Kebenaran yang mengudara

Untuk kedua kalinya Lisa celingak-celinguk di depan meja kerja Deepika. Dia sengaja menunggu rivalnya itu datang. Dengan cosplay jadi patung selamat datang di sekitar ruangan Deepika. Juan yang memperhatikan tingkah laku Lisa jadi menghampiri gadis yang memakai baju crop top dan rok pendek yang memamerkan pahanya. Sangat seksi untuk ukuran penyiar radio.

"Ngapain di situ Lis?" Juan mendekati Lisa.

"Nggak ngapa-ngapain. Kenapa emangnya?" Lisa balik bertanya.

"Kayak sibuk banget, dari tadi mondar-mandir. Kan meja kerja kamu di sana. Di sini wilayah Deepika. Kamu nggak lupa tempat kamu sendiri kan Lis?"

"Cuma lihat-lihat bagian sini doang, apa kayak gitu juga salah di mata mu Ju? Kok muak ya aku liat kamu lama-lama. Sok jadi satpamnya Deepika, kamu dibayar berapa buat jadi babunya dia Ju?" Lantas si Lisa langsung ngegas tak terkontrol hanya karena pertanyaan dari Juan.

Juan memicingkan matanya, ini orang kok makin ke sini makin ke sana, pikir Juan berusaha tetap sabar dan waras menghadapi orang yang nyaris kehabisan kewarasan seperti Lisa itu.

"Nggak usah nyolot Lis. Aku ngomong sama kamu baik-baik, tapi kayaknya kamu lagi nggak pengen diajak ngobrol baik-baik sama orang. Segala macem ngatain orang babu, Lis Lis.. Kita di sini aja udah nunjukin kalo kita semua babu. Kita kerja ngikut orang! Aku cukup sadar diri tentang itu. Dan well, kamu kayaknya kudu di ruqyah. Akhir-akhir ini sikap mu ke orang-orang makin ngadi-ngadi. Coba introspeksi diri, ada yang salah nggak sama diri kamu sampai kena omongan dikit langsung meledak-ledak gitu."

Memilih pergi karena Juan tidak mau sampai ada drama jambak-jambakan antara dirinya dan Lisa di pagi hari, bukan takut kalah dari Lisa.. Sayang sama rambutnya aja, Juan baru saja melakukan treatment untuk rambutnya beberapa hari lalu sehabis gajian, dia tidak mau rambut yang susah payah di bleaching di salon mahal harus menjadi korban ke bar-baran seorang Lisa.

Lisa terlihat tak senang dengan perkataan Juan. Setelah dipikir-pikir, Lisa sedikit membenarkan apa yang dikatakan Juan. Akhir-akhir ini tingkat emosinya makin tinggi, seperti ingin menyerang semua orang rasanya. Di matanya tidak ada orang yang benar kecuali dirinya, Sae benar-benar membuat hidupnya berubah berantakan.

Semua karena rasa cintanya yang begitu dalam pada pemuda berlesung pipi itu. Dia rela memberi apapun yang diminta Sae, bahkan tanpa Sae minta.. Lisa memberikan keperawanannya dengan suka rela. Padahal belum tentu juga Sae mau melanjutkan hubungan dengannya setelah kehormatan sebagai perempuan dia persembahkan pada orang yang merupakan pacar rivalnya itu.

Dulu, meskipun terkenal centil dan judes, Lisa tidak pernah mengusik urusan orang, beradu mulut dengan rekan kerjanya pun tidak pernah dia lakukan, tapi sekarang.. Belum ada seminggu dia sudah beradu mulut dengan Harvey dan Juan. Mungkin perasaan takut kehilangan seorang bernama Sae menjadikan dirinya jadi berubah drastis seperti ini.

"Yank! Aku mau bicara." Teriak Sae di parkiran.

Deepika dengan segala keterbatasan langkah kakinya berusaha menghindari Sae. Dia tau ini tidak mudah tapi untuk saat ini mundur dari hubungan antara dirinya dan Sae adalah jalan terbaik yang bisa dia lakukan.

"Deepika! Kamu dengar aku manggil kamu kan?!" Kali ini Sae semakin lantang menaikkan nada suaranya. Deepika berlalu tak peduli.

"Ngapain di sini?" Tanya Deepika pada Lisa yang duduk di kursi yang biasa dia pakai bekerja.

"Owh, udah dateng. Cuma mau ngasih ini. Sengaja aku nunggu kamu sih. Biar bisa ngasih langsung sama kamu." Lisa memberikan kotak besar yang entah apa isinya.

Deepika hanya melirik sekilas lalu menerimanya. "Ada lagi?" Tanya Deepika ingin segera duduk di kursinya.

Saat ingin pergi, Lisa terkejut dengan adanya Sae yang menerobos dari depan, sedikit mendorongnya agar lelaki itu bisa lebih dekat dengan Deepika.

"Kamu nyuekin aku?? Apa karena semalam??" Tiba-tiba Sae kehilangan kesabaran.

"Benar kata ibuk mas. Kita mending udahan aja... Aku.. Aku nggak bisa ngelawan ibuk-"

"Nggak Deep nggak! Aku nggak mau putus dari kamu! Bisa, kita bisa lawan ibu kamu! Ibu kamu itu kolot! Dia nggak mikirin kebahagiaan mu sama sekali, terus kenapa kamu musti susah-susah mikirin dia??!"

Deepika memicingkan mata.

"Dia, dia, dia siapa maksud kamu?! Dia itu ibuku mas! Bagaimana mungkin aku nggak mikirin ibuk! Mas, aku bisa berdiri di sini. Bisa kerja di stasiun radio ini juga karena ibuk! Bisa-bisanya kamu mikir secetek itu!!" Kali ini Deepika marah. Dia nggak terima ucapan Sae barusan.

Dan pertengkaran mereka tak lepas dari pengawasan Lisa. Perempuan itu bahkan tak bisa menghilangkan ekspresi keterkejutannya karena melihat pertengkaran Sae dan Deepika di depan mata.

'Apa ini yang dinamakan bantuan dari Tuhan? Tanpa perlu aku bersusah-susah, ternyata mereka bisa bertengkar dan renggang juga. Bagus deh! Tinggal lempar boom aja di bangunan yang udah mulai retak, pasti bangunan itu bakal hancur berkeping-keping.' Lisa tersenyum saeton nirojim di tengah pertengkaran Sae dan Deepika.

"Ada apa? Kenapa ribut-ribut hah?" Arya datang karena mendengar keributan di meja kerja Deepika.

"Maaf pak. Hanya salah paham kecil."

Sae yang menjawab. Sedangkan Deepika diam tak ingin lagi menambah keributan yang terjadi. Dia baru menyadari jika sudah jadi tontonan staf lainnya.

"Kalian bisa menyelesaikan masalah kalian di luar jam kerja. Jangan bawa masalah pribadi ke sini. Aku nggak suka!" Arya memberikan ultimatum pada keduanya.

Akhirnya yang dikhawatirkan Arya terjadi, dia paling tidak suka dengan adanya hubungan percintaan di tempat kerja atau lebih tepatnya cinlok. Jodoh atau tidak berjodoh jika ada masalah pasti imbasnya ke pekerjaan. Tapi mau bagaimana lagi, perasaan suka, sayang dan cinta seseorang tidak bisa paksakan dan di setting oleh atasan kan?

"Ada apa apa bos?" Harvey baru datang.

"Tuh. Deep sama Kuncup berantem. Teriak-teriak kayak orang nonton konser. Bikin pusing pala aja mereka berdua itu."

"Alamak.. Bisa bertengkar pulak mereka? Ku kira jalan cerita cinta mereka bakal lurus, mulus, semulus pantat bayi kingkong, tak ada hambatan. Ternyata pun sama saja! Itu lah alasan kenapa aku tak mau main pacar-pacaran, bikin pendek umur orang saja. Emosi sehari tiga puluh kali, bisa pening palaku dikasih jalan hidup macam tuh!" Harvey berkeluh kesah.

"Tuhan itu Maha Adil Togar, makanya sampai sekarang kamu nggak dikasih pasangan hidup dulu. Biar nggak botak palamu mikirin drama Cupatkai kayak si kuncup itu."

"Alamak bos.. Mulut bisa pedas begitu. Berapa kintal cabe yang kao makan pagi ini bos?"

Arya malah tertawa. Terluka hati mungil Harvey ditertawakan seperti itu oleh Arya, tapi itu semua hanya candaan saja.

"Aku masuk ya kak." Deepika masuk ke ruang siaran.

"Yupz, semangat! Kerja, kerja, kerja!" Juan mengepalkan tangannya ke udara memberi semangat pada Deepika.

Dan program pagi ceria kembali dibawakan dengan lancar oleh Deepika. Meski hatinya morat-marit seperti dihantam ombak Pantai Selatan, dia tetap harua profesional dalam melakukan siaran. Tidak boleh ada drama galau atau suara sumbang khas orang habis menangis semalaman.

