Obat Hati

Mbok Jum menceritakan keadaan hari ini. Yuhane merasa heran." Kenapa mbok main kucing-kucingan seperti itu. Padahal kan sudah sampai." Tanya Yuhane polos.

Mbok Jum tersenyum paham. gadis yang telah di nikahi Tuan Mudanya terlihat tulus dan masih polos. pantas saja Tuan Mudanya menjaganya.

"He..eh.. Maklumlah non. oh ya non tadi sempat ketemu dengan wanita yang berpakaian norak di rumah sakit.?" Tanya Mbok Jum mengalihkan.

"Ada mbok. Emang kenapa.?" Tanya Yuhane heran.

"Dialah wanita yang ingin menguasai kekayaan Nyonya besar. padahal ia hanya adik tirinya Nyonya besar,dan telah di beri satu perusahaan untuknya.Taoi belum juga puas. Ia ingin memiliki rumah utama. Bagi Tuan Muda rumah itu banyak kenangan mereka tentu saja tidak mau. Namun dari pada ia berurusan dengan wanita rakus tersebut,makanya Tuan Muda menghindar saja. Karena rumah itu atas namanya. Jadi wanita sihir tersebut tidak bisa berkutik. Makanya ingin mendekati Tuan muda dan menjodohkan cucunya. Tapi di tolak mentah-mentah oleh Tuan Muda." Cerita panjang Mbok Jum.Dan yuhane pun paham.

Mereka sedang menikmati makan malam yang sudah terlalu lewat. Akibat mbok Jum yang mutar-mutar dulu. Ia sudah mengabarkan Deni kalau ia sudah bersama Yuhane.

Tiga hari Yuhane tidur di apartemen tanpa ada kabar dari suaminya. Namun ia tidak mau bertanya sama mbok Jum. Ia takut pertanyaannya nanti malah jadi masalah.

Hari ini terlihat ia kaget. Dapat kabar kalau nenek Sri menghembuskan nafasnya terakhir. Ia baru saja mendapatkan kasih sayang nenek Sri yang tulus padanya. Padahal Meraka tidak ada hubungan apa-apa.

"Non. Siap-siap ya. Kita langsung saja ke pemakaman. kita tidak usah ke rumah utama. takutnya nanti Non di permalukan nenek sihir." Ujar Mbok Jum.

Yuhane mengangguk saja. Ia sebenarnya ingin sekali menengok nenek Sri untuk terakhir kalinya. Karena ia masih terngiang permintaan nenek Sri saat ia akan menikah dengan Bosnya.

Ada mobil yang di sopirnya laki-laki yang membawa mbok Jum ke terminal. Pengawal tersebut membawa mereka berdua ke pemakaman mewah di kota tersebut. Hanya orang-orang kaya saja yang bisa di makamkan di sana. karena biaya perawatan di sana lumayan besar.

Yuhane dan mbok Jum berdiri di balik pohon bersama pengawal tersebut. Yuhane ingin sekali berlari mengejar suaminya yang terlihat rapuh terduduk di pemakaman. Namun tangan p ngawal langsung mencegahnya.

Yuhane menarik nafas dalam. Dia kembali sembunyi di balik pohon menyaksikan Acra pemakaman dari jauh Dnegan menggunakan kacamata hitam yang bertengger di matanya. Dengan memakai kerudung hitam serasi dengan bajunya yang dalam. Jadi tidak ada yang mengenalinya. Begitu juga mbok Jum yang pakai kerudung.

Setelah beberapa lama.pemakaman selesai. Deni membisikkan pada Bosnya. " Bos. Non Yuhane ada di sekitar sini. Apakah Bos ingin bertemu.?" Tanya Deni pelan.

Revano memberikan kode pada Deni untuk mendekat." Antarkan istriku ke villa. Biar saya ke sana nanti." Perintah Revano. Ia tidak ingin bertemu di apartemen. Sangat berbahaya bagi istrinya yang tidak paham dengan situasi ini.

Deni pun mengabarkan pada pengawal yang bersama Yuhane saat ini. Ia pun paham. Dan membawa mereka ke villa yang telah di alamatkan Bosnya.

Yuhane hanya diam saja, mengikuti semua, karena itu pesan mbok Jum tadi saat mereka akan berangkat.

Sampai mereka sampai di sebuah villa di puncak. Yuhane duduk termangu di depan jendela dalam kamar vila yanga da di lantai atas.

"Sangat rumit hidup mu ia mas. Aku jadi bingung sendiri." Lirihnya.

Ada ketukan pintu dadi luar. " Non. kita makan dulu. dari tadi Non belum makan." Seru mbok Jum dari luar.

Yuhane membuka pintu." Baiklah mbok." Yuhane melangkahkan kakinya turun. Di bawah tangga. Ada sosok yang sudah jadi suaminya. Ia mendekati laki-laki yang terlihat kusut sekali.

Yuhane langsung memeluk Revano dan di sambutnya." Maaf. Membuat kamu nggak tenang." Bisik Revano.

Yuhane hanya menggelengkan kepalanya. " Ah. tidak apa-apa. Aku hanya sedih karena kepergian nenek. Padahal baru saja aku bercerita dan bercanda dengannya." Lirih Yuhane.

Revano membawa istrinya duduk di meja makan yang sudah terhidang beberapa makanan.

"Kita makan dulu ya. Nanti akan aku ceritakan." bujuk Revano.

Yuhane pun mengikuti suaminya,ia menikmati makan siang menjelang sore itu dengan lahapnya. Karena dari pagi perutnya tidak di isi sama sekali. Melihat istrinya makan dengan lahapnya, Revano tersenyum melihat istrinya yang bersemangat makan. Hingga membangkitkan selera makannya juga.

Setelah selesai makan. Revano mengajak istrinya duduk di bangku di depan kolam renang di villa tersebut. Villa tersebut ia beli baru beberapa bulan ini. Hanya Deni yang tahu. Bahkan nenek Sri tidak tahu. Karena ia berpikir. Ini tempat persembunyiannya suatu saat nanti,dan ini terbukti.

"Sayang.. Maaf. Jika telah menyeret kamu sejauh ini. Dan Mas harap kamu betah ya di sini. Untuk sementara kita tinggal di sini. Mas akan menemani mu di sini. Dan mungkin Mas akan bekerja jarak jauh dulu untuk beberapa hari ini." Cerita Revano.

Yuhane mengangguk. Ia tidak mengerti kerja jarak jauh. yang ia tahu kuliah jarak jauh yaitu secara daring. Nah ia pun ingat akan kuliah yang di tawarkan suaminya sebelum menikah.

"Mas.. Aku juga mau kuliah daring." Lirihnya takut nanti Revano marah.

Revano tersenyum membelai kepala istrinya gemes. " Baiklah. Nanti Mas akan bilang sama Deni. Dan mungkin besok kamu sudah bisa kuliah. Karena sudah di daftarkan Deni kemarin." Ucap Revano mencubit pipi istrinya gemes.

Walau masih ada rasa sedih kehilangan neneknya, namun kehadiran Yuhane mampu membuatnya kembali tersenyum. Bisa jadi Yuhane merupakan obat hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!