Pencarian akan dilanjutkan kembali. Naya dan Naufal kembali mengunjungi rumah keluarganya Raka, namun mereka ingin bertanya ke tetangga terdekat mengenai keluarga dan rumah keluarga Raka.

“Maaf permisi, Bu. Saya mau tanya, rumah di seberang sana sepi, kalau boleh tau orangnya kemana ya?” tanya Naufal.

“Oh rumahnya Ibu Cika. Mereka sudah pindah Mas, sejak kabar anaknya kecelakaan pesawat itu, lima hari setelahnya mereka pindah,” terang Ibu itu.

“Ibu tau mereka pindah dimana?” tanya Naya.

“Kalau itu saya kurang tau, coba Mas sama Mbak tanya ke pak RT saja,” usul Ibu itu.

“Baik, kalau gitu makasih ya Bu.”

Setelah meminta alamat rumah pak RT dari Ibu itu, kemudian mereka melajukan mobil mereka ke rumah pak RT yang tak jauh dari sana.

**

Setelah berbincang kurang lebih 15 menit dengan Pak RT, mereka berdua beranjak pergi menuju alamat yang sudah Pak RT berikan.

Perjalanan menuju rumah keluarga Raka itu menempuh jarak yang cukup lama kurang lebih lima jam perjalanan. Naufal sibuk menyetir sesekali melihat jipies. Alamat yang diberikan oleh pak RT itu baru pertama kali Naufal tahu. Sedangkan Naya sibuk di alam mimpinya.

Mobil mereka berhenti di pom bensin. Naufal melihat Naya tidur begitu nyenyak, Naufal mendekatkan dirinya ingin melihat lebih jelas wajah perempuan yang kini berstatus menjadi istrinya.

“Cantik.”

Tak lama dari itu Naya terbangun, ada mata yang saling bertemu dengan jarak yang begitu dekat. Ada jantung yang begitu terasa sesak karena debaran yang tak karuan.

Deg .. deg .. deg!

Tersadar dengan posisi mereka yang begitu dekat, Naufal langsung duduk ke posisi semula.

“Kita dimana sih?” tanya Naya melihat sekelilingnya.

“Pom bensin, lo mau ke toilet nggak atau beli apa kek?” tanya Naufal.

“Kayanya gue mau beli cemilan aja deh, buat di jalan. Masih lama nggak sih nih kita?”

“Kurang lebih satu jam setengah lagi,” jawab Naufal melihat jipies.

“Oke deh.”

Keduanya keluar dari mobil, menuju minimarket kecil yang ada di pom bensin.

