Episode 13 Setuju

Bagaimana mungkin pada akhirnya William setuju dengan perjodohan itu. Apa mungkin karena William takut dengan semua ancaman Ambar yang sangat tidak main-main.

"Tapi jangan salahkan aku, jika keputusan yang telah Nenek ambil yang justru akan membuat Nenek menyesal," ucap William yang tidak memastikan apapun untuk pernikahannya.

"Apa maksud kamu?" tanya Ambar khawatir.

"Nenek sudah tahu, jika aku sangat membenci wanita itu, aku sangat muak melihat wajahnya, aku jijik melihatnya saat berada di dekatku. Aku seperti itu bukan suatu tanpa alasan dan Nenek tahu alasan aku memiliki rasa kebencian kepada dia. Tetapi Nenek telah mengabaikan perasaanku dan malah memaksaku untuk menikah dengan dia dan mengancam ku. Hal ini benar-benar sangat tidak adil untukku,"

"Aku sama sekali tidak punya pilihan dan terlihat begitu lemah. Aku tidak punya harga diri dan sangat lemah untuk yang kedua kalinya di hadapan wanita itu. Jika benar-benar menginginkan dia untuk menikah denganku, maka aku akan memberikan kesempatan. Tetapi jangan salahkan aku, jika semua tidak sesuai dengan ekspektasinya," ucap William dengan memberikan ancaman yang cukup menakutkan.

Adara juga tidak pernah berharap akan ada kebahagiaan dalam pernikahan yang terpaksa dilakukan itu. Jika bukan karena ibunya, mana mungkin dia mau menikah dengan pria yang sangat membencinya yang bukan hanya sekali dua kali berkata kasar padanya dan bahkan membiarkan dirinya hampir saja diperkosa oleh rekan bisnis William.

"Lakukan saja pernikahan yang Nenek inginkan. Jangan takut. Aku akan tetap menjadi mempelai pria wanita itu. Karena memang aku harus menikahi dia, agar dia mendapatkan balasan yang tertimpa!" tegas William dengan penuh penekanan dan sejak tadi matanya terus saja melihat ke arah Adara.

Kata-kata itu mampu membuat Adara mengangkat kepalanya dan langsung saling bertatapan tajam dengan William yang semakin lama semakin membencinya.

Mata indah seperti lautan biru itu yang sekarang berubah menjadi api yang membara, kemarahan yang begitu besar yang sudah memperlihatkan bahwa sampai kapanpun dia tidak akan pernah menghilangkan rasa kebenciannya.

William yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berlalu dari hadapan Ambar.

"William mau kemana kamu?" panggil Nenek yang benar-benar dihiraukan William.

"Anak itu benar-benar. Apa maksud perkataannya seperti itu. Berani sekali dia memberikan ancaman. Apa dia punya kuasa melakukan semua itu!" umpat Nenek.

"Adara kamu hiraukan saja semua perkataan William. Dia sedang marah, jadi jangan khawatir akan apapun," ucap Ambar yang mencoba untuk menenangkan hati Adara.

Adara hanya mengangguk saja, karena dia sendiri juga sama sekali tidak punya pilihan. Walau dia tahu semua perkataan William akan terjadi. Tetapi apa dia punya kapasitas untuk menolak dan membatalkan pernikahan itu. Adara hanya pasrah akan hidupnya.

****

Adara yang berada di hotel yang seperti biasa melakukan tugasnya. Adara baru saja membersihkan salah satu ruang kamar yang mana dirinya baru saja menutup pintu kamar itu dengan membawa peralatan yang diletakkan di atas dorongan untuk memperingan alat-alat tersebut.

"Adara!" langkah Adara terhenti dan menoleh ke belakang yang ternyata orang yang memanggilnya adalah Raka.

"Raka!" ucap Adara dengan menundukkan kepala kepada pria yang tak lain adalah atasannya di hotel tersebut.

"Bagaimana keadaan adik kamu?" tanya Raka.

"Nando sudah baik-baik saja dan dia juga sudah pulang kurang lebih sudah satu minggu berada di rumah. Maaf aku tidak memberitahu kamu tentang keadaan Nando," jawab Adara.

"Tidak apa-apa. Mungkin karena setelah dari rumah sakit kita tidak pernah bertemu dan terakhir bertemu hanya di kediaman William. Aku ikut lega jika adik kamu akhirnya sembuh juga. Aku sangat berharap kedepannya dia baik-baik saja dan tidak akan sakit lagi," ucap Raka.

"Terima kasih Raka, kamu sudah mendoakan adikku dan kamu juga membantuku untuk biaya operasi adik ku," ucap Adara.

"Sama-sama," jawab Raka.

"Oh. Iya. Bagaimana tentang hubungan kamu dengan William. Jujur aku sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Nenek saat itu. Saat tadi ada rapat dengan rekan kerja dari Luar Negeri. Mereka membahas tentang pernikahan William. Aku kaget jika ternyata Nenek tidak main-main dengan ucapannya. Apa benar kalian berdua akan menikah?" tanya Raka yang sangat hati-hati berbicara. Tetapi dia benar-benar sangat penasaran dan ingin tahu sekali jawabannya.

Adara menjawab dengan menganggukkan kepala yang semakin membuat Raka tidak percaya dengan hal itu.

"Kamu setuju?" tanya Raka memastikan. Karena setahu dia wanita itu sangat menghindari William.

Adara kembali menjawab dengan menganggukan kepala.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi Adara. Aku masih kaget mendengarnya, tetapi justru itu adalah kabar yang sangat baik. Lalu bagaimana dengan William?" tanya Raka.

"Kamu adalah temannya dan pasti kamu sudah tahu bagaimana tanggapan dia. Aku tidak bisa mengatakan hal yang banyak dan aku hanya mengikut saja. Aku juga tidak mengharapkan apa-apa dari pernikahan ini," ucap Adara.

"Iya. Kamu benar, aku hanya berharap semuanya baik-baik saja. Aku tahu, semua ini tidak mudah. Tetapi aku yakin ini jalan untuk kamu dan William dan semoga saja dengan pernikahan ini, hubungan kalian berdua bisa membaik!" ucap William yang mendoakan dengan tulus.

"Mana mungkin hubungan kami bisa membaik. Hal itu sama sekali tidak masuk akal. Tidak mungkin!" batin Adara yang sangat tidak yakin.

"Raka! aku masih harus melanjutkan pekerjaanku. Aku permisi dulu!" ucap Adara dengan menundukkan kepala. Raka mengangguk.

Adara yang langsung berlalu dari hadapan Raka dan Raka melihat kepergian Adara.

"Aku melihat Adara begitu terpaksa dengan pernikahan ini. Apa jangan-jangan ada sesuatu," gumam Raka dengan penuh tanya.

Adara baru saja selesai menyimpan peralatan pekerjaannya di dalam gudang. Adara menghela nafas yang merasa lega karena pekerjaannya cepat selesai. Adara yang ingin membuka pintu gudang dan baru saja memegang kanopi pintu dan tiba-tiba sudah terdorong.

Adara terkejut dengan orang yang melakukan hal itu yang tak lain adalah William, Adara perlahan mundur dan melihat bagaimana wajah pria seperti monster itu yang sangat dingin yang langsung memberikan tatapan tajam kepadanya.

William juga menutup pintu ruangan tersebut yang membuat Adara semakin takut dengan jantungnya yang berdebar begitu kencang.

"Kau belakangan sepertinya sangat bahagia?" sinis William yang membuat Adara kebingungan dengan perkataan itu.

"Kau benar-benar bahagia?"

Adara mendengar laki-laki itu kembali bertanya.

"Hanya karyawan di hotel ini bagian bersih-bersih dan kau berani sekali menikahi seorang atasan, seorang CEO dan calon pemilik hotel ini," kata-kata rendah itu terdengar sangat menyakitkan dan seolah mengejek dirinya yang tidak pantas bersanding dengan William.

"Aku tidak percaya jika kau tidak punya harga diri, kau tidak punya rasa malu, kau terlihat begitu sangat percaya diri sekali. Apa kau tidak bisa berkaca dan membandingkan dirimu dengan wanita yang aku bawa. Kau dan dia jelas-jelas sangat berbeda bagai langit dan bumi. Lalu kau masih tetap ingin melanjutkan pernikahan ini!" ucap William yang sepertinya ingin membuat Adara yang menghentikan pernikahan itu.

Padahal kemarin William mengatakan telah menyetujui dan memberikan ancaman bahwa Adara tidak akan selamat dalam pernikahan itu dan sekarang seolah menyuruh Adara menyuruh nenek untuk tidak menikahkan dirinya kepada William.

Bersambung...

