Revano benar-benar jengkel dengan orang-orang di sekitarnya. Tapi ia seolah tetap menjaga image nya.
"Gimana tawaran saya tadi.?" Tanya Revano yang santai.
Yuhane menoleh ke arah nenek Sri, dan di anggukkan wanita tua tersebut, Ia pun menoleh ke arah Deni sang asisten. Deni pun mengangguk. Yuhane masih bimbang. Ia ingin sekali kuliah, tidak terbayangkan kalau ia akan kuliah juga sesuai Keinginannya.
"HM! gimana ya Pak Bos. Saya ingin sekali kuliah, tapi saya takut.!" Jawabnya tidak jelas.
Ketiga orang tersebut menatap gadis tersebut bingung." Takut kenapa?" Tanah Revano memastikan.
"Takut hamil cepat, terus kuliah saya gimana Pak Bos. Masa saya berhenti lagi kuliah nya. Sama saja bohong dong." Jawabnya lugu.
Nenek Sri pun tertawa, sedangkan wajah Revano memerah menahan malu. Secara tidak langsung gadis tersebut menjelaskan kalau ia pastii akan memaksanya untuk berhubungan intim. Walau Revano tidak pungkiri itu.
Karena semenjak kejadian semalam, sedikit saja kulitnya bersentuhan dengan gadis tersebut langsung On senjatanya. Ia sebenarnya bingung, padahal selama ini ia sering dekat dengan wanita tapi tidak pernah reaksinya seperti itu. Itu sebabnya ia ngajak nikah takut nanti dirinya khilaf berdekatan dengan gadis tersebut.
"Begini ya cantik, kuliah itu tidak sama dengan sekolah menengah seperti yang kamu jalani selama ini, kamu bisa kuliah walau sedang hamil atau sudah punya anak." Jawaban Nenek Sri meyakinkan gadis tersebut.
Yuhane memandang Nenek Sri dan Revano memastikan dengan ucapan yang baru saja ia dengar. Mendapati anggukan keduanya Yuhane hanya pasrah. Tapi ia masih belum bisa jawab.
"Bisa nggak Pak Bos. Tunggu satu tahun lagi." Ujarnya yang masih ragu.
Mendengar jawaban gadis tersebut,Revano hampir saja meradang. Ia bangkit dari duduknya dan masuk ke kamarnya Dnegan membanting pintu kamar tidurnya.
Yuhane sangat kaget dengan keadaan tersebut. Ia jadi takut untuk menatap wajah orang yang ada di sana. Ia menunduk takut sekali.
"Begini ya cantik. Sekarang kamu istirahat dulu ya. Oh ya kita makan ketoprak dulu. Pasti udah masak karena tercium sampai ke sini." Ajak Nenek Sri pada gadis tersebut lembut.
Yuhane pun mengikuti langkah nenek Sri yang juga di ikuti Deni. Karena perutnya juga ikut berontak mencium bau harumnya kuah ketoprak yang di buat bik Atun.
Ketiganya asyik menyantap ketoprak yang juga di campur bakwan yang kembali di goreng Bik Atun karena Yuhane di tahan duduk oleh Revano tadi.
Revano keluar dengan wajah dongkol. Sepertinya ia sudah selesai mandi. Terlihat segar namun wajahnya belumlah segar dan belumlah enak di pandang.
"Ayok. Duduk sini.. Kami hampir siap, jadi tak menunggu mu." Sapa Nenek Sri pada cucunya.
Revano pun duduk di depan gadis yang telah membuat mut nya sempat kacau dan kesal.
"Nggak apa Nek." Jawabnya yang masih dingin.
Yuhane yang tadinya berselera menyantap ketoprak langsung jadi terdiam. Namun ia tidak berani menatap ke depannya. Ia yang biasanya cerewet langsung feminim.
Sambil menikmati ketopraknya. Revano terus saja menatap gadis tersebut. Deni cepat menyelesaikan makanannya,ia pun pamit pulang dengan alasan mau istirahat dan mandi.
Nenek Sri pun bangkit dari duduknya." Nenek mau ke kamar dulu ya kekenyangan." ujarnya singkat.
Tinggallah dia manusia yang saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
Yuhane tidak berani berbicara atau pun bangkit dan meninggalkan Bos nya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments