Episode 9 Ancaman Besar

Adara pasrah mendengar semua yang di katakan William dan itu sudah terbiasa diperdengarkan di telinganya. Saat dia mulai bekerja di hotel, dia memang selalu mendapatkan perkataan yang sangat kasar. Bukan hanya dari tatapan mata saja yang begitu tajam dan sangat membencinya.

Adara juga sudah kenyang dengan segala sesuatu yang keluar dari mulut William.

"Jadi jangan menyuruhku untuk berbicara baik dengan wanita seperti itu. Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang aku katakan! Karena itu pantas untuknya!" tegas William.

"William sekali lagi kamu berbicara seperti itu. Kamu tinggalkan Hotel Himalaya!" tegas Eyang yang memberikan ancaman.

William benar-benar sangat terkejut, dia tidak percaya akan mendapatkan ancaman seberat itu di depan wanita yang sangat dia benci.

"Apa maksud Nenek?" tanya William merendahkan suaranya yang ingin memastikan dari wanita tua itu.

"Saya tidak akan mengulang kembali perkataan saya. Kamu hanya akan menikah dengan Adara dan jika kamu tidak ingin menikah dengan Adara. Maka kamu tinggalkan Hotel Himalaya dan cari bisnis kamu sendiri! Jangan mengganggu apa yang sudah berdiri!" tegas Nenek yang membuat William benar-benar shock.

Tatapan matanya semakin tajam melihat Adara yang sejak tadi hanya tertunduk. Memang sangat luar biasa kehadiran wanita itu membuat petaka baginya.

Raka sebagai pendengar, juga sejak tadi hanya diam saja dan pasti juga sangat kaget. Mungkin Raka bisa menduga kenapa Ambar begitu bersikeras menyuruh William menikah dengan Adara dan pasti karena Ambar sudah mengenal Adara dengan baik yang memang tidak pernah menyukai hubungan William dengan wanita manapun selain Adara.

"Kamu sebagai laki-laki yang memiliki pendidikan. Tetapi kata-kata yang keluar dari mulut kamu sangat tidak memiliki sopan santun. Jadi lebih baik kamu jangan memiliki kaitan apapun dengan Hotel Himalaya. Jika kamu tidak bisa beritahu dengan baik!" tegas Nenek lagi yang benar-benar memberikan ancaman yang tidak main-main.

William yang tidak mengatakan apa-apa dan memilih untuk pergi dengan penuh kekesalan dan amarah yang tidak bisa dilupakannya.

"William, Nenek belum selesai bicara! William!" panggil Ambar yang dihiraukan William.

"Lihatlah anak itu, benar-benar tidak bisa beritahu. Aku tidak tahu apa yang membuat dia menjadi pria yang kasar seperti itu. Membuatku pusing saja," ucap Nenek dengan memijat kepalanya yang tampak frustasi dengan apa yang di lakukan William.

Adara memejamkan mata yang mendapatkan penolakan mentah-mentah dan seharusnya Adara tidak kaget, dia sudah tahu bagaimana sifat William dan dia juga sejak awal sudah mempersiapkan diri.

"Adara kamu jangan dengarkan apapun yang dikatakan William. Segala sesuatu Nenek yang menentukan dan kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun," ucap Nenek.

"Iya. Nek," sahut Adara yang hanya tersenyum tipis yang berusaha untuk tenang sementara hatinya sedang bergejolak.

"Raka kamu awasi anak itu. Saya benar-benar enek melihat dia!" titah Nenek.

Raka hanya mengangguk saja. Walau dia juga benar-benar sangat kaget.

**

Adara berada di rumah sakit yang baru saja melihat kondisi ibunya. Operasi Ibunya sudah dilaksanakan dengan cepat dan semua bantuan dari Ambar walau dia belum melaksanakan pekerjaannya. Ratih juga sudah dipindahkan ke ruang perawatan yang sangat baik.

Dengan fasilitas lengkap seperti apa yang di dengar Adara waktu itu lewat telpon. Fasilitas yang sangat lengkap dan pasti begitu nyaman.

Adara menarik nafas panjang dan membuang perlahan kedepan. Adara yang menyelimuti Ratih dan setelah itu Adara memilih keluar dari ruangan tersebut.

Adara menutup pintu kamar sembari mengingat kejadian yang baru beberapa jam lalu terjadi di kediaman William.

"Nenek! sudah tahu apa yang terjadi diantara kami berdua. Dia sudah tahu kalau cucu satu-satunya sangat membenci ku dan kenapa dia masih menyuruh aku untuk menikahi cucunya dan padahal dia tahu akulah wanita yang menyakiti cucunya," batin Adara dengan menghela nafas.

"Sekarang benar-benar terjadi permasalahan yang tidak main-main antara kami berdua dan aku tidak tahu, bagaimana kelanjutan semua ini," ucapnya dengan penuh kepasrahan.

"Aku hanya berharap semua baik-baik saja dan Nenek bisa mengubah keputusannya dan memberikan pekerjaan lain untuk membayar hutang-hutang ini," ucapnya dengan penuh harap.

Adara melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan sang ibu. Adara berjalan di koridor rumah sakit yang tampak sangat sepi, mungkin karena sudah malam hari, jadi orang-orang beraktivitas sudah berkurang. Adara sejak tadi berjalan tidak henti-hentinya membuang nafasnya perlahan ke depan.

"Aaaaa!" Adara berteriak kaget saat tangannya tertarik tiba-tiba yang dimasukkan ke dalam sebuah ruangan.

"Lepaskan aku!" berontaknya saat tubuhnya dibenturkan sangat kuat ke dinding ruangan itu yang pasti sakitnya begitu luar biasa sekali sakitnya.

Ruangan yang sangat gelap dan hanya ada lampu bercahaya merah di atas kepalanya yang tepat melihat orang yang telah membawanya ke ruangan itu dan ternyata adalah William.

"Kamu...." lirihnya dengan nafas naik turun dan pasti wajah itu yang terlihat panik.

"Apa yang kau rencanakan?" tanya William dengan suara berat.

"Apa maksud mu?" Adara menimpali pertanyaan itu.

Brukkk

William tiba-tiba meninju dinding tempat di samping Adara yang membuat Adara kaget dengan mata terpejam. Terlihat jelas bagaimana pria itu yang tampak menahan amarah dengan tatapan matanya yang sangat tajam.

"Jangan berpura-pura bodoh di hadapanku!"

"Kau sengaja mendekati Nenek agar Nenek punya pikiran untuk menikahkanku dengan wanita sepertimu!" umpat William. Adara geleng-geleng kepala yang membantah tuduhan itu.

Dia sudah tahu William memang pasti akan membahas ini semua.

"Lalu jika kau yang tidak bertindak, kenapa Nenek tiba-tiba menyuruhku menikah dengan mu hah! Kau belum bisa move on dariku. Kau yang menyakiti dan kau juga yang tidak bisa melepasku!" tegas William dengan mendengus kasar.

"Kau ingin kembali mempermaikan ku dengan semua rencana bodoh mu hah!" umpat William.

"Aku sama sekali tidak melakukan apapun yang kamu katakan. Aku tidak tahu kapan Nenek datang dan aku juga tidak pernah mendekatinya dan pertama kali aku bertemu dengan dia juga kemarin dan langsung dibawa ke rumahmu," jelas Adara.

"Jadi kau ingin mengatakan, bahwa kau juga begitu sangat terkejut saat Nenek menyuruh kita untuk menikah, kau begitu shock yang tidak percaya hal itu!"

"Cih!" William mendengus kasar yang terdengar sangat jijik dan mengejek Adara.

"Aku tidak akan masuk ke dalam sandiwaramu. Aku sangat tahu bagaimana wanita picik sepertimu. Kau hanya berpura-pura!" sinis Adrian.

"Terserah kamu mau berpikir apa kepadaku, apapun yang aku jelaskan tidak akan bisa kamu percaya. Jadi aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi," sahut Adara pasrah.

"Kalau memang kau tidak melakukan hal itu, kau suruh Nenek untuk membatalkan pernikahan itu. Karena aku tidak akan mungkin menikahi wanita sepertimu!" tegas William dengan penuh penekanan.

Adara terdiam yang tidak menjawab apa-apa, tatapan mata mereka saling bertemu, tetapi tatapan mata Adrian penuh dengan kebencian yang tidak pernah berubah kepada Adara.

"Jangan mencari gara-gara denganku Adara. Aku bisa melakukan apapun yang tidak akan pernah kau bayangkan. Jika kau berani berurusan denganku. Jadi sebelum terlambat, kau turuti apa yang aku katakan. Jangan membuatku semakin marah dan kau akan melihatku seperti iblis yang sangat kejam!" ucap William yang memberikan ancaman

Bersambung ......

Terpopuler

Comments

febby fadila

febby fadila

penasaran sama masa lalu adara dan william

2025-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Darurat.
2 Episode 2 Tawaran
3 Episode 3. Di rendahkan.
4 Episode 4 Masih Bebas
5 Episode 5 Berita Hot
6 Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7 Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8 Episode 8. Penolakan secara tegas.
9 Episode 9 Ancaman Besar
10 Episode 10 Entah rencana apa.
11 Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12 Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13 Episode 13 Setuju
14 Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15 Episode 15 Sah.
16 Episode 16 Kelakukan William.
17 Episode 17 Penegasan.
18 Episode 18 Peraturan.
19 Episode 19 Api Asmara
20 Episode 20 Mabuk Berat.
21 Episode 21 Malam Panas
22 Episode 22 Kembali Terluka.
23 Episode 23 Bukan Manusiawi.
24 Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25 Episode 26 Panik
26 Episode 26 Gugup
27 Episode 27 Tidak Mengakui.
28 Episode 28 Saling Panas.
29 Episode 29 Ada yang kepanasan.
30 Episode 30 Pemaksaan.
31 Episode 31 Jahat.
32 Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33 Episode 33 Di beri kesempatan.
34 Episode 34 Penegasan.
35 Episode 35 Dugaan.
36 Episode 36 Ternyata Benar.
37 Episode 37 Hukuman Berat.
38 Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39 Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40 Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41 Episode 41 Gebrakan.
42 Episode 42 Meluapkan Emosi.
43 Episode 43 Keputusan.
44 Episode 44 Melindungi.
45 Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46 Episode 46 Kekecewaan
47 Episode 47 Masih Bersuha.
48 Episode 48 Sudah Pergi.
49 Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50 Episode 50 Masih Berusaha.
51 Episode 51 Berakhir.
52 Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53 Episode 53 Ada Hal Aneh.
54 Episode 54 Ternyata Dia
55 Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56 Episode 56 Ternyata.
57 Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58 Episode 58 Kembali Berubah.
59 Episode 59 Hilang.
60 Episode 60 Ternyata.
61 Episode 61 Peringatan
62 Episode 62 Ara dan Nenek.
