Episode 14 Persiapan Pernikahan.

"Sekarang aku mau minta kepadamu untuk membatalkan pernikahan itu!" tegas William dengan matanya melotot yang sangat berharap Adara mengabulkan permintaannya.

Adara terdiam dengan bola mata yang berkeliling yang melihat pria di hadapannya itu. William melepaskan cengkraman tangan itu dan langsung berlalu dari hadapan Adara.

"Maaf! Aku tidak bisa melakukan hal itu," ucap Adara membuat langkah William terhenti dan kembali membalikkan tubuh.

Wajah William mengeras, "kau mengatakan apa?"

"Aku tidak bisa menolak permintaan Nenek. Aku tidak bisa membatalkan pernikahan di antara kita berdua!" ucap Adara dengan suara rendah yang menundukkan kepala yang tidak berani menetap dua bola mata William yang berapi-api.

Pria itu menyergah napas kasar, berusaha mengendalikan diri. Jika tidak berusaha untuk tenang maka ruangan itu mungkin bisa ikut terbakar oleh dirinya karena mendengarkan pernyataan Adara yang seolah menantangnya.

"Ulangi sekali lagi perkataanmu?" ucap William yang memberikan kesempatan.

"Maafkan aku!" kata itu yang diucapkan Andara dengan menelan ludah dan kepala yang kembali tertunduk.

Perasaan Adara menjadi tidak tenang dan takut. Selain mencemaskan sang Ibu yang masih berada di rumah sakit, ia semakin dibuat bimbang dengan keputusannya saat ini. Apakah menikah dengan pria itu adalah pilihan yang tepat? Lalu bagaimana dengan Nenek yang sudah membantu mengatasi ibunya. Adara tahu William tidak menginginkan pernikahan. Lalu apa dia punya pilihan?"

"Cih!" suara dengusan nafas yang terdengar begitu sangat merendahkan dirinya, dengan William yang tersenyum getir yang seolah tidak tahu harus berbicara apa lagi

"Aku benar-benar baru pertama kali melihat wanita yang tidak punya harga diri seperti itu!" Adara tidak peduli lagi mau seberapa banyak William memberikan hinaan kepadanya. Karena pasti dia mempunyai alasan dan memang tidak bisa membatalkan pernikahan itu.

"Baiklah! jika kau memang begitu ingin sekali menikah denganku, aku tidak akan mempermasalahkan hal itu. Kau yang sudah menantangku Adara. Jadi kau harus siap-siap dengan semua keputusan yang kau ambil!" tegas William yang langsung pergi dari hadapan Adara.

Adara diam terpaku yang melihat kepergian William. Adara tidak dapat berbuat apa-apa. Dia sekarang hanya pasrah dengan apapun yang akan di lakukan William nantinya.

Karena apapun itu dia sama sekali tidak bisa bertindak apapun. Adara hanya bisa hidup dalam kepasrahan. Posisi yang sangat sulit yang saat ini di hadapi Adara yang memang tidak bisa melakukan apapun selain mengikuti alur.

William mengatakan setuju di depan Nenek dan ternyata tetap juga masih berusaha ingin menghindari pernikahan itu. Memberikan kesempatan kepada Adara dan sama sekali tidak dipedulikan Adara yang membuat William emosi.

*******

Karena pernikahan William dan Adara yang semakin dekat yang akhirnya membuat mereka melakukan meeting privasi dengan bertiga yang pasti didampingi dengan Nenek. Pertemuan itu diadakan di salah satu Restaurant mewah.

William malam ini terlihat begitu kesal, saat sebelumnya dirinya disuruh untuk menjemput Adara yang membawanya ke hadapan Nenek.

Wanita tua yang dipanggil Nenek itu melihat Adara dari ujung kepala hingga ujung kaki, seolah tampak menilai penampilan calon menantunya itu. Hal itu membuat Adara sangat gugup, apalagi tatapan Nenek sangat intens. Gadis itu hanya tertunduk, dengan kedua tangan yang saling meremas.

Karena Nenek sebelumnya sudah mengatakan kepada Adara bahwa itu pertemuan penting, Adara tidak mungkin berpenampilan biasa dan dia takut jika itu pertemuan dengan tamu-tamu Nenek. Dia juga tidak ingin mempermalukan Nenek. Jadi dapat dikatakan pertemuan malam ini cukup niat sekali.

"Terima kasih Adara! kamu memenuhi undangan saya," ucap Nenek yang membuat Adara mengangguk pelan dan sementara wajah datar William yang sejak tadi ditunjukkannya, baru saja sampai dan sudah sangat bosan yang ingin buru-buru pergi.

William memang tidak pernah memperlihatkan wajah manis. Dia sepertinya orang yang tidak punya semangat hidup. Padahal calon pengantin. Bagaimana bisa di katakan calon pengantin. Wanita yang akan menikah dengannya saja adalah wanita yang sangat dia benci.

