Kunjungan tetangga

Sekar sedang menyiangi kangkung yang akan dia olah untuk makan siang bersama anak bungsunya. Suami dan anak sulung Sekar sudah berada di habitat masing-masing. Ahiyung sibuk dengan pesawat, dan Dewa dibuat pusing oleh tingkah polah kedua anaknya. Dewa hanya sesekali berkunjung ke rumah orang tuanya karena dia sendiri memiliki kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.

Meski tangannya sedang mengerjakan sesuatu, pikiran Sekar berkecamuk kemana-mana. Dia ingat obrolan ringan antara dirinya dan Abhi tadi pagi. Secara otomatis matanya melihat ke samping rumahnya. Dia terdengar menghembuskan nafas berat.

"Selama ini memang aku yang rewel tentang jodoh anak-anak ku. Tapi semua itu aku lakukan untuk kebaikan mereka. Apa mungkin mas Abhi se frustasi itu sampai memilih mendekati wanita yang ada di depan matanya, males cari gitu? Males ditodong buat nikah terus sama aku?"

Dan Sekar memikirkan sebuah ide untuk kembali mengenalkan Abhi pada gadis teman anaknya. Itu jauh lebih baik dari pada punya mantu dan besan di sebelah rumah!

Memang bukan suatu aib mempunyai besan dan menantu tepat di samping rumah tapi bagi Sekar, hanya kurang etis aja. Seperti tidak ada gadis lain yang mau sama anaknya sampai melirik ke tetangga dekat rumah. Itulah yang Sekar sekarang pikirkan.

Ketika sedang tenggelam dengan pikirannya sendiri, Sekar dikejutkan dengan bunyi salam dari luar pagar rumahnya. Cepat-cepat Sekar menghentikan aktivitasnya dan melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya pagi-pagi begini.

"Eh mbak Sani. Iya mbak sebentar tak bukain dulu pagernya." Sekar tergopoh-gopoh berjalan mendekati pagar.

"Ini mbak, ada sedikit makanan buat mbak Sekar untuk sarapan sama keluarga. Aku masaknya kebanyakan tadi."

Ya jelas saja bohong, dari mana ceritanya masak kebanyakan kalau Sani memang sengaja bangun di pagi tunanetra (pagi buta) demi memasak semua hidangan yang diniatkan sejak awal akan diantar ke tetangga sebelah rumahnya. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, jika untuk kebutuhan perut saja ada tetangga yang membantu memikirkannya.

"Ya Allah mbak Sani. Repot-repot banget lho. Makasih banyak ya mbak. Ayo-ayo masuk dulu. Sekalian kita ngobrol di dalam. Mbak Sani kan jarang banget ada di rumah." Sekar ramah menerima kedatangan tamu tetangganya itu.

"Ini juga nggak ke kios soalnya Deepika masih kolokan sejak kejadian kemarin. Dia takut tidur sendiri. Kadang juga malem-malem Dee masih suka nangis mbak. Aku kasihan sama dia, kayaknya kejadian kemarin itu bikin dia trauma."

Dan kedua ibu-ibu rumah tangga itu sudah duduk manis di ruang tamu rumah Sekar. Ada dua cangkir teh hangat dan tiga toples makanan ringan yang sengaja Sani hidangkan untuk menemani obrolan ringan antara dua orang emak-emak gaul itu.

"Gimana nggak trauma mbak, wong kejadiannya ngeri gitu kok! Mau diperkosa kan bukan hal sepele. Jelas aja ninggalin syok dan trauma buat Deepika. Apa nggak lebih baik Deepika itu menikah aja mbak? Kan kalau udah nikah Deepika ada yang jagain, ada yang nganter jemput misal masih pengen kerja di radio. Sayang aja kalo Deepika keluar dari tempat kerjanya, soalnya aku sendiri juga ngefans sama anak mbak itu pas lagi siaran. Suaranya itu empuk banget mbak, cocok lah sama pembawaannya yang periang. Kayak ngasih booster ke pendengarnya gitu kalau Deepika lagi siaran."

Kadang diselingi senyuman, obrolan kedua orang tua itu tampak akrab.

"Menikah? Wong dia aja baru putus sama mantan pacarnya yang pe'ak itu mbak. Aku nggak mau maksa Dee buat begini begitu, yang penting bocahku itu tau batasan. Tau norma, mana baik, mana yang nggak baik buat dia dan juga buat orang-orang di sekitarnya. Dia kerja aku nggak nyuruh. Aku nggak minta dia resign juga karena aku tau mbak, jadi penyiar radio udah jadi cita-citanya." Begitu kata Sani kepada Sekar.

"Didikan mbak Sani emang jos. Juara kalo aku bilang! Oiya mbak.. Aku mau tanya, misalkan anak kita itu makin dekat.. Misalkan pacaran gitu, apa mbak Sani nggak keberatan?"

Nah. Obrolan mereka sudah masuk ke tahap hubungan antara anak-anak mereka. Sani sampai menautkan alisnya. Seperti keheranan dengan perkataan Sekar.

"Lho.. Keberatannya karena apa ya mbak?" Tanya Sani kurang mengerti maksud pembicaraan Sekar.

"Gini lho mbak, itu mas Abhi.. Aku perhatikan abis nolongin Deepika tempo hari, dia makin sering main ke tempat mbak Sani. Kayak ada ikatan di antara anak-anak kita yang kita nggak tau. Gitu lho mbak. Apa mereka lagi backstreet apa gimana, mungkin Deepika ada cerita sama mbak Sani?"

"Nggak mungkin mereka backstreet atau punya hubungan khusus lah mbak, mbak Sekar ini kok ya lucu. Wong Deepika dekat sama mas Abhi kan baru-baru ini.. Dulu-dulu juga kayak orang asing kan? Lagian kedekatan mereka menurut ku masih dalam batas wajar. Kayak temen atau bentuk kepedulian sebagai tetangga aja. Kenapa mbak Sekar mikir kalau mereka ada hubungan khusus?"

Kali ini Sekar lah yang tertawa garing menutupi kegugupannya. Tidak mungkin dia berkata terus terang jika kurang minat punya besan samping rumah.

Tidak bisa dipungkiri, Deepika merupakan gadis manis, ayu, periang dan bisa menempatkan diri dengan baik di manapun dia berada. Gadis itu juga sopan, tidak pernah Sekar dengar Deepika berkata kasar atau meninggikan suara di depan orang tuanya. Tapi sayang, semua sifat baik Deepika itu harus di skip seluruhnya untuk menjadi kandidat calon mantu oleh Sekar hanya lantaran si gadis penyiar radio beralamatkan tepat di samping rumahnya.

Hari masih pagi, cahaya yang tadi hangat sekarang malah terasa panas menembus kulit kepala. Deepika masih betah berada di hutan pinus itu, selain sejuk... Panasnya sinar sang surya tidak begitu berarti karena ditahan oleh rindangnya para pinus yang berjejer seperti perisai agar siapapun yang di bawahnya tidak merasa kepanasan.

"Kenapa diem aja?" Abhi membuka pembicaraan.

"Karena mas Abhi juga diem mulu. Aku capek ngomong panjang lebar tapi ujungnya dapet jawaban setugel-setugel."

"Aku serius dengan ucapan ku tadi Deep."

"Yang mana? Mas kan kalo ngomong emang nggak bisa diajak bercanda. Serius mulu bawaannya. Aku lho nggak pernah liat mas Abhi ketawa."

"Lihat aku."

Abhi memerintahkan Deepika yang sejak tadi tidak berani menatap mata Abhi. Takut jatuh cinta mungkin, mungkin lho ya. Atau emang perasaan itu udah ada.. Tapi mereka berdua belum menyadarinya.

"Aku ingin memulai hubungan serius sama kamu. Rasa itu muncul gitu aja. Mungkin belum terlalu dalam tapi aku menemukan kenyamanan saat bisa bareng kamu. Seperti sekarang ini." Ucap mas pengacara itu dengan gamblangnya.

Deepika menggigit bibirnya, bingung mau menjawab apa. Apa yang Abhi ungkapan tentu saja membuatnya sangat terkejut. Dia tidak pernah menyangka jika akan disukai oleh seorang Abhista Agung. Orang yang selalu menjadi target amukannya jika sedang kesal atau sekedar meledek mas mas itu dengan kalimat nyeleneh versi dia.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ

ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ

jangan terima dulu deep takutnya nanti buk sekar masih gimna 🙈🙈hilih buk sekar zaman sekarang masih mikir bgtu 🤦‍♀️🤦‍♀️padahal kalau emang deep itu baik dsb kenapa engga dukung aja si abhi meski jodohnya 5 langkah 🤭🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2024-12-20

4

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

aku punya ide, gimana kalau dee pindah ke Sumatra Dan abhi pindah ke IKN, nah kan jadi jauhan kan ya, terus nanti tiba tiba ketemuan pas mudik, jatuh cinta terus nikah, yg penting udh jauhan

2024-12-21

2

Siti Dede

Siti Dede

Dee kamu pindah rumah dulu sekitar 3kman supaya hubunganmu direstui sama bu Sekar, soalnya berasa aneh berbesan sebelahan gitu😁

