Episode 20 Mabuk Berat.

William terkejut saat Adara bersama Bryan yang berada di atas tempat tidur juga terkejut dengan posisi Adara yang memakai jubah mandi dan Bryan yang tampak telanjang dada dengan mereka berdua duduk. Adara dan Bryan yang awalnya saling melihat dan sepertinya terjadi pembicaraan dan sama-sama melihat ke arah pintu saat pintu itu terbuka.

"William!" ucap Adara yang benar-benar schok tidak percaya melihat kedatangan William.

Apa yang dipegang oleh William langsung jatuh ke lantai, bukan dia yang memberikan surprise tapi justru dia yang diberikan surprise. Namun, ekspresi William malah tersenyum getir.

Yang mungkin ingin menertawakan diri sendiri atas apa yang telah terlihat di depannya, kekasihnya yang tidur dengan laki-laki lain yang tak lain adalah sahabatnya sendiri Bryan. William yang sejak tadi dipenuhi dengan excited yang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan kekasihnya dan sekarang diberikan surprise yang sangat mengejutkan baginya.

"William kamu salah paham," ucap Adara dengan suara lirih dan tatapan mata yang begitu sayu yang melihat kekecewaan di mata kekasihnya itu.

"Maaf! Aku mengganggu kalian berdua!" ucap William yang masih tersenyum dan langsung pergi dari kamar itu yang membawa luka dan kekecewaan.

"William tunggu!" Adara yang buru-buru turun dari ranjang dan langsung mengejar William dengan memegang pergelangan tangan William yang langsung ditepis begitu kasar oleh William.

"Kamu harus mendengarkan penjelasanku. Aku tidak melakukan apapun yang kamu pikirkan. Kamu salah paham William. Kita harus bicara! Aku mohon!" Adara mencoba untuk menjelaskan.

"Kamu berhasil Adara. Kamu berhasil mempermainkan ku. Aku begitu bahagia dan sangat ingin cepat-cepat pulang dari Luar Negeri yang tujuanku hanya kamu. Aku sengaja tidak memberitahu kamu. Aku ingin memberikan surprise kepada kamu dan ternyata kamu justru memberikan kejutan yang sangat luar biasa padaku. Aku benar-benar tidak percaya, seorang wanita yang begitu aku kenal dengan baik, wanita yang aku pikir tidak akan mungkin melakukan hal ini, wanita yang aku pikir sangat menjaga perasaanku, wanita yang benar-benar sangat aku percaya dan sekarang wanita itu telah berhasil membuatku seperti ini," ucap William.

"Tidak William. Ini tidak benar! kamu harus percaya!" ucap Adara.

"Aku akan percaya kepada kamu, jika hal ini belum ketahuan," ucap William.

Adara geleng-geleng kepala yang terlihat panik yang berusaha untuk menjelaskan kepada William. Tetapi William tidak memberikan kesempatan itu. William melihat sosok pria yang baru saja bersama kekasihnya keluar dari kamar.

Adara menoleh ke belakang dan melihat bagaimana diamnya Bryan yang tidak berusaha untuk menjelaskan kepada William.

"Kalian berdua benar-benar pemain yang sangat handal. Aku tidak percaya berada dalam situasi ini. Kalian berdua telah menghancurkan perasaanku. Aku telah kalah dengan apa yang kalian lakukan!" tegas William.

"Terimakasih untuk balasan kalian berdua. Terima kasih untuk semua ini," ucap William yang mengakhiri dengan senyuman yang penuh dengan luka.

Dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung pergi.

"William tunggu!"

"William! kamu harus mendengarkan penjelasanku," teriakan Adara yang sama sekali tidak dipedulikan William.

Flashback Of

Semua hal buruk yang terjadi di masa lalu kembali teringat oleh William, saat mengingat semua itu entah sudah berapa gelas alkohol yang mengalir di tenggorokannya.

"Kalian benar-benar pasangan yang sangat cocok!"

"Jika kau memang mencintai pria itu dan seharusnya kau tidak menikah denganku!"

"Iya. Aku lupa. Jika kau menikahiku hanya karena uang, kau mendapatkan uang yang banyak dari Nenek. Kau memang perempuan yang tidak tahu diri, kau tidak peduli dengan perasaanku. kau tidak mempunyai harga diri sampai kau harus menikahiku hanya karena uang. Dasar perempuan jalang!" ucapnya dengan begitu kesal yang meletakkan gelas sangat kuat dan bahkan terdengar suara retakan.

William benar-benar dipenuhi dengan amarah yang terus melampiaskan pada minuman beralkohol itu.

****

Sementara Adara yang baru saja selesai mandi. Dengan memakai dress piyama berwarna merah mencolok. Adara berjalan menuju meja rias dengan menyisir rambutnya yang basah.

