Rencana Sae

Di depan sana sudah ada Sae yang menatap nyalang ke arah gadis yang direncanakan akan dia nikahi akhir bulan ini. Semua rencananya untuk memiliki Deepika seutuhnya gagal berantakan karena ulah Lisa. Betapa marahnya Sae kala tau Lisa berbuat gila dengan menyabotase pekerjaan Juan dengan menyelipkan hasil perbincangan mereka setelah melakukan adu kelamin beberapa bulan lalu. Tentu saja Sae tidak tau jika Lisa bisa selicik itu. Selain rekaman suara yang mengudara membuka tabir kepalsuan yang sengaja dia tutupi untuk terus bisa bersama dengan Deepika dan menggenjot Lisa, Lisa ternyata juga punya rekaman video sejak awal dirinya berhubungan badan dengan wanita licik itu. Ya, Sae menyebut Lisa si licik!

Bagaimana tidak licik, jika wanita itu datang sendiri atas kemauannya, tanpa adanya paksaan mereka melakukan hubungan terlarang yang terus terulang ketika mereka punya kesempatan, tapi hanya Sae yang di cap buruk oleh masyarakat. Dituding sebagai bajingan, diputuskan pacar, dipecat dari pekerjaan, serta lebih parahnya lagi.. Sae harus menikahi Lisa karena desakan keluarga Lisa yang mendengar berita viral tentang anaknya hampir di seluruh media sosial.

Bagi Sae Bagus Kuncoro, menikahi Lisa adalah mimpi buruk! Dia hanya terpikat sesaat oleh rayuan serta tubuh Lisa tapi akibat dari ketertarikan sesaat itu dia harus menanggung sesal seumur hidup!

Lisa hamil! Dan sudah bisa dipastikan jika itu adalah anaknya. Bagaimana bisa dia sesial ini? Bahkan dalam mimpi pun Sae tidak pernah membayangkan akan menikah dan menjadi suami Lisa. Karena baginya, Deepika lah satu-satunya gadis yang mampu membuatnya bahagia.

"Kita baru berpisah dua hari.. Dan kamu sudah berani dekat dengan laki-laki lain Dee? Apa semudah itu kamu hilangkan kenangan tentang kita? Apa semudah itu buatmu menghapus namaku dari hatimu? Kenapa bisa begitu...? Aku saja mati-matian ingin kembali padamu karena rasa ini hanya satu.. Untuk mu! Tapi kamu menyepelekan perasaan ku." Sae berucap dengan didengarkan angin.

Sae sengaja menunggu Deepika pulang kerja karena ingin kembali mencoba meluluhkan hati Deepika. Sae sangat yakin jika Deepika bisa memaafkannya, syarat apapun akan Sae sanggupi asal bisa kembali merajut kasih dengan Deepika, gadis yang dia cintai.

Tapi sayang, Sae terlalu percaya diri. Karena pada kenyataannya sekarang ini dia bisa melihat senyum dan tawa renyah Deepika ketika ada seseorang yang menjemputnya pulang kerja. Lelaki itu bahkan datang lima belas menit sebelum Deepika keluar dari gedung perkantoran itu.

"Atau jangan-jangan selama ini, kamu lah yang selingkuh dari ku Dee? Makanya kamu bisa santai aja meski kita udah bubar kayak gini. Enggak.. Aku nggak mau kita berakhir seperti ini Dee. Aku dan kamu itu tercipta untuk menjadi satu. Aku masa depan mu! Bukan masa lalu mu! Aku yang berhak memiliki kamu! Bukan orang lain! Dan hanya aku yang boleh mendapatkan semua yang ada di dirimu.. Senyummu, cintamu, suara manja mu, bahkan mungkin... Tubuhmu."

Dan Sae seperti hilang akal. Dia dikendalikan oleh amarah dan obsesinya terhadap Deepika. Darahnya mendidih melihat senyum Deepika tak lagi ditujukan untuknya.