Terpopuler

Comments

Mimi Tiyah

Mimi Tiyah

punya anak 11 kayak mau bikin tim sepak bola aja 😆

2025-01-10

0

Wong Bongas

Wong Bongas

Malin kandang kali /Drool/

2025-02-26

0

Wadi Wadi

Wadi Wadi

🔥🔥

2025-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Tentang Raka
2 episode 2 Hah Menikah!
3 episode 3 Menikah
4 episode 4 Mau Punya anak Banyak
5 episode 5 Di Usir
6 episode 6 Jahil
7 episode 7 Berhenti Mencari Raka
8 episode 8 Ke Pantai
9 episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10 episode 10 Dinner
11 episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12 episode 12 Raka Kembali
13 episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14 episode 14 Kegalauan Dua
15 episode 15 Berduka
16 episode 16 Jogging
17 episode 17 Arosky
18 episode 18 Cemburu
19 episode 19 Jalan jalan
20 episode 20 Foto Pernikahan
21 Bab 21 Naya Gelisah
22 episode 22
23 Episode 23 Naufal Demam
24 episode 24 Orang Misterius
25 episode 25 Vero Kecelakaan
26 episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27 episode 27 Menerima Maaf
28 episode 28 Manjanya
29 episode 29 Naya Hamil
30 episode 30 Ngidam Pertama
31 episode 31 Ngidam Yang Aneh
32 episode 32 Naya Hilang
33 episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34 episode 34 Di Interogasi
35 episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36 episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37 episode 37 Penjelasan
38 episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39 episode 39 Naya Overthinking
40 episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41 episode 41 Manjanya
42 episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43 episode 43 Jealousnya sih Naya
44 episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45 episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46 episode 46 Vero
47 episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48 episode 48 Menunggu Alvin
49 episode 49 Cinta Itu Banyak
50 episode 50 Kemana Alvin?
51 episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52 episode 52 Ngiriman Ular
53 53 Paket Misterius Lagi
54 Episode 54 Telfon Misterius
55 55 Teror Yang Tak Hentinya
56 episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57 episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58 episode 58 Hilangnya Naya
59 59 Siksaan Hati Naufal
60 episode 60 Abikara Siuman
61 episode 61 Terungkap
62 episode 62 Butuh Ketenangan
63 episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64 episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65 episode 65 Abikara Kesepian
66 episode 66 Aku Kangen Kamu
67 episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68 Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69 episode 69 Sehari Bersamamu
70 Episode 70 Sama-sama Terluka
71 episode 71 Menunggu mu
72 episode 72 Memulai Lagi
73 episode 73 Penjelasan Abikara
74 episode 74 Vero dan Ketampanannya
75 episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76 Episode 76 Mama?
77 Episode 77 Senang atau Marah?
78 Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79 Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80 Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81 Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82 Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83 Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84 Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85 Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Tentang Raka
2
episode 2 Hah Menikah!
3
episode 3 Menikah
4
episode 4 Mau Punya anak Banyak
5
episode 5 Di Usir
6
episode 6 Jahil
7
episode 7 Berhenti Mencari Raka
8
episode 8 Ke Pantai
9
episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10
episode 10 Dinner
11
episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12
episode 12 Raka Kembali
13
episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14
episode 14 Kegalauan Dua
15
episode 15 Berduka
16
episode 16 Jogging
17
episode 17 Arosky
18
episode 18 Cemburu
19
episode 19 Jalan jalan
20
episode 20 Foto Pernikahan
21
Bab 21 Naya Gelisah
22
episode 22
23
Episode 23 Naufal Demam
24
episode 24 Orang Misterius
25
episode 25 Vero Kecelakaan
26
episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27
episode 27 Menerima Maaf
28
episode 28 Manjanya
29
episode 29 Naya Hamil
30
episode 30 Ngidam Pertama
31
episode 31 Ngidam Yang Aneh
32
episode 32 Naya Hilang
33
episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34
episode 34 Di Interogasi
35
episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36
episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37
episode 37 Penjelasan
38
episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39
episode 39 Naya Overthinking
40
episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41
episode 41 Manjanya
42
episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43
episode 43 Jealousnya sih Naya
44
episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45
episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46
episode 46 Vero
47
episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48
episode 48 Menunggu Alvin
49
episode 49 Cinta Itu Banyak
50
episode 50 Kemana Alvin?
51
episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52
episode 52 Ngiriman Ular
53
53 Paket Misterius Lagi
54
Episode 54 Telfon Misterius
55
55 Teror Yang Tak Hentinya
56
episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57
episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58
episode 58 Hilangnya Naya
59
59 Siksaan Hati Naufal
60
episode 60 Abikara Siuman
61
episode 61 Terungkap
62
episode 62 Butuh Ketenangan
63
episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64
episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65
episode 65 Abikara Kesepian
66
episode 66 Aku Kangen Kamu
67
episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68
Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69
episode 69 Sehari Bersamamu
70
Episode 70 Sama-sama Terluka
71
episode 71 Menunggu mu
72
episode 72 Memulai Lagi
73
episode 73 Penjelasan Abikara
74
episode 74 Vero dan Ketampanannya
75
episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76
Episode 76 Mama?
77
Episode 77 Senang atau Marah?
78
Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79
Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80
Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81
Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82
Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83
Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84
Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85
Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!