63 Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64 Episode 64 Tes DNA
65 Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66 Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67 Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68 Episode 68 Peringatan William.
69 Episode 69 Khawatir.
70 Episode 70 Syarat
71 Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72 Episode 72 Ternyata Di Jebak
73 Episode 73 Pertolongan
74 Episode 74 Aman Sementara
75 Episode 75 Rasa Takut.
76 Episode 76 Kembali Di Serang.
77 Episode 77 Ada Apa
78 Episode 78 Kemarahan.
79 Episode 79 Jebakan.
80 Episode 80 Mendapatkan Karma
81 Episode 81 Kembali.
82 Episode 82 Waktu Terindah
83 Bab 83 Kenyataan.
84 Episode 84 Tammat.
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Darurat.
2
Episode 2 Tawaran
3
Episode 3. Di rendahkan.
4
Episode 4 Masih Bebas
5
Episode 5 Berita Hot
6
Episode 6 Masalah Baru Lagi.
7
Episode 7 Syarat Yang Tidak Mungkin.
8
Episode 8. Penolakan secara tegas.
9
Episode 9 Ancaman Besar
10
Episode 10 Entah rencana apa.
11
Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
12
Episode 12 Tidak Punya Pilihan
13
Episode 13 Setuju
14
Episode 14 Persiapan Pernikahan.
15
Episode 15 Sah.
16
Episode 16 Kelakukan William.
17
Episode 17 Penegasan.
18
Episode 18 Peraturan.
19
Episode 19 Api Asmara
20
Episode 20 Mabuk Berat.
21
Episode 21 Malam Panas
22
Episode 22 Kembali Terluka.
23
Episode 23 Bukan Manusiawi.
24
Episode 24 Tidak Berani berkutik.
25
Episode 26 Panik
26
Episode 26 Gugup
27
Episode 27 Tidak Mengakui.
28
Episode 28 Saling Panas.
29
Episode 29 Ada yang kepanasan.
30
Episode 30 Pemaksaan.
31
Episode 31 Jahat.
32
Episode 32 Sudah Tidak Tahan.
33
Episode 33 Di beri kesempatan.
34
Episode 34 Penegasan.
35
Episode 35 Dugaan.
36
Episode 36 Ternyata Benar.
37
Episode 37 Hukuman Berat.
38
Episode 38 Semakin Menjadi-jadi.
39
Episode 39 Kehilangan Akibat Keegoisan.
40
Episode 40 Adara Sesungguhnya.
41
Episode 41 Gebrakan.
42
Episode 42 Meluapkan Emosi.
43
Episode 43 Keputusan.
44
Episode 44 Melindungi.
45
Episode 45 Ternyata Dalangnya.
46
Episode 46 Kekecewaan
47
Episode 47 Masih Bersuha.
48
Episode 48 Sudah Pergi.
49
Episode 49 Penyesalan Sudah Tidak Berlaku.
50
Episode 50 Masih Berusaha.
51
Episode 51 Berakhir.
52
Episode 52 6 Tahun Berlalu.
53
Episode 53 Ada Hal Aneh.
54
Episode 54 Ternyata Dia
55
Episode 55 Apa Dia Tidak Mengenaliku.
56
Episode 56 Ternyata.
57
Episode 57 Berharap Ada Kesempatan.
58
Episode 58 Kembali Berubah.
59
Episode 59 Hilang.
60
Episode 60 Ternyata.
61
Episode 61 Peringatan
62
Episode 62 Ara dan Nenek.
63
Episode 63 tidak ada yang bisa di percaya.
64
Episode 64 Tes DNA
65
Episode 65 Rahasia Terbongkar Lagi.
66
Episode 66 Hanya Bisa Percaya
67
Episode 67 Tempat Tinggal Baru
68
Episode 68 Peringatan William.
69
Episode 69 Khawatir.
70
Episode 70 Syarat
71
Episode 71 Tidak Punya Pilihan.
72
Episode 72 Ternyata Di Jebak
73
Episode 73 Pertolongan
74
Episode 74 Aman Sementara
75
Episode 75 Rasa Takut.
76
Episode 76 Kembali Di Serang.
77
Episode 77 Ada Apa
78
Episode 78 Kemarahan.
79
Episode 79 Jebakan.
80
Episode 80 Mendapatkan Karma
81
Episode 81 Kembali.
82
Episode 82 Waktu Terindah
83
Bab 83 Kenyataan.
84
Episode 84 Tammat.
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!