"Harusnya dulu aku bisa merawanin kamu sebelum kita pisah kayak gini. Jadi nggak ada alasan buatmu untuk menolak ku karena aku adalah orang pertama yang memasuki mu! Tapi tunggu... Aku tetap bisa melakukannya dengan mu meski kamu udah bukan lagi jadi pacarku. Dan aku pastikan kamu akan mengemis memohon untuk kembali pada ku setelah aku melakukan itu padamu Dee.. Sayang sekali, aku harus berpikir sejahat ini.. Tapi mau bagaimana lagi. Kamu yang lebih jahat karena nggak mau kembali bersama ku. Dan aku hanya memperjuangkan apa yang selama ini kita lalui bersama. Tunggu aja Dee.. Aku pastiin kamu akan kembali padaku!"

Rencana gila itu muncul begitu saja kala melihat Deepika dijemput oleh Abhi, lelaki yang sering Sae lihat ketika bertamu ke rumah Deepika. Lelaki yang Sae anggap hama karena sangat menggangu hubungannya dengan Deepika.

"Mas, beli roti tadi di mana ya?" Tanya Deepika membuka obrolan di antara mereka.

"Suka?" Tanya Abhi menatap lurus ke depan.

"Suka! Enak. Beli lagi yok. Jauh nggak belinya?"

Deepika antusias sekali, dengan mata berbinar dia sudah membayangkan kembali menikmati roti lezat yang sama persis seperti tadi pagi dia nikmati. Deepika memang selalu ekspresif. Raut wajahnya bisa berubah-ubah sesuai moodnya. Berbeda dengan mas pengacara di kursi pengemudi itu, di dalam kamusnya hanya terdapat satu ekspresi yang diperlihatkan pada orang-orang, yaitu muka datar tanpa senyuman.

"Jauh kalo jalan kaki." Ucapnya asal.

"Lebih jauh lagi kalo jalannya pake satu kaki! Dih!"

Dan lihatlah, muka cerah ceria yang tadi ditunjukkan Deepika sekarang berubah kecut cemberut bin merengut.

"Kamu memang seperti itu?" Tanya Abhi yang belum bisa dimengerti oleh Deepika.

"Seperti itu apa? Kalo ngomong jangan sepatah dua patah kata bisa nggak sih mas? Kamu nggak lagi pidato lho! Orang pidato aja panjang banget, nggak kayak kamu gini! Aku yakin klien mu pasti kamu suruh pake bahasa kalbu kalo komunikasi sama kamu saking malesnya kamu ngomong sama orang lain." Dan kembali Deepika menggerutu.

"Owh aku lupa, kamu penyiar radio. Ya udah.. Lanjutin aja ngomelnya. Aku anggap lagi nonton streaming mu langsung di depan mata." Jawaban dari Abhi yang membuat Deepika memukul pelan lengan Abhi.

"Iiiih apa sih mas, aku nggak ngerti! Kamu ngomongnya mbok ya yang jelas gitu to!"

"Kamu ekspresif, cerewet, lucu. Perasaan dulu kamu nggak kayak gini." Abhi berusaha tidak mengembangkan senyumnya.

"Dari dulu juga aku gini kali mas! Gimana mas Abhi bisa kenal karakterku, lha kan kita nggak pernah sedekat itu, mas sibuk kerja berangkat pagi pulang malem. Aku juga. Dan baru tiga kali ini kita ada di situasi sedekat ini. Ada di satu mobil! Ngobrol banyak, bisa lihat mas Abhi dari dekat, dan bisa tau kalo mas itu orangnya nggak semenyebalkan itu. Mas bukan cuek tapi emang kalem luar dalam!" Ucap Deepika sambil manggut-manggut seperti sedang menilai sesuatu.

"Oowh.."

"Hanya ooh? Serius? Kayaknya aku bakal cepet ubanan kalo sering ada di dekatmu mas! Kenapa dari semua kata di dunia, kamu memilih satu kata 'ooh' sih mas?! Nggak enak banget didengernya!"

"Kamu mau aku ngomong apa Deep?" Tanya Abhi yang makin membuat Deepika gemas.

"Dah lah mas. Udah nggak mood aku ngobrol sama kamu!"

Deepika melihat ke arah luar, tak ingin melanjutkan obrolan sepihak antara dirinya dan Abhi karena jelas dia bukan manusia yang memiliki stok kesabaran berjilid-jilid ketika diminta menghadapi mas mas jarang bicara satu ini.

