episode 2 Hah Menikah!

RS. Mitra Medikal

Hari ini sangat melelahkan bagi Naufal, dirinya harus menangani banyaknya pasien yang datang. Naufal memesan secangkir kopi untuk mengisi kepenatannya.

Menatap layar handphone berisi chat dirinya masih ceklis dua abu-abu. Naya belum melihat chatnya, padahal dirinya chat lima jam yang lalu dan Naya terakhir online dua puluh menit yang lalu.

“Sebenci itu dia sama gue, padahal kan itu masa SMA masa-masa remaja?” monolognya.

**

“Hah! Kok bisa sih lo di jodohin sama Naufal?” Airin sekaligus sahabatnya Naya sejak SMA hingga saat ini masih tak percaya dengan penjelasan Naya.

“Iya beneran.”

“Hahaha …” Lalu Airin tertawa.

Naya mengangkat satu alisnya, aneh dengan kelakuan Airin yang tiba-tiba tertawa tidak jelas.

“Kenapa ketawa? Ada yang lucu emang?”

“Ada. Lucunya karena lo dijodohin sama musuh Lo pas SMA.”

“Jadi bener ya apa kata orang-orang jaman dulu, kalau orang berantem terus lama-lama jodoh.” Airin mengingat perkataan ibu-ibu di komplek rumahnya.

“Ngaco lo, nggak mungkin lah gue kan sama Naufal musuh banget mana mungkin bisa akur apalagi jodoh, ogah banget,” gumam Naya.

“Mungkin saat ini lo nggak mau, tapi nanti lo bakal mau sama dia entah itu kapan, tunggu aja,” ucap Airin penuh keyakinan.

**

Malam ini jalanan begitu terasa sepi, tidak ada pengendara yang berlalu lalang. Naya mempercepat langkahnya, dirinya merasa ada seseorang yang mengikuti dari belakang.

Sepulang bertemu dengan Airin tadi, Naya pulang dengan berjalan kaki karena saat turun hujan waktu menjelang magrib, taxi online dan ojol tidak mengcancel pesanan mereka, menyebabkan Naya susah mencari transportasi untuk pulang.

Tap!tap!

Suara langkah kaki yang Naya dengar itu semakin mendekat ke arahnya. Sesekali dirinya menengok ke belakang namun tidak ada siapa-siapa.

“Ayok, dari mana mana, Neng?” Kemunculan dua pria dari hadapan Naya.

Berbadan besar dan berpenampilan acak-acakan, Naya sudah menebak bahwa kini yang ada di hadapannya adalah preman.

“Ayok Abang antar pulang.” Preman itu mencengkram lengan tangan Naya.

“Nggak mau, lepasin!” Naya berusaha melepas cengkraman itu, namun preman itu semakin menguat cengkeramannya.

“Lepasin, tolong … tolong!” teriak Naya.

Preman itu tertawa kemenangan. Naya tak berhentinya menangis, berharap ada seseorang yang menolongnya.

“Ya Allah, tolong Hamba. Hamba, janji jika ada yang menolong Hamba, Hamba akan memberi satu permintaan kepada orang yang menolong Hamba itu,” monolog Naya dalam hatinya.

Tak berselang lama, terdengar suara motor KLX dari kejauhan. Pengendara itu memberhentikan motornya tepat di depan mereka. Naya bernafas lega, seseorang ingin menyelamatkannya.

Pengendara itu membuka helmnya menampakan wajah tampan blasteran dengan potongan rambut curtain hair menambah pesona ketampanannya meningkat.

“Naufal!”

Lelaki dengan motor KLX itu Naufal Putra Abikara, lelaki yang Naya benci.

Naufal mencengkram kerah baju preman itu.

Bugh

Bugh

Bugh

Tinjuan melayang pas mengenai rahang kedua preman itu, tanpa ampun Naufal menghajar mereka secara bersamaan hingga bibir mereka mengeluarkan banyak darah segar. Naufal meraih tangan kedua preman itu dan melintirnya, ia lumpuhkan dengan menendang persendian kedua preman itu.

Preman itu tergeletak lemah di tanah tak sadarkan diri. Naufal membersihkan tangannya yang berumuran dara segar itu dengan botol minumnya. Naya mendekati Naufal, menjulurkan sapu tangan miliknya. Tak ada kata apapun yang keluar dari mulut lelaki itu, ia tengah fokus membersihkan darah itu, lalu mengelapnya dengan sapu tangan pemberian Naya.

