Kedatangan mantan

Sesuai janji, Deepika pulang dengan membawa satu box penuh fried chicken untuk kedua keponakan Abhi. Turun dari mobil sesudah matahari berganti bulan, Deepika terlihat lelah. Matanya memicing untuk memastikan sosok yang berdiri di depan pagar rumahnya itu.

"Deep... Aku mau ngomong sama kamu." Dan dia langsung berhambur meraih Deepika ke dalam pelukannya.

Dengan cepat Deepika mundur, dia tak ingin lagi berurusan dengan lelaki yang pernah menjadi nomer satu di hatinya itu. Muak. Satu kata itu tepat menggambarkan apa yang Deepika rasakan saat melihat kemunculan Sae yang dia anggap tak tahu malu.

"Mau ngapain lagi kamu ke sini?" Sani langsung maju membuat benteng untuk Deepika.

"Aku ada perlu sama Deepika tant. Tolong kasih aku kesempatan, aku sayang sama dia. Deepika hanya salah paham, nggak kayak gitu kejadiannya tant." Kata-kata Sae terdengar seperti sampah bagi Deepika, menjijikan.

Bagaimana bisa dia percayakan hatinya selama ini untuk dijaga oleh orang yang tidak tahu malu itu? Deepika terlalu buta dengan cintanya yang menggebu sampai dia tidak melihat bagaimana Sae sudah membuatnya bodoh! Dibodohi dan dikhianati oleh orang yang dipercaya itu rasanya sangat menyakitkan.

"Jangan buat dirimu lebih rendah dari ini. Antara aku dan kamu sudah berakhir. Dan kamu sendiri tau alasannya apa." Sengit Deepika.

Dia meminta Sani untuk masuk lebih dulu ke dalam rumah. Sani percaya Deepika bisa mengatasi lelaki tanpa urat malu itu sendiri. Sae kira dengan menyuruh Sani masuk ke dalam rumah, Sae bisa membujuk Deepika untuk kembali padanya. Namun apa yang Sae dapat? Dia tertohok dengan ucapan Deepika padanya.

"Jangan lupakan kebersamaan kita Dee.. Aku hanya khilaf satu kali dan kamu mau mutusin hubungan kita? Apa itu adil untuk ku Deep? Setiap orang pernah berbuat salah, aku hanya-"

"Setiap orang pernah berbuat salah, iya! Aku akui aku pun bukan manusia tanpa dosa. Semua bentuk kesalahan mungkin akan aku maafkan tapi tidak dengan berzina dan berbohong padaku seolah kamu adalah manusia suci yang tidak pernah melakukan perbuatan hina itu!" Deepika memotong ucapan Sae dengan lantang.

"Satu kesalahan mu itu fatal Sae! Kamu berkhianat! Kamu tau penghianatan nggak akan pernah bisa aku maafkan. Sekarang silahkan pergi dari sini. Semua sudah jelas kan? Sudahi dosamu dengan terus bertukar keringat bersama Lisa tanpa ikatan pernikahan. Nikahi dia! Anggap itu sebagai penebus dosamu karena sudah merenggut apa yang paling berharga dari dirinya." Lanjut Deepika meneruskan.

"Nggak Dee! Aku nggak cinta sama dia, kenapa aku harus menikah dengannya? Dia menyerahkan dirinya secara suka rela Dee, lalu kenapa hanya aku yang disalahkan? Dee.. Semua orang punya kesempatan kan? Tolong.. Tolong beri aku satu aja kesempatan. Aku nggak akan mengulangi kesalahan ku itu Dee. Aku janji. Aku sayang banget sama kamu."

Sae pun tak ingin kalah beradu argumen dengan Deepika, dia merasa apa yang terjadi pada dirinya bukan lah murni kesalahannya.

"Dia tahu kalau dulu kita pacaran. Tapi dia tetap maju nyodorin tubuhnya ke kamu, yang bodoh siapa di sini? Lisa? Iya Lisa bodoh! Tapi kamu?? Kamu nggak hanya bodoh tapi juga bajing_an! Kamu menikmati tubuhnya tapi masih bisa berkelit nggak mau disalahkan?! Manusia jenis apa kamu ini? Jangan harap aku mau kembali sama kamu. Di dalam mimpi pun aku udah nggak sudi ketemu kamu! Terserah kamu mau tetap di sini atau pergi. Aku nggak peduli."