"Selamat pagi, selamat beraktifitas untuk sahabat pagi ceria semua. Apa kabar sahabat semua di sana? Semoga kesehatan dan keselamatan selalu diberikan Allah untuk kita semua ya. Aamiin. Dan ya, pagi ini masih bersama aku. Deepika Yora announcer paling cetar membahana di radio kesayangan kita yang mengudara di 91.10, Pop FM Purwodadi. Meski agak bindeng suaranya karena keasikan karaoke semalaman tapi masih kedengaran seksi lah ya hahaha. Well, kak Juan kayaknya udah nggak sabar nih mau muterin satu tembang hits buat nemenin pagi sahabat semua. Kak Juaaan.. Jadi mau muter lagu apa nih? Hehehe, Kayaknya emang nggak usah lama-lama ya. Kita dengerin aja persembahan dari Mahalini-Sampai menutup mata. Cekidot!"

Juan memutar lagu yang sudah dia siapkan. Namun yang terdengar adalah suara perbincangan dua orang yang seperti sedang memperdebatkan sesuatu.

"Hiks.. Aku udah kasih semuanya buat kamu mas! Kamu lihat kan, darah di seprei itu udah buktiin kalau kamu udah ngerenggut apa yang paling berharga di hidupku!!"

"Astaga Lisa, kamu yang datang sendiri padaku. Aku hanya menerima apa yang kamu berikan! Lalu setelah semua terjadi kamu mau nyalahin aku?! Gila!"

Deepika terhuyung ke belakang kursinya, Juan yang tadinya santai melepas headphone tidak menyadari kesalahan yang dia lakukan. Sementara itu, seorang lelaki berlari cepat ke arah ruangan penyiaran untuk menghentikan rekaman suara yang masih berputar. Sae! Dia sampai beberapa kali menabrak orang untuk sampai ke ruang siaran.

"Kita udah terlanjur kayak gini, apa nggak sebaiknya kita ulangi apa yang kita lakukan tadi? Aku akan pelan-pelan.."

Dan itu adalah akhir dari pertunjukan rekaman suara yang membuat seluruh Jawa Tengah tahu jika Sae telah berselingkuh dengan Lisa. Ada senyum mengembang di wajah Lisa. Tapi semua itu dia sembunyikan di balik kepura-puraannya. Dia pura-pura syok dan menangis karena semua orang tahu jika dia sudah diperawani oleh Sae, pacar Deepika.

"Kok bisa ada rekaman lain masuk ke sana sih Ju?! Apa kamu nggak ngecek dulu sebelum muter rekaman sialan itu hah?!" Arya marah. Dia menggebrak meja melampiaskan kemarahannya.

Juan menunduk mengakui keteledoran yang dia lakukan.

"Biasanya aku cek dulu pak. Tapi tadi.. Maaf... Aku pikir, aku tadi sudah-" Juan tergagap menjelaskan apa yang terjadi.

"Udah Ju." Arya memotong ucapan Juan.

Yang paling sakit di sini adalah Deepika, dia bahkan tidak bisa lagi menangis. Dia hanya diam menanggapi rekaman yang dia dengar. Jadi semua itu benar? Sae berselingkuh dengan Lisa? Tapi kenapa? Apa salah Deepika sampai Sae bisa setega itu padanya..

Pertanyaan demi pertanyaan membuat Deepika makin pusing. Apalagi semalaman dia tidak tidur sama sekali. Kegaduhan di tempat kerjanya makin membuat Deepika syok. Juan ingin menghibur Deepika namun dia sendiri juga sedang ketakutan di ruangan Arya dan menunggu sanksi yang akan dia terima atas keteledoran yang dia lakukan.

Sesaat Deepika teringat dengan kotak yang Lisa berikan padanya tadi pagi. Tangannya bergetar membuka kotak itu, dan matanya langsung mendapati pemandangan puluhan lembar foto perse_tubuhan antara Lisa dan Sae. Jatuh, kotak itu jatuh berserakan memperlihatkan isinya. Mendadak semua gelap untuk Deepika. Dia lunglai tak sadarkan diri dengan tubuh ambruk ke lantai.

_________

"Deepika udah pulang tant?"

Abhi bertamu ke rumah Sani untuk menemui putri dari pemilik rumah itu. Ada kekhawatiran di hati Abhi sejak siang tadi. Tak butuh waktu lama untuk membuat kabar tentang kesalahan pemutaran lagu di station radio tempat Deepika bisa menjadi viral. Dan kabar itu bisa dengan mudah sampai ke telinga Abhi.

"Masuk aja mas Abhi. Dia ada di dalam."

Sani sengaja pulang dari kios lebih awal karena mendapat kabar jika anaknya pingsan di tempat kerja. Sani pikir semua itu karena mungkin Deepika belum pulih betul dari kecelakaan yang menimpanya kemarin tapi sudah aktif bekerja, kelelahan fisik bisa memicu seseorang drop dan tumbang.

Tapi alangkah terkejutnya Sani ketika tahu jika Deepika baru saja mendapat hantaman hebat di tempat kerjanya, dan semua itu disebabkan oleh orang bernama Sae!

"Kirain lagi nangis-nangis di kamar, atau merenung liatin embun di jendela, taunya malah nonton tipi sambil makan kuaci. Syukurlah kalo kamu baik-baik aja."

Abhi mendapati Deepika sedang menonton film kartun 'Masha and the bear' dengan satu toples kuaci di samping tempat gadis itu duduk.

"Nggak ada yang baik-baik aja mas.. Hati ku sakit.. Tapi aku capek nangis terus."

Deepika menepuk sebelah sofa memberi tanda agar Abhi mau duduk di sampingnya.

"Aku nggak pernah bertamu ke sini. Padahal kita tetangga samping rumah." Abhi duduk di samping Deepika. Satu toples kuaci menjadi pemisah jarak di antara mereka.

"Benar kata ibuk.. Suatu saat aku akan tau kalau Sae nggak pantes buat aku. Tapi ini terlalu cepat nggak sih mas..?"

"Doa ibu itu mustajab. Bersyukur dikasih tau sifat aslinya sekarang. Masih mikir mau bertahan dengannya karena tiga tahun itu lama?"

Deepika menggeleng lemah.

"Masha bisa seneng banget di deket beruang itu ya mas.. Kayak nggak ada beban."

Mata Abhi ikut melihat ke arah televisi yang menampilkan film kartun kesukaan berjuta anak di dunia.

"Beruangnya tau gimana caranya bikin tuh bocah senyum tiap bareng dia. Emang kualitas nggak bisa bohong sih, orang dewasa itu lebih tau gimana cara membuat sekitarnya bahagia. Tuh, kamu lagi lihat contoh nyatanya."

Deepika menatap lekat-lekat ke arah lelaki yang duduk satu sofa dengannya.

"Kamu lagi promosi diri sendiri mas? Aku baru aja putus lho."

Abhi tersenyum samar. "Aku ngomongin film kartun Deep. Ternyata putus cinta malah mengupgrade kebodohan mu ya."

"Maas Abhi!!!"

"Nggeh, dalem.."

Pipi Deepika mendadak bersemu merah. Nggak beres nih! Pikir Deepika memegangi dadanya.

Terpopuler

Comments

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

cie cie cieeee yg udh mulai ada rasa 😌 jauh jauh nyari jodoh. eh endingnya sama sebelah rumah 🤣🤣 abhi tu ada rasa mesti sama kamu dari dulu makanya tetap jomblo, nungguin kamu dewasa biar bisa di nikahin

2024-12-13

10

⏤͟͟͞R ve

⏤͟͟͞R ve

Hajar aja Ju, biar nyahokk tuhh si kutu 😂😂

2024-12-12

5

𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍

𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍

bagus lah Dee klo cepet ketauan, jadi kamu gak sia² ngabisin waktu breng org yg salah..
dan stlh ini, apa kamu masih bisa petantang petenteng lagi Cup?? kamu juga masih punya muka buat kluar rumah kah Lis?? aduhh, klo org waras sih udah ngumpet di lubang belut buat sembuyiin mukanya gegara malu

2024-12-14

1

lihat semua
Episodes
1 Deepika si penyiar radio
2 Mirip Sales obat panu
3 Diam-diam perhatian
4 Kecelakaan
5 Penjelasan Sae
6 Tetangga luar biasa
7 Orang terdekat?
8 Buru-buru menikah
9 Nasehat Abhi
10 Kebenaran yang mengudara
11 Kena kutukan
12 Pesan singkat memberi semangat
13 Kedatangan mantan
14 Pembicaraan di dalam mobil
15 Rencana Sae
16 Pertengkaran pengantin baru
17 Sae berulah
18 Sae yang be-jat
19 Pagi itu...
20 Kunjungan tetangga
21 Sehari bersama
22 Membuka rahasia
23 Kunjungan juragan mebel
24 Paket nyasar
25 Cemburu?
26 Obrolan di malam hari
27 Demam
28 Ke kantor mamas
29 Bapak datang nak
30 Joging
31 Pulang joging
32 Cepet nikah!
33 Dilamar
34 Cari cincin -bagian satu-
35 Cari cincin -bagian dua-
36 Kado ulang tahun
37 Kado ulang tahun part 2
38 Hasutan rival
39 Buka segel
40 Penyelamat yang sesungguhnya
41 Sah!
42 Invasi basah
43 Invasi basah 2
44 Ngumpul bareng keluarga
45 Anak kesayangan
46 Den dan misinya
47 Terjebak ucapan sendiri
48 Hot pop pop
49 Gara-gara mijit!
50 Gass pindah
51 Drama roti kempit
52 Menikmati godaan bini
53 Kasih judul sendiri
54 Dapet siraman qolbu
55 Seperti kejar setoran
56 Menemani istri bekerja
57 Cemburu?
58 Cemburu bagian 2
59 Berkah dicemburui
60 Pelajaran untuk Gatra
61 Terpesona.. Aku terpesona
62 Orang itu adalah...
63 Di atas genteng?
64 Anda termasuk produk pilihannya
65 Kedekatan yang terdeteksi
66 Jangan tinggalin aku
67 Ada yang aneh dengannya
68 Area nganu
69 Mertua minta cucu
70 Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71 Muntah-muntah, masuk angin?
72 Gara-gara tobeli
73 Mantan, apa kabar?
74 Ngambek ah!
75 Ke dokter, Gass!!
76 Testpack dulu, periksa kemudian
77 Itu contoh, nggak dihitung!
78 Ditodong pertangungjawaban
79 Sadar diri, sadar posisi
80 Keracunan, kok bisa?
81 Pita pink, kgn?
82 Ketika betina merajuk
83 Konsepnya nggak gini
84 Jaim brew!
85 Sensitif banget sih Bu!
86 Judul bebas!
87 Kanjeng rantang datang
88 Judul? Naskah ini ditolak 3x
89 Papa mama gadungan
90 Tamatlah
91 E31 End
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Deepika si penyiar radio
2
Mirip Sales obat panu
3
Diam-diam perhatian
4
Kecelakaan
5
Penjelasan Sae
6
Tetangga luar biasa
7
Orang terdekat?
8
Buru-buru menikah
9
Nasehat Abhi
10
Kebenaran yang mengudara
11
Kena kutukan
12
Pesan singkat memberi semangat
13
Kedatangan mantan
14
Pembicaraan di dalam mobil
15
Rencana Sae
16
Pertengkaran pengantin baru
17
Sae berulah
18
Sae yang be-jat
19
Pagi itu...
20
Kunjungan tetangga
21
Sehari bersama
22
Membuka rahasia
23
Kunjungan juragan mebel
24
Paket nyasar
25
Cemburu?
26
Obrolan di malam hari
27
Demam
28
Ke kantor mamas
29
Bapak datang nak
30
Joging
31
Pulang joging
32
Cepet nikah!
33
Dilamar
34
Cari cincin -bagian satu-
35
Cari cincin -bagian dua-
36
Kado ulang tahun
37
Kado ulang tahun part 2
38
Hasutan rival
39
Buka segel
40
Penyelamat yang sesungguhnya
41
Sah!
42
Invasi basah
43
Invasi basah 2
44
Ngumpul bareng keluarga
45
Anak kesayangan
46
Den dan misinya
47
Terjebak ucapan sendiri
48
Hot pop pop
49
Gara-gara mijit!
50
Gass pindah
51
Drama roti kempit
52
Menikmati godaan bini
53
Kasih judul sendiri
54
Dapet siraman qolbu
55
Seperti kejar setoran
56
Menemani istri bekerja
57
Cemburu?
58
Cemburu bagian 2
59
Berkah dicemburui
60
Pelajaran untuk Gatra
61
Terpesona.. Aku terpesona
62
Orang itu adalah...
63
Di atas genteng?
64
Anda termasuk produk pilihannya
65
Kedekatan yang terdeteksi
66
Jangan tinggalin aku
67
Ada yang aneh dengannya
68
Area nganu
69
Mertua minta cucu
70
Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71
Muntah-muntah, masuk angin?
72
Gara-gara tobeli
73
Mantan, apa kabar?
74
Ngambek ah!
75
Ke dokter, Gass!!
76
Testpack dulu, periksa kemudian
77
Itu contoh, nggak dihitung!
78
Ditodong pertangungjawaban
79
Sadar diri, sadar posisi
80
Keracunan, kok bisa?
81
Pita pink, kgn?
82
Ketika betina merajuk
83
Konsepnya nggak gini
84
Jaim brew!
85
Sensitif banget sih Bu!
86
Judul bebas!
87
Kanjeng rantang datang
88
Judul? Naskah ini ditolak 3x
89
Papa mama gadungan
90
Tamatlah
91
E31 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!