2024-12-20

3

lihat semua
Episodes
1 Deepika si penyiar radio
2 Mirip Sales obat panu
3 Diam-diam perhatian
4 Kecelakaan
5 Penjelasan Sae
6 Tetangga luar biasa
7 Orang terdekat?
8 Buru-buru menikah
9 Nasehat Abhi
10 Kebenaran yang mengudara
11 Kena kutukan
12 Pesan singkat memberi semangat
13 Kedatangan mantan
14 Pembicaraan di dalam mobil
15 Rencana Sae
16 Pertengkaran pengantin baru
17 Sae berulah
18 Sae yang be-jat
19 Pagi itu...
20 Kunjungan tetangga
21 Sehari bersama
22 Membuka rahasia
23 Kunjungan juragan mebel
24 Paket nyasar
25 Cemburu?
26 Obrolan di malam hari
27 Demam
28 Ke kantor mamas
29 Bapak datang nak
30 Joging
31 Pulang joging
32 Cepet nikah!
33 Dilamar
34 Cari cincin -bagian satu-
35 Cari cincin -bagian dua-
36 Kado ulang tahun
37 Kado ulang tahun part 2
38 Hasutan rival
39 Buka segel
40 Penyelamat yang sesungguhnya
41 Sah!
42 Invasi basah
43 Invasi basah 2
44 Ngumpul bareng keluarga
45 Anak kesayangan
46 Den dan misinya
47 Terjebak ucapan sendiri
48 Hot pop pop
49 Gara-gara mijit!
50 Gass pindah
51 Drama roti kempit
52 Menikmati godaan bini
53 Kasih judul sendiri
54 Dapet siraman qolbu
55 Seperti kejar setoran
56 Menemani istri bekerja
57 Cemburu?
58 Cemburu bagian 2
59 Berkah dicemburui
60 Pelajaran untuk Gatra
61 Terpesona.. Aku terpesona
62 Orang itu adalah...
63 Di atas genteng?
64 Anda termasuk produk pilihannya
65 Kedekatan yang terdeteksi
66 Jangan tinggalin aku
67 Ada yang aneh dengannya
68 Area nganu
69 Mertua minta cucu
70 Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71 Muntah-muntah, masuk angin?
72 Gara-gara tobeli
73 Mantan, apa kabar?
74 Ngambek ah!
75 Ke dokter, Gass!!
76 Testpack dulu, periksa kemudian
77 Itu contoh, nggak dihitung!
78 Ditodong pertangungjawaban
79 Sadar diri, sadar posisi
80 Keracunan, kok bisa?
81 Pita pink, kgn?
82 Ketika betina merajuk
83 Konsepnya nggak gini
84 Jaim brew!
85 Sensitif banget sih Bu!
86 Judul bebas!
87 Kanjeng rantang datang
88 Judul? Naskah ini ditolak 3x
89 Papa mama gadungan
90 Tamatlah
91 E31 End
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Deepika si penyiar radio
2
Mirip Sales obat panu
3
Diam-diam perhatian
4
Kecelakaan
5
Penjelasan Sae
6
Tetangga luar biasa
7
Orang terdekat?
8
Buru-buru menikah
9
Nasehat Abhi
10
Kebenaran yang mengudara
11
Kena kutukan
12
Pesan singkat memberi semangat
13
Kedatangan mantan
14
Pembicaraan di dalam mobil
15
Rencana Sae
16
Pertengkaran pengantin baru
17
Sae berulah
18
Sae yang be-jat
19
Pagi itu...
20
Kunjungan tetangga
21
Sehari bersama
22
Membuka rahasia
23
Kunjungan juragan mebel
24
Paket nyasar
25
Cemburu?
26
Obrolan di malam hari
27
Demam
28
Ke kantor mamas
29
Bapak datang nak
30
Joging
31
Pulang joging
32
Cepet nikah!
33
Dilamar
34
Cari cincin -bagian satu-
35
Cari cincin -bagian dua-
36
Kado ulang tahun
37
Kado ulang tahun part 2
38
Hasutan rival
39
Buka segel
40
Penyelamat yang sesungguhnya
41
Sah!
42
Invasi basah
43
Invasi basah 2
44
Ngumpul bareng keluarga
45
Anak kesayangan
46
Den dan misinya
47
Terjebak ucapan sendiri
48
Hot pop pop
49
Gara-gara mijit!
50
Gass pindah
51
Drama roti kempit
52
Menikmati godaan bini
53
Kasih judul sendiri
54
Dapet siraman qolbu
55
Seperti kejar setoran
56
Menemani istri bekerja
57
Cemburu?
58
Cemburu bagian 2
59
Berkah dicemburui
60
Pelajaran untuk Gatra
61
Terpesona.. Aku terpesona
62
Orang itu adalah...
63
Di atas genteng?
64
Anda termasuk produk pilihannya
65
Kedekatan yang terdeteksi
66
Jangan tinggalin aku
67
Ada yang aneh dengannya
68
Area nganu
69
Mertua minta cucu
70
Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71
Muntah-muntah, masuk angin?
72
Gara-gara tobeli
73
Mantan, apa kabar?
74
Ngambek ah!
75
Ke dokter, Gass!!
76
Testpack dulu, periksa kemudian
77
Itu contoh, nggak dihitung!
78
Ditodong pertangungjawaban
79
Sadar diri, sadar posisi
80
Keracunan, kok bisa?
81
Pita pink, kgn?
82
Ketika betina merajuk
83
Konsepnya nggak gini
84
Jaim brew!
85
Sensitif banget sih Bu!
86
Judul bebas!
87
Kanjeng rantang datang
88
Judul? Naskah ini ditolak 3x
89
Papa mama gadungan
90
Tamatlah
91
E31 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!