"Alhamdulillah. Akhirnya hari ini semua selesai. Aku sangat berharap kondisi Ibu baik-baik saja. Bu Marni juga bisa menjaga Nando dengan baik. Sesekali aku akan mencuri-curi waktu agar bisa bertemu dengan Nando dan ibu," batin Adara sembari memakai skin care seperti biasa rutinitas sebelum tidur.

Adara yang menoleh ke ke arah jendela mendengar mesin mobil. Adara berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri jendela. Dari atas Adara melihat bagaimana sopir yang mengeluarkan Wiliam dari mobil dan sampai di papah.

"Apa dia mabuk?" tebak Adara yang memang bisa melihat dari jalan William yang tidak stabil.

"Kenapa dia sekarang berubah menjadi peminum. Dulu dia sama sekali tidak pernah menyentuh alkohol dan bahkan sangat melarangku untuk menjauhkan hal itu. Tetapi dia sekarang sangat menyukai minuman itu dan bahkan membiarkan diriku meminum minuman itu," gumam Adara yang terlihat begitu sendu.

Dari tatapan matanya terlihat kepedulian kepada William yang mungkin saja tidak menginginkan William yang seperti saat ini.

Tok-tok-tok-tok

Adara melihat ke arah pintu, "masuk!" ucapnya.

"Nona!" sapa Bi Asih.

"Ada apa Bi?" tanya Adara.

"Tuan William! pulang dalam keadaan mabuk. Sebaiknya Nona melihatnya dan merawatnya," ucap Bi Asih memberikan saran.

Adara belum merespon perintah dari Bibi.

"Dia tidak mungkin membutuhkanku," batinya.

"Nona!" tegur Bi Asih yang tidak mendapatkan respon.

"Nona! Jangan hanya berdiam diri saja. Jadi lakukanlah. Takutnya nanti semua bisa menggangu kesehatan tuan William!" ucap Bibi yang memberikan saran.

"Baiklah!" sahut Adara yang sepertinya tidak punya pilihan lain selain menuruti apa yang di katakan Bibi.

Karena keadaan William yang memang tidak baik-baik saja yang membuat Adara mau tidak mau harus menghampiri William. Dengan sangat gugup dan tidak berani untuk memasuki kamar William yang sejak tadi ada darah hanya berdiri di depan pintu kamar yang masih tertutup.

Tok-tok-tok-tok.

Adara yang akhirnya mengetuk pintu.Tidak ada respon atau perintah untuk menyuruh dirinya masuk yang mungkin benar apa yang dikatakan Bibi jika William sudah tepar

Adara membuang nafas perlahan kedepan yang mau tidak mau membuka pintu kamar. Kepala Adara mengintip yang melihat keadaan di dalam bagaimana. Adara kaget saat melihat William yang sudah tergeletak di lantai yang mungkin saja dia tadi berusaha untuk berdiri.

"William!" pekiknya dengan terkejut dan langsung menghampiri William dengan cepat. Adara duduk di samping William dengan kedua lututnya menyentuh lantai.

"William bangunlah!"

"William!" Adara menepuk-nepuk pipi William.

William benar-benar mabuk berat dengan aroma alkohol yang begitu sangat menyengat yang membuat hidung Adara mampet

Karena William yang tidak kunjung bangun juga membuat Adara yang langsung bertindak dengan menarik tangan William dan membantunya berdiri. Adara harus mengeluarkan seluruh tenaga untuk membuat laki-laki yang mabuk itu berdiri. Ketika mereka berdua sudah sama-sama berdiri dengan Adara yang memapah William yang berjalan tampak menyeret-nyeret yang membawa ke atas ranjang.

"Kenapa kamu jadi seperti ini William. Kamu benar-benar mabuk berat," gumam Adara yang berusaha membawa William untuk berbaring di atas ranjang.

Tubuh William yang sangat berat yang membuat Adara yang ternyata tidak kuat yang akhirnya mereka berdua jatuh bersamaan ke atas ranjang dengan posisi tubuh Adara yang berada di atas William dengan wajah mereka berdua yang berdekatan Dan hampir saja bibir itu bersentuhan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

febby fadila

febby fadila

terjadi salah faham di masa lalu...