Lagi-lagi dia tak mengeluarkan kata-kata. Naufal memakaikan helm itu di kepala Naya, ajaibnya Naya tidak memberikan penolakan, mungkin karena syok dan masih ketakutan.

Naufal menurunkan footstep motornya satu persatu, kemudian mempersilahkan Naya untuk menaiki motor.

“Ya Allah, tolong Hamba. Hamba, janji jika ada yang menolong Hamba, Hamba akan memberi satu permintaan kepada orang yang menolong Hamba itu,” monolog Naya dalam hatinya.

Kalimat itu masih saja teringat dalam pikiran Naya. Naya mondar-mandir di dalam kamarnya, ia tak menduga bahwa yang menolongnya adalah Naufal. Naya harus mengabulkan janjinya itu, tetapi di satu sisi dirinya benci dengan Naufal.

Tanpa pertimbangan, Naya membuka tombol panggilan mencari nama cowok yang tengah di carinya.

Naufal Musuh Gue

Naya memencet tombol panggilan, dan terdengar suara deringan pertanda dia sedang aktif.

Naufal Musuh Gue.

Hallo.

Naya Aja

Oh

Hallo, Naufal.

Naufal Musuh Gue

Kenapa, Nay.

Naya Aja

Gue besok kau ketemu saja lo, bisa?

Naufal Musuh Gue

Di kafe dekat SMA kita dulu.

Naya Aja

Okey, by.

Naya mematikan sambungan telepon itu sepihak, lalu melemparkan Handphonenya di kasur.

“Ada hal penting apa?” tanya Naufal.

Keduanya tengah berada di kafe tepat mereka bertemu, sembari ada secangkir teh yang menjadi penengah pembicaraan mereka.

Naya pun mulai menceritakan maksud ucapannya tadi malam.

“Jadi apa mau lo sekarang?” Naya langsung to the point.

Naufal menatap Naya dalam, bibirnya mengukir sebuah senyuman yang tak bisa diartikan.

“Nikah,” kata Naufal Putra Abikara.

“Hah!” Naya mengangkat satu alisnya.

Permintaan Naufal di luar dugaannya. Naya memijat pelipisnya, seketika wajahnya menjadi pucat menampilkan ekspresi cemasnya.

“Maksud lo apa sih?”

“Lo budeg atau gimana? Ya gue mau nikah sama lo,”terang Naufal lagi.

“Tapi kenapa harus nikah? Kan bisa barang kek atau makanan?”

“Kalau itu gue bisa beli sendiri, yang gue butuhkan saat ini ya nikah sama lo,” jawabnya.

“Alasannya?”

“Oma, oma gue selalu nyuruh gue buat cepet nikah makannya bokap gue jodohin gue sama lo. Oma gue punya penyakit , gue cuma mau liat oma gue sembuh dan bahagia dengan liat gue menikah, jadi lo harus menerima perjodohan itu,” terang Naufal.

Ada rasa kasihan, namun ada rasa tak rela di hati. Naya masih berharap jika Raka kembali dan menikahinya pasti sekarang dia sudah bahagia. Menikah dengan orang yang tidak dia cintai bukan hal yang Naya inginkan apalagi orang itu musuhnya waktu SMA.

“Tenang, ini nggak berlaku selamanya, ini berlaku pas oma gue benar-benar sembuh dari sakitnya, terus gue bakal cerein lo. Lagi pula gue nggak mau kali nikah seumur hidup sama lo.”

Lagi-lagi Naya berpikir keras, ini bukanlah hal yang mudah. Menikah adalah ibadah, namun apakah menikah dengan orang yang tidak saling mencintai itu termasuk ibadah?

“Oke gue mau, tapi lo juga harus bantu gue.” Naya mulai angkat bicara.

“Apa?”

“Lo harus bantuin gue cari Raka, pacar gue yang hilang akibat kecelakaan pesawat,” ungkap Naya.

“Gue yakin banget dia masih hidup, dia cuma hilang,” lanjutnya. Naufal mengangguk paham dan setuju akan kesepakatan mereka berdua.

***

Tap!tap!tap!

Suara langkah kaki seseorang membuat satu ruang kelas 12 Mipa 3 berubah menjadi hening. Guru mapel Biologi memasuki kelas dengan langkah seorang lelaki di belakangnya.

“Selamat pagi anak-anak!”

“Pagi Ibu!”

