Udah Tuwir

Setelah kepergian dokter Bram, Deni pun juga ikut keluar untuk menebus obat yang telah di resep kan Dokter Bram.

Yuhane kembali masuk melihat Bosnya. "Apakah anda mau makan Pak Bos.?" Tanya Yuhane ragu.

"HM!" Jawab singkat Revano. Ia tidak berani menatap Yuhane lama-lama.

Yuhane menyuapi Bosnya dengan telaten. Deni datang mengantarkan obatnya. "Bos. Saya mau pulang dulu, belum sempat mandi Bks sudah telpon lagi ek sini." Ujarnya meletakkan obat yang baru saja di belinya.

"Jadi kamu tidak mau aku hubungi lagi.?" Tanya Revano menyelidiki.

Deni melengos, maksud hatinya bukan begitu. Tapi kayaknya. Bos sekarang sedang sensitif. "Bukan begitu Bos. Izin pulang ya bos,gerah nih." Keluh Deni mengibaskan tangannya ke lehernya.

"Ya udah. balik lagi ke sini. Ada yang akan di kerjakan." Ujar Revano santai.

"Ah..! Sama aja boong. Saya mandi sini aja Bks. Dari pada bolak balik." Deni menarik nafas dalam dan keluar dari kamar Bosnya.

Akhirnya Deni pun mandi di kamar tamu Bibi. Karena kamar tamu di huni oleh Yuhane. Tentu tidak enak, takut nanti Nenek Sri salah paham.

Sedangkan Yuhane pun hendak pamit." Bos. Udah selesai makan, dan juga minum obat. Sekarang Bos istirahat ya. Saya keluar dulu antar Porong kotor." Ujarnya mengambil piring kotor.

"Setelah itu balik lagi." Yuhane melongo, mulutnya sampai terbuka.

"Saya takut sendirian kalau sakit begini. Saya sering mimpi buruk kalau sedang sakit." Ujarnya.

"Bah..ha..ha.. Biasanya yang seperti itu anak kecil. Bos sudah tuwir begini masuk mimpi buruk. Apa Bos mimpi di kejar hantu atau apa tuh Bos.ha..ha.." Tawa Yuhane lepas sampai menahan geli sendiri.

Tentu saja Revano marah di ledek gadis yang telah membuatnya menderita seperti ini. Untuk menjaga wibawanya ia bersikap dingin.

"Saya pernah trauma di tinggal seseorang." Jawabnya singkat.

Yuhane yang sedang tertawa langsung diam, ia melihat Bosnya itu secara intens. "Bos trauma di tinggal. Apa Bos pernah di tinggal pacar. Wah..! Parah nih.! Masak seganteng dan setajir gini masih ada cewek yang mau tinggalkan Bos. Wah itu mah cewek bodoh." Yuhane meletakkan kembali piring kotor di meja kecil. Ia duduk di kasur dekat Revano. Tak sengaja ia memijit kaki Revano. Revano yang merasa nyaman hanya diam menikmatinya.

Dalam hati ia merasa bahagia di perlakukan begitu oleh gadis tersebut.Deni datang tersenyum melihat pemandangan tersebut.

Revano meletakkan jarinya ke bibirnya memberi kode pada Deni agar diam saja. Deni pun paham, ia duduk manis di sofa kecil kamar itu.

sedangkan Yuhane terus memijit dan seolah sedang berfikir. " Eh.. Bos. Saya jadi penasaran . Siapa gadis yang telah tinggalkan Bos. Sepertinya saya perlu belajar padanya." Deni yang sedang minum bersoda yang baru saja ia ambil di kulkas.Tersedak karena terkejut dan minumannya menyembur saking kagetnya. Bahkan masuk hidungnya.

"Byur..... Aduh.. pedih sekali hidungku.." Keluh Deni mengelap bajunya yang sedikit basah karena ulahnya sendiri.

Revano dan Yuhane menatapnya heran. "Kenapa Pak Deni sampai tersedak gitu. Apa hidung Pak Deni masuk lalat. Makanya rajin cuci hidungnya Pak, biar bersih dan lalat malas masuk. ?" ujar Gadis tersebut polos.

Sekarang gantian Revano yang meledak tawanya. Revano meledek Deni yang tersedak minumannya sendiri.

Yuhane makin bingung melihat laki-laki dewasa di depannya. Karena bingung ia pun mengambil piring kotor bekas makan Revano. Ia keluar tidak memperdulikan keduanya lagi.

"Kok mereka kayak orang gila gitu ya." lirihnya. Ia terus berlalu meletakkan piring kotor ke belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!