Bab 5: Kisah dari Desa Tersembunyi

---

Pagi yang Menyimpan Rahasia

Setelah malam penuh ketegangan di desa yang hampir ditinggalkan itu, pagi menyambut mereka dengan keheningan yang ganjil. Matahari muncul perlahan, menyinari rumah-rumah tua yang tampak rapuh dan jalan setapak yang mulai ditutupi lumut.

Raka dan Amara duduk di depan salah satu rumah, menikmati sarapan sederhana berupa roti kering dan air dari kantung perbekalan mereka. Meski tubuh mereka lelah, pikiran mereka terus berputar, terutama tentang patung matahari kecil yang kini berada di dalam tas Amara.

“Menurutmu, siapa sebenarnya mereka?” Amara memecah keheningan. Ia merujuk pada dua pria bertopeng yang mencoba mencuri patung itu semalam.

“Entahlah,” jawab Raka sambil memandangi hutan yang mengelilingi desa. “Tapi aku yakin mereka bukan orang sembarangan. Cara mereka bergerak... seperti sudah terlatih.”

Amara mengangguk, wajahnya tampak khawatir. “Kalau mereka benar-benar mengincar ini, berarti apa yang kita bawa bukan sesuatu yang sepele.”

“Dan itu juga berarti kita harus lebih berhati-hati,” tambah Raka. Ia menoleh ke arah Amara dan mencoba tersenyum. “Tapi jangan terlalu cemas. Kita punya Arjuna. Orang tua itu jelas tahu lebih banyak daripada yang ia katakan.”

---

Arjuna Membuka Rahasia

Seolah mendengar namanya disebut, Arjuna muncul dari dalam salah satu rumah. Wajahnya tampak serius, membawa gulungan kain tua dan sebuah buku kecil dengan sampul kulit.

“Kalian harus mendengar ini,” katanya tanpa basa-basi.

Mereka berdua mengikutinya masuk ke dalam rumah yang kini berfungsi sebagai markas sementara mereka. Di dalam, Arjuna membuka gulungan itu, yang ternyata adalah peta yang lebih lengkap dibandingkan yang sebelumnya mereka lihat.

“Patung itu,” Arjuna menunjuk lambang matahari di peta, “adalah salah satu dari tujuh kunci yang diperlukan untuk membuka rahasia besar.”

“Rahasia besar apa?” tanya Amara, matanya penuh rasa ingin tahu.

Arjuna menghela napas. “Legenda menyebutnya Matahari Nusantara. Sebuah kekuatan kuno yang katanya mampu mengendalikan alam. Jika jatuh ke tangan yang salah, dunia ini bisa hancur.”

“Kau serius?” Raka terdengar skeptis.

Arjuna menatapnya tajam. “Kau pikir aku akan sejauh ini kalau aku hanya bercanda? Aku telah mempelajari ini selama bertahun-tahun. Dan aku tahu satu hal: orang-orang seperti kalian adalah harapan terakhir kita.”

Amara menelan ludah, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Temukan kunci berikutnya,” jawab Arjuna singkat. “Tapi ingat, setiap kunci dijaga oleh ujian—baik fisik maupun mental. Hanya mereka yang memiliki niat murni yang bisa melewati semuanya.”

---

Jejak di Hutan Larangan

Arjuna memberikan petunjuk tentang lokasi kunci berikutnya: sebuah kuil tua di tengah Hutan Larangan. Kuil itu, menurut legenda, adalah tempat persembunyian para penjaga Matahari Nusantara di masa lalu.

“Kenapa disebut Hutan Larangan?” tanya Amara, terlihat sedikit gugup.

“Karena tidak ada yang berani memasukinya,” jawab Arjuna. “Banyak yang percaya hutan itu dihuni oleh makhluk-makhluk gaib. Tapi kalian tidak punya pilihan.”

Raka dan Amara memulai perjalanan mereka, meninggalkan desa yang kini terasa lebih sunyi dari sebelumnya. Langkah mereka membawa mereka ke jalan setapak yang semakin tertutup oleh pepohonan besar. Cahaya matahari hampir tidak bisa menembus kanopi tebal di atas mereka, menciptakan suasana gelap dan misterius.

“Perasaanmu bagaimana?” tanya Raka, mencoba mengalihkan perhatian Amara dari suasana menakutkan di sekitar mereka.

“Sejujurnya, aku tidak tahu,” jawab Amara. “Tapi aku percaya padamu, Raka.”

Raka tersenyum kecil. “Kita akan melewati ini bersama.”