"Nenek juga berterima kasih kepada kamu William. Kamu sudah meluangkan waktu untuk menjemput Adara. Nenek tahu kamu begitu sibuk dengan semua pekerjaan kamu," ucap nek.

 "Iya, Nek," jawab William singkat.

"Kalau begitu kalian berdua duduklah! jangan hanya berdiri saja!" ucap Nenek yang kembali duduk dan kemudian disusul William dan Adara yang duduk bersebelahan.

Nenek yang awalnya sudah memesankan beberapa menu makanan dan saat William dan Adara datang dua pelayan wanita langsung menghidangkan makanan itu di atas meja.

"Jadi ini hanya pertemuan untuk kami bertiga saja, syukurlah jika tidak ada yang lain," batin Adara yang merasa lega.

"Langsung saja? apa tujuan Nenek memanggilku ku ke tempat ini?" tanya William yang tidak ingin basa-basi.

"Pelayan belum saja selesai menghidangkan makanan dan kamu langsung bertanya ke arah sana. Apa kita tidak bisa makan sebentar," ucap Nenek.

"Nenek tahu jika pekerjaanku sangat banyak. Aku tidak punya waktu untuk makan seperti ini," jawab William.

"Sekali lagi Nenek mendengar kamu berbicara kurang sopan seperti itu, jangan salahkan Nenek akan bertindak lebih tegas kepada kamu!" tegur Nenek dengan penegasan, William pasti malu yang mendapatkan peneguran itu di depan Adara dan mungkin ini bukan sekali saja dilakukan Nenek.

"Terima kasih!" ucap Nenek pada dua pelayan itu saat tugas mereka sudah selesai.

"Adara kamu makanlah!" titah Nenek dengan ramah. Adara menganggukkan kepalanya dan dia hanya meneguk air putih yang memang tiba-tiba saja tenggorokannya begitu kering dan mungkin karena suasana itu juga sedikit sangat menegangkan.

William yang kembali dipenuhi dengan rasa kekesalan dan juga sedang minum, dan sopan santunnya tetap saja tidak berubah yang langsung makan tanpa ada memerintahkan. Padahal adab dan attitude di keluarga mereka menjadi nomor satu ditanamkan. William biasanya juga tidak akan berani makan sebelum Nenek makan.

Nenek juga percuma harus menegur cucunya itu lagi yang semakin lama semakin keras kepala. Semakin ditegur dan bukannya semakin berubah dan malah semakin menjadi-jadi.

Ambar juga pada akhirnya mulai makan, mereka makan sejenak. Agar tidak langsung mengarah pada obrolan yang sepertinya sangat serius.

"Pernikahan kalian akan segera dilaksanakan. Nenek akan menyiapkan segala sesuatu. Adara kamu tidak perlu repot-repot atau tidak perlu memikirkan pernikahan kamu. Semua akan menjadi tanggung jawab Nenek," ucap Nenek sembari mengunyah makanan itu.

"Tidak ada yang perlu dipersiapkan," sahut William yang langsung protes.

"Apa maksud kamu? kamu masih ingin menolak pernikahan ini?" tanya Nenek.

"Aku sudah setuju untuk menikah dengannya, tetapi bukankah pernikahan juga harus sesuai dengan pendapatku. Ini pernikahanku dan aku tidak menginginkan pernikahan yang dibuka secara umum. Aku ingin pernikahan ini secara private dan tidak perlu publik tahu!" tegas William yang memberikan pendapatnya.

"Kamu bilang pernikahan secara privat?" sahut Nenek yang pasti terkejut yang tidak setuju dengan permintaan William.

"Kenapa dia meminta pernikahan diadakan secara privat. Apa mungkin dia tidak ingin orang-orang tahu bahwa dia telah menikah dan apa mungkin karena ini juga untuk menjaga hubungan dia dengan kekasihnya," batin Adara bertanya-tanya.

"Permintaan William kamu sangat tidak masuk akal William. Bagaimana mungkin kamu memikirkan pernikahan yang secara privat. Kamu lupa jika kalian berdua sudah nenek perkenalkan dengan rekan bisnis nenek,"

Bersambung.