2025-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Darurat.
2 Episode 2 Tawaran
3 Episode 3. Di rendahkan.
4 Episode 4 Masih Bebas
5 Episode 5 Berita Hot
6 Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7 Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8 Episode 8. Penolakan secara tegas.
9 Episode 9 Ancaman Besar
10 Episode 10 Entah rencana apa.
11 Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12 Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13 Episode 13 Setuju
14 Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15 Episode 15 Sah.
16 Episode 16 Kelakukan William.
17 Episode 17 Penegasan.
18 Episode 18 Peraturan.
19 Episode 19 Api Asmara
20 Episode 20 Mabuk Berat.
21 Episode 21 Malam Panas
22 Episode 22 Kembali Terluka.
23 Episode 23 Bukan Manusiawi.
24 Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25 Episode 26 Panik
26 Episode 26 Gugup
27 Episode 27 Tidak Mengakui.
28 Episode 28 Saling Panas.
29 Episode 29 Ada yang kepanasan.
30 Episode 30 Pemaksaan.
31 Episode 31 Jahat.
32 Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33 Episode 33 Di beri kesempatan.
34 Episode 34 Penegasan.
35 Episode 35 Dugaan.
36 Episode 36 Ternyata Benar.
37 Episode 37 Hukuman Berat.
38 Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39 Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40 Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41 Episode 41 Gebrakan.
42 Episode 42 Meluapkan Emosi.
43 Episode 43 Keputusan.
44 Episode 44 Melindungi.
45 Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46 Episode 46 Kekecewaan
47 Episode 47 Masih Bersuha.
48 Episode 48 Sudah Pergi.
49 Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50 Episode 50 Masih Berusaha.
51 Episode 51 Berakhir.
52 Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53 Episode 53 Ada Hal Aneh.
54 Episode 54 Ternyata Dia
55 Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56 Episode 56 Ternyata.
57 Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58 Episode 58 Kembali Berubah.
59 Episode 59 Hilang.
60 Episode 60 Ternyata.
61 Episode 61 Peringatan
62 Episode 62 Ara dan Nenek.
63 Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64 Episode 64 Tes DNA
65 Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66 Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67 Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68 Episode 68 Peringatan William.
69 Episode 69 Khawatir.
70 Episode 70 Syarat
71 Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72 Episode 72 Ternyata Di Jebak
73 Episode 73 Pertolongan
74 Episode 74 Aman Sementara
75 Episode 75 Rasa Takut.
76 Episode 76 Kembali Di Serang.
77 Episode 77 Ada Apa
78 Episode 78 Kemarahan.
79 Episode 79 Jebakan.
80 Episode 80 Mendapatkan Karma
81 Episode 81 Kembali.
82 Episode 82 Waktu Terindah
83 Bab 83 Kenyataan.
84 Episode 84 Tammat.
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Darurat.
2
Episode 2 Tawaran
3
Episode 3. Di rendahkan.
4
Episode 4 Masih Bebas
5
Episode 5 Berita Hot
6
Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7
Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8
Episode 8. Penolakan secara tegas.
9
Episode 9 Ancaman Besar
10
Episode 10 Entah rencana apa.
11
Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12
Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13
Episode 13 Setuju
14
Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15
Episode 15 Sah.
16
Episode 16 Kelakukan William.
17
Episode 17 Penegasan.
18
Episode 18 Peraturan.
19
Episode 19 Api Asmara
20
Episode 20 Mabuk Berat.
21
Episode 21 Malam Panas
22
Episode 22 Kembali Terluka.
23
Episode 23 Bukan Manusiawi.
24
Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25
Episode 26 Panik
26
Episode 26 Gugup
27
Episode 27 Tidak Mengakui.
28
Episode 28 Saling Panas.
29
Episode 29 Ada yang kepanasan.
30
Episode 30 Pemaksaan.
31
Episode 31 Jahat.
32
Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33
Episode 33 Di beri kesempatan.
34
Episode 34 Penegasan.
35
Episode 35 Dugaan.
36
Episode 36 Ternyata Benar.
37
Episode 37 Hukuman Berat.
38
Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39
Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40
Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41
Episode 41 Gebrakan.
42
Episode 42 Meluapkan Emosi.
43
Episode 43 Keputusan.
44
Episode 44 Melindungi.
45
Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46
Episode 46 Kekecewaan
47
Episode 47 Masih Bersuha.
48
Episode 48 Sudah Pergi.
49
Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50
Episode 50 Masih Berusaha.
51
Episode 51 Berakhir.
52
Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53
Episode 53 Ada Hal Aneh.
54
Episode 54 Ternyata Dia
55
Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56
Episode 56 Ternyata.
57
Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58
Episode 58 Kembali Berubah.
59
Episode 59 Hilang.
60
Episode 60 Ternyata.
61
Episode 61 Peringatan
62
Episode 62 Ara dan Nenek.
63
Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64
Episode 64 Tes DNA
65
Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66
Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67
Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68
Episode 68 Peringatan William.
69
Episode 69 Khawatir.
70
Episode 70 Syarat
71
Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72
Episode 72 Ternyata Di Jebak
73
Episode 73 Pertolongan
74
Episode 74 Aman Sementara
75
Episode 75 Rasa Takut.
76
Episode 76 Kembali Di Serang.
77
Episode 77 Ada Apa
78
Episode 78 Kemarahan.
79
Episode 79 Jebakan.
80
Episode 80 Mendapatkan Karma
81
Episode 81 Kembali.
82
Episode 82 Waktu Terindah
83
Bab 83 Kenyataan.
84
Episode 84 Tammat.
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!