Ketika Deepika ingin melangkah masuk ke halaman rumahnya, Sae menghadang dari depan berusaha menghalangi.

"Aku belum selesai Dee. Kita belum menemukan kesepakatan untuk kelanjutan hubungan kita! Jelas aku nggak mau pisah dari kamu! Aku akan tetap menganggap kamu pacarku. Bukankah akhir bulan ini kita akan menikah? Kamu hanya syok.. Aku tau. Kamu pasti butuh waktu kan? Oke, aku akan berikan semua waktu ku untuk mu.. Tapi jangan pergi. Jangan tinggalkan aku Dee.." Sae memelas.

"Kamu gila Sae."

Deepika tak peduli dengan semua omong kosong yang Sae ucapkan, dia ingin segera meninggalkan lelaki itu secepatnya. Sae bukan lagi lelaki yang dulu dia kenal menghargai dan menghormatinya sebagai seorang perempuan. Semua yang Deepika ucapkan dianggap angin lalu.

"Lepas Sae! Aku mau masuk!!" Bentak Deepika kala merasakan tangannya ditarik paksa oleh Sae.

"Bisa nggak jangan kasar sama perempuan?!"

Suara siapa itu? Deepika merasa asing dengan suara itu. Seorang lelaki baru saja keluar dari mobil yang terparkir rapi di depan rumah Abhi. Mata Deepika dan Sae otomatis menatap ke arah sumber suara.

"Urusannya dengan kamu apa? Aku lagi ngomong sama pacarku!" Ucap Sae songong.

"Najis!" Deepika melengos sambil menghempaskan tangannya saat pegangan tangan Sae melemah.

"Oya? Kamu pacarnya dia?" Kali ini lelaki itu bertanya pada Deepika.

"Bukan. Sama sekali bukan!" Deepika memberi jarak agar dia tak begitu dekat dengan Sae.

Dari dalam mobil tadi tak hanya lelaki itu saja yang keluar tapi juga seorang perempuan. Dan perempuan itu berdiri rapi di samping lelakinya. Setelah diingat-ingat, ternyata kedua orang itu sangat mirip dengan Re dan Nara. Dua bocah lucu keponakan Abhi.

Dewa dan Kanaya, dua orang ini datang untuk menjemput dua buah hatinya tapi tepat saat mobil mereka berhenti di depan rumah orangtuanya, mereka melihat Deepika ditarik paksa oleh Sae. Kelihatan sekali jika Deepika tidak suka dengan lelaki yang mencoba terus mendesak gadis berambut panjang itu.

"Jangan ikut campur! Kalian nggak ngerti apa-apa!! Ini urusan ku dengan Deepika!!" Bentak Sae kala Dewa menyuruh Deepika masuk ke dalam rumahnya.

"Oalah.. Aku baru inget yank.. Dia ini cowok yang kemarin ditampol pake sandal congornya sama si Abhi. Hahaha.. Pantes aku kok ngerasa kenal, tapi di mana gitu." Dewa memberi informasi pada Kanaya. Istrinya.

"Ya Allah, mulut ditabok sandal ay? Kok bisa? Emang nih orang ngapain Abhi." Kanaya ikut tertawa membayangkan Abhi, si adik ipar meratakan mulut orang pake sandal.

Merasa dihina oleh obrolan sepasang suami istri itu, Sae maju untuk menghajar Dewa. Tapi belum sampai ke tahap perkelahian terjadi, Sae lebih dulu dikejutkan dengan suara benda jatuh. Ketika matanya mengedar mencari sumber suara, dia menemukan motornya sudah terbaring rapi di sisi jalan. Pelakunya tak lain adalah Deepika.

"Nggak apa-apa kalo kamu mau buang motorku, yang penting balikin lagi. Ya kan Dee, kamu mau kan balikan sama aku?" Deepika menatap jijik ke arah Sae yang baru saja menyelesaikan ucapannya.