Episodes
1 Episode 1 Darurat.
2 Episode 2 Tawaran
3 Episode 3. Di rendahkan.
4 Episode 4 Masih Bebas
5 Episode 5 Berita Hot
6 Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7 Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8 Episode 8. Penolakan secara tegas.
9 Episode 9 Ancaman Besar
10 Episode 10 Entah rencana apa.
11 Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12 Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13 Episode 13 Setuju
14 Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15 Episode 15 Sah.
16 Episode 16 Kelakukan William.
17 Episode 17 Penegasan.
18 Episode 18 Peraturan.
19 Episode 19 Api Asmara
20 Episode 20 Mabuk Berat.
21 Episode 21 Malam Panas
22 Episode 22 Kembali Terluka.
23 Episode 23 Bukan Manusiawi.
24 Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25 Episode 26 Panik
26 Episode 26 Gugup
27 Episode 27 Tidak Mengakui.
28 Episode 28 Saling Panas.
29 Episode 29 Ada yang kepanasan.
30 Episode 30 Pemaksaan.
31 Episode 31 Jahat.
32 Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33 Episode 33 Di beri kesempatan.
34 Episode 34 Penegasan.
35 Episode 35 Dugaan.
36 Episode 36 Ternyata Benar.
37 Episode 37 Hukuman Berat.
38 Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39 Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40 Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41 Episode 41 Gebrakan.
42 Episode 42 Meluapkan Emosi.
43 Episode 43 Keputusan.
44 Episode 44 Melindungi.
45 Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46 Episode 46 Kekecewaan
47 Episode 47 Masih Bersuha.
48 Episode 48 Sudah Pergi.
49 Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50 Episode 50 Masih Berusaha.
51 Episode 51 Berakhir.
52 Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53 Episode 53 Ada Hal Aneh.
54 Episode 54 Ternyata Dia
55 Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56 Episode 56 Ternyata.
57 Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58 Episode 58 Kembali Berubah.
59 Episode 59 Hilang.
60 Episode 60 Ternyata.
61 Episode 61 Peringatan
62 Episode 62 Ara dan Nenek.
63 Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64 Episode 64 Tes DNA
65 Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66 Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67 Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68 Episode 68 Peringatan William.
69 Episode 69 Khawatir.
70 Episode 70 Syarat
71 Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72 Episode 72 Ternyata Di Jebak
73 Episode 73 Pertolongan
74 Episode 74 Aman Sementara
75 Episode 75 Rasa Takut.
76 Episode 76 Kembali Di Serang.
77 Episode 77 Ada Apa
78 Episode 78 Kemarahan.
79 Episode 79 Jebakan.
80 Episode 80 Mendapatkan Karma
81 Episode 81 Kembali.
82 Episode 82 Waktu Terindah
83 Bab 83 Kenyataan.
84 Episode 84 Tammat.
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Darurat.
2
Episode 2 Tawaran
3
Episode 3. Di rendahkan.
4
Episode 4 Masih Bebas
5
Episode 5 Berita Hot
6
Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7
Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8
Episode 8. Penolakan secara tegas.
9
Episode 9 Ancaman Besar
10
Episode 10 Entah rencana apa.
11
Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12
Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13
Episode 13 Setuju
14
Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15
Episode 15 Sah.
16
Episode 16 Kelakukan William.
17
Episode 17 Penegasan.
18
Episode 18 Peraturan.
19
Episode 19 Api Asmara
20
Episode 20 Mabuk Berat.
21
Episode 21 Malam Panas
22
Episode 22 Kembali Terluka.
23
Episode 23 Bukan Manusiawi.
24
Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25
Episode 26 Panik
26
Episode 26 Gugup
27
Episode 27 Tidak Mengakui.
28
Episode 28 Saling Panas.
29
Episode 29 Ada yang kepanasan.
30
Episode 30 Pemaksaan.
31
Episode 31 Jahat.
32
Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33
Episode 33 Di beri kesempatan.
34
Episode 34 Penegasan.
35
Episode 35 Dugaan.
36
Episode 36 Ternyata Benar.
37
Episode 37 Hukuman Berat.
38
Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39
Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40
Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41
Episode 41 Gebrakan.
42
Episode 42 Meluapkan Emosi.
43
Episode 43 Keputusan.
44
Episode 44 Melindungi.
45
Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46
Episode 46 Kekecewaan
47
Episode 47 Masih Bersuha.
48
Episode 48 Sudah Pergi.
49
Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50
Episode 50 Masih Berusaha.
51
Episode 51 Berakhir.
52
Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53
Episode 53 Ada Hal Aneh.
54
Episode 54 Ternyata Dia
55
Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56
Episode 56 Ternyata.
57
Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58
Episode 58 Kembali Berubah.
59
Episode 59 Hilang.
60
Episode 60 Ternyata.
61
Episode 61 Peringatan
62
Episode 62 Ara dan Nenek.
63
Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64
Episode 64 Tes DNA
65
Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66
Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67
Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68
Episode 68 Peringatan William.
69
Episode 69 Khawatir.
70
Episode 70 Syarat
71
Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72
Episode 72 Ternyata Di Jebak
73
Episode 73 Pertolongan
74
Episode 74 Aman Sementara
75
Episode 75 Rasa Takut.
76
Episode 76 Kembali Di Serang.
77
Episode 77 Ada Apa
78
Episode 78 Kemarahan.
79
Episode 79 Jebakan.
80
Episode 80 Mendapatkan Karma
81
Episode 81 Kembali.
82
Episode 82 Waktu Terindah
83
Bab 83 Kenyataan.
84
Episode 84 Tammat.
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!