Mobil berhenti di toko roti yang menjadi langganan Abhi. Karena tak tahu alasan Abhi menghentikan mobilnya, Deepika sampai melihat ke sekeliling dan kembali bersuara.

"Ini kita di toko roti mas??"

"Di mobil. Turun dulu, masuk ke sana. Baru bisa dikatakan kalau kita ada di toko roti."

"Iya iya si paling pinter iya. Oke yok borong roti!!!"

Deepika mengepalkan tangannya seperti tinju ke udara. Dengan sigap Abhi membukakan pintu toko yang tertutup kaca transparan, Deepika ingat... Momen seperti ini pernah Deepika terima dari Abhi saat mereka pergi jalan-jalan bersama kedua keponakan Abhi. Perbuatan simpel tapi manis! Dan Deepika akui, dia suka diperlakukan semanis itu oleh Abhi.

Setelah mendapatkan apa yang Deepika mau, mereka kembali ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan pulang karena memang sudah hampir jam 21.00 malam.

"Mau makan dulu?" Tanya Abhi pelan.

"Eh apa mas??" Deepika melotot mencoba kembali menajamkan indera pendengarannya.

"Aku tanya.. Mau makan dulu Deep?" Ulang Abhi.

"Gusti.. Kok aku tadi dengernya, 'aku sayang kamu' Dih.. Kuping banyakan dengerin orang ghibah ya gini! Konslet!"

Abhi sedikit terkejut dengan gaya bicara Deepika yang ceplas-ceplos.

'Bisa-bisanya gadis itu terlihat santai setelah bilang seperti itu tadi. Dan apa ini... Kenapa dadaku jadi nyut-nyutan gini? Apa aku perlu ke dokter ahli jantung abis nganterin si cempreng ini?'

Terpopuler

Comments

𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍

𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍

ya Gusti, itu manusia sebiji bisa gak diratakan aja??
udah tumbuh lho hasil cocok tanamnya, malah mikir mau nebar benih di lahan yg lain😒😒😒
mas pengacaraaa, tolong buat dia nginep di hotel prodeo aja sih mas.. kesian dia drpd bobok di kosan, mesti mikirin buat bayar sama makan.. kesian kan dia udah gak kerja.. jadi biar bobok di hotel aja.. sekalian sekolah juga disana tuh..

2024-12-17

3

Prio Ajik

Prio Ajik

wehhh rasane pingin tak bejek bejek itu di saetonirrojim .... kok ada tho Thor manusia modelan kayak gitu... nek dulu ada dancuk mangku langit sekarang ada sae, tapi dirimu tetap yang terbaik...

2024-12-17

4

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

cieee mas abhi cenut cenut, udh ada getar getar, jangan bilang si dee ngode ngode nih 😁😁🤣🤣