Mata para murid tertuju kepada seorang lelaki tampan bertubuh tinggi, dengan tas yang di gendong di bahu kanan nya. Lelaki itu berwajah blasteran inggris.

“Kita kedatangan murid baru, silahkan kamu memperkenalkan diri!”

“Nama gue Alvero Putra Abikara, panggil aja Vero.”

“Baik, kamu boleh duduk di barisan sana!” Bu Mia menunjukan tempat duduk Vero.

Vero beranjak ke tempat duduknya, ekor mata nya melirik ke arah tempat duduk seorang wanita yang tengah membaca buku.

“Baik kita mulai pembelajaran nya!”

**

Bel istirahat sudah berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas mereka, mereka harus mendinginkan kepala mereka akibat perangnya mapel di jam pertama. Begitu juga dengan Kyara dan sahabatnya bernama Luna, dengan datang ke kantin untuk mengisi perut mereka.

“Kyara, katanya di kelas lo ada anak baru ya?” tanya Luna, tangannya memainkan sumpit mie ayam.

“Iya.”

“Katanya ganteng ya?” tanyanya lagi.

“Lumayan.”

“Tadi gue dengar dari Siska, dia ikut ekskul basket.”

Kayra tak mempedulikan cerita Luna tentang anak baru di kelasnya itu.

“Ih ganteng banget!”

“Siapa sih dia?”

“Dia anak baru ya, namanya Alvaro.”

Kayra mendengar obrolan para murid di kantin tentang anak baru. Baru sempat menjadi bahan perbincangan para murid, lelaki itu kini memasuki kantin.

Semua pandangan mata tertuju pada objek yang tengah dibicarakan. Mata Kayra dan Luna juga ikut melihat lelaki yang tengah mengantri di barisan para siswa.

“Tuh kan Kayra, ganteng banget.” Luna menunjuk ke arah Varo.

“B aja.”