Episodes
1 Episode 1 Darurat.
2 Episode 2 Tawaran
3 Episode 3. Di rendahkan.
4 Episode 4 Masih Bebas
5 Episode 5 Berita Hot
6 Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7 Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8 Episode 8. Penolakan secara tegas.
9 Episode 9 Ancaman Besar
10 Episode 10 Entah rencana apa.
11 Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12 Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13 Episode 13 Setuju
14 Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15 Episode 15 Sah.
16 Episode 16 Kelakukan William.
17 Episode 17 Penegasan.
18 Episode 18 Peraturan.
19 Episode 19 Api Asmara
20 Episode 20 Mabuk Berat.
21 Episode 21 Malam Panas
22 Episode 22 Kembali Terluka.
23 Episode 23 Bukan Manusiawi.
24 Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25 Episode 26 Panik
26 Episode 26 Gugup
27 Episode 27 Tidak Mengakui.
28 Episode 28 Saling Panas.
29 Episode 29 Ada yang kepanasan.
30 Episode 30 Pemaksaan.
31 Episode 31 Jahat.
32 Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33 Episode 33 Di beri kesempatan.
34 Episode 34 Penegasan.
35 Episode 35 Dugaan.
36 Episode 36 Ternyata Benar.
37 Episode 37 Hukuman Berat.
38 Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39 Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40 Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41 Episode 41 Gebrakan.
42 Episode 42 Meluapkan Emosi.
43 Episode 43 Keputusan.
44 Episode 44 Melindungi.
45 Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46 Episode 46 Kekecewaan
47 Episode 47 Masih Bersuha.
48 Episode 48 Sudah Pergi.
49 Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50 Episode 50 Masih Berusaha.
51 Episode 51 Berakhir.
52 Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53 Episode 53 Ada Hal Aneh.
54 Episode 54 Ternyata Dia
55 Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56 Episode 56 Ternyata.
57 Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58 Episode 58 Kembali Berubah.
59 Episode 59 Hilang.
60 Episode 60 Ternyata.
61 Episode 61 Peringatan
62 Episode 62 Ara dan Nenek.
63 Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64 Episode 64 Tes DNA
65 Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66 Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67 Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68 Episode 68 Peringatan William.
69 Episode 69 Khawatir.
70 Episode 70 Syarat
71 Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72 Episode 72 Ternyata Di Jebak
73 Episode 73 Pertolongan
74 Episode 74 Aman Sementara
75 Episode 75 Rasa Takut.
76 Episode 76 Kembali Di Serang.
77 Episode 77 Ada Apa
78 Episode 78 Kemarahan.
79 Episode 79 Jebakan.
80 Episode 80 Mendapatkan Karma
81 Episode 81 Kembali.
82 Episode 82 Waktu Terindah
83 Bab 83 Kenyataan.
84 Episode 84 Tammat.
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Darurat.
2
Episode 2 Tawaran
3
Episode 3. Di rendahkan.
4
Episode 4 Masih Bebas
5
Episode 5 Berita Hot
6
Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7
Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8
Episode 8. Penolakan secara tegas.
9
Episode 9 Ancaman Besar
10
Episode 10 Entah rencana apa.
11
Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12
Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13
Episode 13 Setuju
14
Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15
Episode 15 Sah.
16
Episode 16 Kelakukan William.
17
Episode 17 Penegasan.
18
Episode 18 Peraturan.
19
Episode 19 Api Asmara
20
Episode 20 Mabuk Berat.
21
Episode 21 Malam Panas
22
Episode 22 Kembali Terluka.
23
Episode 23 Bukan Manusiawi.
24
Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25
Episode 26 Panik
26
Episode 26 Gugup
27
Episode 27 Tidak Mengakui.
28
Episode 28 Saling Panas.
29
Episode 29 Ada yang kepanasan.
30
Episode 30 Pemaksaan.
31
Episode 31 Jahat.
32
Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33
Episode 33 Di beri kesempatan.
34
Episode 34 Penegasan.
35
Episode 35 Dugaan.
36
Episode 36 Ternyata Benar.
37
Episode 37 Hukuman Berat.
38
Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39
Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40
Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41
Episode 41 Gebrakan.
42
Episode 42 Meluapkan Emosi.
43
Episode 43 Keputusan.
44
Episode 44 Melindungi.
45
Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46
Episode 46 Kekecewaan
47
Episode 47 Masih Bersuha.
48
Episode 48 Sudah Pergi.
49
Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50
Episode 50 Masih Berusaha.
51
Episode 51 Berakhir.
52
Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53
Episode 53 Ada Hal Aneh.
54
Episode 54 Ternyata Dia
55
Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56
Episode 56 Ternyata.
57
Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58
Episode 58 Kembali Berubah.
59
Episode 59 Hilang.
60
Episode 60 Ternyata.
61
Episode 61 Peringatan
62
Episode 62 Ara dan Nenek.
63
Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64
Episode 64 Tes DNA
65
Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66
Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67
Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68
Episode 68 Peringatan William.
69
Episode 69 Khawatir.
70
Episode 70 Syarat
71
Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72
Episode 72 Ternyata Di Jebak
73
Episode 73 Pertolongan
74
Episode 74 Aman Sementara
75
Episode 75 Rasa Takut.
76
Episode 76 Kembali Di Serang.
77
Episode 77 Ada Apa
78
Episode 78 Kemarahan.
79
Episode 79 Jebakan.
80
Episode 80 Mendapatkan Karma
81
Episode 81 Kembali.
82
Episode 82 Waktu Terindah
83
Bab 83 Kenyataan.
84
Episode 84 Tammat.
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!