2024-12-17

5

lihat semua
Episodes
1 Deepika si penyiar radio
2 Mirip Sales obat panu
3 Diam-diam perhatian
4 Kecelakaan
5 Penjelasan Sae
6 Tetangga luar biasa
7 Orang terdekat?
8 Buru-buru menikah
9 Nasehat Abhi
10 Kebenaran yang mengudara
11 Kena kutukan
12 Pesan singkat memberi semangat
13 Kedatangan mantan
14 Pembicaraan di dalam mobil
15 Rencana Sae
16 Pertengkaran pengantin baru
17 Sae berulah
18 Sae yang be-jat
19 Pagi itu...
20 Kunjungan tetangga
21 Sehari bersama
22 Membuka rahasia
23 Kunjungan juragan mebel
24 Paket nyasar
25 Cemburu?
26 Obrolan di malam hari
27 Demam
28 Ke kantor mamas
29 Bapak datang nak
30 Joging
31 Pulang joging
32 Cepet nikah!
33 Dilamar
34 Cari cincin -bagian satu-
35 Cari cincin -bagian dua-
36 Kado ulang tahun
37 Kado ulang tahun part 2
38 Hasutan rival
39 Buka segel
40 Penyelamat yang sesungguhnya
41 Sah!
42 Invasi basah
43 Invasi basah 2
44 Ngumpul bareng keluarga
45 Anak kesayangan
46 Den dan misinya
47 Terjebak ucapan sendiri
48 Hot pop pop
49 Gara-gara mijit!
50 Gass pindah
51 Drama roti kempit
52 Menikmati godaan bini
53 Kasih judul sendiri
54 Dapet siraman qolbu
55 Seperti kejar setoran
56 Menemani istri bekerja
57 Cemburu?
58 Cemburu bagian 2
59 Berkah dicemburui
60 Pelajaran untuk Gatra
61 Terpesona.. Aku terpesona
62 Orang itu adalah...
63 Di atas genteng?
64 Anda termasuk produk pilihannya
65 Kedekatan yang terdeteksi
66 Jangan tinggalin aku
67 Ada yang aneh dengannya
68 Area nganu
69 Mertua minta cucu
70 Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71 Muntah-muntah, masuk angin?
72 Gara-gara tobeli
73 Mantan, apa kabar?
74 Ngambek ah!
75 Ke dokter, Gass!!
76 Testpack dulu, periksa kemudian
77 Itu contoh, nggak dihitung!
78 Ditodong pertangungjawaban
79 Sadar diri, sadar posisi
80 Keracunan, kok bisa?
81 Pita pink, kgn?
82 Ketika betina merajuk
83 Konsepnya nggak gini
84 Jaim brew!
85 Sensitif banget sih Bu!
86 Judul bebas!
87 Kanjeng rantang datang
88 Judul? Naskah ini ditolak 3x
89 Papa mama gadungan
90 Tamatlah
91 E31 End
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Deepika si penyiar radio
2
Mirip Sales obat panu
3
Diam-diam perhatian
4
Kecelakaan
5
Penjelasan Sae
6
Tetangga luar biasa
7
Orang terdekat?
8
Buru-buru menikah
9
Nasehat Abhi
10
Kebenaran yang mengudara
11
Kena kutukan
12
Pesan singkat memberi semangat
13
Kedatangan mantan
14
Pembicaraan di dalam mobil
15
Rencana Sae
16
Pertengkaran pengantin baru
17
Sae berulah
18
Sae yang be-jat
19
Pagi itu...
20
Kunjungan tetangga
21
Sehari bersama
22
Membuka rahasia
23
Kunjungan juragan mebel
24
Paket nyasar
25
Cemburu?
26
Obrolan di malam hari
27
Demam
28
Ke kantor mamas
29
Bapak datang nak
30
Joging
31
Pulang joging
32
Cepet nikah!
33
Dilamar
34
Cari cincin -bagian satu-
35
Cari cincin -bagian dua-
36
Kado ulang tahun
37
Kado ulang tahun part 2
38
Hasutan rival
39
Buka segel
40
Penyelamat yang sesungguhnya
41
Sah!
42
Invasi basah
43
Invasi basah 2
44
Ngumpul bareng keluarga
45
Anak kesayangan
46
Den dan misinya
47
Terjebak ucapan sendiri
48
Hot pop pop
49
Gara-gara mijit!
50
Gass pindah
51
Drama roti kempit
52
Menikmati godaan bini
53
Kasih judul sendiri
54
Dapet siraman qolbu
55
Seperti kejar setoran
56
Menemani istri bekerja
57
Cemburu?
58
Cemburu bagian 2
59
Berkah dicemburui
60
Pelajaran untuk Gatra
61
Terpesona.. Aku terpesona
62
Orang itu adalah...
63
Di atas genteng?
64
Anda termasuk produk pilihannya
65
Kedekatan yang terdeteksi
66
Jangan tinggalin aku
67
Ada yang aneh dengannya
68
Area nganu
69
Mertua minta cucu
70
Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71
Muntah-muntah, masuk angin?
72
Gara-gara tobeli
73
Mantan, apa kabar?
74
Ngambek ah!
75
Ke dokter, Gass!!
76
Testpack dulu, periksa kemudian
77
Itu contoh, nggak dihitung!
78
Ditodong pertangungjawaban
79
Sadar diri, sadar posisi
80
Keracunan, kok bisa?
81
Pita pink, kgn?
82
Ketika betina merajuk
83
Konsepnya nggak gini
84
Jaim brew!
85
Sensitif banget sih Bu!
86
Judul bebas!
87
Kanjeng rantang datang
88
Judul? Naskah ini ditolak 3x
89
Papa mama gadungan
90
Tamatlah
91
E31 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!