Tak disangka, Abhi keluar dari rumah karena mendengar keributan yang terjadi. Melihat bertambahnya ganguan dari pihak luar, Sae makin kehilangan nyalinya untuk terus berada di sana. Apalagi Abhi yang datang dengan pandangan membunuh tepat ke arahnya. Sae bisa merasakan aura mencekam kala Abhi menatapnya.

"Masuk Deep." Perintah Abhi pada Deepika. Deepika mengangguk patuh.

"Dee, kita belum selesai ngomong! Kamu lebih dengerin dia dari pada aku, pacarmu? Inget ya Dee, kita itu akan menikah! Dan kamu nggak bisa lepas dari ku begitu aja!"

Apa Deepika peduli? Tentu saja tidak. Deepika yang merasa waras memilih menepi masuk ke dalam rumah, apalagi memang badannya sangat lelah setelah seharian membantu Sani di kios ayam goreng miliknya.

"Kamu pikir aku takut sama kamu?!"

Sae ingat perbuatan Abhi kemarin malam padanya, dia akan membalas penghinaan itu dengan cara yang sama. Dengan menunduk Sae melepaskan sepatu yang dia pakai untuk senjata menabok Abhi nantinya. Namun belum juga selesai dengan aksinya melepas sepatu, Sae sudah merasakan kerah baju bagian samping di tarik ke atas oleh seseorang. Siapa lagi kalo bukan Abhi yang melakukannya.

"Pergi, jika masih ingin melihat deretan gigimu terpasang di tempatnya." Ucap Abhi tanpa melepas cengkramannya di kerah baju Sae.

"Banyak bacot!" Sae berniat mendorong dan menyerang Abhi.

Namun akibat salah perhitungan, dia malah terhuyung jatuh setelah Abhi melepaskan pegangannya pada kerah baju lelaki yang sekarang jatuh ke tanah. Tak ingin menyerah, Sae bangun dan memasang aksi perlawanan. Dia berusaha melesakkan tinju ke arah Abhi. Abhi hanya bergeser beberapa centi dan mengambil tangan Sae, meremas tangan yang tergenggam itu sampai si pemilik tangan menjerit meminta ampun.

"Iya iya aku pergi.. Tangan ku bisa patah ini! Lepasin!!! Aaarrgh!"

Bagaimana tidak berteriak kesakitan jika tangan diremas dengan kencang dan diputar ke arah berlawanan. Tanpa banyak bicara, Abhi melepaskan tangan Sae. Dan untuk kedua kalinya, Sae kalah dari Abhi padahal Abhi belum melakukan apapun padanya. Ya. belum melakukan apapun karena nampol mulut pakai sandal dan hampir mematahkan pergelangan tangan serta jari-jari Sae itu tidak masuk dalam hitungan memberi pelajaran versi Abhi.

______________

"Makasih ya mas.." Ucap Deepika tulus.

"Untuk?"

"Semuanya. Kamu udah nganterin aku ke kios, belain aku di depan ibuk, ngasih semangat aku dengan kirim foto senyum minimalis, dan.. Untuk yang tadi.. Kamu udah ngelindungi aku dari dia."

Abhi hanya diam. Dia tidak menjawab. Juga tidak melakukan apapun. Di mata Deepika, Abhi ini sosok yang sangat misterius, cool, dan juga susah ditebak. Abhi irit bicara, tapi setiap kali bicara selalu ada hal asik yang bisa membawanya ikut masuk ke arah obrolan yang dibuat. Lelaki jenis ini membuat Deepika penasaran dengan semua sikap dan sifatnya.

"Kamu selalu seperti ini ya mas?" Tanya Deepika tak sabar dengan diamnya Abhi.

"Perjelas." Ucap Abhi santai.

"Irit ngomong. Ya Allah mas.. Aku kok gemes sama kamu lama-lama! Ngomong nggak bayar mas, gratis! Bisa-bisanya ngomong aja dihitung jumlah katanya." Deepika kesal sendiri dibuatnya.

"Pernah dengar istilah tong kosong nyaring bunyinya?"

"Ehem! Iya tentu aja pernah! Orang yang banyak bicara itu... Bo-doh." Deepika terdiam sesaat.

"Tepat. Contoh nyatanya adalah mantanmu tadi." Jleb nggak tuh. Sekalinya ngomong malah nembus ke paru-paru.

Deepika langsung menutup mulutnya tak percaya jika penilaian Abhi benar adanya. Sae memang cenderung lebih suka bicara tanpa ada maksud dan tujuan yang jelas. Terkadang Sae suka menceritakan apapun tentang hal-hal yang menurut Deepika tidak penting tapi tetap Deepika dengarkan demi menjaga perasaan mantan pacarnya itu. Pembicaraan satu arah itu terkesan membosankan, berisik, terlalu berlebihan dan kurang memiliki substansi menurut Deepika sendiri. Hingga akhirnya perilaku seperti Sae ini bisa menggangu orang lain dan menjadi pribadi yang cukup membosankan jika diajak berdiskusi.

"Mas.."

"Dalem."

"Besok.. masih libur?"

"Masih."

"Bisa anterin aku.. Berangkat kerja?"

"Mau dijemput sekalian pas pulangnya?"

"Nggak ngerepotin mas Abhi?"

"Enggak."

"Oke gass!"

Abhi dan Deepika mengakhiri malam dengan obrolan singkat mereka di balkon. Membuat kesepakatan bersama untuk mengantar jemput Deepika pergi ke tempat kerja. Hanya obrolan ringan tapi mampu membuat Deepika merasa nyaman.

Terpopuler

Comments

𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍

𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍

masoookkk pak ekooooo..
emg lah obat sakit hati itu dg hati lagi biar cepet pulih😌😌😌
duka lara dan nestapa seketika sirna yaa tsay🤣🤣🤣
gass lah mas.. Ben ibukmu gak rewel lagi buat ngatur jadwal mitap sama ciwi² lagi🤣🤣🤣

2024-12-16

3

𝒩𝓎ᷱ𝑜ͥ𝓃ᷤ𝓎ͤ𝒶 𝑀𝑒𝓃𝑒𝑒𝓇

𝒩𝓎ᷱ𝑜ͥ𝓃ᷤ𝓎ͤ𝒶 𝑀𝑒𝓃𝑒𝑒𝓇

mantan, apalagi yg Masi gagal mupon itu ibarat kuman
maunya nempeeelll muluk cari2 biang penyakit
minta disemprot pake desinfektan keknya ni SAE 😏

2024-12-16

3

Prio Ajik

Prio Ajik

tiap kali bilang mass, dalemm kok AQ yang seneng yha Thor....

2024-12-16

5

lihat semua
Episodes
1 Deepika si penyiar radio
2 Mirip Sales obat panu
3 Diam-diam perhatian
4 Kecelakaan
5 Penjelasan Sae
6 Tetangga luar biasa
7 Orang terdekat?
8 Buru-buru menikah
9 Nasehat Abhi
10 Kebenaran yang mengudara
11 Kena kutukan
12 Pesan singkat memberi semangat
13 Kedatangan mantan
14 Pembicaraan di dalam mobil
15 Rencana Sae
16 Pertengkaran pengantin baru
17 Sae berulah
18 Sae yang be-jat
19 Pagi itu...
20 Kunjungan tetangga
21 Sehari bersama
22 Membuka rahasia
23 Kunjungan juragan mebel
24 Paket nyasar
25 Cemburu?
26 Obrolan di malam hari
27 Demam
28 Ke kantor mamas
29 Bapak datang nak
30 Joging
31 Pulang joging
32 Cepet nikah!
33 Dilamar
34 Cari cincin -bagian satu-
35 Cari cincin -bagian dua-
36 Kado ulang tahun
37 Kado ulang tahun part 2
38 Hasutan rival
39 Buka segel
40 Penyelamat yang sesungguhnya
41 Sah!
42 Invasi basah
43 Invasi basah 2
44 Ngumpul bareng keluarga
45 Anak kesayangan
46 Den dan misinya
47 Terjebak ucapan sendiri
48 Hot pop pop
49 Gara-gara mijit!
50 Gass pindah
51 Drama roti kempit
52 Menikmati godaan bini
53 Kasih judul sendiri
54 Dapet siraman qolbu
55 Seperti kejar setoran
56 Menemani istri bekerja
57 Cemburu?
58 Cemburu bagian 2
59 Berkah dicemburui
60 Pelajaran untuk Gatra
61 Terpesona.. Aku terpesona
62 Orang itu adalah...
63 Di atas genteng?
64 Anda termasuk produk pilihannya
65 Kedekatan yang terdeteksi
66 Jangan tinggalin aku
67 Ada yang aneh dengannya
68 Area nganu
69 Mertua minta cucu
70 Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71 Muntah-muntah, masuk angin?
72 Gara-gara tobeli
73 Mantan, apa kabar?
74 Ngambek ah!
75 Ke dokter, Gass!!
76 Testpack dulu, periksa kemudian
77 Itu contoh, nggak dihitung!
78 Ditodong pertangungjawaban
79 Sadar diri, sadar posisi
80 Keracunan, kok bisa?
81 Pita pink, kgn?
82 Ketika betina merajuk
83 Konsepnya nggak gini
84 Jaim brew!
85 Sensitif banget sih Bu!
86 Judul bebas!
87 Kanjeng rantang datang
88 Judul? Naskah ini ditolak 3x
89 Papa mama gadungan
90 Tamatlah
91 E31 End
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Deepika si penyiar radio
2
Mirip Sales obat panu
3
Diam-diam perhatian
4
Kecelakaan
5
Penjelasan Sae
6
Tetangga luar biasa
7
Orang terdekat?
8
Buru-buru menikah
9
Nasehat Abhi
10
Kebenaran yang mengudara
11
Kena kutukan
12
Pesan singkat memberi semangat
13
Kedatangan mantan
14
Pembicaraan di dalam mobil
15
Rencana Sae
16
Pertengkaran pengantin baru
17
Sae berulah
18
Sae yang be-jat
19
Pagi itu...
20
Kunjungan tetangga
21
Sehari bersama
22
Membuka rahasia
23
Kunjungan juragan mebel
24
Paket nyasar
25
Cemburu?
26
Obrolan di malam hari
27
Demam
28
Ke kantor mamas
29
Bapak datang nak
30
Joging
31
Pulang joging
32
Cepet nikah!
33
Dilamar
34
Cari cincin -bagian satu-
35
Cari cincin -bagian dua-
36
Kado ulang tahun
37
Kado ulang tahun part 2
38
Hasutan rival
39
Buka segel
40
Penyelamat yang sesungguhnya
41
Sah!
42
Invasi basah
43
Invasi basah 2
44
Ngumpul bareng keluarga
45
Anak kesayangan
46
Den dan misinya
47
Terjebak ucapan sendiri
48
Hot pop pop
49
Gara-gara mijit!
50
Gass pindah
51
Drama roti kempit
52
Menikmati godaan bini
53
Kasih judul sendiri
54
Dapet siraman qolbu
55
Seperti kejar setoran
56
Menemani istri bekerja
57
Cemburu?
58
Cemburu bagian 2
59
Berkah dicemburui
60
Pelajaran untuk Gatra
61
Terpesona.. Aku terpesona
62
Orang itu adalah...
63
Di atas genteng?
64
Anda termasuk produk pilihannya
65
Kedekatan yang terdeteksi
66
Jangan tinggalin aku
67
Ada yang aneh dengannya
68
Area nganu
69
Mertua minta cucu
70
Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71
Muntah-muntah, masuk angin?
72
Gara-gara tobeli
73
Mantan, apa kabar?
74
Ngambek ah!
75
Ke dokter, Gass!!
76
Testpack dulu, periksa kemudian
77
Itu contoh, nggak dihitung!
78
Ditodong pertangungjawaban
79
Sadar diri, sadar posisi
80
Keracunan, kok bisa?
81
Pita pink, kgn?
82
Ketika betina merajuk
83
Konsepnya nggak gini
84
Jaim brew!
85
Sensitif banget sih Bu!
86
Judul bebas!
87
Kanjeng rantang datang
88
Judul? Naskah ini ditolak 3x
89
Papa mama gadungan
90
Tamatlah
91
E31 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!