Yuhane tanpa merasa bersalah cengengesan didepan Bosnya yang dari tadi kesal padanya.
"Eh. Bocah.! Dari pada kamu mengurus yang tidak-tidak,lebih kamu ke dapur sana gih. Perut aku masih lapar. Minta buatkan cemilan atau apalah." Perintah Revano tegas.
Yuhane mengerutkan keningnya. " Emang Pak Bos suka makan manis atau pedas.?" Tanya Yuhane tidak paham ke sukaan Bos nya.
"Yang pedas. Biar otak ku kembali normal. semenjak kamu ada. otakku jadi ikutin lemot.!" Kesal Revano.
Yuhane bukannya sedih di bentak Bosnya malah cengengesan dan berlalu ke dapur belakang menemui ART di rumah ini yang juru masak.
"Bik Atun. Bik Pak Bos minta makanan pedas buat temani mereka duduk santai. Biasanya apa ya bik.?" Tanya Yuhane.
Bik Atun pun mengeluarkan beberapa sayuran, seperti kol, wortel, kentang dan bawang-bawang serta tepung.
"Biasanya kalau Bos sore begini suka makan gorengan,seperti bakwan,atau kalau yang mengenyangkan bakso atau ketoprak." Jawab Bik Atun seraya bekerja.
"Oh. Saya bantu ya Bik. Kenapa tidak di beli saja Bik.?" Tanya Yuhane penasaran sambil mengupas wortel dengan santai.
"Kata Nyonya. Lebih higenis di buat, tau kita buatnya dari apa dan kualitasnya." Jawab Bik Atun seperti ucapan nenek Sri.
"Oh. Benar sih. Saya juga dulu kalau ibuk masih hidup. Kami sering juga bikin begini. Jadi kangen ibuk." Ujar Yuhane sedih.
Untung saja kemarin, Pak Bos nya datang ke kampung nya tepat waktu. Dan tidak jadi menikah dengan laki-laki yang sudah punya istri tiga.Apalagi terdengar waktu itu. kalau si Jalil itu agen narkoba.
"Kok sedih non.?" Tanya Bik Atun disela kerjanya.
"Jadi kangen ibuk bik. Oh ya kita mau bikin bakwan saja bik.?" Tanya Yuhane yang memperhatikan wanita yang mungkin seusia ibunya dengan cekatan bekerja.
"Ini pengganjal sebelum ketopraknya masak." Jawab bik Atun gregetan.
"Oh..kalau gitu. Bibik buat ketopraknya. biar saya yang buat bakwannya ya.saya bisa mah ini." Jawab Yuhane meyakinkan.
"Benar non bisa masak.?" Tanya Bik Atun memastikan.
"Iyalah bik. Aku kan sering masak di rumah." Jawabnya cengengesan.
Akhirnya mereka bagi tugas. Saat bakwannya sudah ada yang matang baunya menyerbak ke ruang keluarga. Revano yang doyan dengan gorengan tersebut langsung ke dapur. mengingat gadis yang di perintahkan tidak kunjung kembali.
Revano terpana melihat gadis tersebut masak yang berkeringat sedang mengaduk gorengan.
Yuhane tidak menyadari Bos nya yang melihat kegiatannya. Ia terus saja bekerja. Bik Atun yang baru datang menyadari menyenggol Yuhane.
Yuhane menoleh kesamping seperti yang di tunjuk bik Atun lewat bibirnya, Yuhane melihat Bos nya berdiri bersedekap dada.
"Eh Pak Bos mau icip atau mau makan langsung nih. Bentar ya. Saya masukan ini dulu nanti saya antar kedepan. Pak Bos tunggu aja di sana.!" Perintah Yuhane tanpa sadar.
"Yang Bos di sini aku. Kenapa kamu yang perintah.!" Sinis Revano menutupi sikapnya yang terlena melihat gadis tersebut memasak.
"Iya Pak Bos. Terserah pak Bos deh. Saya mah apalah." Jawabnya yang ingin memisahkan gorengan yang sudah masak ke piring cantik yang ada di lemari.
Bik Atun ke luar sebentar mengambil daun penyedap masakan. seperti daun salam,serai dan daun jeruk.
Yuhane menaiki bangku kecil di dekatnya untuk mengambil piring yang agak besar di bagian atas.
Awalnya Revano hanya diam saja, melihat apa yang akan di buat gadis tersebut. Yuhane telah berhasil mengambil piring yang diinginkan. kemudian ia akan turun melompat sedikit. Tapi kakinya terinjak sendalnya sendiri yang agak licin. makanya ia terpeleset. Untung saja Revano dengan cekatan menangkap tubuhnya.
"Makanya hati-hati." Hardik Revano. Yuhane terpaku cukup lama. Yang ia khawatirkan bukan tubuhnya yang akan jatuh. Namun takut nanti piring cantik itu pecah dan membuat nenek Sri marah. Terus ia tinggal di mana.? Pikirnya.
"Ya Pak Bos." Jawabnya gugup.
Ia pun memasukan bakwan ke piring yang diambilnya tadi yang sebelumnya ia cuci sebentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments