Anakoda

Deni pun akhirnya berhenti sebuah sebuah klinik,Yuhane di bantu Revano turun. Walau pun ia berusaha bisa sendiri

"Bisa nggak sekali-kali nurut." Bentak Revano. Yuhane terpaku. Baru kali ini ia lihat Revano membentaknya. Revano menggendong nya ke dalam klinik. Yuhane memejamkan matanya karena malu di perlakukan begitu.

"Tolong periksa luka di tangannya dok." Ujar Revano pada dokter klinik tersebut. Dokter pun memeriksa tangan Yuhane. Ia pun mengangguk.

"Untung saja di beri pertolongan pertama, jadi lukanya tidak jadi infeksi." Ucap dokter.

"Apa perlu di jahit dok.?" Tanya Revano khawatir.

"Tidak. Saya akan berikan obat yang untuk minum saja. Nanti akan. tertutup sendiri. Tapi usahakan jangan kena air dulu lukanya untuk tiga hari ini. bisa kan.?" Tanya Dokter tersebut ragu.

"Bisa dok. Nggak masalah kalau hanya tangan saja." Jawab Yuhane tersenyum manis. Dokter pun tersenyum. Revano memasang wajah dinginnya melihat Yuhane yang tersenyum pada dokter yang mengobatinya.

Mereka pun akhirnya pulang. Yuhane langsung naik di sebelah nenek Sri. Namun ia kesusahan naik. Karena roknya yang sempit.

Spontan saja ia mengangkat kainnya. Revano yang melihat Deni yang melotot. Mengangkat tubuh Yuhane dan mendudukkan di kursi..

"Susah banget ya mulutnya mknya tolong." Sindir Revano kesal nggak jelas.

"Makasih Bos." Jawab Yuhane santai. Nenek Sri yang melihat sikap cucunya yang sangat perhatian pada gadis tersebut tersenyum.

"Nggak sedih ya. Batal nikah.?" Tanya Nenek Sri setelah mobil di jalankan Deni,sedangkan Revano duduk dis sebelahnya.

"Gimana ya nek.. Dibilang sedih nggak juga. Di bilang seneng nggak juga." Jawabnya asal.

"Oh. Jadi kamu kecewa batal nikah sama si Jalil itu." Sindir Revano yang mendengarkan jawaban Yuhane.

"Eh. Maksudnya bukan begitu juga kali Bos. Maksudnya itu saya kan sedih.. Kasihan kan orang yang udah capek-capek masak eh tahunya Batal pestanya. tentu kecewa dong tetangga saya. nggak jadi makan enak, gratis lagi..he..he.." Jawab Yuhane asal.

Nenek Sri terkekeh. Ia menepuk tangan Yuhane yang tidak terluka." Iya juga ya. Kenapa kamu tidak persilahkan makan tetangganya biar tidak mubazir." Jawab nenek Sri di sela tawanya. Ia tahu bagaimana karakter gadis tersebut.

"Iya juga ya nek. tapi tadi saya kan di bawa lari sama Pak Bos, gimana bilangnya." Jawab Yuhane polosnya.

Deni tertawa namun ia dapat pukulan dari Revano. tawanya langsung berhenti. Sedangkan Yuhane hanya cuek saja tanpa merasa bersalah apapun dengan ucapannya.

Mereka sampai di rumah. Revano kembali mengangkat tubuh Yuhane yang hendak turun.

"Eh Pak Bos. Saya bisa sendiri. Turunkan saja." Seru Yuhane berontak.

"Brisik. bisa diam nggak. Nanti kita jatuh kalau kamu terus sja berontak." Kesal Revano terus membawanya ke dalam rumah dan mendudukkan di ruang keluarga.

Yuhane manyun karena ia merasa malu di perlakukan begitu. "Yang sakit kan tangan, kenapa harus di gendong." sungutnya kesal.

Revano yang masih mendengar menjitak kening gadis tersebut. Hingga Yuhane menggosoknya sambil komat Kamit nggak jelas.

"Buk. tolong bantu Yuhane ke kamar ya. Gantikan bajunya." Perintah Nenek Sri yang tidak tahu kejadian menjitak kening gadis tersebut.

"Nggak usah nek. Aku bisa sendiri." Yuhane pun berdiri dan berjalan. Namun Kakunya tersangkut bajunya sendiri yang berjuntai panjang ke belakang.

Untung saja Revano menarik tangannya dan mereka pun berpelukan. Yuhane yang kaget mendorongnya. Revano yang tidak siap di dorong pun jatuh. Alhasil Revano jatuh ke kursi dengan Yuhane di atasnya.

"HM. Ya udah nenek ke kamar dulu. Kalian lanjutkan mesranya." Sindir Nenek Sri. Yuhane berusaha berdiri namun tidak bisa. Deni yang baru saja masuk melihat keduanya yang sedang intim.

"Jangan berdiri saja. Tolong bantu dia berdiri." Bentak Revano padanya. Deni pun segera menarik lengan Yuhane. Tapi antingnya yang panjang tersangkut oleh gewang baju Revano.

Yuhane yang merasa malu.ia terus saja bergerak. membuat Tubuh Revano panas dingin menahan sesuatu yang bergejolak di bawah sana.

