Sampai di kantor, Revano dan Deni pun masuk ke ruangannya. Begitu juga Yuhane ke pantai. Ia di minta Revano buat teh untuknya.
"Eh. Kok kamu tadi turun dari mobil Tuan Bos.?" Tanya Seorang karyawan yang berpakaian minim.
"Oh. kebetulan saya nunggu angkot, dan Tuan Bos ajak saya naik. mubazir dong jika tidak naik mobil sekeren itu..he.he." Jawabnya terkekeh.
Karena merasa lucu sendiri dengan jawabannya yang spontan. padahal ia semalam tidur di apartemen Bos nya tersebut. Namun ia tidak mau orang tahu.
Karyawan wanita tersebut pun melengos pergi dengan dongkol. Karen jawabna Yuhane membuatnya iri, sudah bertahun-tahun ia bekerja di sana. Namun tidak pernah di lirih Bis nya tersebut. Padahal dia sudah dandan seheboh mungkin agar jadi pusat perhatian. Emang banyak sih perhatiin dia tapi bukan Bosnya yang tidak pernah tersenyum. Tapi pesonanya bikin banyak kaum wanita klepek -klepek.
Yuhane pun mengantarkan minuman pesanan Bosnya. Ia pun mengetuk pintu ruang tersebut.
Deni pun membukakan pintu, terlihat Yuhane datang bawa minuman. " Eh. Kamu buat dua lagi sana gih,ada Nyonya besar." Perintah Deni yang membawa minuman yang di bawa Yuhane tadi.
Yuhane pun menutup pintu. Namun Revano memanggilnya. "Yuhane sini.?" Panggilnya cukup keras. membuat dia sedikit terperanjat.
"I.. Iya Tuan Bos.." Jawab Yuhane terbata karena kaget.
Ia pun masuk menundukkan wajahnya. Ada seorang wanita yang sudah tua namun masih terlihat cantik dan anggun.
"Kamu. tolong temani nenek saya ke mall. Dan ini ATM saya. Nanti saya kirim pasword nya. Deni. Tolong kamu siapkan mobil beserta sopirnya juga mengantar mereka. Ingat kamu jaga nenek saya Dnegan baik." Perintah Revano tegas.
Yuhane mengangguk." Baik. Dengan senang hati Guan Bos. Mari Nyonya.." Ujar Yuhane lembut pada wanita tua tersebut.
"Panggil Nenek Sri saja." Ujarnya tersenyum. Dan menggandeng tangan Yuhane untuk keluar.
Yuhane menurut saja tanpa membantah, Revano pun lega. Karena nenek tidak mungkin lagi tanya-tanya soal pendamping hidup untuk sementara waktu.
Yuhane pun mengikuti langkah Deni yang mengantar mereka ke mobil yang telah di siapkan serta bodyguard.
"Hei. wanita tua mana yang kamu bawa.?" Tanya Karyawan wanita tadi yang bernama Revi.
Yuhane terus jalan menggandeng tangan Nenek Sri, ia tidak tahu pertanyaan wanita tersebut apakah untuk dirinya.
Revi pun menghadangnya. " Kamu dengar nggak. kenapa kamu bawa wanita tua ini ke perusahaan. Apa kamu mau di pecat ah..!" Hardi Revi sok berkuasa.
Nenek Sri diam saja. Ia ingin tahu sikap gadis yang menggandengnya. Tapi terlihat reaksinya hanya santai saja. Bahkan menoleh saja tidak.
"Maaf ya mbak. Saya kan mau keluar. Bukan mau bawa masuk.. Mbak lihat sendiri kan kami menuju pintu.?" Tanya Gadis tersebut santai. .
Nenek Sri terkekeh mendengar jawaban gadis tersebut. pantas saja anaknya mempercayai gadis tersebut mengantarnya jalan-jalan.
Deni yang merasa aneh. karena belum juga terlihat Yuhane dan nenek Sri yang merupakan Nyonya besar mereka. Ia pun masuk kembali dan melihat Yuhane sedang berbicara dengan seorang karyawan wanita.
"Ya udah.! Kamu antar dia keluar dan balik kerja." Perintah gadis tersebut angkuh.
Yuhane terkekeh. " Iya Nyonya besar.. Apa masih ada. Nanti saya kena pecat benaran kalau terus juga di sini." Ujarnya santai.
"Pergi sana. Nek aku lihat wajah kamu yang kampungan itu." Istrinya.
Yuhane tetap saja terkekeh. Nenek Sri melirik gadis yang tidak melepaskan tangannya. Terus menjaganya.
Deni pun Tidka jadi menyusul, dia hanya menonton dan menunggu saja di depan mobil.
"Udah selesai.?" Tanya Deni pada Yuhane yang baru saja mendekat.
"Belum aja berangkat kok udah selesai" Jawabnya.
Nenek Sri tertawa. Ia tidak bisa menahan tawanya lagi." Kamu gadis lucu ya. Udah yuk kita berangkat untuk bersenang-senang, kita kuras itu ATM Si beruang kutub itu." Tawa Nenek Sri.
Yuhane pun tertawa,ia pun mengerti. Kalau Bosnya itu di beri nama Beruang kutub oleh neneknya sendiri, tentu saja ia tertawa.
"Eh. Tunggu dulu. Mana handphone kamu.?" Tanya Deni saat Yuhane akan masuk mobil.
Tanpa tanya Yuhane menyerahkan handphone buntutnya. Deni menyalin nomornya ke handphone tersebut dan menyimpan nomor gadis tersebut.
"Udah. Hati-hati. Kalau sudah selesai kabarkan ke say. Ini nomor saya." Ujar Deni menyerahkan handphone gadis tersebut. Yuhane yang melihat nama Deni di layar handphone tentu saja terkekeh.
"Baik Pak Asisten ganteng." Jawabnya dan masuk di samping nenek Sri.
Sepanjang jalan. Nenek Sri tertawa terus. Karena Yuhane selalu saja bercerita apa saja yang bikin nenek Sri tertawa.
"Udah. Kita sudah sampai. simpan dulu cerita kamu, kita cari tempat makan dulu. Kamu udah makan.?" Tanya Nenek Sri lembut..
"Gimana Aya nek. Tadi kita udah makan di apartemen Tuan Bos. Tapi saya kan temani nenek saja makan ya." Jawab yang tidak menyadari ucapannya sendiri.
Nenek Sri tersenyum. Ia berpikir kalau anak cucunya sudah dekat berarti dengan gadis ini, lantas saja ia berani memberikan ATM nya dengan mudahnya.
"Kamu sering tidur di apartemen Revano.?" Tanya Nenek Sri saat mereka menunggu pesanannya. Sedangkan bodyguard di suruh nenek makan juga yang tak jauh mejanya dari mereka.
"Nggak kok nek. baru semalam. Itu pun kita bersama Pak Deni juga. kebetulan saya kemarin ke hujan dan..." Ucapan terputus. Ia ingat dengan sepedanya.
"Ada apa?" Tanya nenek Sri khawatir juga. Melihat ekspresi gadis tersebut panik.
"Itu nek. Sepeda saya. Saya kirim kesan pak Deni dulu nanya sepeda saya." Jawabnya dan mengirim pesan pada Deni. Namun belum juga di jawab. setelah beberapa menit.
Yuhane sangat kaget. ("Kata Bos. Beli aja yang baru. Eh motor metik aja sekalian) pesan Deni.
Yuhane tentu saja tidak percaya. motor kan harganya mahal. Ia tidak habis pikir dengan bos tersebut.
"Ada apa?" Tanya Nenek Sri yang menikmati makannya.
"Nggak Nek. Itu cucu beruang kutub nenek ada-ada saja. Saya nanya sepeda saya. Eh dia bilang beli aja yang baru. Atau kalau nggak beli motor metik sekalian. Kan mahal nek." Seru gadis tersebut tidak terima.
Nenek Sri gemes dengan gadis yang ada di sampingnya. Udah.. kita makan dulu baru nanti kita shoping." Tegurnya.
Nabil pun menikmati makanan yang ada di depannya. padahal tadi dia bilang sudah sarapan tapi aja habis makanya. Nenek Sri tertawa.
"Ada apa ya nek. Apa ada yang lucu." Tanya pada wanita tua tersebut.
"Kamu tuh ya. Tadi bilangnya kenyang. Tapi makanya tetap aja di embat habis semua." Ujar nenek Sri yang merasa lucu.
"Eh. Iya ya nek. kemana makanannya ya. Oh mungkin perut saya merasa kasihan dengan makanan yang ada. takutnya mubazir kali ya nek.he.he.." Kekeh gadis tersebut, nenek Sri hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah gadis tersebut yang konyol apa adanya tanpa merasa jaga imagenya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments