Episode 17 Penegasan.

"Oh. Jadi kau sekarang membanggakan pernikahan sepihak itu hah!" sahut Katy yang benar-benar semakin kesal dengan Adara dan apalagi Adara sampai melawan.

"Mau ini pernikahan sepihak atau tidak, aku sudah sah menjadi istrinya, mau kau tetap berada di kamar ini apa kau ingin melakukan apapun di kamar ini bersama dengan suami orang, itu adalah urusanmu. tetapi kau bukan istrinya. Jika kau tidak ingin melihat kekasihmu melihat wanita bertelanjang di depannya maka jangan sok-sokan menyuruhku untuk melepas apa yang sudah kupakai!" tegas Adara dengan melawan yang membuat mata Katy melotot yang pasti tidak menyangka mendapatkan kata-kata seolah merendahkan dirinya.

"Kau bilang apa!" Katy yang tidak terima terlihat ingin menampar Adara. Namun tidak jadi ketika William menahan tangan kekasihnya itu.

"Sudah hentikan!" tegas William yang membuat Katy tidak jadi melakukan hal itu.

Adara melihat bagaimana tangan William memegang lengan Katy dan menurunkannya.

"William! kamu dengar sendiri apa yang dia katakan. Dia bener-bener lancang berbicara seperti itu kepadaku!" ucap Katy yang tidak terima yang mencari pembelaan dari William.

"Pergi dari sini sekarang juga dan jangan sampai aku bertindak yang lebih parah kepadamu!" tegas William dengan penuh penekanan.

Adara menurut dan langsung pergi begitu saja dan bahkan dia sampai menabrak bahu Katy yang memang jarak jalan itu sangat kecil. Entah itu disengaja atau tidak yang pasti apa yang dilakukan Adara berhasil membuat Katy bertambah kesal dan ingin menyusul Adara kembali dan lagi-lagi ditahan oleh William.

Walau tidak ada Nenek di rumah itu. Tetapi banyak orang yang bekerja di rumahnya dan lagi pula ada bi Asih yang walau hanya sebagai kepala pelayan, tetapi William sangat menghargainya dan tidak ingin ada keributan di rumah itu.

Karena Adara tidak diizinkan berada di kamar pengantin yang membuat Adara harus tidur di kamar lain. Lagi-lagi Adara tidak mempermasalahkan hal itu dan dia juga tidak peduli dengan apa yang akan di lakukan William bersama dengan calon istrinya di sana.

**

Malam yang sudah berubah menjadi pagi. Entah dari mana Adara yang sekarang memasuki rumah.

"Dari mana kau?" suara dingin itu membuat langkah Adara terhenti. Siapa lagi jika bukan William yang duduk di sofa dengan satu kaki yang diangkat di atas pahanya yang kedua tangannya direnggangkan pada dinding sofa dengan wajahnya terlihat datar yang tidak menoleh sama sekali ke pada Adara.

"A...."

"Kau pikir rumah Ini rumahmu," belum sempat berbicara William sudah memotong pembicaraan Adara.

"Kau seenaknya pergi dan kembali, kenapa kau tidak pergi saja dan tidak usah kembali lagi. Lagi pulau apa yang kau inginkan di rumah ini hah! Kau semakin ingin memperlihatkan kepadaku, bagaimana dirimu yang tidak memiliki harga diri! Bukankah aku sudah menekankan kepada mu, jika pernikahan ini tidak ada artinya denganku dan kau tidak pernah kau anggap sebagai istriku!" tegas William.

Kepala William menoleh ke arah Adara yang sejak tadi hanya diam mendengarkan kata-kata yang menyakitkan itu. Adara juga sangat malas sebenarnya menghadapi William yang mulutnya tidak berhenti merocos.

"Aku tidak peduli dengan status dari pernikahan kita. Bagiku kau hanya wanita yang tidak punya harga diri, yang bermuka dua dan sangat menjijikkan," lanjut William yang tidak ada habisnya berbicara begitu kasar.

Adara membuang nafas perlahan ke depan lalu pergi.

"Mau kemana kau?" tanya William saat arah itu menuju pintu keluar dari rumah.

"Aku tahu kau tidak menginginkan pernikahan ini dan tidak ada perbedaan bagimu menikah atau tidak dengan ku. Kau juga benar seharusnya aku tidak ada di rumah ini. Lagi pula Nenek juga tidak ada di sini, dan aku tidak akan berada di rumah ini," ucap Adara sesingkat mungkin tanpa menoleh ke arah William.

Adara yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung pergi, William mendengarnya kesal yang langsung berdiri dan menyusul Adara dan saat tangan Adara ingin membuka pintu rumah. William langsung menahannya dengan cengkeraman tangan yang begitu kuat.