"Kamu bisa diam nggak." Gertak Revano berbisik.

Yuhane yang tidak paham. Dia terus saja bergerak-gerak. Muka Revano sudah memerah menahannya.

"Deni.! Kamu bisa cepat."Bentak Revano.

Deni dan di bantu pembantu mereka membuka anting Yuhane dan dia dibantu berdiri. tapi antingnya masih saja lengket di baju Revano.

Setelah gadis tersebut berdiri. Revano dengan cekatan berlari ke kamarnya. Ia Tidka ingin ada orang yang tahu apa yang sedang ia alami saat ini.

Ia langsung ke kamar mandi dan menidurkan anakoda nya yang sudah on. Akibat ulah Yuhane.

Semua terpana melihat Revano yang berlari. Ia pun di bantu pembantu untuk melamar dan menganggu baju kebayanya yang sangat ribet. .

Malamnya. Revano tidak juga keluar. Deni sudah pulang kembali ke apartemennya. Apartemennya masih satu gedung dengan Revano hanya saja ia ambil yang agak kecil dan lebih murah.

"Buk. Tolong panggil Revano." Perintah Nenek Sri pada pembantunya.

Pembantu tersebut mengetuk pintu, namun sudah berapa kali belum juga di ada sahutan atau di buka. Ia pun kembali melaporkan pada Nenek Sri.

"Ya udah.antar saja makanan ke kamarnya." perintah Nenek Sri.

"Nek. biar saya saja antar makanan buat Pak Bos." Ucap Yuhane cepat. Dan di setujui Nenek Sri. Mereka pun akhirnya menikmati makan malam.Revano keluar kamar dengan tubuh yang agak pusing. Akibat terlalu lama mandi. menidurkan anakodanya.

"Hei. kenapa tubuh kamu lemes gitu nak.?" Tanya Nenek Sri heran melihat wajah pucat cucunya.

"Kepala ku pusing nek." Jawabnya memijit kepalanya yang pusing dari tadi. Insiden tadi benar-benar membuatnya pusing atas bawah.

Yuhane pun berdiri. meminta pada pembantunya minyak gosok atau obat sakit kepala. Untuk Bos nya.

Yuhane hendak membantu Revano mengurut kepala Revano. Namun dengan cepat di cegahnya.

"Tidak usah. bisa tambah pusing aku jadinya. Nek. tolong telpon kan Deni untuk ke sini." Pintanya. Ia pun akhirnya kembali ke kamarnya.

Yuhane yang hendak membantunya di tepisnya." Orang cuman bantu doang." Sungut Yuhane hendak menjauh.

Kepala Revano yang sakit membuatnya linglung dan hampir jatuh. Yuhane membantu memapahnya ke kamar. dan menidurkannya.

"Buk. Tolong bawakan kompres ya." Ucap Yuhane lembut.

Nenek Sri datang memegang kening Revano yang demam tinggi. Dia heran sekali, tadi tubuh cucunya baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba saja demam tinggi.

"Badan kamu panas nak. baiknya nenek panggil dokter dulu ya." Nenek Sri pun menelpon dokter keluarganya.

Tak lama datang dokter bersamaan dengan dokter. tentu saja Deni kaget dengan kedatangan dokter keluarga Bosnya.

"dokter Bram. Siapa yang sakit.?" Tanya Deni tanpa basa-basi.

"Nyonya bilang. Bos anda yang sakit." Jawaban dokter Bram. Jawaban dokter Bram membuat Deni sok. Karena belum lama ia tinggalkan rumah ini. Bosnya baik-baik saja.

Mereka masuk kamar Revano yang sedang tertidur dan di kompres Yuhane.

Dokter Bram yang melihat gadis cantik tersebut mengerutkan keningnya. Deni yang tahu maksud tatapan dokter Bram langsung saja berbisik.

"Jangan macam-macam. Jika tidak mau macamnya ngamuk." Sindir Deni pada dokter yang seusianya.

Yuhane menyingkir saat dokter Bram hendak memeriksa tubuh Bosnya. dokter Bram tersenyum. Karena mata Revano yang terbuka.

"Anda sudah bangun Bos. Apa yang membuat Bos seperti ini.?" Tanya dokter Bram ingin tahu.

"Kenapa kamu kepo. Kamu lakukan saja tugas kamu." Ucap tegas Revano.

Dokter Bram terkekeh. " Ok. lain kali jangan bermain solo terlalu lama. Kenapa tidak di salurkan saja pada orangnya langsung." Bisik dokter Bram yang dapat pukulan dari Revano.

"Awas ya kamu." Bentak Revano menutupi rasa malunya. Ia tidak menyangka dokter keluarga nya itu tahu kalau ia demam karena terlalu berendam menidurkan anakoda yang berkontak cukup lama.

Dokter Bram Kembali terkekeh Bahakan tawanya bergema di ruangan itu. Yuhane dan Nenek Sri yang menunggu di dekan pintu merasa heran.

"Ada apa ya nek. Kok heboh sekali.?" Tanya Yuhane kepo.

Nenek hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Ia pun duduk kembali. Berarti cucunya hanya demam biasa saja. Jadi ia tidak perlu terlalu cemas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!