---

Tantangan di Kuil Tua

Setelah berjam-jam berjalan, mereka akhirnya tiba di kuil yang dimaksud. Bangunan itu sebagian besar sudah runtuh, tertutup lumut dan tanaman merambat. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian mereka—sebuah pintu batu besar dengan ukiran yang menyerupai patung matahari kecil yang mereka bawa.

“Sepertinya ini tempatnya,” kata Amara sambil menyentuh pintu itu.

Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar, dan pintu itu terbuka dengan sendirinya. Mereka saling menatap sebelum melangkah masuk, membawa obor kecil yang telah mereka siapkan sebelumnya.

Di dalam, mereka menemukan ruangan besar dengan dinding yang dipenuhi ukiran-ukiran kuno. Di tengah ruangan, ada sebuah altar dengan patung matahari yang jauh lebih besar dari yang mereka miliki.

Namun, sebelum mereka bisa mendekat, lantai di bawah mereka mulai bergerak. Dari sudut-sudut ruangan, muncul makhluk-makhluk aneh—patung-patung batu yang hidup dan bergerak seperti manusia.

“Mereka penjaga kuil,” bisik Raka. “Kita harus menemukan cara untuk melewati mereka.”

Amara melihat ke arah ukiran di dinding, mencoba mencari petunjuk. “Ada sesuatu di sini!” serunya. “Kita harus mengarahkan cahaya ke patung matahari itu!”

Raka melihat ke sekeliling dan menemukan sebuah cermin kecil di salah satu sudut ruangan. Dengan cepat, ia mengambil cermin itu dan mengarahkan cahaya obor ke patung matahari di altar.

Cahaya itu memantul, menciptakan sinar terang yang membuat patung-patung batu berhenti bergerak. Namun, cahaya itu hanya bertahan beberapa detik.

“Kita butuh lebih banyak cahaya!” seru Amara.

Dengan bantuan Amara, Raka mencari cermin-cermin lain di ruangan itu. Mereka bekerja sama, mengarahkan cahaya dari berbagai sudut hingga akhirnya patung matahari besar di altar memancarkan sinar yang sangat terang.

Patung-patung batu itu berhenti bergerak sepenuhnya, dan altar itu terbuka, memperlihatkan sebuah kotak kecil yang terbuat dari emas.

“Inilah kunci berikutnya,” kata Amara dengan napas yang masih memburu.

---

Penjaga yang Baru

Ketika mereka keluar dari kuil, mereka menemukan Arjuna sudah menunggu di luar. Wajahnya tampak lega namun sekaligus serius.

“Kalian berhasil,” katanya. “Tapi ini baru permulaan. Ujian berikutnya akan lebih berat.”

“Kenapa kau tidak ikut membantu tadi?” tanya Raka dengan nada sedikit kesal.

Arjuna tersenyum tipis. “Karena ini adalah perjalanan kalian, bukan perjalananku. Aku hanya seorang penjaga, bukan pahlawan.”

Amara menatap kotak kecil itu dengan perasaan campur aduk. “Kalau begitu, ke mana kita harus pergi sekarang?”

Arjuna menunjuk ke arah hutan yang lebih dalam. “Ke arah matahari terbenam. Di sanalah petunjuk berikutnya berada.”

---

Akhir Bab 5

Dengan kunci kedua di tangan mereka, Raka dan Amara melanjutkan perjalanan mereka, membawa harapan dan ketakutan yang semakin besar. Mereka tahu bahwa setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke kebenaran—dan mungkin juga ke bahaya yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

---

Bagian ini memperdalam elemen aksi, misteri, dan hubungan antara karakter utama. Apakah sesuai dengan ekspektasi Anda?

Episodes
1 Bab 1: Perjalanan Dimulai
2 Bab 2: Pintu Menuju Rahasia
3 Bab 3: Malam yang Membingungkan
4 Bab 4: Pertemuan dengan Amara
5 Bab 5: Kisah dari Desa Tersembunyi
6 Bab 6: Mitos di Balik Gunung
7 Bab 7: Rahasia yang Tersembunyi
8 Bab 8: Bisikan di Malam Hari
9 Bab 9: Jejak Kekuatan Lama
10 Bab 10: Percakapan yang Menyentuh
11 Bab 11: Jejak Legenda
12 Bab 12: Bayangan yang Mengintai
13 Bab 13: Percakapan dengan Penduduk Desa
14 Bab 14: Jejak Aneh di Lokasi Kuno
15 Bab 15: Cahaya dari Alam Lain
16 Bab 16: Rasa Takut yang Mulai Meningkat
17 Bab 17: Kebenaran atau Ilusi?
18 Bab 18: Pertaruhan Awal
19 Bab 19: Saat Takdir Berputar
20 Bab 20: Mimpi yang Membingungkan
21 21. Rahasia di Dalam Gua
22 Bab 22: Pertemuan dengan Sang Penjaga
23 Bab 23: Bayangan Kekuatan Gelap
24 Bab 24 Petunjuk Tak Berujung
25 Bab 25: Jejak Artefak yang Disembunyikan
26 Bab 26: Lautan dan Kegelapan
27 Bab 27: Ritual yang Tak Terduga
28 Bab 28: Kekuatan yang Mulai Membangkitkan Bahaya
29 Bab 29: Pertaruhan Emosional
30 Bab 30: Kisah Amara dan Asal-Usulnya
31 Bab 31: Percakapan di Bawah Cahaya Bulan
32 Bab 32: Bayangan yang Mencekam
33 Bab 33: Rahasia Kuno yang Terungkap
34 Bab 34: Kekacauan di Desa
35 Bab 35: Sisi Gelap dari Keindahan
36 Bab 36: Kisah dari Masa Lalu
37 Bab 37: Jejak yang Tak Tertinggal
38 Bab 38: Pertarungan di Tengah Kabut
39 Bab 39: Kekuasaan yang Tak Terduga
40 Bab 40: Perjalanan yang Berputar-putar
41 Bab 41: Keputusan yang Membingungkan
42 Bab 42: Kisah Tersembunyi di Balik Sejarah
43 Bab 43: Pertemuan Rahasia
44 Bab 44: Bayangan di Tengah Perjalanan
45 Bab 45: Keberanian yang Mulai Membangkitan Harapan
46 46. Melawan Ketakutan
47 Bab 47: Kebenaran yang Terkuak
48 Bab 48: Kisah Ritual yang Berbahaya
49 Bab 49: Percintaan yang Muncul di Tengah Perjuangan
50 Bab 50: Kelembutan dalam Ketegangan
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1: Perjalanan Dimulai
2
Bab 2: Pintu Menuju Rahasia
3
Bab 3: Malam yang Membingungkan
4
Bab 4: Pertemuan dengan Amara
5
Bab 5: Kisah dari Desa Tersembunyi
6
Bab 6: Mitos di Balik Gunung
7
Bab 7: Rahasia yang Tersembunyi
8
Bab 8: Bisikan di Malam Hari
9
Bab 9: Jejak Kekuatan Lama
10
Bab 10: Percakapan yang Menyentuh
11
Bab 11: Jejak Legenda
12
Bab 12: Bayangan yang Mengintai
13
Bab 13: Percakapan dengan Penduduk Desa
14
Bab 14: Jejak Aneh di Lokasi Kuno
15
Bab 15: Cahaya dari Alam Lain
16
Bab 16: Rasa Takut yang Mulai Meningkat
17
Bab 17: Kebenaran atau Ilusi?
18
Bab 18: Pertaruhan Awal
19
Bab 19: Saat Takdir Berputar
20
Bab 20: Mimpi yang Membingungkan
21
21. Rahasia di Dalam Gua
22
Bab 22: Pertemuan dengan Sang Penjaga
23
Bab 23: Bayangan Kekuatan Gelap
24
Bab 24 Petunjuk Tak Berujung
25
Bab 25: Jejak Artefak yang Disembunyikan
26
Bab 26: Lautan dan Kegelapan
27
Bab 27: Ritual yang Tak Terduga
28
Bab 28: Kekuatan yang Mulai Membangkitkan Bahaya
29
Bab 29: Pertaruhan Emosional
30
Bab 30: Kisah Amara dan Asal-Usulnya
31
Bab 31: Percakapan di Bawah Cahaya Bulan
32
Bab 32: Bayangan yang Mencekam
33
Bab 33: Rahasia Kuno yang Terungkap
34
Bab 34: Kekacauan di Desa
35
Bab 35: Sisi Gelap dari Keindahan
36
Bab 36: Kisah dari Masa Lalu
37
Bab 37: Jejak yang Tak Tertinggal
38
Bab 38: Pertarungan di Tengah Kabut
39
Bab 39: Kekuasaan yang Tak Terduga
40
Bab 40: Perjalanan yang Berputar-putar
41
Bab 41: Keputusan yang Membingungkan
42
Bab 42: Kisah Tersembunyi di Balik Sejarah
43
Bab 43: Pertemuan Rahasia
44
Bab 44: Bayangan di Tengah Perjalanan
45
Bab 45: Keberanian yang Mulai Membangkitan Harapan
46
46. Melawan Ketakutan
47
Bab 47: Kebenaran yang Terkuak
48
Bab 48: Kisah Ritual yang Berbahaya
49
Bab 49: Percintaan yang Muncul di Tengah Perjuangan
50
Bab 50: Kelembutan dalam Ketegangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!