"Lepaskan sakit!" keluh Adara yang begitu berusaha lepas dari William.

"Seenaknya dirimu mengatakan pergi dari rumah ini. Kau pikir setelah membuatku terikat dalam pernikahan ini. Lalu kau bisa terbebas begitu saja. Kau akan tetap menjadi tahananku," tegas William dengan penuh penekanan.

"Apa maksud mu dan bukankah kau yang menyuruhku untuk pergi, kau juga menempatkan wanita itu di dalam kamar yang seharusnya menjadi kamarku. Lalu untuk apa aku disini,"

"Untuk melihat bagaimana William yang sebenarnya. William tidak bisa kau bodohi dan kau harus melihat bahwa pernikahan yang kau impikan itu tidak seindah yang ada di dalam pikiranmu," jawab William dengan menekan suaranya dan tatapan matanya sangat tajam melihat Adara.

Adara sampai tidak berbicara apa-apa yang hanya menatap dua bola mata yang berapi-api itu.

"Jangan kau pikir aku tidak tahu. Jika kau menerima tawaran nenek untuk menikah denganku. Karena Nenek telah membayar mu ratusan juta. Jadi uang yang kau dapatkan akan seimbang dengan pekerjaan yang kau lakukan dan semua atas dasar kendali dariku!" tegas William.

"Aku menuruti permintaan Nenek bukan hanya uang atau keserakahanku. Tetapi aku hanya...."

"Hanya menomor satukan uang yang membuat dirimu semakin tidak memiliki harga diri," lagi-lagi William memotong pembicaraan Adara.

"Jadi jangan anggap dunia ini gratis! ketika sudah mendapatkan uang dan maka kau juga harus bekerja!" tegas William dengan melepaskan kasar tangan Adara sampai membuat Adara kesakitan dengan memegang pergelangan tangannya yang memerah.

William yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung pergi dari hadapan Adara. Dia menyuruh Adara untuk pergi dan ketika pergi malah tidak dibiarkan dan beralasan sebagai tahanan.

"Sampai kapan William!"

"Sampai kapan kamu akan benci ku?"

"Kebencian kamu mengubah cara pandang kamu kepadaku, kebencian membuat kamu tidak ingin mendengarkan satu kata pun dari ku, kebencian menutup untuk kamu sedikit saja kasihan kepadaku," batin Adara terlihat pasrah dengan semua perlakuan William yang belum 24 jam menjadi suami nya.

**

"Silahkan Nona!" Bi Asih membuka pintu kamar yang mempersilahkan Adara memasuki kamar yang akan menjadi tempat istirahatnya setelah tadi malam tidur di kamar tamu untuk sementara.

Kamar itu tampak luas dengan ranjang king size yang diberi sprei berwarna putih, dapat televisi dan sofa dan juga terdapat meja rias dan pasti ada kamar mandi. Kepala Adara sejak tadi berkeliling melihat isi kamar itu. Kamar itu tampak polos yang tidak ada hiasan apapun di dinding yang hanya terdapat jam menggantung tepat di atas televisi.

"Jika membutuhkan sesuatu, maka bisa minta pada Bibi. Untuk pakaian Nona nanti saya akan menyuruh sopir untuk menjemput ke kediaman Nona," ucap Bi Asih

"Tidak perlu! biar saya saja yang menjemputnya," jawab Adara.

"Tuan William melarang Nona keluar rumah tanpa seizinnya. Jadi mulai sekarang Nona tidak boleh kemana-mana. Karena keperluan apapun hanya Bibi yang mengurus," ucap Bibi.

"Apah!" pekik Adara yang pasti kaget yang tiba-tiba saja sudah mendapatkan peraturan yang menurutnya sangat tidak masuk akal.

Bagaimana mungkin dia tidak pergi kemana-mana, ibunya masih di rumah sakit dan dia juga memiliki adik. Entah apa lagi yang ingin di lakukan William.

Bersambung....

Episodes
1 Episode 1 Darurat.
2 Episode 2 Tawaran
3 Episode 3. Di rendahkan.
4 Episode 4 Masih Bebas
5 Episode 5 Berita Hot
6 Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7 Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8 Episode 8. Penolakan secara tegas.
9 Episode 9 Ancaman Besar
10 Episode 10 Entah rencana apa.
11 Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12 Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13 Episode 13 Setuju
14 Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15 Episode 15 Sah.
16 Episode 16 Kelakukan William.
17 Episode 17 Penegasan.
18 Episode 18 Peraturan.
19 Episode 19 Api Asmara
20 Episode 20 Mabuk Berat.
21 Episode 21 Malam Panas
22 Episode 22 Kembali Terluka.
23 Episode 23 Bukan Manusiawi.
24 Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25 Episode 26 Panik
26 Episode 26 Gugup
27 Episode 27 Tidak Mengakui.
28 Episode 28 Saling Panas.
29 Episode 29 Ada yang kepanasan.
30 Episode 30 Pemaksaan.
31 Episode 31 Jahat.
32 Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33 Episode 33 Di beri kesempatan.
34 Episode 34 Penegasan.
35 Episode 35 Dugaan.
36 Episode 36 Ternyata Benar.
37 Episode 37 Hukuman Berat.
38 Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39 Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40 Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41 Episode 41 Gebrakan.
42 Episode 42 Meluapkan Emosi.
43 Episode 43 Keputusan.
44 Episode 44 Melindungi.
45 Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46 Episode 46 Kekecewaan
47 Episode 47 Masih Bersuha.
48 Episode 48 Sudah Pergi.
49 Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50 Episode 50 Masih Berusaha.
51 Episode 51 Berakhir.
52 Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53 Episode 53 Ada Hal Aneh.
54 Episode 54 Ternyata Dia
55 Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56 Episode 56 Ternyata.
57 Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58 Episode 58 Kembali Berubah.
59 Episode 59 Hilang.
60 Episode 60 Ternyata.
61 Episode 61 Peringatan
62 Episode 62 Ara dan Nenek.
63 Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64 Episode 64 Tes DNA
65 Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66 Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67 Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68 Episode 68 Peringatan William.
69 Episode 69 Khawatir.
70 Episode 70 Syarat
71 Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72 Episode 72 Ternyata Di Jebak
73 Episode 73 Pertolongan
74 Episode 74 Aman Sementara
75 Episode 75 Rasa Takut.
76 Episode 76 Kembali Di Serang.
77 Episode 77 Ada Apa
78 Episode 78 Kemarahan.
79 Episode 79 Jebakan.
80 Episode 80 Mendapatkan Karma
81 Episode 81 Kembali.
82 Episode 82 Waktu Terindah
83 Bab 83 Kenyataan.
84 Episode 84 Tammat.
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Darurat.
2
Episode 2 Tawaran
3
Episode 3. Di rendahkan.
4
Episode 4 Masih Bebas
5
Episode 5 Berita Hot
6
Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7
Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8
Episode 8. Penolakan secara tegas.
9
Episode 9 Ancaman Besar
10
Episode 10 Entah rencana apa.
11
Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12
Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13
Episode 13 Setuju
14
Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15
Episode 15 Sah.
16
Episode 16 Kelakukan William.
17
Episode 17 Penegasan.
18
Episode 18 Peraturan.
19
Episode 19 Api Asmara
20
Episode 20 Mabuk Berat.
21
Episode 21 Malam Panas
22
Episode 22 Kembali Terluka.
23
Episode 23 Bukan Manusiawi.
24
Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25
Episode 26 Panik
26
Episode 26 Gugup
27
Episode 27 Tidak Mengakui.
28
Episode 28 Saling Panas.
29
Episode 29 Ada yang kepanasan.
30
Episode 30 Pemaksaan.
31
Episode 31 Jahat.
32
Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33
Episode 33 Di beri kesempatan.
34
Episode 34 Penegasan.
35
Episode 35 Dugaan.
36
Episode 36 Ternyata Benar.
37
Episode 37 Hukuman Berat.
38
Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39
Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40
Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41
Episode 41 Gebrakan.
42
Episode 42 Meluapkan Emosi.
43
Episode 43 Keputusan.
44
Episode 44 Melindungi.
45
Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46
Episode 46 Kekecewaan
47
Episode 47 Masih Bersuha.
48
Episode 48 Sudah Pergi.
49
Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50
Episode 50 Masih Berusaha.
51
Episode 51 Berakhir.
52
Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53
Episode 53 Ada Hal Aneh.
54
Episode 54 Ternyata Dia
55
Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56
Episode 56 Ternyata.
57
Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58
Episode 58 Kembali Berubah.
59
Episode 59 Hilang.
60
Episode 60 Ternyata.
61
Episode 61 Peringatan
62
Episode 62 Ara dan Nenek.
63
Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64
Episode 64 Tes DNA
65
Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66
Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67
Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68
Episode 68 Peringatan William.
69
Episode 69 Khawatir.
70
Episode 70 Syarat
71
Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72
Episode 72 Ternyata Di Jebak
73
Episode 73 Pertolongan
74
Episode 74 Aman Sementara
75
Episode 75 Rasa Takut.
76
Episode 76 Kembali Di Serang.
77
Episode 77 Ada Apa
78
Episode 78 Kemarahan.
79
Episode 79 Jebakan.
80
Episode 80 Mendapatkan Karma
81
Episode 81 Kembali.
82
Episode 82 Waktu Terindah
83
Bab 83 Kenyataan.
84
Episode 84 Tammat.
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!