Terpopuler

Comments

Wong Bongas

Wong Bongas

Jodoh emng gk ada yg tau, tau tau nikah sama musuh sendiri /Scream/

2025-02-26

1

Santica nurwulan

Santica nurwulan

semoga Allah lancar terus

2025-02-02

1

Cill

Cill

mantap

2025-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Tentang Raka
2 episode 2 Hah Menikah!
3 episode 3 Menikah
4 episode 4 Mau Punya anak Banyak
5 episode 5 Di Usir
6 episode 6 Jahil
7 episode 7 Berhenti Mencari Raka
8 episode 8 Ke Pantai
9 episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10 episode 10 Dinner
11 episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12 episode 12 Raka Kembali
13 episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14 episode 14 Kegalauan Dua
15 episode 15 Berduka
16 episode 16 Jogging
17 episode 17 Arosky
18 episode 18 Cemburu
19 episode 19 Jalan jalan
20 episode 20 Foto Pernikahan
21 Bab 21 Naya Gelisah
22 episode 22
23 Episode 23 Naufal Demam
24 episode 24 Orang Misterius
25 episode 25 Vero Kecelakaan
26 episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27 episode 27 Menerima Maaf
28 episode 28 Manjanya
29 episode 29 Naya Hamil
30 episode 30 Ngidam Pertama
31 episode 31 Ngidam Yang Aneh
32 episode 32 Naya Hilang
33 episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34 episode 34 Di Interogasi
35 episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36 episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37 episode 37 Penjelasan
38 episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39 episode 39 Naya Overthinking
40 episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41 episode 41 Manjanya
42 episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43 episode 43 Jealousnya sih Naya
44 episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45 episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46 episode 46 Vero
47 episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48 episode 48 Menunggu Alvin
49 episode 49 Cinta Itu Banyak
50 episode 50 Kemana Alvin?
51 episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52 episode 52 Ngiriman Ular
53 53 Paket Misterius Lagi
54 Episode 54 Telfon Misterius
55 55 Teror Yang Tak Hentinya
56 episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57 episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58 episode 58 Hilangnya Naya
59 59 Siksaan Hati Naufal
60 episode 60 Abikara Siuman
61 episode 61 Terungkap
62 episode 62 Butuh Ketenangan
63 episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64 episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65 episode 65 Abikara Kesepian
66 episode 66 Aku Kangen Kamu
67 episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68 Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69 episode 69 Sehari Bersamamu
70 Episode 70 Sama-sama Terluka
71 episode 71 Menunggu mu
72 episode 72 Memulai Lagi
73 episode 73 Penjelasan Abikara
74 episode 74 Vero dan Ketampanannya
75 episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76 Episode 76 Mama?
77 Episode 77 Senang atau Marah?
78 Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79 Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80 Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81 Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82 Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83 Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84 Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85 Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Tentang Raka
2
episode 2 Hah Menikah!
3
episode 3 Menikah
4
episode 4 Mau Punya anak Banyak
5
episode 5 Di Usir
6
episode 6 Jahil
7
episode 7 Berhenti Mencari Raka
8
episode 8 Ke Pantai
9
episode 9 Rasa Yang Belum Terasa
10
episode 10 Dinner
11
episode 11 Hati Yang Mulai Peka
12
episode 12 Raka Kembali
13
episode 13 Terpotek sudah Hati Vero
14
episode 14 Kegalauan Dua
15
episode 15 Berduka
16
episode 16 Jogging
17
episode 17 Arosky
18
episode 18 Cemburu
19
episode 19 Jalan jalan
20
episode 20 Foto Pernikahan
21
Bab 21 Naya Gelisah
22
episode 22
23
Episode 23 Naufal Demam
24
episode 24 Orang Misterius
25
episode 25 Vero Kecelakaan
26
episode 26 Kenyataan yang Menyakitkan
27
episode 27 Menerima Maaf
28
episode 28 Manjanya
29
episode 29 Naya Hamil
30
episode 30 Ngidam Pertama
31
episode 31 Ngidam Yang Aneh
32
episode 32 Naya Hilang
33
episode 33 Labrakan Naufal, Vero and the geng
34
episode 34 Di Interogasi
35
episode 35 Airin and Raka!!!!!!!!!
36
episode 36 Kehilangan Yang Berharga
37
episode 37 Penjelasan
38
episode 38 Siapa Perempuan Bersama Vero?
39
episode 39 Naya Overthinking
40
episode 40 Pagi Yang Indah & Malam Yang Mengkhawatirkan
41
episode 41 Manjanya
42
episode 42 Berdua Di Rumah Bu Anita
43
episode 43 Jealousnya sih Naya
44
episode 44 Pernyataan yang Menyakitkan
45
episode 45 Luka yang dii Pendam Lama
46
episode 46 Vero
47
episode 47 Terkadang Kekecewaan itu Menutupi Rasa Cinta
48
episode 48 Menunggu Alvin
49
episode 49 Cinta Itu Banyak
50
episode 50 Kemana Alvin?
51
episode 51 Telepon Misterius untuk Vero
52
episode 52 Ngiriman Ular
53
53 Paket Misterius Lagi
54
Episode 54 Telfon Misterius
55
55 Teror Yang Tak Hentinya
56
episode 56 Ada Yang Sabotase CCTV
57
episode 57 Akan Mencari Tau Teror Itu
58
episode 58 Hilangnya Naya
59
59 Siksaan Hati Naufal
60
episode 60 Abikara Siuman
61
episode 61 Terungkap
62
episode 62 Butuh Ketenangan
63
episode 63 Kehangatan Vero & Kesedihan Naufal
64
episode 64 Masalah Baru LDR dalam Waktu yang belum Di Tentukan
65
episode 65 Abikara Kesepian
66
episode 66 Aku Kangen Kamu
67
episode 67 Mengabiskan Waktu Bersama Dalam Waktu yang Singkat
68
Episode 68 Kebahagiaan yang Sederhana
69
episode 69 Sehari Bersamamu
70
Episode 70 Sama-sama Terluka
71
episode 71 Menunggu mu
72
episode 72 Memulai Lagi
73
episode 73 Penjelasan Abikara
74
episode 74 Vero dan Ketampanannya
75
episode 75 Perasaan Aneh yang Vero Rasakan
76
Episode 76 Mama?
77
Episode 77 Senang atau Marah?
78
Episode 78 Seorang TKW Bernama Anita
79
Episode 79 Bayi Kecil yang Tumbuh Tampan dan Sukses
80
Episode 80 Butuh Waktu untuk Ketenangan
81
Episode 81 Dibalik Niat yang Jahat Terkadang Mengandung Hikma yang Tak Disangka
82
Episode 82 Kesedihan ku Terkalahkan dengan Kehadiran mu
83
Episode 83 Sesuatu yang Harus di Lepaskan
84
Episode 84 LDR Itu Berat Ya?
85
Episode 85 Kalau ada Kamu, Pasti aku Dimarahi Pulang Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!